Home / Rumah Tangga / Oh, My Lawyer / 2. Ciuman Tak Terduga

Share

2. Ciuman Tak Terduga

Author: Miss L
last update Last Updated: 2024-01-07 15:15:24

Keinginan dan memperatahankan orang yang dicintai membuat seseorang bisa berubah menjadi sosok yang berbeda. Walau dihati mengatakan tidak ingin melakukannya akan tetapi demi membahagiakan seseorang membuatnya rela melakukan apapun. 

Cinta di dalam hati tidak selalu bahagia terkadang ada air mata dan perjuangan untuk bisa mendapatkannya. Kekecewaan, amarah, kesedihan yang datang silih berganti membuat segala sesuatu berubah menjadi lebih kuat menghadapi semua masalah kehidupan dan tetap tersenyum walau menyakitkan.

Suara alarm terdengar nyaring di telinga seorang gadis yang meraba-raba menggapai ponselnya, dengan mata setengah terpejam ia melirik jam di terlihat jelas sudah pukul 5 pagi.   

"Mati aku telat bangun," serunya panik.

Ia pun segera ke kamar mandi membuat kebisingan membangunkan sahabatnya yang masih tertidur pulas menikmati mimpinya.

"Keira ini jam berapa? Berisik banget sih," teriak Vio.

"Jam 5, Vi. Bangun Vi bantu aku," ujar Keira berteriak dari kamar mandi.  

Setelah selesai mandi Keira menuju kamar Vio, teman satu apartemennya. Vio sudah bagaikan saudari untuk Keira dan perkerjaan temannya itu seorang hair stylist yang dapat membantunya.

"Vi ... ayo bangun, bantu aku," ujar Keira membangunkan Vio dari ranjangnya.  

"Kenapa sih? Pagi-pagi begini sudah berisik aja," keluh Vio.

"Aku harus menjemput Cristo, Vi. Pesawatnya akan tiba jam 7 di bandara," ucap Keira dengan memohon pada Vio. 

"Kei, please deh ga usah terlalu terburu buru begitu, kalau kamu terlambat sedikit pasti si Cristo akan memakluminnya," ujar Vio kesal.

Keira hanya diam menandang Vio. Ia tahu kalau Vio tidak menyukai hubungannya dengan Cristo. Bagi Vio pria yang ia cintai itu egois, selalu menuntut apa yang diinginkannya tanpa memikirkan perasaan Keira. 

"Vi kasian Cristo jika harus menunggu dibandara kelamaan, aku tak bisa membiarkan dia seperti itu."

"Tapi tetap aja menjengkelkan, apa dia ga bisa pulang sendiri. kayak anak kecil aja sih minta dijemput jemput segala."  

"Ayo lah Vi tolong bantu aku, rambutku berantakan begini. Please ...."

"Yaa sudah aku bantuin, sini hairdryer-nya aku bantuin deh."

Keira tersenyum. "Kamu memang sahabat terbaikku, Vi."

"Tidak usah memujiku seperti itu. Aku ga suka."

Walau Vio selalu seperti itu, tapi tetap membantunya.  

30 menit kemudian

"Nah, sudah cantik deh," ujar Vio melihat dengan puas hasil karyanya pada rambut Keira sudah tertata dengan rapi.

"Terima kasih yaa Vi, kamu itu memang hairstylist yang paling oke banget di Jakarta, betapa beruntungnya aku punya sahabat seperti kamu." Keira memuji Vio.

"Iiish, aku kalau bukan kamu sahabatku mana mau aku dandani kamu," sahut Vio dengan ketus.

"Vi.. aku tau kamu ga suka sama Cristo tapi aku mencintainya."  

"Cinta? Buah jenis apa itu cinta? Aku tidak pernah mendengar jenis buah aneh seperti itu."

"Cinta itu tentang hati, Vi bukan jenis buah."

"Cinta... cinta... aku lihat kamu itu udah bukan seperti kekasih bagi dia, tapi lebih mirip pembantu Kei."

"Aku tidak merasa seperti kok, Vi."

"Lihatlah penampilanmu tidak seperti Keira yang aku kenal dulu. Kamu itu selalu cantik tanpa perlu make up berlebihan seperti ini, rambutmu tergerai lurus panjang hitam membuatmu tampak natural dan jadi lebih anggun. Penampilanmu juga terlalu di buat-buat seksi hanya demi memenuhi keingan kekasihmu si Cristo," cibir Vio.

"Vi ... aku melakukan semua yang Cristo inginkan karena aku mencintainya dan sebentar lagi aku akan menikah loh dengan Cristo."  

"Apa kamu yakin dengan keputusanmu Kei?"

"Aku yakin."

"Walau kalian sudah berpacaran selama 1 tahun tapi aku masih ragu dengan si Cristo itu. Aku mau nanya apa kamu pernah bertemu dengan orang tua Cristo? Apa Cristo sudah pernah bertemu dengan orang tuamu juga? Masa tiba-tiba langsung mau menikah sih. Ini aneh Kei."

"Aku memang belum pernah ketemu sih dengan kedua orang tua Cristo atau pun keluarganya, tapi aku sudah mengenalkan Cristo ke orang tua ku."

"Kapan Om sama Tante ke Jakarta? Perasaan kamu yang selalu ke Surabaya deh."

"Melalui telepon sih ketemunya, hehe."

"Itu sih bukan ketemu Kei. Tapi ini benar-benar aneh Kei. Sebuah pernikahan bukan seperti ini, masa tinggal seminggu lagi menikah kedua keluarga belum pernah ketemu dan saling mengenal sih, Kei."  

"Nanti juga akan ketemu kok. Hari ini aku juga janjian sama Papa dan Mama bersama Cristo."

"Aku tidak yakin Kei. Tolong kamu pikirkan baik-baik tentang pernikahan anehmu ini. Masa pacaran setahun itu jarang ketemu lalu pajang foto berduaan di sosial media juga ga boleh. Aku yakin ini pasti ada yang aneh."

"Cristo, anak pengusaha kaya Vi. Katanya Cristo, kami menikah dulu secara resmi baru setelah itu baru akan bertemu dengan orang tuanya."  

"Aneh!! di mana-mana itu ketemu keluarga dulu baru menikah bukan sebaliknya, ayoo Kei pikirkan baik-baik deh dengan pernikahanmu. Terbukalah pikiranmu jangan jadi wanita bodoh."

"Aku ga apa-apa kok Vi. Aku sangat bahagia dan selalu bersyukur bisa bertemu dengan Cristo. Dia sangat baik padaku dan dia juga mencintaiku, aku yakin kami akan bisa melalui semua hal bersama," kata Keira dengan yakin.

"Sebuah hubungan ga melulu tentang cinta Kei tapi juga butuh yang namanya materi,keluarga. Aduh, aku pusinglah sama kamu. Apalagi sama si Cristo itu."

"Terima kasih Vi, aku tau kamu itu sangat peduli dan sayang sama aku. Aku mohon doa kan hal yang terbaik untuk aku yaa."

"Tentu saja Kei ... aku akan selalu mendoakan semua yang terbaik dalam hidupmu. Semoga langkah yang kamu ambil ini bukan suatu kesalahan."

"Terima kasih Vi."

Setelah selesai memoleskan make up di wajahnya. Keira bergegas mengendarai mobilnya menuju bandara. Ia tidak ingin terlambar menjemput Cristo, calon suaminya itu tidak menyukai orang yang tidak tepat waktu.

  

Tidak membutuhkan waktu yang lama akhirnya Keira tiba di bandara. Ia langsung memakirkan mobilnya dan berlari menuju pintu kedatangani nternational dengan secepat mungkin sambil menghubungi ponsel Cristo. Ia khawatir Cristo marah padanya, ia sudah terlambat 30 menit dari jadwal mendaratnya pesawat Cristo.

"brugh"

Keira merasa tubuhnya limbung, ia menabrak seorang pria dan jatuh terduduk di lantai.

"Kamu punya mata ga sih?" bentak seorang pria menatap Keira dengan dingin.

Keira yang masih di lantai langsung berdiri. Ia menatap pria tersebut dengan kesal. Ia sudah terlambat menjemput Cristo malah sekarang dibentak seorang pria yang tak dikenalnya.  

"Heh, kamu tuh yang jalan pakai mata. Pasti kamu sengaja kan nabrak aku? Hayoo ngaku aja deh," sahut Kayla dengan tak kalah emosi.  

"Aduh, Nona sayang sekali yaa kamu itu cantik, tapi ga punya sopan santun. Sudah jelas-jelas kamu yang menabrak aku malah sekarang kamu yang ga terima dan malah menyalahkan aku. Bilang aja kamu tuh mau kenalan denganku, 'kan?" ujar pria itu dengan penuh percaya diri.

Keira terpelongo mendengar perkataan pria tersebut. Ia memperhatikan pria tersebut dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, begitu juga sebaliknya pria tersebut juga memperhatikan Keira dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.

"Maaf sepertinya kamu mengalami gangguan jiwa yaa, kenapa kamu bisa mempunyai kepercayaan diri tingkat tinggi seperti itu?" balas Kayla tak mau kalah.

Sekarang gantian pria itu yang tidak percaya mendengar perkataan wanita yang ada di hadapannya. Begitu banyak orang di bandara kenapa harus bertabrakan dengan wanita aneh ini?  

Ia pun  memperhatikan gerak-geriknya. Ia menilai penampilan wanita yang sedang menatapnya marah. Wajah wanita ini cantik, memakai dress seksi persis seperti wanita-wanita yang selalu dikencaninya. Cantik, seksi, dan menarik tapi ada sesuatu yang kurang wanita dihadapannya sangat cerewet. Ia tidak tahan mendengar ocehan wanita yang memiliki warna rambut pirang tersebut.

Wanita dihadapannya terus saja berbicara terus menerus tanpa lelah, ia menjadi pusing sendiri. Sekarang bertambah lagi ponsel wanita tersebut berdering dan tidak menyadari kalau ponselnya terus berdering membuat semuanya semakin saling melengkapi. Ia sudah tidak tahan lagi lalu menarik tubuh wanita cerewet itu dan tanpa basa-basi langsung mencium bibirnya.

Keira membulatkan matanya, tubuhnya menegang. Ia sama sekali tidak pernah menyangka kalau pria tersebut mencium bibirnya.

"Terima kasih cantik, aku suka bibirmu yang manis," ujar pria itu setelah melepaskan tautan bibir mereka.

Pria tersebut berlalu pergi begitu saja dari hadapan Keira yang masih terdiam. Ia masih shock dengan kejadian yang menimpanya hanya bisa terdiam mematung.

  

  

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Oh, My Lawyer    100

    Tatapan Vio nanar saat dilihatnya Vanessa yang mengenakan gaun berwarna peach panjang di atas tempat tidur. Air matanya terjatuh saat tubuh Vanessa yang terbujur di sana. Dengan langkah perlahan dia mendekati Vanessa.“Vanes. Vanessa bangun, Vanes,” ucap Vio dengan tak bersemangat.“Bangun Vanes. Bangun!” Vio berteriak sambil menggoncang-goncangkan tubuh Vanessa dengan kencang.“Bangun Vanessa. Ini Kakak datang, jangan tinggalkan aku seperti ini. Vanes, bangun Vanes.” Vio memeluk tubuh Vanessa dengan erat. Air mata terus mengalir di pipinya. Dia sangat sedih kehilangan wanita yang sudah dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.Pak Ujang melihat hal tersebut mendekati Vanessa. Sejujurnya dia tidak mengetahui permasalahannya hingga membuatnya jadi penasaran dengan apa yang terjadi. “Yaa Tuhan botol obatnya aja sudah kosong semua. Berapa banyak yang kamu telat, Vanes.” Tangan Vio memegang botol obat tidur. “Maaf Bu boleh saya periksa denyut nadi Bu Vanessa.” “Iya Pak.”Pak Ujang m

  • Oh, My Lawyer    99

    Tidak semua orang mampu mengatasi masalahnya sendiri dengan berbagai macam sifat, karakter, pemikiran yang berbeda-beda. Apalagi disertai rasa bersalah. Semakin membuat hati dan pikiran menjadi terpuruk.Vanessa menatap langit-langit kamarnya. Dia terlalu lelah dengan permasalahan dalam hidupnya. Tidak ada kesempatan lagi untuk dia memperbaiki semua kesalahan.“Seandainya dulu aku bisa untuk mencegah semuanya. Memiliki keberanian untuk mengatakan hal yang sebenarnya tentu Ettan masih bersamaku. Ettan dan aku bisa hidup bahagia,” ucap Vanessa dengan sangat menyesal. “Tunggu aku, Sayang. Kita akan bertemu lagi. Cinta kita akan abadi.” ucap Vanessa dengan tersenyum lalu menutup matanya. Berharap tak akan pernah bangun lagi untuk selamanya.Pak Syarif, pihak keamanan perumahan Diego Hills segera menuju rumah Vanessa. Dia berkali-kali menekan bel rumah walau tidak ada yang jawaban.“Aduh kumaha ieu? naha teu aya anu kaluar ti imah muka panto?” Syarif berkata dengan bahasa Sunda kebingunga

  • Oh, My Lawyer    98

    Di saat harapan sudah mulai sirna dan keinginan untuk menghadapi kenyataan hidup begitu menyakitkan. Terkadang manusia yang memiliki pikiran pendek memilih untuk menyerahkan segalanya. Walau mengetahui bahwa apa yang dilakukannya adalah salah.Vio sangat panik mendengar kata-kata Vanessa sebelum sahabatnya yang sudah seperti saudara baginya sebelum mengakhiri komunikasi mereka. Berkali-kali dia menelpon ponsel Vanessa, tapi sudah tidak aktif. Rasa cemas dan ketakutan melandanya. Dia khawatir Vanessa benar-benar memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya sendiri.“Aku harus segera ke rumah Vanessa,” ucapnya.Dia segera ke rumah Vanessa. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.“Semoga aku ga terlambat.”Jalanan Ibu Kota begitu padat. Dia sangat kesal harus selalu berjibaku dengan kemacetan yang seakan tidak pernah berakhir.“Aduuh malah macet sih nih. Ayo dong yang di depan cepetan.” Vio membunyikan klakson mobilnya berkali-kali.Namun, Vio masih berusaha untuk menelpon Vanes

  • Oh, My Lawyer    97

    Rasa kecewa dan penyesalan selalu membuat seseorang mengerti dengan keadaan. Walau rasa kecewa mampu membuat sesak di dalam dada, tapi juga tetap harus melanjutkan perjalanan hidup.Vanessa memikirkan semua perkataan Dean. Dia mencoba memancing Lucas agar datang ke rumahnya. Jika Lucas tidak datang semua yang telah direncanakan Dean dan dia akan sia-sia. Dia harus membalaskan dendam Ettan pada Lucas.Sambil memegang ponselnya Vanessa memberanikan diri menghubungi Lucas. Semenjak acara pemakaman Ettan Lucas sangat jarang datang ke rumahnya, dia tahu alasan kenapa sekarang laki-laki tua tersebut tidak menghampirinya lagi sebab sudah memiliki wanita lain. Walau sebenarnya dia tidak peduli karena yang dibutuhkannya dari Lucas hanya uangnya saja.“Kenapa?” tanya Lucas dingin tanpa berbasi-basi pada Vanessa. “Halo Sayang. Lagi di mana Pi?” tanya Vanessa dengan manja.“Kenapa tanya-tanya aku di mana? Ga usah mau tau aku di mana.”“Iih Papi kok gitu sih sama aku. Jangan marah-marah dong Pi.

  • Oh, My Lawyer    96

    Keira menatap Dean yang tidur. Dia memperhatikan raut wajah suaminya menyentuh hidungnya yang bangir.“Sampai kapan kamu mau melihat aku terus Kei. Aku tau aku sangat tampan,” ucap Dean dengan suara serak khas orang bangun tidur.“Idiih, siapa juga yang melihat kamu. Aku tuh liat ilermu tuh.” Keira malu sendiri ketahuan menatap Dean.“Aku ga pernah ngiler Sayang.”“Aah masaaa… mana mungkin ga pernah ngiler.”“Iya bener. Aku manusia nyaris sempurna.”“Iya percaya deh. Manusia nyaris sempurna yang hanya takut sama mbak kunti.”“Sayang… jangan suka bercanda tentang makhluk yang tidak boleh dibecandain. Nanti kalau dengar terus muncul gimana?”“Nanti paling panggil Dean… Dean…” Keira berkata sambil menirukan suara bergetar menakut-nakuti Dean.Dean tersenyum. Dia paling tidak kalau Keira membawa-bawa makhluk halus.“Udah akh, aku mau mandi dulu,” ucap Dean kesal.“Iis, pagi-pagi udah baper aja sih Pak,” ujar Keira mencibirkan bibirnya.Dean menarik kepala Keira dan mencium bibirnya. Rasa

  • Oh, My Lawyer    95

    Dean merasa masih ada janggal dengan keterangan Vanessa. Dia menggenggam tangan wanita yang mengenakan mini dress warna merah muda.“Bagaimana kamu bisa tau kalau Lucas yang membunuh Ettan? Bagaimana caranya?” tanya Dean.“Aku mendengar perkataannya Lucas saat dia dihubungi salah satu pejabat pemerintahan dan petinggi-petinggi berbagai perusahaan,” jawab Vanessa.“Lalu? Bagaimana caranya membunuh Ettan?” Dean semakin penasaran lagi.“Nah si Lucas itu ga tau menghubungi siapa kayaknya sih orang penting juga sambil marah-marah. Eeh, besoknya aku dengar kabar di televisi kalau Ettan meninggal karena bunuh diri.” Wajah Vanessa terlihat sedih.“Kamu sedih karena Ettan meninggal? Apa aku memiliki hubungan dengan Ettan.”Vanessa terdiam. Dia memang sempat beberapa kali berhubungan intim dengan Ettan di belakang Lucas, tanpa sepengetahuan siapapun. Walau bagaimanapun Ettan bukanlah anaknya dan dia bukan istri Lucas. Dia hanya wanita simpanan Lucas.“Aku… aku… tidak dapat mengatakannya.” Vanes

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status