Home / Rumah Tangga / ONE DAY IN MY LIFE / Bab 2 Pertengkaran Sepasang Kekasih

Share

Bab 2 Pertengkaran Sepasang Kekasih

Author: Idry2ni
last update Last Updated: 2024-05-26 12:22:56

Max benar-benar membenci ini. Elisa tidak bisa membiarkan ia menghirup udara ketenangan sehari pun? Meskipun sudah berulang kali Max menolak permintaan Elisa untuk memulai kembali hubungan mereka.

Benar, Elisa adalah mantan kekasihnya namun itu sudah setahun berlalu. Karena beberapa alasan untuk itulah Max memutuskan hubungannya dengan Elisa. Akan tetapi Max tidak menyangka jika Elisa masih memiliki perasaan terhadapnya hingga sekarang. Selama setahun ini Max hidup dengan teror obsesi dari Elisa. Alasan itulah yang membuat Max berada di Restoran dan di hampiri beberapa wanita pilihannya, yang terpilih dari hasil kencan buta di situs daring.

"Dengar Elisa.... Sampai kapan kau akan terus mengikuti seperti ini? Apa jika aku mati kau akan ikut masuk ke peti mati juga?"

"Tentu saja Max kecuali kau bisa melupakanku, aku akan menjauh darimu."

Alis Max menyatu. "Melupakanmu? Apa selama ini kau menganggap ku seperti itu?"

"Oh ayolah, apa kau berpura-pura? Ah... Manisnya... Tidak apa-apa Max kita bisa memulai kembali hubungan kita?"

Max perlahan melangkah mundur. "Aku mohon kepadamu Elisa. Pergilah... Dari hidupku..." Max tidak sengaja bertatap dengan seorang wanita yang mengintip perbincangan mereka berdua, dari balik mobil dan akhirnya sebuah seringai terbentuk di ujung bibir Max.

Sesegera mungkin aku menunduk saat Bertatapan dengan pria itu. Takut jika hal buruk menimpaku, aku pun pergi dengan langkah yang sangat pelan.

Max berhenti dan menatap Elisa. "Apa kau bisa berjanji jika aku menikah dengan orang lain kau akan pergi dari hidupku, Elisa?"

"Menikah? Itu terlalu berlebihan sayang. Aku hanya ingin kau melupakanku bukan meninggalkanku. Lagipula tidak ada seorang pun yang mampu berada di sisimu kecuali aku." Rasa percaya Elisa perlahan goyang ketika Max mengatakan kata menikah. Karena bagi Elisa Max adalah segalanya. Jadi terdengar tidak mungkin Max tiba-tiba menikah dan meninggalkan Elisa? Itu tidak mungkin.

Ekspresi wajah Max berubah menjadi sedih. "Maaf Elisa selama beberapa bulan ini aku menyembunyikan sesuatu dan sepertinya kau tidak menyadarinya. Aku telah menjalin ikatan dengan seorang wanita cantik saat ini."

"Apa?! Tidak mungkin. Aku tahu... Jangan-jangan kau hanya menggertak bukan?"

"Tidak. Agar kau percaya padaku, aku akan mengenalkan Wanita ku. Bagaimana?"

Wajah Elisa tampak kikuk. "Ba... Baiklah... Kenalkan kepadaku?" Sepasang mata Elisa mengikuti ke mana perginya Max. "Apa Max bersungguh-sungguh tentang Wanita itu?" Kini Elisa sedikit takut jika Max telah melupakannya.

Di Parkiran Mobil

Kini aku hampir sampai ke arah mobil. Aku bersyukur karena pria itu tidak mengejar. "Lain kali sebaiknya aku tidak perlu ikut mendengarkan pertengkaran sepasang kekasih lagi." Namun hal yang menakutkan kini terjadi, di mana bayangan seseorang terlihat menutupiku. Apa itu pria tadi?

"Kau sengaja mengikuti diriku?" ucap Max pada wanita itu.

Aku pun berdiri dan membersihkan diriku dengan gugup. "Panas sekali di sini... Haha..." Aku berpaling menatap jam tangan milikku. "Sudah jam 17:12. Sebaiknya aku segera pulang..." Aku berusaha melarikan diri tetapi aku mendapat cekaman dari pria itu di bahu.

"Kau harus bertanggung jawab."

Mendengar kata tanggung jawab aku pun berbalik dan menyatukan kedua tanganku. "Aku mohon kepadamu... Aku belum menikah tolong jangan memintaku untuk bertanggung jawab."

Max tidak paham penafsiran tanggung jawab seperti apa yang terpikirkan oleh wanita itu. Tetapi ia tidak mempunyai waktu lebih lama. Ia tahu jika Elisa pasti akan menyusul karena dirinya yang tak kunjung datang. "Bisakah aku meminta bantuan kepadamu? Anggap saja itu sebagai tanggung jawab, yang ku minta."

"Bantuan seperti apa?"

"Kau setuju?" ucap Max memastikan.

"Baiklah aku setuju, jadi beritahu aku bantuan seperti apa itu? Agar aku bisa segera pulang..."

"Kau cukup ikuti sandiwaraku. Ah... Aku tidak mempunyai banyak waktu untuk menjelaskannya. Ayo ikut aku." Max menarik tangan wanita itu dan menjelaskan secara garis besar sandiwara yang dimaksud.

Elisa mengigit kuku-kukunya sembari menunggu kedatangan Max dengan wanita nya. Sejak tadi Elisa menunggu belum terlihat adanya kedatangan Max. Apa mungkin Max menipunya? Jikapun itu benar, Elisa tidak akan melepaskan Max untuk kesekian kalinya saat mereka bertemu kembali.

Elisa berdiri. "Mungkin sebaiknya aku memastikan sendiri keberadaan Max." Tengkuk leher Elisa terekspos ketika dirinya mengikat rambut. "Kau akan menyesal Max." Seketika Elisa terdiam saat Max datang membawa seorang wanita.

"Apa aku membuatmu menunggu Elisa? Perkenalkan Wanita ini adalah calon Istriku," ucap Max bangga.

Mata Elisa terlihat tidak senang dengan kedatangan wanita itu. Elisa pun tidak menyangka jika Max serius dengan perkataannya. Mata Elisa turun kearah tangan Max yang menggenggam tangan wanita itu seperti tak nyaman, seolah ini pertama kalinya mereka berpegang tangan. "Max... Aku tidak percaya! Kau... Sedang menipuku bukan?" tebak Alisa dengan akhiran senyum.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 70 Kebahagiaan

    Pertemuan yang tidak terduga itu membawa Alex berkahir duduk bersama mereka yang mengelilingi Allen."Jadi dia Shema?" Melihat Shema yang ternyata anak dari Shella dan Max membuat Alex senang. Ia bahkan tidak dapat mengalihkan pandangannya darinya.Max tersenyum, walaupun ia sedikit kesal karena beberapa hal tentang Alex di masa lalu. "Dia sangat mirip denganku bukan?" Wajah Max begitu ceria saat menayangkannya, namun Alex hanya menatap datar padanya. "Menurutku... Tidak! Shema benar-benar sangat mirip dengan Shella!" jawab Alex menyunggingkan senyumnya pada Shella."Tidak! Shema cucuku sangat mirip dengan diriku, benarkan cucu ku?" Tidak mau di bandingkan, Thomas akhirnya memilih jalan yang mungkin terdengar tidak masuk akal ini.Wajah Alex mengungkapkan semuanya dan aku hanya tersenyum seraya menangapi perkataan ayah."Apakah kau memiliki perlu Alex sehingga datang ketempat Gael?" tanyaku yang sejak tadi ingin mengatakannya.Wajah Alex seperti akan terbakar karena rasa malu, bagaim

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 69 Kembali Pulang

    Veny, Oky dan Jordi akhirnya masuk ke rumah tua tempat peristirahatan terakhir Elisa, di tempat ini juga Elisa dimakamkan. Veny pun memulai acara pemakaman.Beberapa menit kemudian pemakaman akhirnya telah selesai, seperti kebiasaan mereka Veny selalu tinggal dan Oky, Jordi pergi lebih dahulu.Sebuah kotak yang berukuran cukup besar itu akhirnya Veny buka, terlihatlah dua cangkir yang malam itu ia dan Elisa gunakan.Dengan perasaan yang berat Veny menyusun cangkir tersebut di atas meja lalu menuangkan teh yang ia telah siapkan sebelumnya."Selamat minum..." Veny menikmati teh tersebut dengan berat hati, lalu kembali menaruhnya kala tehnya telah habis.Ingatan Veny kembali ke beberapa bulan yang lalu saat Elisa masih berada di sampingnya. "Kau merasa senang? Bagaimana rasanya hidup disana? Aku juga ingin pergi dan merasakannya!" Akhirnya airmata mata Veny mengalir.Dadanya sesak dan terasa begitu sempit, ia sangat tidak menginginkan semuanya terjadi seper

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 68 Surat Untuk Shella

    Thomas menikmati makan malam bersama dengan keluarganya, yang kini bertambah satu orang. Sejak tadi Thomas melihat Max yang begitu perhatian terhadap Shella kebersamaan keduanya membuat ia teringat seseorang yang kini telah pergi.Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Viano dapat duduk kembali di meja makan yang begitu sepi kehangatan ini. Thomas mencoba membuang pikirannya sejenak dan menatap Viano, ia lupa menanyakan keadaan Martin dan Daniel padanya. "Viano? Bagaimana dengan Martin dan Daniel?" "Mereka telah di sana, aku akan bertanggung jawab hingga mereka akhirnya menyadari perbuatan mereka, tetapi butuh waktu yang cukup lama untuk itu!" jelas Viano.Tentu pembicaraan keduanya dapat kudengar dengan jelas. Mendengar nama Martin kembali di sebutkan sebuah ingatan di hari itu muncul di benakku.Max pun mendengar apa yang dikatakan ayahnya dan Viano, hanya saja ia merasa sedih melihat Shella yang tiba-tiba berekspresi tegang. Ia pun memandang ayah dan

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 67 Hukuman Untuk Daniel dan Martin

    Wajah Martin kala ini sungguh jauh dari kata baik begitupun dengan Daniel. Akibat perkelahian yang mereka lakukan.Daniel lebih dulu bangkit untuk duduk, senyumnya mengembang kala melihat Martin. "Akhirnya aku dapat memukulmu!" "Sial! Kau pikir siapa yang lebih parah di antara kita?" Martin bangkit dan berdiri. "Ayo kita buat rencana, pasti saat ini Thomas telah sembuh dan berniat mencari kita. Jika kita tertangkap maka aku pastikan dia akan benar-benar memasukkan kita ke penjara."Cara jalan Martin yang begitu berat membuat Daniel kembali tersenyum. "Setidaknya aku berhasil membalaskan pukulan hari itu!"Tibalah saatnya dimana Thomas akan membawa kedua adiknya tersebut kembali, terlebih Viano telah mengetahui keberadaan mereka.Kedua bola mata Thomas melirik kearah Viano yang tengah berdiri di sampingnya. "Siapkan semuanya! Kali ini kita akan menangkap Martin dan Daniel."Viano memahami perasaan Thomas, ia bahkan dengan sengaja menceritakan beberapa ke

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 66 Kecemasan Yang Terbayar

    Viano yang awalnya berada di luar area rumah sakit memutuskan untuk masuk kedalam dan menemui Max untuk menyampaikan beberapa informasi yang ia dapatkan. Sebenarnya ia tidak ingin membuang waktu lagi dan ingin segera menangkap Martin dan Daniel akan tetapi mengingat janjinya pada Max ia memutuskan untuk kembali dan memberikan kabar ini.Max yang tengah sibuk di ruangan ayahnya akhirnya berhasil keluar setelah Dokter datang lalu membius ayahnya. Ia pun keluar dan mendapati Viano duduk di kursi. Viano mendongak. "Bagaimana keadaan Thomas?""Ayah benar-benar tidak berubah sedikitpun, dia masih tetap keras kepala seperti dulu. Bagaimana denganmu? Kau tidak mengejar mereka berdua bukan?""Martin dan Daniel? Tidak! Aku telah berjanji pada seseorang untuk kembali?"Max tertawa. "Hahaha... Aku senang kau berbicara seperti ini denganku, Viano?""Benarkah? Sepertinya aku harus berbicara seperti ini sampai seterusnya?""Itu tidak buruk dan terdengar jauh lebih

  • ONE DAY IN MY LIFE    Bab 65 Kabar Buruk

    Karena Elisa penasaran dengan kota yang ia tinggali seperti apa, ia pun memutuskan untuk mengelilingi kota tersebut beberapa hari setelah kedatangannya kemari dan begitupun dengan hari ini.Elisa pergi seorang diri tanpa penjaga atau pengawas siapapun, kedua orang tuannya pun tidak mempermasalahkan hal tersebut dan membiarkan Elisa bebas. Melihat sebuah danau yang indah, Elisa mengentikan mobilnya dan turun. Angin yang menerpa wajahnya dan cuaca yang cerah membuat suasana terlihat indah. Begitupun dengan pemandangan danau dan beberapa keluarga yang berujung untuk menikmati waktu santai bersama dengan keluarga mereka."Tidak buruk jika aku pergi kemari bersama Ayah dan Ibu." Elisa duduk untuk menikmati keindahan seperti orang-orang.Beberapa menit kemudian setelah menikmati momen tenang tersebut, ia memutuskan untuk pergi namun tiba-tiba seseorang duduk disampingnya. Dari penampilannya yang serba tertutup tentunya ia tidak mengenali siapa orang itu."Lama ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status