Menjadi Istri Gadungan Sahabatku

Menjadi Istri Gadungan Sahabatku

Oleh:  Meina H.  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 Peringkat
121Bab
15.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Ayo, kita menikah.” Fayola memuncratkan kopi yang diminumnya mendengar kalimat yang diucapkan Galang. Mereka memang sudah kepala empat dan masih asyik sendiri. Tetapi tidak pernah tebersit dalam benaknya menikah dengan pria jorok yang suka mengupil sembarangan itu. Namun mendengar ejekan adiknya yang akan melakukan lamaran, Fayola keceplosan menyebut dia punya calon suami. Orang tuanya menyambut bahagia dan memprioritaskan pernikahannya. Dia pun terpaksa menerima ajakan Galang. Tentu saja dengan banyak syarat yang harus sahabatnya penuhi. Fayola dan Galang menjalani pernikahan layaknya teman biasa. Keluarga mulai curiga mereka hanya berpura-pura supaya tidak didesak menikah lagi. Mereka sepakat untuk berakting mesra di depan keluarga demi meyakinkan semua orang. Nenek Fayola dan Kakek Galang sengaja bergantian mengundang mereka menginap di rumah untuk memata-matai aktivitas malam mereka di kamar. Orang tua juga sengaja berkunjung pada akhir pekan untuk mengamati gerak-gerik mereka di apartemen. Tidak mau ketinggalan, saudara kandung sering mengajak berkumpul untuk memantau tingkah mereka. Fayola dan Galang sampai kewalahan. Setelah lama hidup bersama, mungkinkah cinta hadir di antara Fayola dan Galang atau mereka akan terus membohongi semua orang dengan menjalani pertemanan dalam pernikahan?

Lihat lebih banyak
Menjadi Istri Gadungan Sahabatku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Tetti Rita Siahaan
Ceritanya seru dan bikin penasaran. Pokoknya seru...
2023-10-12 22:26:14
1
user avatar
Lizzy Vien
Ceritanya bagus, sederhana tapi penyampaiannya menarik.
2023-07-21 14:10:53
1
user avatar
Dini Nugrahani
nice story
2023-06-16 19:40:23
1
user avatar
Susi Syahdiana
alur ceritanya keren, makin penasaran
2023-05-19 17:57:52
2
user avatar
Hyacinth Diana
makasih utk cerita manis nya kak mei
2023-05-12 14:37:18
1
user avatar
Melisa
Wkwkwkwkkwkk suka kentut. Jadi ingat dlu masih sekolah suka banget kentutin temen...... 1 hal yg aku suka di crta ini krna mereka sangat menyayangi keluarga msing2 sllu support n nikahnya di gereja. Jrg banget baca novel yg nikahnya di gereja selalu ijab kabul
2023-04-15 09:33:27
1
default avatar
Dii
Ceritanya menarik untuk dibaca, tidak sabar menunggu kelanjutannya
2023-04-13 13:44:49
1
user avatar
Meina H.
Hai, teman-teman. Terima kasih sudah mampir, juga yang masih setia mengikuti cerita Fayola dan Galang. ♡ Selama bulan April 2023, aku akan menambah satu bab per hari. Jika bisa lebih, pasti akan aku unggah. Bila suka novel ini, sumbangkan gem dan beri komentar, ya. Terima kasih. (。・ω・。)ノ♡
2023-04-01 15:24:22
5
user avatar
Efriyanti Sitorus
Kocak dan slow romance nya enak dibaca. Penasaran sama endingnya. Semangat ya kak ............
2023-03-26 20:45:56
2
user avatar
Meina H.
Hai, teman-teman. Terima kasih sudah melirik, bahkan membaca karyaku ini. ♡ Selama bulan Maret, aku akan menambah dua bab per hari, ya, jika tidak ada kendala yang berarti. Silakan berkomentar bila ada saran atau kritik untukku selaku penulis. Menanggapi cerita juga boleh. Selamat membaca. (=∩_∩=)~♪
2023-03-03 12:57:09
6
user avatar
Lizzy Vien
Nikah sama sahabat, pasti banyak kisah konyol di dalamnya. Dari awal sudah lucu, apalagi di part kentut ......... Thanks buat hiburannya, Kak... Semangat berkarya
2023-02-28 05:55:43
1
user avatar
Clarissa Yuna
ada buku baru kak mei,, lanjut kak
2023-01-02 11:45:21
1
121 Bab
1|Kejutan Hari Jadi
~Fayola~ “Hei!” teriak seorang wanita dari arah belakangku diikuti bunyi nyaring klakson mobil. “Kalau menyeberang pakai mata!” seru pengendara mobil yang berhenti tepat di depanku. Hampir saja. Jantungku berdebar dengan kencang menyadari aku baru melewati maut. “Kamu yang pakai mata!” Aku menunjuk ke arah lampu lalu lintas. “Lihat, itu! Lampu merah menyala untuk mobil. Lampu hijau itu untuk pejalan kaki! Dasar bodoh!” Pengguna jalan lain ikut memarahi pengemudi arogan mobil mewah itu. Jadi, aku tidak perlu marah berkepanjangan. Baru punya mobil hebat sedikit sudah merasa memiliki jalan. Aku menyeberangi jalan dengan hati-hati menemui kekasih jiwaku. “Apa yang terjadi, Yola?” tanya Sonya di telingaku. Aku sampai lupa, kami masih bicara lewat ponsel. “Apa kamu baik-baik saja?” “Iya. Ada sopir tidak taat lampu merah. Aku hampir sampai. Sudah dulu, ya,” kataku melihat tempat pertemuan kami sudah dekat. Jantungku berdebar bahagia. Hari ini adalah hari yang aku tunggu! “Oke. Selamat
Baca selengkapnya
2|Semoga Bahagia
Para tenaga medis bergerak sangat lambat memeriksa kondisiku. Rasanya aku sudah berbaring berjam-jam, tetapi mereka tidak juga datang menangani rasa sakitku. Ketika aku akhirnya didatangi seorang dokter, barulah aku merasa sedikit tenang. “Segera pindahkan dia ke ruang operasi,” kata dokter itu memberi perintah. Ruang operasi? “Apa yang terjadi, Dokter? Bayi saya baik-baik saja, ‘kan?” tanyaku panik. Dia menatap aku dengan prihatin. Aku tahu sebuah berita buruk tanpa perlu dijelaskan dengan kata-kata. Jiwaku mati ketika bangun dalam sebuah kamar rawat seorang diri, tanpa keluarga dan teman. Ruangan serba putih itu terasa sepi meskipun banyak pasien lain yang berada di kamar yang sama, hanya berbeda bilik. Ponselku terus bergetar, maka aku mengalah dan menyentuh tombol hijau. “Mengapa kamu tidak menjawab ponselmu dari tadi!? Aku pikir kamu sudah mati!” teriak Galang, memarahi aku dengan nada panik. “Kamu ada di mana? Aku sudah bilang aku akan menjemput dari tempat kerja!” “Di rumah
Baca selengkapnya
3|Lamaran Gila
~Lima belas tahun kemudian~“Ayo, kita menikah,” ajak Galang dengan serius.Aku memuncratkan kopi yang belum sempat aku teguk. “Fay! Kamu ini jorok amat!” pekiknya kesal. Cairan hitam pekat itu membasahi wajah arogannya. Biar tahu rasa. Bicara tidak pakai otak, apa dia pikir aku suka dengan candaannya tadi?“Mamamu mendesak kamu untuk menikah, apa hubungannya denganku? Ada banyak perempuan di kafe ini, kamu pilih saja satu.” Aku mengusap bibirku yang basah dengan tisu.“Bukannya mamamu juga memaksa kamu untuk menikah secepat mungkin?” ejeknya, tidak mau kalah. Aku menahan tawa melihat wajahnya masih basah dengan kopi. “Kita sama-sama sudah empat puluh tahun, tetapi mereka masih saja berisik seperti kaset rusak. Tidak sabar amat.”Aku juga capai mendengar omelan dan desakan Mama. Setiap hari pasti ada saja omongannya yang mengarah ke sana. Namun bukan berarti aku akan menyerah begitu saja. Sama seperti wanita lain, aku juga mau membina rumah tanggaku sendiri, tetapi aku belum siap.“Ka
Baca selengkapnya
4|Menjilat Ludah
Mama sudah gila. Nenek juga sudah kehilangan akal. Kalau menyukai seorang pria, mengapa tidak dia saja yang menikah dengannya? Mengapa malah aku yang harus dikorbankan? Katanya, aku diberi waktu sampai sore ini untuk membawa calon suamiku. Mengapa pria itu datang saat makan siang?Duh, aku sudah lapar. Gara-gara Nenek, aku tidak bisa masuk ke rumahku sendiri. Demi menghindari pertanyaan orang mengenai statusku yang tidak juga berubah, aku beribadah di gereja lain. Kalau tahu begini, aku makan dahulu baru pulang.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Aku melompat terkejut mendengar suara itu.“Galang! Dasar bodoh!” pekikku dengan suara tertahan. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Aku pasti sibuk dengan pikiran sendiri sampai tidak mendengar bunyi mesin motornya.“Kamu pasti belum aktifkan ponselmu sejak pagi tadi.” Dia mengangkat salah satu alis matanya. “Siapa yang datang? Ini bukan mobil keluargamu. Aku rencananya mau ajak kamu makan siang—”“Ayo!” Aku segera menerimanya.Dia membawa aku ke
Baca selengkapnya
5|Bertemu Lagi
“Lombok?” pekikku senang saat melihat tujuan penerbangan kami di layar. “Kita belum bisa naik gunungnya sekarang, tetapi kamu pasti mau melihatnya dari jauh, ‘kan?” ucapnya sambil memberikan ponsel dan kedua kartu identitas kami kepada wanita di konter. “Ini bulan madu yang terbaik, Lang!” kataku bahagia. Kami tidur selama dalam penerbangan, jadi kami bangun dalam keadaan segar. Walaupun tubuh kami sangat lelah, kami berhasil mencapai pintu kamar hotel. Tidak peduli dengan pakaian yang belum kami ganti, gigi yang belum disikat, kami tidur di ranjang besar itu bersama. Lalu pada pagi harinya aku teringat dengan janjinya. Dia keluar dari kamar mandi dengan wajah segar dan rambut lembap. Aku tidak menyembunyikan rasa kesalku. “Masih pagi, kamu sudah cemberut. Ada apa?” tanyanya, pura-pura tidak tahu. “Kamu janji kita tidak akan tidur satu ranjang,” protesku. Dia memutar bola matanya. “Aku sudah menendang kamu keluar, kamu sendiri yang tidak mau jalan ke kamarmu yang hanya berjarak
Baca selengkapnya
6|Menikahi Dia
~Galang~ Wanita yang duduk di depanku bukanlah orang yang baru aku kenal dalam beberapa jam. Aku sudah mengenal dia selama dua puluh lima tahun. Aku adalah seniornya di SMU, sedangkan dia anak baru yang tidak gentar melawan aku pada masa orientasi sekolah. Kami yang semula musuh bebuyutan terpaksa berbaikan, karena sebuah kecelakaan yang membuat kepala sekolah berang. Uniknya, kami justru menjadi teman baik sejak saat itu. Sayangnya, aku tidak tinggal di sekolah itu untuk waktu lama. Walaupun aku kuliah, kami tetap berteman sampai bertemu lagi di kampus yang sama. Dia menolak lamaranku, tetapi aku belum mau menyerah. Masa tidak ada satu hal pun yang bisa membuat dia goyah? Namun ketika aku tidak berhenti menggodanya, dia mengatakannya. Dia mengucapkan kalimat yang aku tunggu-tunggu. Sebelum dia berubah pikiran, aku melamarnya di depan kedua orang tuanya. “Aku tidak percaya ini. Kamu membuat aku menunggu begitu lama hanya untuk melihat kamu menikahi perempuan yang selama ini ada di
Baca selengkapnya
7|Salah Lihat
~Fayola~ Matanya yang semula menatap mataku, turun perlahan lalu berhenti untuk melihat bibirku. Ketika dia kembali membalas tatapan mataku, sesuatu yang sebelumnya tidak aku temukan, aku lihat di kedua indra penglihatannya itu. Dia mendekatkan wajahnya, aku tertegun sejenak. Jantungku, anehnya, berdetak semakin liar di dadaku. Aku sampai menahan napas, takut dadaku akan menyentuh bagian depan tubuhnya. Tidak punya cara lain yang lebih jitu, aku mengantukkan kepalaku ke dahinya. “Aw!” serunya dengan suara tertahan. Aku segera mendorong tubuhnya menjauh dariku, lalu duduk. Kepalaku juga terasa sakit karena antukan itu. “Ibumu sudah pergi, mengapa kamu masih ada di atasku?” protesku dengan kesal sambil mengusap-usap keningku. “Rusak sudah krim yang baru aku oleskan. Apa kamu tidak tahu harganya mahal?” Dia tertawa kecil dan berbaring telentang di atas alas tidurnya. “Kamu sudah empat puluh tahun, Fay. Untuk apa buang uang supaya tidak keriput? Aku tidak akan meninggalkan kamu hanya
Baca selengkapnya
8|Kado Istimewa
Walaupun kami sama-sama sedang mempertahankan pendapat kami, fokus kami tidak teralihkan. Kondisi lalu lintas tetap menjadi perhatian utama kami. Dia menginjak rem tepat pada waktunya. Namun mobil tidak sampai berhenti sehingga tidak terjadi tabrakan beruntun di belakang kami. “Pengendara bodoh! Cari mati jangan di depan mobil mahalku!” teriaknya penuh amarah. Orang yang dimaksud pergi begitu saja, merasa tidak bersalah. “Oh, Tuhan. Jantungku hampir lepas. Untung saja dia tidak mati tertabrak.” Aku mengusap-usap dadaku. Kecelakaan itu terjadi lagi. Aku tertegun sejenak sebelum menoleh ke arah Galang. Matanya terpicing sehingga nyaris membentuk dua garis lurus horizontal. “Lain kali kita naik sepeda motor saja.” Dia menggeleng pelan. Aku rasanya ingin jok itu memakan aku agar tidak perlu menghadapi dia lagi. Memalukan sekali. Aku yang sudah kentut sembarangan, aku juga yang memarahi dia paling keras. Padahal yang dia katakan benar. Seharusnya aku jujur saja dari awal. Pertengkaran t
Baca selengkapnya
9|Memanjakan Dia
~Galang~ Seandainya saja dia tahu berapa pendapatanku dalam satu bulan, dia tidak akan menyebut aku membuang-buang uang. Aku tidak menjawab pertanyaannya, melainkan membawa dia masuk dan menuju apartemen lewat elevator. Aku puas melihat dia terpukau kagum melihat segala yang ada di dalam apartemen kami. Memang ini tujuan aku membelinya. Lokasinya tidak jauh dari kantornya, tetapi juga tidak berada tepat di pusat kota. Aku tidak akan tahan menghadapi kemacetannya pada akhir pekan. “Kenyangnya …!” Dia bersandar pada kursinya setelah menghabiskan makanannya. “Badanku terasa remuk gara-gara Mama. Pasangan mana yang mempersiapkan pernikahan dalam waktu satu bulan saja? Aku jadi kasihan mengingat kita mendapat jadwal di gereja, karena ada pernikahan yang batal.” Aku menatapnya penuh arti. “Aku dan si bodoh itu beda kasus. Kami belum sampai pada tahap mempersiapkan pernikahan,” protesnya, memahami maksudku. “Ada apa? Kamu masih cinta dia?” tanyaku sambil lalu. “Ukh!” Dia berpura-pura mu
Baca selengkapnya
10|Tak Terduga
~Fayola~ Aku tidak pernah merasa begitu malu dalam hidupku. Ah, maksudku, setelah apa yang dilakukan oleh mantanku. Ini adalah hal yang tidak hanya membuat wajah memerah dan jantungku berdetak sangat cepat, tetapi aku nyaris kehilangan kata-kata. Namun mendengar sebutannya atas benda yang ada di dalam tas belanja itu, aku tertawa terbahak-bahak. Kain perca? Aku tidak tahu dia selugu itu. Kado dari Nidya dan Kemala adalah pakaian tidur wanita yang bahannya sengaja terbuka pada bagian intim, bukan kain perca. “Bisakah kamu berhenti tertawa dan minum kopimu dengan benar?” ucap Galang pada pagi harinya. Kelihatan dia masih kesal atas sikapku pada malam sebelumnya. “Aku tidak mau kamu sampai memuncratkan cairan itu lagi ke mukaku.” “Maaf. Aku tidak bisa berhenti tertawa.” Aku mengipas-ngipas wajah dengan kedua tanganku, berusaha untuk mengendalikan emosiku. Dia semakin cemberut. Aku akui bahwa dia adalah suami yang sangat baik. Saat aku keluar dari kamar tidur, roti panggang, berbagai
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status