Hidup Zea mendadak kacau setelah ayah tirinya mencoba merenggut kesuciannya. Satu persatu penderitaan bahkan tak henti menghujani kehidupannya setelah Ibu kandungnya meninggal secara tragis. Demi membalas dendam dan mencari adiknya yang menghilang, Zea akhirnya menerima tawaran pernikahan dari Tuan Wilson. Sayangnya Leon yang usianya jauh lebih tua dari Zea. Leon yang memiliki kekurangan di mata kanannya, merasa Zea hanya gadis ingusan yang semakin memperburuk jalan hidupnya. Demi melanjutkan hidup, Zea bertahan di pernikahan yang dia jalan tanpa rasa cinta. Berusaha sampai titik darah penghabisan untuk membalaskan dendamnya pada Aron yang menjadi awal penyebab kekacauan dan kematian ibunya.
Lihat lebih banyak"Dad, please... I really don't know who he was - Ahhh!" A slap went across Samantha's face, and it came from her beloved father.
The man that used to adore her and treated her like a princess, had hurt her for the first time in her life!
"Winfield, stop it! She is your daughter!" Matilda, her grandmother, covered Samantha's frame, embracing her for protection.
Winfield Davis may be a father, but he was the most fearful General of the country's military arms. With his bare hands and flaming rage, he was capable of causing suffering to his own daughter.
"What kind of woman are you? Have I not raised you well?!" The General reprimanded. He grabbed on to Samantha's jaws and clenched his fingers on her crying face. "I turned the military camp upside down! No one - and I repeat! No one owned up to being the father of your child!"
He was about to slap Samantha again when Matilda pleaded, "Stop this! We can't do anything about it! It's already done!"
"Daddy, I'm sorry! This is my fault! If - If I had known Samantha wanted to have random sex with a stranger, I would have stayed by her side during the party! Please don't blame Sam, Daddy! This is my fault as much as it is Sam's." Samantha's stepsister, Annie Jones, came rushing in their direction.
Annie acted to help, but clearly, she was trashing Samantha with her words.
Samantha's eyes darted at Annie! To her, indeed, it was her stepsister's fault! It was Annie who gave her the keycard to a hotel room while attending a friend's wedding; a senior rank from the military.
She meant to give herself to her boyfriend of two years, Clayton Brown, another cadet, one year older than her.
Drunk and intoxicated, Samantha did not realize how she easily fell into her stepsister's trap. She woke up the next day in another man's arms.
Samantha meant to forget about that horrific night, but in the end, she fell pregnant.
"Stay out of this, Annie! You are not at fault! It was Samantha's decision to sleep with a man!" With his voice raised further, Winfield screamed at the top of his lungs, "With an unknown man!"
"Daddy, please! I - I thought it was. I thought it was Clayton!" Samantha reasoned while gasping for air. She meant to say more, but Winfield Davis thrust back his fist, suggesting he might hit on his own daughter.
Her father's actions made her take a step back, retreating from defending herself.
"Regardless if it was Clayton or not! I never wanted you to be with Clayton anyhow! They are family rivals to the military rank!" Her father reproached.
"What do we do now? Hah, Sam? How do we find a man whom we do not know at all? You can't even remember the hotel room you came into! You acted negligibly, and you got yourself pregnant!"
"Who is this man you slept with? Who?!!!" The General repeated.
"Darling, please! Let us stop the search for this man! We'd never know! The man whom Sam slept with maybe a married man - worse, a drug lord or a pimp!" The suggestion came from Catherine Jones-Davis, Annie's mother and Samantha's stepmother.
With a disgusted look on her face, Catherine added, "We certainly don't want the entire city to know who the father is - "
"Shut up, Catherine! I did not ask for your opinion!" Winfield shot back at his wife. "You and Annie, go up to your rooms now!"
Returning his attention to Samantha, the General asked one last time, "Samantha, please tell me... who is the father?"
While still wrapped in her grandmother's arms, Samantha answered with a trembling voice, "Dad, I'm sorry! I - I really do not know! I left him asleep on the bed as soon as I realized it wasn't Clayton!"
With tears streaming down her face, she pleaded, "Dad, please. Please forgive me! I'm sorry!"
"Get out! Get out and never come back to this household!" Her father ordered while pointing to the door.
"Winfield! It's raining outside! Your daughter is pregnant - "
"I don't care, mother! She needs to learn her lesson! She should have agreed to have an abortion when she had the chance! Now, everybody knows!" Retorted Winfield Davis.
