Khair dan Khaira

Khair dan Khaira

Oleh:  Eneng Susanti  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
125 Peringkat
91Bab
9.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pada hari pernikahan Khaira, seseorang yang mengaku sebagai adiknya muncul dan menggagalkan pernikahan tersebut. Pemuda berseragam putih abu-abu itu datang tepat pada saat Khaira mengiris nadi di pergelangan tangannya karena tidak mau dinikahkan paksa dengan lelaki yang pernah mencoba merenggut kehormatannya. Kemunculan adik yang belum pernah dikenalnya itu menjadi penyelamat masa depan Khaira.  Bersama Khair, dia meninggalkan keluarga toxic yang selama ini mengungkung hidupnya. Namun, siapa sangka mantan calon suami Khaira mencari dan mengusik kembali kehidupannya. Sementara Khair harus pergi meninggalkan Khaira, demi melanjutkan kuliah ke luar negeri setelah dia merasa sakit hati karena kekasihnya dijodohkan dengan lelaki yang tak lain adalah dosen di kampus Khair sendiri. Maka, tercetuslah sebuah sumpah yang membuat Khaira menelan simalakama, serba salah, bahkan hampir kehilangan arah, hingga langkahnya terbentur pada pilihan untuk segera menikah. Tapi dengan siapa? Bagaimana Khaira mengatasi trauma dan nasib malangnya?

Lihat lebih banyak
Khair dan Khaira Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Teha
Wuih, blurb barunya mak uus punya banget ini.. k to the e to the r to the e to the n haha
2023-10-13 17:06:29
0
user avatar
yenyen
its a must to read this novel. Not just a story but its full of learning how to be a moslem
2023-09-03 07:46:24
1
user avatar
Eneng Susanti
singgah dan bacalah, walau sejenak. Terima kasih banyak ...
2022-12-23 00:52:17
0
user avatar
Lin shi
semangat kk
2022-06-16 19:13:32
2
user avatar
Eneng Susanti
Siapapun yang membaca cerita ini, tolong berikan tanda dengan komen atau ulasan. Walau hanya sepatah dua patah kata, itu sangat berarti bagi penulisnya 🥲 Terima kasih buat semua yang sudah memberikan ulasan ...
2022-06-06 15:25:49
0
user avatar
CahyaGumilar79
Keren Kak aku follow yah
2022-05-11 14:41:39
1
user avatar
Fosh Gaming
Lanjutin ceritanya dong kak ga sabar nih semoga secepatnya di buat sekuelnya yah kak')
2022-05-11 00:55:35
1
user avatar
Dito aditia
Pelanggan yang aneh is on.
2022-05-09 00:24:58
2
user avatar
Dito aditia
Jodoh is on. selamat idul Fitri kak. mohon maaf lahir batin
2022-05-08 23:45:38
1
user avatar
Dito aditia
poligami is on
2022-04-24 17:07:39
2
user avatar
Dito aditia
CEO is on kak
2022-04-17 13:30:51
2
user avatar
CahyaGumilar79
Ceritanya bagus dan menarik pokoknya sukses untuk penulisnya....
