MELAYANI TEMAN SUAMI

MELAYANI TEMAN SUAMI

last updateLast Updated : 2023-11-13
By:  Tika PenaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 ratings. 9 reviews
35Chapters
14.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ibra suami sangat perhitungan dan pelit terhadap Nila, istrinya. Memberi jatah harian 30 ribu dan tidak mau tau harus cukup untuk semua kebutuhan. Selain nafkah tak seberapa Ibra juga membebankan Nila mengurusi ibunya yang lumpuh. Nila yang lelah dan tidak bisa kemana-mana, diperhatikan Mada, teman suami sendiri. Segala kekurangannya dicukupi. Walau dengan cara salah memberi menyentuh tubuh. Hubungan keduanya pun akhirnya diketahui. Bagaimana Nila ke depannya? Akankah tetap bersama Mada atau Ibra? Atau menemukan belahan hati lain? ***

View More

Chapter 1

BAB 1

[Bisa kamu beri aku waktu? Lima menit saja di kamar mandi.]

Pesan itu dibaca Nila dengan hati berdebar, dari kontak yang dinamai Mala. Padahal sebenarnya dia laki-laki yang kini tengah berkumpul bersama suaminya dan beberapa kawan lain di ruang tengah. Mereka tengah asik berbincang sambil mengopi dan merokok. 

[Hanya sebentar, Nila. Aku sangat membutuhkanmu.] 

Nila hanya membacanya lagi dan mematung menatap layar ponsel. Diliriknya ruangan depan yang tampak riuh suara obrolan. Hanya suaranya yang tidak terdengar. 

"Mada!" Seseorang melemparinya cangkang kacang hingga lelaki yang sibuk dengan ponselnya itu sedikit tersentak dan mendongak. "Kenapa lo? Diem aja dari tadi." 

"Gak apa-apa." 

"Lo pasti nunggu kopi yang belum jadi kan, Mad? Sebentar." Ibra, suami Nila bangkit dari sofa sembari memasukkan ponselnya ke saku levis. Menuju dapur. 

"Nila! Cepat bikin kopi untuk Mada. Lelet amat!" 

"Busett si Ibra, galak bener sama istrinya. Gak liat-liat ada kita, main bentak aja." 

"Udah biasa dia, kayak baru denger aja. Tiap kita ke sini juga suka begitu."

"Istri cantik, penurut begitu masih digalakin. Ibra ... Ibra ...." 

Tiga orang saling menimpali, tak terkecuali Mada. Mendengar suara Ibra yang kencang dan keras terhadap Nila, dia menahan diri untuk tidak terbawa emosi. 

Nila buru-buru memasukkan ponsel dalam saku baju saat Ibra mendekat. Dari tadi dia terus menggenggam benda itu. 

"Bukannya buatkan kopi malah main hape. Aku bilang cepat buat satu lagi untuk Mada." 

"Kopinya habis, Mas." Nila menjawab pelan sembari menunduk. 

"Ya beli. Kamu pergi ke warung terdekat bukan malah diam." 

"Uangnya?" Nila menadahkan tangan meminta. 

"Aku udah kasih kamu jatah, Nila."

"Uang dari Mas udah abis." 

"Jangan boros-boros mangkannya. Harus pandai mengatur, dong." 

"Mas kasih jatah harian tiga puluh ribu. Mas pikir itu banyak? Tadi siang aku beli gas, beras, sayur, token listrik. Gak cukup uang dari Mas. Sisanya hutang di warung." 

"Mangkannya kamu kerja biar bisa bantu suami. Jangan cuma bisanya ngabisin uang suami aja." 

Nila ingin mendebat tapi lelaki itu keburu pergi. "Tunggu. Aku beli kopinya dulu!" Mulutnya yang sudah membuka untuk bicara terkatup lagi rapat. 

Ibra hendak ke warung. Ditinggalkan dulu teman-temannya. Mada menatap kepergiannya. Setelah punggung lelaki itu keluar melewati pintu dia beranjak bangun. 

"Gue ke kamar mandi dulu," pamitnya. 

Nila terkejut melihatnya datang. Tanpa berkata-kata Mada menarik tangannya, membawa masuk dalam kamar mandi di sudut ruangan dan mengunci pintu. 

"Kenapa pesanku tidak dibalas?" cecarnya.

"Mas Mada di sini banyak orang," jawab Nila takut-takut dan cemas. 

"Aku hanya minta waktu sebentar." 

"Jangan, Mas." Nila menghalau tangannya yang hendak menurunkan lengan baju. 

"Sebentar, Nila. Aku tidak bisa menahannya lagi. Sudah lama kamu tidak denganku. Aku menyusul ke sini karna kamu." Mada berhasil menurunkan semua lengan bajunya. Menatap terkesima pemandangan yang ada. "Aku tidak akan lama," bisiknya. Lalu menyerang dengan kecupan-kecupan. Dia butuh pelampiasan segera.

.

Mada menjauh. Membasuh bekasnya dan membenarkan bawahan. Nila bersandar pada dinding, merapikan pakaian dengan gerakkan lamban. 

"Terimakasih." Mada menyentuh kedua pipinya menatap lembut. "Maaf kalau kamu tidak puas. Nanti aku akan membuat kamu senang dan bukan di sini." Dia lalu mengeluarkan dompet. Memberi lembaran uang merah. "Ambil." Mengepalkanya pada tangan Nila. "Kamu butuh kan? Tadi Ibra bahkan memarahimu." 

Lelaki itu berbalik. Membuka pengunci pintu, tidak bisa berlama-lama lagi di dalam dengannya. "Aku keluar dulu." Menghadap Nila kembali, menyempatkan mengecup bibirnya sekali lagi lalu pergi. Di luar tidak ada siapa-siapa. Mada menghela napas dan kembali ke ruang depan. 

Nila terdiam. Matanya berembun dan bibir bergetar menatap uang di tangan. Setiap kali Mada dengannya selalu memberi. Dia tahu ini salah. Menjalin hubungan diam-diam di belakang Ibra.

Dia seperti itu hanya terhadap Mada saja. Uang darinya dipakai untuk menambal bekal yang kurang dan sebagian disimpan. Dia akan dimarahi jika meminta pada Ibra seperti tadi.

"Nila?" Terdengar suara Ibra memanggil. Dia buru-buru memasukkan uang dalam saku dress. Lalu membuka pintu kamar mandi. 

"Ya, Mas." Ada perasaan takut terhadapnya, terlebih belum lama sudah terjadi sesuatu. Bohong jika tidak merasakan itu. 

"Buatkan kopi untuk Mada jangan lama-lama." Ibra menaruh tentengan plastik berisi kopi sachet di meja. "Dan bawakan ke depan setelahnya." 

"Iya, Mas." Nila mendekat. Membuka kantong belanjaan itu. Ibra baru akan berbalik pergi tidak jadi saat melihat tanda merah di leher istrinya. 

"Apa ini?" tanyanya menatap penuh selidik sembari menunjuk. Nila menjauh menutupi dengan tangan. 

"Bukan apa-apa, Mas. Hanya digigit nyamuk." Berusaha tenang walau hati bergemuruh. Ibra tersenyum kecut tidak percaya.  

"Itu bukan bekas hewan. Masih baru. Tadi belum ada." Dia maju memperhatikan lagi area leher Nila meski ditutupi. Menatap tajam juga dingin. 

"Diantara ke empat temanku siapa orangnya?" tekannya menahan geram. Mencurigai tamu di rumah ini. 

"Bukan mereka, Mas." Nila berkerlit dan melengos. Perlahan mundur semakin takut dan mulai kalut. Salahnya sudah ceroboh. 

"Jawab jujur, siapa?!" Ibra membentak mengguncang kencang bahunya. Juga melepaskan tangan yang masih menutupi leher. 

"Lepas, Mas. Aku mau buat kopi." Gugup suara Nila, tapi Ibra tidak peduli itu lagi. Dia benci melihat tanda merah itu. "Masih tidak mau mengaku? Apa perlu aku memanggil mereka, menanyakan satu-satu?" Nila menggeleng panik sementara Ibra tersenyum sinis. Semakin kuat rasa curiganya. 

"Kamu bermain api di belakangku?" Didorongnya Nila hingga tersungkur. Ponselnya terjatuh dari saku berikut uang ratusan ribu ikut keluar. Ibra melebarkan mata melihatnya. "Kamu bilang tadi tidak ada. Dapat uang dari mana, hah?" Ditarik rambutnya hingga wajah Nila menengadah menatapnya. 

"Jawab!" Namun, bibir Nila tetap bungkam. Hanya pancaran matanya yang menyiratkan ketakutan amat dalam. Juga menahan rasa sakit di kulit kepalanya. Mata itu dipejam erat saat Ibra mengangkat satu tangan.

"Hentikan!" Berhenti di udara saat seseorang melarang. Nila membuka mata kembali dan menoleh. Membelalak melihat siapa dia. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Mery Safitri
ceritnya sangat bagus...
2024-03-03 23:32:06
0
user avatar
Isabella
selalu keren. aku cari" gak ada gak taunya ada tapi ganti baru. cerita yg dulu aku baca juga selalu keren keren
2023-11-20 17:28:11
1
user avatar
Ririichan13
wahh Mas Ibra ada disini ... semangat terus akak ...... syukak banget ama cerita ini
2023-11-02 14:18:48
1
user avatar
Ibook Utami
bagus cerita nya
2023-10-21 15:33:49
1
user avatar
Rich Mama
Akhirnya nemu cerita ini di sini. (✿ ♡‿♡)
2023-10-20 11:30:57
0
user avatar
Irvana Nurmawati
lanjutanxa mana Thor ...
2023-10-10 07:43:44
0
default avatar
Ely Sakti Sihotang
Lanjutkan. Tetap semangat
2023-10-08 21:52:39
0
user avatar
Irvana Nurmawati
kok nggak di up di sini lagi lanjutanxa thor
2023-10-07 09:34:43
0
user avatar
Adny Ummi
seru nih. lanjut, Thooorrr!
2023-10-06 21:45:36
0
35 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status