Share

Istri Bayaran Sang Billionaire
Istri Bayaran Sang Billionaire
Penulis: Anj.aa

Ch-1. Diusir

"Dasar anak tidak tahu diuntung! Dibiayai mahal-mahal untuk kuliah, kamu bukannya belajar, malah membawa bayi! Jika kamu tidak pintar, setidaknya jangan bawa aib dalam keluarga!" 

Teriakan lantang penuh amarah itu terdengar menggema di ruangan luas yang hanya berisi empat orang.  Satu-satunya lelaki yang berada di sana, tampak begitu marah dengan dada naik turun akibat napasnya yang menderu. Sebagai kepala keluarga, dia merasa dipermalukan dengan kelakuan Yuki, putrinya. 

Sementara itu, Yuki terus saja berlutut di hadapan ayahnya. Dia terus saja menangis terisak sambil menggendong bayi dalam pelukannya. Bahkan, dia tidak mempedulikan penampilannya yang sudah berantakan akibat air mata dan beberapa luka lebam bekas pukulan. 

"Ayah, aku mohon … dengarkan penjelasanku dulu," pintanya memohon dan sangat memelas. 

"Penjelasan apalagi, Yuki? Semuanya sudah jelas jika selama ini kamu memang wanita malam!" Kini ibu tiri Yuki yang berbicara. Wanita paruh baya, yang telah menjadi ibunya hampir satu dekade itu, bersikap seolah merasa malu mengakui Yuki. 

"Ma, ini fitnah. Foto itu tidak nyata, aku hanya dijebak dan–" 

"Dijebak tapi sampai mempunyai bayi, Yuki?" sela kakak tiri Yuki menyindir dengan sinis.

Seketika lidah Yuki kelu. Dia bingung harus memulai dari mana untuk menjelaskan semua yang telah terjadi padanya.  Tidak ada yang mau memihaknya.

Wanita itu masih terisak, sambil sesekali menenangkan bayinya yang sedang rewel. 

"Pergilah, aku tidak ingin melihatmu lagi. Kamu bukan anakku mulai sekarang!" Sang ayah lalu mengusir anak kandungnya sendiri dengan tegas. Dia bahkan tidak mau memberikan waktu, bagi sang anak untuk menjelaskan. 

"Ayah, aku mohon … tolong. Setidaknya, biarkan Aiden aman malam ini. Di luar sedang hujan. Besok, aku janji akan–" 

"Pengawal!" teriak Tama, tanpa mau menerima alasan sang anak. "Bawa Yuki keluar dari rumah, jangan izinkan dia menginjakkan kaki lagi di rumah ini! Siapa pun yang berani menolongnya, berarti melawanku, Tama Abrisam!" perintahnya ketika anak buahnya menghadap padanya. 

Seketika tubuh Yuki ditarik paksa untuk menjauh dari sana. 

Dia berusaha berontak, memohon pada sang ayah agar tetap diizinkan tinggal setidaknya hanya untuk satu malam. Tetapi, harapannya sia-sia tatkala dirinya terus didorong keluar rumah dalam keadaan hujan yang begitu deras. 

"Tidak, Ayah … tolong, sekali ini saja. Ayah." 

“PERGI!!!”

*****

Napas Yuki terengah. Dia tiba-tiba bermimpi kejadian beberapa hari yang lalu. 

Perlahan, dia menenangkan diri, sambil menatap ke sekelilingnya. Tepat saat itulah, dia baru sadar jika bus yang ditumpanginya sudah kosong. Ternyata, dia telah sampai di terminal. 

Yuki menunduk, melihat bayi kecil yang saat ini berada dalam gendongannya. Menyadari Aiden masih tertidur pulas, membuatnya tersenyum dengan senang. 

Dengan cepat, dia segera beranjak untuk mengambil tasnya dan segera turun dari bus. 

"Akhirnya, aku sampai juga," gumamnya lirih. Entah bagaimana nasibnya nanti di Jakarta, tetapi Yuki memutuskan untuk terus berjalan sambil menggendong anaknya. 

Terlebih, dengan dua tas besar berada di tangan, sebenarnya Yuki sedikit kesulitan saat berjalan. 

Sayangnya, baru saja berjalan sepanjang dua meter, seseorang tiba-tiba berlari ke arahnya.

Bruk! 

Tas Yuki diambil secara paksa. 

"Jambret, tolong ada jambret!" teriak Yuki sambil berlari–berusaha mengejar orang yang membawa kabur tasnya itu. 

Wanita itu terus berlari, mengejar sang jambret karena tak ada seorang pun yang mau membantunya. Namun, saking fokusnya Yuki berlari, dia sampai tidak menyadari jika lampu lalu lintas sudah berubah warna. 

TIN!!! 

Suara klakson yang terdengar nyaring, membuat Yuki akhirnya tersadar akan kecerobohannya.

Instingnya membuat Yuki berjongkok dan memeluk anaknya dengan erat–bersiap merasakan sakit ketika ban mobil berdecit sangat kencang di sebelahnya. 

Yuki terdiam takut–dengan tubuh gemetar. 

Hal terakhir yang Yuki lihat sebelum jatuh dalam kegelapan, adalah seorang lelaki yang mendekatinya dengan panik. 

"Tolong!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status