2022-04-11 20:00:57
1
user avatar
Ummul Chusna
bagus semoga bermanfaat dan semangat terus untuk berkarya
2022-04-11 14:48:00
1
user avatar
Galuh Arum
lanjut keren kak
2022-04-11 13:58:51
1
user avatar
Dito aditia
si Guntur brengkes braninya main jebakan
2022-04-11 00:38:02
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 9
91 Bab
Buku Harian Klasik Bersampul Kulit Warna Cream
Khaira menemukan sebuah diary yang tergeletak begitu saja di lantai kedai kopi, tepatnya di bawah meja. Entah milik siapa, tapi dia memutuskan untuk menyimpannya. Dia pikir, mungkin besok atau lusa, pemilik diary itu akan datang mencarinya. Namun, sebelum orang itu datang, Khaira bermaksud mengintip isinya. Dia buka sembarang halaman. Ya Allah, aku melihatnya. Masya Allah … aku tidak percaya, gadis seperti itu ada di dunia. Aku pikir dia bidadari surga. Dia tidak sedikitpun melihatku atau tahu keberadaanku, tapi tolong maafkan aku yang tidak bisa berpaling dari wajah itu. Aku khilaf ya, Allah …. Buru-buru Khaira tutup diary bersampul kulit warna cream yang bentuknya menyerupai agenda berstyle klasik itu. “Ini sih pasti punya cowok genit,” pikir dia. Setelah menutup kedai, Khaira pulang ke rumah. Mandi, ganti baju, dan menyiapkan makanan untuk adiknya, Khair. Mereka biasa makan malam selepas Isya. Herannya, mal
Baca selengkapnya
Gadis Berhijab Bernama Rumaysha
Tiga hari sebelumnya, pria itu duduk sendirian di perpustakaan. Setelah menyelesaikan bacaan beratnya berupa setumpuk jurnal, dia hendak menulis sesuatu di sebuah buku. Buku itu bersampul kulit warna cream. Berdesain klasik dan  memang khusus menyimpan catatan pribadinya. Belum sempat membuka lembar halamannya, sekelompok mahasiswa datang menghampiri dan mengucapkan salam padanya, “Assalamualaikum, Ustaz.” “W*’alaikumsalam,” jawabnya, seperti biasa dengan santun dan senyum. Secara spontan dia letakkan buku berdesain klasik ala vintage itu di meja dekat tumpukan jurnal dan buku-buku ilmiah yang baru selesai dibacanya. “Apa kabar kalian?” sapanya. Masih tampak keramah-tamahan yang jadi ciri khasnya. “Alhamdulillah, Ustaz,” sahut mereka serempak. “Ada apa nih, ko kompak menemui saya?” tanya dia. “Afwan, Ustaz,” seseorang dari mereka langsung menyampaikan maksud dan tujuannya, “Terkait kuliah umum pekan depan, ada sedikit perubahan ag
Baca selengkapnya
Pertukaran yang Ajaib
Bruk. Khair meletakkan tas selempang berisi buku-buku dan diktat kuliah miliknya di meja caffe. Beberapa isinya bahkan tercecer. Tempat ngopi yang disebut kedai kopi Khaira itu memang rutin disambangi Khair. Entah pagi, siang, atau sore. Setiap hari, dia pasti menyempatkan waktu untuk mampir di sela-sela kesibukan kuliah, bimbingan, kajian dan kerja sampingannya sebagai guru les privat. Tak hanya penat pikiran, penat hati dan perasaan juga menyelimuti raut muka pemuda tingkat akhir yang sedang merampungkan skripsi itu. “Tumben cemberut?” Suara riang Khaira hadir bersama aroma secangkir cappuccino kesukaan Khair, “Kenapa?” tanya wanita itu dengan cueknya seraya mendudukan diri di kursi caffe. “Enggak apa-apa, Teh.” Khair mencoba mengatur gestur tubuhnya. “Cuma lagi banyak kerjaan aja.” “Banyak kerjaan atau banyak godaan?” canda Khaira. “Enggak apa-apa, tapi bibirnya mancung begitu. Kalah tuh curut ….” celoteh Khaira lagi sambil menopan
Baca selengkapnya
Kuliah Umum
Sepekan berlalu, kuliah umum yang direncanakan Khair dan kawan-kawan aktivis mahasiswa di kampusnya pun digelar. Sedari pagi pemuda itu sudah kebanjiran orderan kopi Kedai Khaira. Sebagai panitia, Khair pun menjalankan tanggung jawab sembari tetap berdedikasi membantu sang kakak. Sebelum acara dimulai, kopi berhasil dia bagikan kepada para pemesan. Kebanyakan dari mereka adalah rekan panitia dan sebagian rekannya di Fakultas Tarbiyah. Aula utama kampus jadi tempat perhelatan akbar kuliah umum pagi itu. Ratusan peserta yang terdiri dari mashasiswa fakultas Tarbiyah tingkat 1 dan beberapa orang perwakilan masing-masing tingkat, serta perwakilan mahasiwa dari fakultas lainnya bergabung memenuhi ruangan yang disekat menjadi dua itu. Bagian depan diisi mahasiswa, sementara bagian belakang diisi barisan mahasiswi.  Suara Khair yang bertindak sebagai moderator terdengar. Dia membacakan profil Ustaz Ahsan yang menjadi pembicara utama dalam kuliah umum bertajuk&n
Baca selengkapnya
Rumah Duka
Tak disangka, usai kuliah, sebuah kabar duka tersiar. Khair langsung menyampaikan kabar itu kepada rekan-rekan panitia saat mereka merapikan tempat acara. “Ustaz Rofiq meninggal sejam yang lalu,” ujar Khair diikuti kalimat “Innalillahi w* inna ilaihi rajiun” serempak dari semua orang yang mendengar, termasuk Ustaz Ahsan. Dosen muda itu belum meninggalkan tempat acara karena masih ngobrol ringan dengan mahasiswa yang mengambil hadiah darinya. Mereka pun sepakat melayat ke rumah duka. Ustaz Rofiq merupakan ketua  prodi  Fakultas Tarbiyah. Dia juga merupakan dosen pembimbing skripsi Khair. Sontak, kabar duka itu mebuat mahasiswa bimbingannya kaget. Sebab, beberapa hari lalu mereka masih bertemu dan berkonsultasi dengan beliau. Saat itu, beliau tampak sehat. “Kulu nafsin dza’iqatul maut,” ucap Ustaz Ahsan mengutip potongan ayat Alquran yang artinya, “Tiap-tiap makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian.” “Kita h
Baca selengkapnya
Tangis Khaira
Di dalam kendaraan yang dikemudikan Ustaz Ahsan, Khair hanya diam. Ustaz Ahsan lah yang memulai pembicaraan. “Kamu kenal Riang?” tanya dia. “Tidak, Ustaz.” “Tapi dia kenal kamu.” Khair mulai merasa tidak nyaman dengan pembicaraan soal gadis berpashmina pink yang selalu membuat dia terganggu itu. “Dia sering titip salam buat kamu ke saya.” Ustaz Ahsan nyengir. “Riang memang begitu. Riang seperti namanya. Saya kenal dia karena sering ketemu dengan umminya yang sahabat ibu saya. Ustaz Rofiq juga sering cerita tentang keponakannya itu. Tolong jangan salah paham soal dia dan saya, ya!” Khair diam saja. ‘Apa sih maksud pembicaraan Ustaz ini?’ pikirnya. Dia tampak tegang. Berbeda dari saat berangkat, kali ini hanya Khair sendiri yang menumpang mobil sang dosen. “Santai aja, Khair!” ucap Ustaz Ahsan seolah mampu membaca pikiran pemuda itu. “Iya, Ustaz.” “Di luar perkuliahan, kamu enggak perlu panggil saya ustaz,” ujar U
Baca selengkapnya
Tragedi
Siang tadi, saat Khair mengiriminya pesan bahwa dia akan pergi ke rumah duka, saat itu Khaira sedang di mini market membeli keperluan bulanannya. Dia pergi sendirian. Tidak lama, hanya sekitar 30 menit. Jarak dari kedai ke mini market pun tak jauh. Khaira hanya berjalan kaki sekitar 15 menit, melewati pangkalan ojol di depan Kampus Khair, lurus hingga ke perempatan jalan. Mini market itu berdiri di jajaran ruko-ruko di sebrang jalan setelah belokan. Ketika dia menyebrang menuju mini market tersebut, Khaira merasa seseorang menguntitnya. Namun, di tempat ramai itu dia tidak bisa mengidentifikasi orang-orang. Walhasil, selama 30 menit di mini market, dia merasakan was-was. Sampai akhirnya, dia membuka pesan w******p dari Khair ketika tepat berada di pojok rak etalase. Khaira tersentak. Seseorang menepuk bahunya dengan kasar. “Khaira!” Seru suara yang datang bersama sentakan di bahunya. Gadis itu langsung menoleh dan mematung seketika. Nanar mata