"She has tainted the name of the Davis family, and now my name has been mocked by my own commanders!" The General cursed before revealing, "The entire military academy knows! The entire military camp knows, for God's sake!"
For the first time, Samantha saw her father shed a tear. It easily ran down his jaws. He described, "I am so ashamed of you, Samantha!"
She heard him say, "You broke my trust, my respect for you. I have always adored you, but today, you have completely broken your father's heart that I cannot! I cannot accept you into my home! Learn from your mistakes, and only then will you realize the wrong that you have done me!"
With a deafening voice, he screamed, "Leave!"
Her father grabbed her arm and dragged her out outside their mansion. He left her out in the rain, in front of their huge double doors.
Just like that, her beloved father abandoned her for her mistake. Her grandmother was powerless to stop the great General.
Samantha lingered by the door for two hours, waiting for her father to open it for her, but that never happened. She got drenched in the rain, crying her heart out and calling for her father's forgiveness.
Looking up to the rooms, she saw how her stepmother and stepsister relished in her misery.
Oh, how wrong it was for her to trust them, especially Annie.
After two long hours of asking for her father, the old driver of the Davis family approached her and took her away. Her grandmother asked the same old man to help Samantha find a more protective environment for her to continue with her pregnancy.
Samantha flew out to Monroe City the very next day. She only had a day of rest in a hotel before finally leaving the city which gave her the greatest pain of her life.
"Aaaaasaaa!" jerit Zea sekeras mungkin. Memperlihatkan wajah syok saat bertemu penampakkan yang tak biasa itu.Tanpa Zea sadari, suara jeritan Zea yang melengking kencang itu menggema hingga ke setiap sudut sekolah. Membuat seisi penghuni sekolah ikut panik dan penasaran dengan apa terjadi.Beberapa murid yang berada dekat dengan ruang perpustakaan bahkan tanpa ragu berlari masuk ke ruangan itu. Meninggalkan pelajaran yang masih berlangsung tentunya.Tak berselang lama, sosok yang ada tepat di hadapan Zea itu mendadak tertawa terkekeh. Zea yang sebelumnya sudah siap berlari untuk kabur, malah menjadi ragu dengan suara tawa sosok yang dia kira hantu itu."Kau han-tu kan?" tanya Zea polos. Memperhatikan detail ujung kaki, hingga kepala pria di depannya itu. Membaca papan name tag milik si pria yang kelihatan asli. "Alan.""Hahaha mana ada hantu yang doyan salak. Dasar gadis bodoh," ucap pria itu sambil tertawa terpingkal-pingkal. Menertawai Zea yang langsung menelan ludah seketika.Akib
Wajah Zea sudah sangat memerah. Ingin rasanya ia menjerit sekencang mungkin, tapi semua itu terasa sia-sia. Lumatan ganas pria di depannya benar-benar membuatnya tak bisa menghindar. Bahkan untuk sekedar menghindar pun, rasanya itu seperti mustahil.Hanya air mata yang akhirnya mampu menyelamatkannya. Mengalir membasahi pipinya yang bersentuhan langsung dengan wajah seorang Leon.Pria yang masih bertindak brutal itu perlahan membuka matanya. Merasakan tetesan air yang mendadak melenyapkan nafsunya. Memundurkan wajahnya perlahan sembari melepaskan cengkraman tangannya yang sebelumnya mengekang kuat tangan Zea.Leon tidak tahu kenapa dia bisa senekat itu. Seolah menjilat ludahnya sendiri yang selama ini selalu menyebut Zea sebagai seorang gadis rendahan yang tak akan mungkin ia sentuh, bahkan seujung kukunya sekalipun."Maafkan aku, aku...." ujar Leon tak mampu melanjutkan ucapannya sendiri. Menatap Zea yang memilih membuang muka sambil menangis sedih.Sebagai seorang wanita Zea meras
Alis Zea mengerut kencang. Menatap pantulan wajahnya yang sedang kesal di depan cermin toilet. Bisa-bisanya dia mengakui sebagai calon istri si brengsek Leon. Mengingat wajahnya saja rasanya Zea mual."Arghh! Jika bukan karena Ayahnya, aku juga tidak sudi berada disini bertemu dengannya. Dia pikir dia bisa merendahkan orang lain dengan uangnya. Dasar manusia angkuh!" Gerutu Zea acuh. Tak mempedulikan orang-orang lalu lalang di sekitarnya yang mungkin menganggapnya aneh.Tangan Zea cepat memutar kepala kran. Membasuh wajahnya dengan air yang langsung mendinginkan amarahnya. Paling tidak air itu bisa membuat mulutnya berhenti mengomel barang sejenak.Tanpa Zea sadari seorang wanita yang sejak tadi mengamati tingkahnya, perlahan berdiri di sebelah Zea. Menyodorkan sapu tangan berwarna merah muda ke hadapan Zea."Pakailah ini untuk mengeringkan wajahmu yang basah," ujar wanita itu dengan suara lembut. Tersenyum ramah pada Zea yang sedikit ragu untuk menerima pemberiannya.Mata Zea seperti
Mata Leon jelas terbelalak mendengar permintaan putranya yang menurutnya tidak masuk akal. Bagaimana mungkin dirinya mencari ibu baru untuk Louis, sedangkan hatinya masih terpaku pada mantan istrinya.Louis yang biasanya selalu bersikap mandiri, bahkan tak segan merengek di depan ayahnya sendiri. Menarik-narik tangan Leon, agar mau mewujudkan keinginannya untuk memiliki ibu baru."Ayolah Ayah, aku ingin Ibu baru. Kenapa Ayah tidak mau mewujudkan keinginanku!" Renggek Louis layaknya anak kecil yang tengah menginginkan mainan baru.Tentu saja Leon bingung untuk memenuhi keinginan anaknya itu. Wajahnya bahkan mulai terlihat panik seketika. Pusing bagaimana harus menjelaskan pada Louis tentang sulitnya mencari ibu baru untuknya.Jangankan mencari istri, untuk dekat dengan Leon sebagai seorang kekasih saja pria itu kesulitan setengah mati. Apalagi harus mencari istri di waktu yang sesingkat ini.' Mustahil.' Ucap Leon dalam hati. Menatap lekat putranya sambil menghela nafas panjang."Louis
Tak ada jawaban pasti dari mulut Tuan Wilson. Sekali lagi pria tua itu, seperti memberi teka-teki baru pada Zea.Entah berapa banyak rahasia yang ada di keluarga itu. Terutama tentang hidup Leon yang mau tidak mau akan Zea tahu cepat atau lambat seiring berjalannya waktu.Kondisi Tuan Wilson yang kian memucat, tidak memungkinkan untuk berbicara lebih banyak pada Zea. Beruntung mobil medis yang beberapa saat lalu dihubungi oleh salah satu pelayan Tuan Wilson sigap datang ke rumah itu. Dua orang perawat pria yang datang pun, cekatan melakukan pertolongan pertama pada Tuan Wilson. Zea dan para pelayan yang sama sekali tidak mengerti tentang pekerjaan medis hanya bisa pasrah melihat kondisi Tuan Wilson yang memprihatinkan.Ada rasa kesal yang mendadak memenuhi kepala Zea, saat melihat kondisi Tuan Wilson. Terutama saat perawat mulai memakaikan selang infus dan juga alat bantu pernafasan pada pria tua yang seperti tidak berdaya itu.Di usia Tuan Wilson yang sekarang sudah memasuki masa pe
"Aku cacat. Tidak akan ada wanita manapun yang mau menerima orang sepertiku."Ucapan Leon itu seperti tamparan keras untuk Zea. Dia tidak pernah tahu jika pria yang super angkuh seperti Leon, bisa memiliki ketidak percayaan diri. Merendahkan diri karena memiliki kekurangan yang bahkan selama ini tidak Zea singgung sedikit pun.Wajah Leon bahkan terlihat sangat kesal menatap Zea. Memperlihatkan satu matanya yang memerah marah dan satu lagi putih pucat dengan garis jahitan di tengah bola matanya yang menciut.Entah apa yang pernah terjadi pada mata itu. Zea yakin ada insiden yang membuat mata Leon menjadi seperti itu."Kenapa hanya diam? Kau jijik bukan melihat kondisi mataku yang seperti ini? Jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, lebih baik kau pergi dari sini sekarang juga." Usir Leon cepat. Mengakhiri kemarahannya yang meledak tanpa sebab itu.Leon sama sekali tidak peduli pandangan Zea tentang dirinya. Dia hanya ingin segera mengakhiri drama yang menurutnya hanya akan me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen