"Kau telah mengandung darah dagingku, maka jangan pernah berharap bisa lolos dari genggamanku!" Satu malam mengubah kehidupan Stesianna Hyerdi, dirinya telah dijebak dan dibuat mabuk oleh sahabat dan kekasihnya, sialnya Anna salah masuk kamar dan menghabiskan malam dengan laki-laki yang dia pikir seorang laki-laki bayaran. Namun ternyata, dia adalah seorang Arthur Anderson, seorang CEO sombong yang ternama. Beberapa bulan kemudian takdir kembali mempertemukan mereka dalam keadaan Anna yang tengah hamil anak Arthur, dan Anna masih tidak mengenali siapa Arthur yang tak lain ayah biologis anaknya. Rasa penasaran dan mengetahui kalau Anna tengah hamil, Arthur menciptakan jebakan untuk terus membuat Anna terperangkap bersamanya. Sebuah pernikahan kontrak yang Arthur tawarkan semata membalas hutang keluarga Hyerdi pada Arthur, meskipun di balik itu semua tidak ada batas bagi Arthur mengikat Anna untuk terus bersamanya, karena Anna tengah mengandung darah dagingnya. Hingga satu fakta mencengangkan datang saat Anna tahu tahu Arthur adalah Ayah dari anak yang Anna kandung.
View More"Eungh, di mana kamar yang aku pesan? Tubuhku panas.."
Seorang gadis cantik melangkah berat dan sempoyongan di lorong kamar hotel. Stesianna Hyerdi merasakan tubuhnya panas setelah ia meminum sebuah minuman yang diberikan oleh kekasih dan sahabatnya.Satu setengah jam yang lalu, gadis yang kerap dipanggil Anna tersebut merayakan pesta ulang tahun sahabatnya. Namun setelah dibuat mabuk berat, dengan tega sahabat dan kekasihnya pun pergi tanpa mempedulikannya, mereka meninggalkan Anna hingga gadis itu memutuskan memesan kamar di hotel itu untuk satu malam. Anna tidak mungkin pulang dalam keadaan mabuk, Papanya pasti akan sangat-sangat marah.Di sisa kesadarannya kini yang semakin memudar, Anna berdiri di depan sebuah pintu. Ia menatap pula pintu di seberangnya."Ke-kenapa nomornya sama? Arrghh, pasti yang ini... Ya, pasti yang ini!" gumam gadis itu pelan menunjuk dia pintu yang berhadapan.Anna mendorong pintu kayu cokelat di hadapannya dan masuk ke dalam kamar hotel. Rasa panas yang mendera tubuhnya membuat Anna mati-matian mengerang melawannya.Sialan dengan sahabat dan kekasihnya yang sudah membuat Anna seperti ini. Gadis itu melepaskan dress merah yang dia pakai usai menutup pintu, langkahnya sempoyongan mendekati ranjang."Apa yang terjadi dengan tubuhku," lirih Anna tersiksa. "Ugghh panas sekali..."Di tengah kegelisahan gadis cantik di atas ranjang king size berwarna putih tersebut, tiba-tiba pintu kamar mandi hotel terbuka dan menampakkan seorang pria berbalut kimono putih, berparas tampan rupawan, berambut hitam, dan memiliki tubuh tinggi besar, yang kini mengerutkan keningnya menatap adanya seseorang di kamarnya.Pria dengan iris mata hitam pekat itu melangkah mendekati ranjang menatap gadis di atas ranjangnya yang tengah gelisah merintih dan menanggalkan pakaiannya."Apa yang kau lakukan di kamarku, Nona?!"Suara bariton pria itu membuat Anna membuka kedua matanya, kepalanya kian pening hingga ia tak mampu melihat jelas wajah pria itu, hanya suara tegas yang mampu didengar oleh indranya.Bagaimana bisa di dalam kamar yang ia pesan ada seorang laki-laki? Mungkinkah dia laki-laki bayaran?"Nona," ulang pria itu.Anna beranjak, tidak peduli lagi dari manapun asal pria ini berasal, dia menarik handuk kimono putih yang pria itu pakai."Tolong... Tubuhku sangat panas!" pinta Anna dengan wajah memerah dan napasnya yang terengah. "Aku akan membayar berapapun yang kau mau!"Laki-laki itu menaikkan salah satu alisnya. Dia mendekatkan wajahnya di hadapan Anna dan mengapit lembut dagu mungil gadis itu hingga membuat sang empu mengerang dengan sentuhan kecil."Apa yang kau katakan?! Pergi dari kamarku!" usirnya sinis melepaskan tangannya di dagu Anna."Sialan! Kau tidak mau uang, hah?!" teriak Anna, lagi-lagi dia mengira kalau pria ini adalah pria bayaran.Pria itupun menyunggingkan senyumnya, ia mencondongkan tubuh kekarnya di hadapan Anna hingga gadis itu tak sadar memeluk leher pria asing di hadapan dan mencoba mengecup bibir pria asing itu.Anna yang sangat amatir dalam hal semacam ini, ia hanya berusaha melawan apa yang dia rasakan."Seseorang memberikan obat padamu," gumam pria itu begitu Anna menariknya ke ranjang."Ayo cepat lakukan apapun untukku! Aku akan membayarmu dua kali lipat dari biasanya kau meniduri para wanita!" teriak Anna, dalam mabuk pun dia bisa marah-marah."Kau wanita yang berani." pria itu tersenyum, ia mengusap lembut halus pipi putih Anna."Oh sial! Ini sangat menyiksaku!" rintih Anna lagi-lagi.Pria itu melepaskan kimono putihnya dan melemparkan begitu saja. Sejak tadi Anna sudah menggodanya, dan membuat jiwa pria itu bergejolak.Ia mendekati wajah Anna dan berbisik, "baiklah kalau ini yang kau inginkan, Cantik. Nikmatilah keputusanmu."Bisikan itu menjadi akhir ucapan pria itu sebelum dia mengecup bibir Anna, mulanya kecupan itu begitu lembut hingga berubah menjadi menggebu dan bergejolak bagi keduanya.Untuk pertama kalinya Anna disentuh oleh seorang laki-laki, meskipun ia memiliki kekasih, tapi Anna tidak pernah melakukan hal yang melampaui batas. Namun malam ini, dirinya malah berbagi kehangatan dan kenikmatan dengan pria asing.Saat rasa panas di tubuhnya mulai memudar, Anna menitihkan air matanya saat sesuatu yang teramat sakit ia rasakan. Tubuhnya bagai terbelah menjadi dua."Akhh... Jangan," lirih Anna kesakitan.Pria itu memeluknya erat dengan jantung berdebar. Keterkejutan menghampirinya, terasa jelas hangatnya napasnya di telinga Anna."Kau masih perawan?" Suara dalam pria itu.Anna hanya memejamkan kedua matanya erat hingga terasa ibu jari pria asing itu menyapu lembut pipinya.Dia tidak mengira kalau ternyata Anna masih gadis yang suci, dan pria tampan ini merenggut kesuciannya tanpa perasaan."Sudah," bisik Anna mendorong pundak kekar itu dengan kedua mata tertutup."Aku tidak bisa berhenti sekarang," bisiknya pelan dan lembut. "Aku tidak akan melepaskanmu."Dan malam ini, Anna benar-benar jatuh ke dalam jurang terdalam. Ia melepaskan kesuciannya pada pria asing yang sama sekali tidak ia kenali, dan Anna memikirkan kalau dia akan membayar pria ini atas perbuatannya. Itu semua adalah kesialan yang menyiksa.Saat pagi tiba..Anna membuka kedua matanya yang berat, gadis itu mengerang merasakan kebas sekujur tubuhnya. Pemandangan kamar asing membuat gadis itu tersentak.'Ini bukan kamarku!' batin Anna menjerit.Anna hendak bangun, namun tubuhnya terasa hancur dan remuk. Gadis itu berusaha tertatih bangun, dirinya sendirian dan tubuhnya tak berbalut sehelai benang pun."Tidak, tidak, apa yang sudah terjadi?! Apa yang sudah aku lakukan?!" Anna mengapit selimutnya dan memegangi kepalanya.Perlahan ingatannya mulai terkumpul dan mengingat kegiatan semalaman dengan pria asing yang menguasai tubuhnya di dalam kamar ini.Anna menoleh ke arah nakas, tasnya masih berada di sana. Dia membuka tasnya dan semuanya masih utuh, dari dompet, juga ponselnya.Padahal dirinya yakin kalau semalam pria mungkin seorang pria bayaran atau gigolo. Meskipun Anna tak mengenalinya pasti, dan tidak ingat sama sekali tentangnya. Tapi anehnya, pria itu tidak meminta upahnya, dia malah hilang dan Anna juga masih bertanya-tanya."Bodoh!" maki Anna menjambak rambut panjangnya. "Bagaimana semua ini bisa terjadi?! Siapa pria itu? Siapa dia?! Di-dia tidak meminta upah apapun?! Dia bukan pria bayaran?!"Amarahnya kembali menyeruak mengingat semalam ia dibuat hancur oleh sahabat dan laki-laki yang selama ini dia cintai. Anna mengambil ponselnya, ia mencoba menghubungi kekasihnya. Laki-laki itu semalam memaksa Anna dan meninggalkan Anna di bar, dia sengaja membuat Anna mabuk, juga pastinya yang memasukkan obat ke dalam minuman Anna.Anna berteriak marah saat nomor itu sudah tidak bisa dihubungi, gadis cantik itu menangis frustrasi."Laki-laki sialan! Brengsek!" teriak Anna membanting ponselnya saat itu juga.Anna kini takut, bayangan kemarahan kedua orang tuanya saat tahu apa yang terjadi padanya kini.Kemurkaan Papanya, membuat dada Anna nyeri. Setelah semalam kabur dari rumah, mabuk, dan berakhir di atas ranjang dengan pria asing yang merenggut kesuciannya, Anna berada dalam masalah besar.Cepat Anna menyeka air matanya. "Ya Tuhan, bagaimana ini? Apa yang harus aku katakan pada Mama dan Papa? Dan laki-laki semalam, siapa dia?!""Ya, aku akan membakar kertas sialan ini!" Arthur menundukkan berkas itu di hadapan Anna dan merobek-robeknya dengan wajah dipenuhi amarah dan kekesalan. Wajah Anna menjadi teduh, wanita itu melangkah mendekati Arthur dan mencekal kedua tangannya. "Sudah Arthur, apa yang kau lakukan!" "Kau akan pergi kan, setelah anak itu lahir dan kau berikan padaku?" tanya Arthur dengan wajah dinginnya. "Bukannya itu yang kau minta?" tanya Anna memasang ekspresi serba salah. Arthur tertawa sumbang, dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali merobek berkas tersisa di tangannya. "Persetan dengan berkas ini, Anna!" pekiknya kesal. "Dengar, kau tidak boleh pergi dari sisiku!" Tatapan mata Anna begitu asing menatap sosok suaminya. Apa ini Arthur yang selama ini Anna kenali? Kenapa berbeda? Apa dia mabuk?Perlahan Anna mendekatinya, kedua tangannya terangkat dia berjinjit menangkup kedua pipi suaminya yang tengah emosi. "Ada apa denganmu? Kau tidak seperti Arthur yang aku kenal," ujar Anna p
"K-Keinz, kau..!" Anna memasang wajah marah, dia langsung memeluk lengan Arthur dengan kencang. Tatapan mata laki-laki berambut hitam itu tertuju pada Arthur yang berdiri menatapnya dengan tatapan datar, dingin."Siapa dia, Sayang?" tanya Arthur pada Anna. "Sayang?!" Keinz memekik dan melangkah mendekati Anna. Namun tentu saja Arthur lebih dulu menarik cepat pinggang Anna untuk merapat padanya. "Saya suaminya Anna, kau siapa?!" seru Arthur dengan wajah sombong, andalannya. Keinz seolah tak percaya. Tapi Anna memeluk tubuh Arthur dan mendongak menatap sang suami."Dia mantan kekasihku. Gara-gara dia aku terjebak dengan seorang laki-laki," ujar Anna kacau. Seringai muncul di bibir Arthur, karena laki-laki di depannya ini ia bisa bertemu dengan Anna. Dan menjadikan wanita ini miliknya seutuhnya. Tanpa Anna duga-duga, Arthur kini berjalan mendekati Keinz yang diam menatapnya waspada. Sampai akhirnya Arthur mengulurkan tangannya di hadapan Keinz dengan wajah santai. "Apa maksudmu
Sebenarnya Anna khawatir saat Arthur mengajaknya pulang, dia takut kalau Mama dari suaminya itu masih di rumah, tapi ternyata tidak, wanita itu sudah pulang. Bulu kudu Anna merinding saat Arthur membuka pintu rumahnya. Telapak tangannya mencengkram erat pergelangan tangan Arthur. "Mama sudah kembali, jangan takut." Arthur memahami perasaan Anna. "Ka-kau tidak mengusirnya, kan?" "Menurutmu?" Laki-laki itu membalikkan badannya dan menjadi sepenuhnya menatap Anna yang berdiri di tengah-tengah ruang tamu rumahnya. "Bukannya aku sudah berjanji padamu kalau aku akan menyingkirkan segala sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, bukan?" Kan, Anna sudah menebak Arthur pasti mengusir Mamanya hanya demi Anna. Apakah ini cintanya atau sekedar perasaan peduli saja?"Ayo ke kamar, istirahat dulu." "Kau tidak sibuk? Boleh aku minta tamani sebentar saja?" pinta Anna seraya menggenggam tangan Arthur berjalan ke lantai dua. "Heem, tentu saja boleh." Arthur mengikuti Anna berjalan masuk ke dalam kam
"Anna~" Arthur menggenggam erat telapak tangan Anna saat dokter mengobatinya. Dia tidak mau keluar saat dokter memintanya meninggalkan ruangan pemeriksaan. Istrinya pingsan dan napasnya sesak, belum lagi tamparan keras Caisan hingga tak hanya membuat wajah Anna memar, tapi juga keluar darah dari hidungnya. "Bagaimana dengan Istriku? Apa sangat parah?" tanya Arthur menatap dokter laki-laki yang baru saja selesai memeriksa Anna. "Tidak Tuan, tapi mungkin pasien akan mengalami trauma. Untuk kedepannya kami masih terus memantau," jelas dokter itu pada Arthur. Anggukan Arthur berikan, dokter pun gegas keluar dari dalam ruangan kamar inap itu. Rasa marah masih menggelayuti Arthur, tak terima dan ingin menghabisi siapapun yang menyentuh Anna. "Si brengsek itu tidak pantas kau panggil Papa, Anna," bisik Arthur mengusap pipi Anna yang memar parah. "Dia hanya pecundang yang tidak tahu malu!" Memar membiru di wajah Anna membuat Arthur ingin rasanya menghajar dan menghabisi Caisan saat in
"Aku harus pulang, aku tidak punya tujuan ke mana-mana lagi." Anna berucap gelisah seraya menyandarkan kepalanya di sandaran bangku bus. Terpaksa Anna pulang ke rumahnya menggunakan bus, dia hanya mempunyai sedikit uang, dan Anna kabur dari Arthur. Sepanjang perjalanan dia hanya terus memikirkan untuk membujuk Papanya agar Anna diizinkan tinggal di sana beberapa hari saja, setidaknya setelah Letta pergi. "Permisi Nona, bus sudah berhenti di tempat yang Nona tuju," ujar sang sopir bus yang duduk di samping Anna. "Oh, ya ampun, iya Pak," jawab Anna terburu-buru. Perlahan Anna menuruni tangga bus dan kakinya kini menapaki trotoar jalanan yang berada tak jauh dari rumahnya. Langit pun gerimis menambah rasa sedih di harti Anna kian Demak terasa. Butuh lima menit Anna sampai di rumahnya dan gadis itu juga langsung masuk ke pekarangan ruang mengah milik kedua orang tuanya. "Loh Nona Anna," sapa penjaga membuka gerbang pintu cepat-cepat. "Pak, apa Mama ada?" tanya Anna pada laki-laki
Kedatangan Letta, Mama Arthur membuat Anna merasa tidak nyaman sama sekali. Wanita itu kini duduk di ruang makan sembari menyeduh secangkir teh. Sejak tadi dia menunggu Anna karena penasaran seperti apa yang bernama Anna, dan kini gadis itu sudah muncul, turun ke lantai satu berjalan ke arahnya. "Sayang, itu Mamaku," ujar Arthur yang menemani Anna dan merangkulnya. Anna tertunduk dan tetap berjalan mendekat. Sedangkan Letta langsung bangkit dari duduknya. "Wow, ini yang namanya Anna? Menantu Mama?" tanya wanita itu dengan nada ramahnya. "Cantik sekali, Arthur!" Deg...Anna langsung mengangkat wajahnya menatap wanita itu. Sulit dipercaya jika Letta menyapa dengan gaya seolah-olah dia menyukai Anna. "Pantas saja kau meninggalkan Sonya, kalau Anna ternyata secantik ini," ujar Letta."Terima kasih, Nyonya," balas Anna tertunduk. "Nyonya? Astaga... Nak, aku ini Mama mertuamu," seru wanita itu terkekeh. Arthur hanya diam, ia tidak tahu ini sungguhan atau sebuah sandiwara yang memang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments