Beranda / Thriller / Malapetaka Cinta Claire / Part 4 Pantangan Keluarga Roger?

Share

Part 4 Pantangan Keluarga Roger?

Penulis: Allena Sari
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-17 13:41:55

“Di, di kondisi saat ini dan kamu masih mengingatkanku tentang poin perjanjian itu?” Tegasku yang sedikit berontak dengan  apa yang sudah ia katakan.

“Claire, kamu sudah menyetujuinya kan?” Tanyanya singkat sembari mengambil tanganku yang masih gemetaran.

“Tapi di bawah masih kacau, gak apa-apa aku aja yang ambil sendiri..” Ucapku yang masih mengontrol emosiku dengan membantah apa yang diperintahkan Randi.

“Ya sudah tapi jangan sampai ketahuan mama atau papa ya, kamu lewat pintu belakang saja mutar.” Sarannya.

Setelah Randi menyetujui saranku, aku berjalan menuju halaman belakang merogohkan tanganku pada saku rok yang ku kenakan. Mulai ku buka layar ponsel ini dan menuju aplikasi makanan online. Satu per satu menu ku buka dan ku masukkan ke dalam keranjang makanan.

“Udah jadi pesan makanannya?” Dari arah belakangku terdengar suara pria yang beberapa detik kemudian merangkulku.

“Ini sedang pesan Mas, kamu mau makan apa?” Aku menoleh ke belakang sembari melihatnya yang tengah tersenyum kepadaku.

“Kamu pesan apa dulu?” Ia justru melemparkan pertanyaan kembali.

“Ini ayam bakar aja kali ya Mas. Mas?” Randi melepaskan rangkulannya dan berjalan beberapa langkah duduk di hadapanku tepat berada di kolam renang berukuran 4x10 meter.

“Boleh deh, aku ikut pesanan kamu aja sayang.” 

“Mama sama papa mau juga gak ya Mas?” Tanyaku bergidik pelan.

“Boleh beliin aja deh, entar kalo mereka mau kan tinggal makan aja.”

“Mas, mama papa gimana?” Tanyaku lagi sembari menyentuh tulisan order pada layar ponsel.

“Apanya?”

“Mama masih marah gak ya sama aku?” 

“Udah jangan dipikirin, mama tuh tipe orang yang udah sekali aja marahnya tapi ya gitu marahnya meledak-ledak, jangan dimasukkan ke dalam hati ya sayang.”

“Mas…” 

“Hmm? Apa sayang? Apa yang ganggu pikiran kamu?” Ia seolah paham ada yang ingin aku sampaikan.

“Kita gak bisa tinggal di rumah sendiri ya?” Aku ragu-ragu mengungkapkannya sebab tentu saja jawabnnya tidak.

“Claire….” Ia menatapku tajam sambil memajukan kursinya sehingga wajahnya berjarak dekat dari wajahku.

Sontak saja aku yang memundurkan kursi ini. Namun, ia justru menarik tanganku dan mencium lembut pipiku.

“Aku tahu dan paham banget kondisinya kini kamu sangat gelisah atas hal yang terjadi tadi. Tapi tolong ya sayang, kita sama-sama bisa komitmen untuk masa depan rumah tangga kita. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin meminta restu dari orang tuaku, dan mereka hanya meminta kamu untuk tinggal disini bersama mereka dan aku, jadi tolong banget bisa kamu pahami hal ini.” Terangnya sembari menggenggam erat tanganku yang kini berada dipangkuannya.

Tanpa sengaja pula air mataku menetes, entah apa yang aku pikirkan hingga sampai berani berbicara seperti ini dihadapannya, padahal sudah amat jelas hal ini tidak mungkin terjadi. Namun, wanita mana yang bisa tahan atas perlakuan mertua seperti Airin dan Roger? 

“Perjanjiannya sama sekali gak bisa tersentuh, Mas?”

“Sayang mungkin inilah sebagai risikomu menikah dengan ku, tapi aku janji ini tidak akan menyakitimu sedikit pun. Aku selalu ada disampingmu kan?” Ia mencoba terus meyakiniku dengan semua hal yang ku pikirkan kini.

“Sudah jangan sedih gitu dong, semangat menghadapi sikap ketus mama dan semangat juga untuk mengambil hati mama ya.” Ia mengecupku sekali lagi.

Selang sepuluh menit kemudian setelah aku dan Randi saling berbicara dan ia yang masih terus memberi keyakinan kepadaku bisa menghadapi Airin, tiba-tiba dering telepon di meja depanku berbunyi.

“Mas, sebentar aku angkat dulu.” 

Randi hanya menganggukkan kepalanya.

“Ya Pak, sebentar saya keluar dulu, tolong Bapak jangan mendekat ke pagar ya, saya akan kesana.” Ucapku sembari menatap mata Randi yang sedari tadi melihatku.

“Siapa sayang?” 

“Ini ojek onlinenya sudah sampai di depan rumah Mas, aku ambil sebentar ya.” Aku berdiri bersiap untuk mengambil makanan yang telah sampai.

“Biar aku aja sayang.” Ia berinisatif sendiri.

“Udah gak apa-apa Mas, aku aja. Mas disini aja nanti aku ambil piringnya sekalian.” Dengan cepat aku langsung berjalan menuju pagar utama namun kali ini harus mutar terlebih dahulu agar tidak sampai ketahuan oleh mertuaku.

Dengan jalan yang sedikit berhati-hati, aku sampai di taman halaman depan, terlihat pos satpam sudah ada penjagaan yang amat ketat dari satpam di depan ini tentu saja ditambah wajahnya yang galak membuatku harus lebih bersikap natural agar tidak dicurigai apapun olehnya.

Aku berjalan pelan melewati pos satpam tersebut berharap ia tidak melihatku.

“Nona Claire, mau kemana?” Ia berteriak sontak mengejutkanku.

“Eh Pak… Saya mau ambil makanan di depan ojek onlinenya sudah sampai.” Aku berbalik menuju pos satpam.

“Biar saya aja yang ambil.” Ia berdiri dan keluar dari ruangannya.

“Gak apa-apa, Pak?” Aku memastikan lagi.

“Iya ini sudah menjadi tugas saya, sebab saya diperintahkan agar Nona Claire tidak keluar dari rumah ini dulu.” Jawabnya dengan tegas.

“Oke, baik Pak. Saya tunggu disini ya.” Sembari ku duduk tepat di depan meja satpam. Sementara satpam dengan postur tubuh tegap ini membuka pagar untuk melihat keberadaan ojek online yang sudah ku minta melipir di samping pagar rumah gedong milik Roger.

***

“Bawa makanan dari mana kamu?” Bentak Airin.

“I.. ini Ma, tadi aku pesan makanan online sama Randi.” Jawabku pelan sembari menunduk.

“Wah hebat banget ya kamu. Sudah merasa nyonya banget disini?” Sindirnya lagi.

“Aku lapar Ma….” Tidak ada yang bisa ku katakan lebih panjang lagi, sebab air mataku tak tahan terbendung dengan semua perkataan kasar Airin padahal belum satu hari aku berada di dalam rumah ini.

“Makanya jangan banyak tingkah, sekarang kan jadi susah sendiri. Bahkan, papa Randi pun jadinya gak bisa makan lagi.” Sindirnya yang semakin ketus.

“Aku belikan untuk mama papa juga ini, sebentar Ma.” Dengan sigap, aku langsung mengambil piring dan menyajikannya kembali di atas meja makan yang sudah terlihat dibersihkan oleh asisten rumah tangga keluarga ini.

Selang tiga menit kemudian, ayam bakar yang tadi telah ku beli telah tersaji di atas meja ini, lantas, aku langsung menghampiri mertuaku kembali yang sedang duduk di ruang tengah.

“Ma, Pa, ayo kita makan dulu. Claire sudah belikan ayam bakar..” Dengan nada bicara yang amat rendah dan pelan, aku akan terus coba membuat mereka luluh kepadaku.

“Ayam bakar kau bilang?” Roger menoleh sinis.

“Udah udah, kamu makan sendiri aja.” Usir Airin kepadaku.

“Ma, Pa.. Claire cuma mau ajak makan bareng, apa salahnya?” Derap langkah kaki diikuti dengan suara yang jelas terdengar dari Randi seolah menyelamatkanku dari kedua orang tuanya yang bisa ku bilang amat kejam ini.

“Randi, sejak kapan kita makan ayam bakar? Inilah kenapa kami gak setuju kamu nikah dengan cewek kampung!” Wajah merah dengan penuh emosi lantas membuatku bingung apa yang terjadi di dalam keluarga ini. Aku menoleh ke arah Randi dengan raut wajah penuh tanda tanya. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 28 Fakta Kecelakaan Orang Tua

    Aku memasuki mobil Randi dengan penuh pertanyaan, mengapa tante Sophia menyebutkan tentang kematian orang tuaku, bukankah sudah jelas mereka kecelakaan? "Claire, pakai seatbeltnya. Kamu kenapa bengong gini?" Randi seolah memperhatikanku dari tadi."Eh maaf..." Tanganku langsung mencari sabuk pengaman itu dan langsung ku tancapkan di penutupnya."Kamu mikirin apa? Harusnya kamu senang dong karna kita mau keluar dari rumah sekarang...""Tante Sophia tadi menyebut tentang orang tuaku...." "Astaga Claire, udah ah jangan dipikirin. Lagian kematian orang tua kamu kan juga sudah lama, apalagi yang mau dibahas?" Randi di sisi yang berbeda dariku.Aku diam, mengabaikan komentarnya."Udah pokoknya kamu jangan mikirin apapun. Aku berjuang sejauh ini untuk kamu...." Tambahnya lagi.Ia mulai menancapkan mobil dari balik basement ini menuju gerbang tinggi yang menutupi rumah megahnya. "Den, maaf gak boleh keluar...." Cegah dua orang satpam yang berada di depan gerbang menghentikan laju mobil kam

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 27 Keluar Rumah

    "Cle, kamu mau nurut sama aku gak kali ini?" Randi perlahan mendekatiku yang sedang kalut atas paksaan dan rampasan hidup yang dibuat oleh Airin."Mau apa lagi, Mas? Rasanya semua hal yang aku lakuin juga sia-sia. Mama kamu tetap ingin kita cerai. Dengan kamu narik aku kesini, cuma untuk ngulur waktu aja kan? Karena faktanya yang diinginkan mama kamu tuh tetap saja bukan aku...." Aku coba mewaraskan semua hal yang ada di hadapanku. Rasanya air mata pun sudah gak sanggup lagi menetes."Kali ini aja, sayang. Kamu mohon mohon sama mama buat batalin semua keinginannya. Aku juga bakal ngelakuin hal yang sama....""Mas......" Aku mendongakkan kepalaku, sorotan mata kami saling bertemu."Tolong kali ini aja.. Aku mau mempertahankan kita, Claire, dan aku harap kamu juga punya hasrat yang sama....""Gak ada jaminan hati mama terketuk, Mas. Semuanya bakal sia-sia aja...." Aku sudah sampai di titik nyerahku. Rasanya sekarang jika boleh langsung Randi menalakku, aku langsung menerimanya. Luka bat

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 26 Harus Berpisah?

    "Aku udah gak sanggup Ran setiap hari berhadapan dengan berbagai ucapan dari mama kamu..." Aku terisak nangis, seolah semua hal yang ku lakukan selalu salah di matanya."Ya jangan nyerah dong. Katanya kamu cinta sama aku, umur pernikahan kita juga baru banget Cle. Tolong bertahanlah demi kita..." Randi menurunkan egonya."Gimana bisa" aku bertahan, aku tuh udah gak diterima sama keluarga kamu, dan gak akan mungkin diterima...." "Sejak awal juga kan kamu tau gimana kerasnya mereka. Tapi apa, komitmen kamu di awal kan bakal bisa hadapin mereka apapun yang terjadi, kan?" Randi coba menguatkan hatiku yang sudah terlanjur kecewa dan patah dengan perbuatan kedua orang tuanya. Mereka betul-betul menginjak harga diriku di depan koleganya."Kesehatan mental aku yang terganggu kalo terus ada di rumah ini Ran. Mereka selalu bandingin aku dengan Natalie. Siapa sih memangnya Natalie? Kamu sama sekali gak pernah bahas tentang perempuan itu...""Ya karna gak penting, untuk apa aku bahas, sayang?" R

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 25 Pengakuan di depan Sosialita

    "Aku sudah coba untuk ngobrol dengan mama tapi dia terus menolak apa yang udah aku pertahankan Claire..." "Terus? Kamu nyerah?" Jujur aja aku sudah gak punya tenaga bahkan untuk bicara kepada Randi sedikitpun."Gak, aku gak nyerah. Aku lagi berusaha untuk ambil hati mama buat kamu. Kamu bisa bantu aku juga?" "Bantu yang kaya gimana lagi? Aku harus apalagi supaya dapat hati mama kamu Ran...." "Saranku sih kamu coba berhenti kerja dan full time di rumah supaya sering bagi waktu untuk mama dan papa..." Ucapnya tanpa peduli dengan pertimbangan apapun."Kamu gak salah?" Aku masih coba bertahan untuk tidak mengumbar amarahku di depannya. Aku masih melihat seberapa pantas aku diperjuangkan olehnya."Ya enggak dong sayang. Kita coba satu per satu caranya supaya kamu tuh bisa akrab sama mama. Bisa kan?" "Tapi aku gak tau harus apa kalo di rumah tuh Ran..." Aku mendengus kesal."Ya kamu pasti bisa lah, browsing dulu aja caranya gimana entar di rumah kan tinggal kamu terapin aja. Pasti deh m

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 24 Gugatan Airin

    "Pa, coba bilangin deh sama si Randi anak kesayangan kamu itu..." Airin ngedumel tak henti-hentinya."Papa juga sudah susah bilanginnya, bahkan kamu juga tau dia masih berani nikahin wanita itu padahal aku lagi serangan..." Roger pun ikut dalam obrolan bersama Airin."Lagian, dia mau apalagi sih dari wanita itu? Cantik? Ya masih banyak wanita lain yang jauh lebih cantik. Pinter? Ya kalo dia pinter mah gak mungkin jadi bawahan gitu. Keturunan? Ya mana bisa hasilnya aja udah jelas-jelas dia mandul, gimana bisa punya keturunan. Yang ada nih ya Pa, kalo sampe orang lain tau udah kita bakal kena malu banget seumur hidup..." Airin terus memanas-manasin Roger. Sebab ia tau suaminya akan lebih cepat bertindak jika dikasih sumbu api dulu untuk meledakkan emosinya.Roger wajahnya sudah merah padam, gempalan di tangannya sudah jelas bahwa ia tidak ingin kejadian yang telah disebutin Airin menjadi kenyataan. Terlebih ia paling benci jika direndahkan oleh orang lain. Dia sangat membencinya."Tapi,

  • Malapetaka Cinta Claire   Part 23 Frustasi

    Tatapanku kosong, pikiranku entah campur aduk semuanya. Fokusku tidak lagi tentang orang-orang disekitarku."Claire, kenapa? Randi ada apa?" Tante Alexa yang kian melihat tubuhku terlunglai lemas di kursi roda tak kuasa menahan pertanyaannya pada suamiku.Randi masih mendorong kursi rodaku menggantikan suster. Aku sudah sampai di tepi tempat tidur."Sayang, ayo pindah ke tempat tidur..." Randi pindah posisi disebelahku persis. Aku sama sekali tidak berani menatap wajahnya, jelas saja ekspektasiku mengatakan ia kecewa sebesar-besarnya."Aku bisa sendiri!" Sedikit bentakan dengan penolakan untaian tangan Randi sudah menjadi jawaban atas kegundahanku saat ini.Aku kehilangan semuanya bahkan harapan tetap hidup.****"Randi bisa ngobrol keluar sebentar?" Aku mendengar jelas tante Alexa mengajak Randi untuk membicarakan kondisiku. Aku tidak bergeming, karna saat ini, aku hanya bisa nangis meratapi nasib yang gak tau akan muara kemana.Randi berjalan pelan meninggalkanku, begitu juga tante

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status