Share

Bab 136

Author: Elenor
Setelah melihat Elsa, Dani dan yang lainnya pergi, Edward dan Vanessa juga masuk ke mobil dan menuju restoran.

Beberapa menit setelah mereka tiba di ruang VIP, Prof Nian juga tiba.

"Prof Nian."

Melihat Prof Nian mendorong pintu terbuka, Edward dan Vanessa berdiri untuk menyambutnya.

Saat melihat Vanessa, tidak ada ekspresi terkejut di wajahnya.

Vanessa dengan sopan memperkenalkan dirinya lagi, "Halo Prof Nian, aku Vanessa, kita pernah bertemu sebelumnya di pameran teknologi..."

"Iya." Prof Nian masih tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya dan mengulurkan tangannya menjabat tangannya.

Setelah Prof Nian duduk, Vanessa duduk di sebelahnya dan berkata, "Aku sangat mengagumi Prof dan selalu berharap punya kesempatan untuk bertemu dan diskusi secara langsung tentang Kecerdasan Buatan."

Nian: "Iya."

Pada saat itu, ponsel Edward berdering. Dia pun berdiri, lalu berkata kepada Prof Nian dan Vanessa, "Aku keluar sebentar angkat telepon. Kalian ngobrol saja."

Vanessa mengangguk.

Setelah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Ovina sansa Raykel
bru bsa bca smp d bab ini... penasaran d bab brp edward sadar klo clara udh mngusulkn surt cerai
goodnovel comment avatar
Puji Handayani
hempaskan Vanessa prof. q udh dgn amat sabar mngan kjngkelan bacanya dr kmren.........
goodnovel comment avatar
Fa Fah
kasian de eluu Vanessa ......,sok pintar pdahl gk ad ap2nya dibandingkan dgn Clara ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 137

    Vanessa tertegun, lalu mengerucutkan bibirnya.Itu bukan jawaban yang diinginkannya.Prof Nian mendorong pintu terbuka dan hendak pergi, tapi Vanessa dengan cepat melangkah maju dan berkata, "Prof Nian, menurut Anda apa yang harus aku tingkatkan?"Prof Nian berhenti sejenak dan berkata dengan dingin, "Lakukan lebih banyak penelitian dan berikan lebih banyak perhatian pada perkembangan baru di bidang lain."Saat dia selesai berbicara, Edward kembali.Sebelum dia sempat bicara, Prof Nian berkata, "Aku sudah lakukan apa yang harusnya aku lakukan. Aku akan hubungi Anda lagi dalam beberapa hari."Edward: "Baik."Setelah selesai berbicara, dia langsung pergi.Edward memandang Vanessa dan melihat bahwa dia tampak tidak senang. Dia bertanya, "Hasilnya nggak bagus ya?"Vanessa mengangguk dengan tenang. "Aku ditolak.""Prof Nian bilang apa? Ceritakan padaku."Vanessa menceritakan seluruh proses dan evaluasi serta sarannya pada Nian."Kamu memang cukup berbakat." Edward berkata, "Menurutku sarann

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 138

    Mungkin melihat mereka sangat lelah, Prof Nian pun suruh mereka pulang sekitar jam sembilan malam itu.Setelah melalui hari yang melelahkan, Clara segera pulang, mandi, dan tidur lebih awal.Di hari berikutnya.Ada hal-hal di X-Tech yang perlu mereka tangani.Clara dan Dylan lalu menyempatkan diri untuk pergi ke X-Tech sore itu.Ketika mereka tiba, Clara dan Dylan baru saja membahas beberapa masalah teknis ketika Doni dan Agra masuk, dipimpin oleh staf X-Tech.Ketika melihat Clara, mereka sedikit terkejut.Agra mengangkat alisnya. "Oh dia karyawan X-Tech? Kebetulan sekali."Sementara Doni mengangkat bahu.‘Kami nggak saling kenal, jadi gimana aku bisa tahu kalau dia karyawan X-Tech?’Seorang staf X-Tech di dekatnya mendengar obrolan mereka, lalu berkata, "Maksud kalian Bu Clara? Dia bukan karyawan X-Tech. Dia programer Morti Group. Dia datang ke sini hari ini untuk bantu tangani masalah pemrograman."Menyadari bahwa seseorang seperti sedang memperhatikannya, Clara menoleh untuk melihat

