DIAM-DIAM MENCINTAI SUAMIKU

DIAM-DIAM MENCINTAI SUAMIKU

Oleh:  AINAYOUNG  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
36Bab
884Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Alisha Luna hamil akibat ulah keponakan ibu tirinya. Bukannya mendapatkan keadilan ia bahkan dituduh sebagai perempuan tidak baik hingga akhirnya ia diusir dan bertemu dengan Dani. Lelaki itu baru bertemu dengannya, tetapi rela menikahinya. Semenjak itulah cinta Alisha mulai bersemi dan diam-diam mencintainya, tetapi apakah Dani akan membalas cintanya? Sebab Alisha tahu bahwa Dani hanya sekadar kasihan kepadanya. Alisha. "Menggapai cinta suamiku sangat sulit, apalagi mertuaku tidak menyukaiku."

Lihat lebih banyak
DIAM-DIAM MENCINTAI SUAMIKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
riwidy
Sad nih. Siapa yang smp membuat Alisha mau nekad bundir krn hamil yak. Part awal sudah sangat menarik.
2023-02-09 09:49:27
1
36 Bab
Awal Bertemu Dia
Seorang perempuan berpakaian merah, berumur 20 tahun, berdiri di tepi jurang. Sedikit lagi jika ia maju maka riwayat perempuan itu akan berakhir. Pada pukul 20:07, seorang lelaki juga berada di sana. Lelaki berumur 27 tahun itu tadinya juga akan berteriak untuk mengungkapkan kekesalannya, tapi di saat ia melihat perempuan itu sedikit lagi dalam bahaya, ia segera berseru, "Hey, apa yang kau lakukan di sana?"Perempuan itu terkejut. Ia segera berbalik untuk meninggalkan tempat itu. Lelaki ini segera mengejar perempuan itu. "Kenapa kamu tadi ingin melompat ke jurang?"Perempuan ini berhenti, tetapi tidak berbalik untuk menatap si lelaki. Ia mengusap air matanya setelah itu melangkah pergi.Lelaki itu kebingungan melihat perempuan itu. Ia menggaruk kepalanya sambil melihat ke arah jurang. "Di zaman seperti ini apa masih ada orang yang ingin mati seperti itu?" ***Pada pukul 12:00, Alisha Luna, perempuan yang malam itu ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat ke jurang, kini terdiam sa
Baca selengkapnya
Dia Hamil
Dani merasa cemas karena Alisha muntah-muntah di dalam. Ia mengira mungkin Alisha sedang sakit."Apa kamu perlu obat?" tanya Dani di depan pintu kamar mandi.Alisha membuka pintu lalu perlahan keluar dari kamar mandi. "Aku nggak perlu obat.""Aku khawatir karena kamu muntah.""Aku nggak papa. Bisa tolong antarkan aku pulang?''"Sebaiknya telepon ibumu agar tidak cemas sebab aku akan mengantarmu besok pagi." Alisha mengangguk sambil menerima ponsel dari Dani. Ia sedikit menjauh dari lelaki itu untuk menelepon ibu tirinya. "Halo, Ibu.""Ke mana saja kamu, hah? Pasti kamu di luar sana lagi nginep sama lelaki, ya? Anjas sering mengadu tentang kelakuanmu itu." Suara ibu tiri Alisha.Alisha mencoba bersikap tegar. Ia ingin menangis, berteriak sekaligus marah, tapi ia tidak mungkin bersikap demikian di dekat Dani. "Sekarang kamu ada di mana, hah? Bapakmu sudah mencari kamu ke mana-mana sampai lupa kerja. Pasti gaji yang didapat bapakmu bulan ini berkurang karena harus mencari anak yang ng
Baca selengkapnya
Ke mana Dia?
Dani terkejut dan menyudahi makanannya lalu mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja makan. "Kabari aku kalau dia sudah kembali. Aku akan mencarinya di luar sana.""Iya, Pak." Dani segera memasuki mobil kemudian melajukan kendaraannya untuk mencari Alisha. Di sepanjang jalan tidak luput dari penglihatannya. Namun, sosok Alisha tidak terlihat olehnya. Dani menyesal karena tidak memiliki foto perempuan itu, sebab saat dia berhenti dan bertanya kepada salah seorang pejalan kaki di depan sebuah toko. Dani kebingungan untuk menjelaskan fisik Alisha. Ia hanya bisa mengatakan warna baju dan umur perempuan itu yang dikira-kiranya baru berumur 20 tahun.***Alisha berjalan di tengah keramaian kota Tenggarong sambil membayangkan kejadian pilu sebelum dirinya hamil. Seorang lelaki tiba-tiba memasuki kamarnya. Tepat di saat ayah dan ibunya sedang berada di luar kota karena mengunjungi rumah salah seorang keluarga ibu tirinya yang sedang mengadakan hajatan. Lampu kamar sengaja dipadamka
Baca selengkapnya
Mencurigai
Alisha terdiam bingung karena meragukan mereka, tapi juga tidak berani untuk meminta Dani untuk menemaninya."Tunggu dulu!" cegah Dani sambil menarik tangan Alisha agar tidak dibawa oleh mereka. "Apaan, sih, kamu sudah dengar tadi, kan?" tanya lelaki baju putih."Aku ikut sama kalian untuk memastikan kalau cewek ini nggak sedang kalian tipu," jawab Dani."Astaga, Bro. Kami serius mau bawa dia ketemu sama, Anjas," keluh lelaki baju ungu dengan sikapnya yang terlihat serba salah."Aku akan pulang kalau sudah melihat lelaki itu langsung," kata Dani.Kedua lelaki itu saling melirik. Mereka memberikan isyarat yang sulit dimengerti oleh Dani, tetapi Dani tidaklah bodoh, sebab ia memiliki firasat buruk dengan kedua lelaki itu."Aku cuma mau pergi kalau dia ikut denganku," sela Alisha.Dani melirik Alisha lalu tersenyum. Merasa jika dirinya telah menang karena Alisha berpihak kepadanya. "Oke. Ayo, berangkat!" ajak lelaki baju biru.Alisha dan Dani segera memasuki mobil Dani sedangkan kedua
Baca selengkapnya
Diusir Dari Rumah
Alisha berteriak seraya mencoba untuk mengambil ponsel dari ayahnya. Namun, Anjas segera menangkap tubuhnya sehingga ia tidak dapat mencegah kemarahan ayahnya. "Ayah, ini tidak seperti yang kau---" Plak! Penjelasan gadis ini terhenti mana kala ayahnya menampar keras wajah kirinya. Gadis ini merasakan sakit dan tiba-tiba merasakan pusing. "Dasar anak durhaka! Inikah balasanku selama ini?" Indra membentak sambil memperlihatkan rekaman video Alisha sedang tidur bersama tiga orang lelaki di kamar hotel. Alisha terkejut karena ia mengenali bahwa kamar itu adalah kamar yang semalam ditempatinya. "Nggak, itu bukan aku, Pak!" "Ini jelas-jelas kamu.'' Nadya mengambil alih ponsel Anjas dari tangan suaminya lalu memaksa Alisha untuk memperhatikan video itu. "Anjas, bela aku!" desak Alisha. "Aku awalnya nggak nyangka, tapi itulah kenyataannya,'' jawab Anjas dengan wajah lesu dan kecewa. Alisha tidak menyangka bahwa ibunya dan Anjas akan merencanakan neraka untuknya. Gadis ini menangis hi
Baca selengkapnya
Bertemu lagi
Alisha terdiam saat ia melihat rumah kosong yang sepi jauh dari rumah penduduk sekitar. "Ini rumah, Om?" "Iya. Masuklah!" Madin masuk lebih dahulu. Alisha tampak ragu melangkah masuk ke rumah itu. "Masuklah." "Apa tidak ada tempat lain, Om? Terus terang saya takut di sini. Gelap dan sepi." Ia melihat ke sekitarnya."Bermalam dulu di sini. Besok aku akan antar kamu ke tempat kerja lalu kita akan mencari tempat tinggal untukmu."Luna mengusap perutnya yang mulai bergerak. Nyawa bayi dalam perutnya berdenyut. "Apa kamu lapar? Kita sudah makan tadi." Madin heran melihat Luna yang kini menyentuh perutnya."Nggak, Om. Saya cuma kekenyangan." "Oh, kukira tadi kamu lapar lagi." Madin tertawa. "Ayo, masuk." Alisha memberanikan diri untuk masuk ke rumah itu. Tidak buruk juga seperti yang ia pikirkan beberapa menit yang lalu. Rumah itu terlihat nyaman ditempati walaupun dinding rumahnya tidak diberi cat. Ia meletakkan tas berisi pakaiannya di atas ranjang. "Tidurlah. Aku harus pergi untu
Baca selengkapnya
Calon Istri yang Tak Diharapkan
Madin bingung melihat reaksi Alisha yang tiba-tiba menangis ketika melihat Deni."Kamu kenapa?" tanya Madin.Alisha menggelengkan kepalanya, tidak ingin menceritakan tentang dirinya dan Deni bertemu beberapa hari yang lalu."Dia teman lama, Pak. Mungkin kangen sama sekolah dulu," kata Deni.Madin tertawa, merasa lucu karena seharusnya reaksi Alisha tidak begitu saat bertemu teman lama. "Kupikir tadi apa?""Kami sempat musuhan dulu, pas ketemu sayanya sukses. Mungkin dia malu." Alisha tertawa sambil mengusap air matanya. "Astaga, cuma itu saja," kata Madin sambil melirik Alisha."Berhubung saya dan dia sudah saling kenal, Bapak nggak perlu khawatir. Dia akan saya beri tempat tinggal."Madin menatap Luna. "Baik-baik bekerjanya, ya?"Luna menganggukkan kepala. "Terima kasih.""Sama-sama. Saya masih ada kerjaan. Permisi." Setelah berkata, Madin segera pergi.Alisha itu kini hanya berdua dengan Deni. Alisha hanya berdiri mematung. Dalam hati ia sangat malu karena telah mengabaikan nasiha
Baca selengkapnya
Tidak Sengaja
"Aduh, sakit," rengek Alisha, sambil menutupi lukanya."Apa ini?" Deni melihat jari telunjuk Alisha yang terluka. Ia lalu melihat pisau yang digunakan oleh perempuan itu. "Kamu ngapain, sih? Sini jarimu!""Aku mencoba membantumu." Ia meringis sambil menyerahkan tangannya untuk dirawat oleh Deni."Ayo, duduk dulu!" Deni mengajak Alisha duduk di kursi dekat pintu menuju ruang makan. "Tunggu sebentar." Alisha menyedot darah di jarinya, kemudian ia melihat jarinya yang masih mengeluarkan darah. "Ish..."Deni datang dengan kotak obat. Ia menyeret kursi lalu duduk di hadapan Alisha. "Tahan, rasanya agak perih.""Auh!" Deni menatap Alisha saat perempuan itu menjerit. Ia tersenyum, kemudian berkata, "Kamu cantik bila sedang meringis."Alisha merenggut karena itu artinya Deni tengah mengejeknya. "Kamu suka seperti itu, ya? Suka bila aku sakit.""Maaf-maaf. Aku cuma bercanda." Deni tertawa.Alisha sejenak terpesona menatap wajah bahagia Deni. Deni segera menghentikan tawanya, kemudian menaik
Baca selengkapnya
Gara-gara Pariwara
Alisha tidak dapat tidur. Ia mengalami mimpi buruk. Di dalam mimpinya ia mendapatkan perlakuan buruk dari ibunya Deni. Perempuan ini terbangun ketika ibunya Deni akan menampar wajahnya. Keringat mengalir deras dari pelipis kiri hingga ke dagunya. Ia menelan ludah sambil menggosok wajah. Kilatan cahaya petir tanpa suara kini menerobos masuk dari celah ventilasi di atas jendela. Rupanya tengah ada pemadaman listrik bergilir. Ia mencari sesuatu di laci meja. "Alisha," panggil Deni.Alisha menoleh ke arah pintu." Ya.""Aku membawa lilin." Alisha melihat dengan memanfaatkan penerangan dari cahaya kilatan yang memasuki ventilasi. Ia membuka pintu dan melihat wajah Deni yang diterangi oleh lilin. "Ini lilin untukmu." Deni memberikan lilin yang sudah menyala. "Terima kasih. Em, apa kamu ada? "Aku ada. Pakai saja lilin itu." "Hem, oke." Hatinya berdenyut ketika tidak sengaja menyentuh tangan Deni. "Kamu nggak papa, kan?" Deni heran melihat Alisha yang sepertinya salah tingkah padanya.
Baca selengkapnya
Masih Marahan
Plak! Alisha menampar wajah Dani, setelah itu berlari ke kamarnya. "Kamu salah paham!" Dani berseru sambil menyusul Alisha, tapi perempuan itu telah mengunci pintu sehingga ia hanya dapat terdiam di depan pintu sambil berupaya menjelaskan kesalahpahaman mereka."Aku nggak sengaja, Lis? Aku nggak tahu apa-apa."Alisha menutup kedua kupingnya dengan bantal. Ia sangat kecewa dengan Dani.Dani menghela napas sedalam-dalamnya. Mencoba bersabar dengan sikap Alisha yang enggan mendengar penjelasannya. "Maaf, Alisha. Aku nggak pernah bermaksud merendahkanmu."Alisha terdiam mendengar keputusasaan Dani. Perlahan ia meletakkan bantal sambil merenung. ***Semalam Alisha tidak dapat tidur, jadi ia memutuskan untuk memasak. Meski sangat marah pada Dani, tapi ia tidak mungkin melupakan kebaikan lelaki itu.Dani menatap Alisha, tapi tidak berani menyapanya. Ia makan tanpa bicara sepatah kata pun. Begitupun Alisha, bahkan perempuan itu tidak makan. Sampai pada mereka akan berangkat ke kantor. Alis
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status