Baca selengkapnya
Ketika Budi Meminta Balas
Sejak peristiwa traumatis itu, Khaira menjalani aktivitasnya dengan lebih waspada. Namun, empat tahun lalu, ketika usianya menginjak 23 tahun, lelaki bernama Guntur itu muncul kembali dalam rupa yang berbeda di hadapan Khaira. Jika dulu dia menjelma iblis, kini dia berkedok makaikat.Keluarga Khaira tidak pernah tahu tentang kejadian nahas di proyek waktu itu. Saat pulang kerumah dalam kondisi tak karuan, Khaira berdalih dia mengalami kecelakaan sepeda. Itu dia lakukan agar tidak terjadi masalah yang lebih besar.Neneknya yang sakit-sakitan bisa terguncang. Dulu, kakeknya juga meninggal karena serangan jantung setelah mendengar kabar buruk, kebangkrutan usaha. Himpitan ekonomi membuat kakek neneknya dulu memiliki banyak utang kepada rentenir. Usaha warteg yang dijalankan neneknya gulung tikar. Kakeknya yang sudah lama pensiun dari kepolisian akhirnya meninggal. Tinggal Khaira seorang yang berjuang mencari nafkah.Sementara, putri bungsu kakek-neneknya yakni tant
Baca selengkapnya
Kilas Balik
Sejak perjodohan diputuskan, dan hari pernikahan ditetapkan, Khaira merasa sudah kehilangan nyawa. Dia tak lebih dari raga yang tidak punya jiwa. Mati dalam hidupnya. Dia layaknya mayat yang tak selayaknya punya keinginan. Hanya orang lain yang bisa memetakkan dirinya. Dengan pikiran seperti itu Khaira bernafas hingga hari pernikahannya tiba."Tidak ada lagi kehidupan ...."Kala riasan pengantin sudah terpasang, gaun sudah dikenakan, di dalam kamar, Khaira siap mengakhiri semuanya. Pisau cutter sudah dia genggam. Mata pisau sudah siap menyayat nadinya.Lantunan shalawat bergema di luar, menandakan kedatangan mempelai pria."Ampuni Khaira, ya Allah ...."Gadis itu memejamkan mata, menahan perih yang langsung terasa begitu mata pisau menembus lapisan kulit di pergelangan tangannya. Darah mengalir begitu juga air matanya.Suara-suara berisik di halaman dan tengah rumah perlahan meredup. Namun, sebelum Kesadarannya sempurna hilang, Khaira menden
Baca selengkapnya
Konflik Keluarga
Khair ingat, dia terbangun di sebuah ruang rawat rumah sakit tanpa seorang pun menungguinya. Pemuda itu langsung keluar kamar, menyusuri lorong pendek menuju pintu keluar. Namun, di tengah jalan dia mendapati kerumunan di mulut sebuah ruang perawatan.Khair mengenali orang-orang berpakaian indah khas hajatan itu. Dia melihat mereka di acara walimah. Ingatannya langsung tertuju kepada Khaira.“Kehabisan darah dia. Harus transfusi  sepertinya .…”“Iya, kasian Khaira.”“Lalawora, bunuh diri sagala tuda (gegabah, pakai acara bunuh diri segala sih!)”Itu sebagaian percakapan yang Khair dengar dari mulut orang-orang yang berkerumun di sana. Dia beranikan diri membaur untuk mendekati pintu. Orang-orang seketika menyingkir saat menyadari kehadiran pemuda biang onar di walimah itu.Bisik-bisik tentang Khair yang tak dikenali, tentang Khaira yang bernasib malang, sampai tentang ibu mereka yang disebut-se
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status