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 139

    Namun, dia tidak melihat ke arah mereka dan terus berkomunikasi dengan staf teknis X-Tech.Pak Zaki tersenyum dan berkata, "Ternyata kalian bertiga sudah saling kenal?"Dylan: "Iya, Pak."Gimanapun, mereka semua adalah generasi kedua dan ketiga di kalangan sosial kelas atas ibu kota, jadi wajar saja jika mereka saling kenal.Hanya saja bidang yang ditekuninya beda dengan mereka, jadi mereka tidak akrab.Doni dan Agra menyapa Dylan, lalu berjalan ke sisi lain bersama Pak Zaki untuk bahas pekerjaan.Sementara Vanessa tinggal bersama Dylan.Tentu saja dia juga melihat Clara.Namun setelah sekilas pandang, dia alihkan pandangannya dan kembali menatap Dylan. "Pak Dylan baru saja tiba?"Dylan cukup hebat, apalagi dia juga murid Nian. Jadi meski, dia dapat melihat Dylan bersikap acuh tak acuh padanya karena Clara, dia tetap ingin menjalin hubungan baik dengannya.Lagi pula, saat dia jadi murid Nian nanti, mereka bakal habiskan makin banyak waktu bersama."Sudah sekitar setengah jam." Dylan me

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 140

    Dia bertanya, "Apa kamu kenal wanita itu?"Ketika mendengarnya bertanya tentang Clara, tangan Vanessa yang sedang mengetik sedikit menegang.Clara memang cantik.Mendengar Doni menanyakan hal itu, tanpa sadar dia berpikir Doni tertarik pada Clara.Tetapi ketika dia memikirkan tentang apa yang didengarnya di pelelangan hari itu dan sikap Doni terhadapnya sekarang, dia tahu dia salah.Dia pun menjawab tanpa ekspresi apa pun di wajahnya, "Aku nggak kenal, ada apa?"Doni melirik Clara dan Dylan lalu berkata, "Dari cara dia bicara dengan Pak Dylan, sepertinya dia juga sangat handal?"Vanessa berkata dengan tenang, "Aku nggak tahu, tapi kabarnya dia cuma punya gelar sarjana."“Cuma gelar sarjana?”"Iya."‘Pantas saja.’Dia tidak berpendidikan setinggi Vanessa, juga tidak semenarik Vanessa, jadi wajar saja dia khawatir Dylan akan direbut.Dia khawatir pada Dylan dan cemas dia akan dibawa pergi, dan itu bisa dimengerti.Namun saat dia melihat Vanessa lebih baik dari dirinya, dia pun jadi bermu

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 141

    Clara tahu senyum Dylan itu sedang menggoda Doni, jadi dia mengangguk dan berkata, "Iya."Vanessa menemukan bahwa Dylan sangat perhatian terhadap Clara.Dia pun mengerutkan kening.Meski Doni dan yang lainnya tidak punya waktu untuk makan bersama, pekerjaan mereka telah selesai, jadi mereka turun bersama Clara dan Dylan, bersiap meninggalkan X-Tech.Pada saat itu, Vanessa menerima panggilan telepon.Setelah panggilan selesai, dia berkata, "Edward sudah mau datang, aku turun bareng kalian saja."Ketika rombongan itu tiba di lantai bawah, Edward sudah menunggu di sana.Melihat mereka, dia keluar dari mobil lalu menyapa Doni dan Dylan.Dia juga melirik Clara, tapi tidak bicara dengannya.Sementara Vanessa langsung berdiri di sampingnya begitu dia turun dari mobil.Melihat mereka seperti ini, mereka benar-benar terlihat seperti pasangan sungguhan.Doni saat ini sedang bicara dengan Edward, sementara Dylan menatapnya dengan tatapan merendahkan, lalu berkata dengan nada dingin, "Pak Edward,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 142

    Clara berhenti sejenak dan bertanya padanya, "Kapan kamu mau pergi?""Itu…"Elsa sedikit ragu.Clara tahu dia sebenarnya hanya ingin Clara menemaninya saat Vanessa dan Edward sedang sibuk.Tapi dia tidak tahu kapan Vanessa dan Edward akan sibuk.Jadi, dia ragu-ragu.Clara pun mengalihkan pandangannya dan berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu mau pergi, bilang saja. Kalau mama ada waktu, mama bawa kamu pergi. "Elsa berkata dengan gembira, "Oke!"Minggu ini dia sangat sibuk.Pada Jumat malam, Clara pulang kerja lebih awal.Ketika tiba di rumah dan hendak memasak sesuatu, Elsa meneleponnya.Clara tertegun sejenak sebelum menjawab telepon."Ma, aku bebas di hari Sabtu, yuk, main ski!"Clara telah janji padanya jika dia ingin main ski, dia bisa langsung menghubunginya.Tapi, dia tidak berencana membawanya ke sana besok.Karena besok, dia masih harus ketemu Dani dan Tania, yang bisa dibilang termasuk pertemuan bisnis.Dia tidak ingin repot-repot membawanya saat dia pergi ke pertemuan bisnis.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 143

    Dani khawatir mereka akan tertabrak, jadi Dani mengikuti mereka sehingga bisa melindungi mereka jika ada orang yang tidak sengaja akan menabrak mereka.Namun, saat ini jumlah orangnya terlalu banyak.Baru saja main 1 jam lebih, mereka sudah ditabrak dua anak perempuan.Tania sih masih aman, tapi Clara tidak, tubuhnya jatuh bertabrakan dengan Dani.Tanpa pikir panjang, Dani langsung melingkarkan lengannya di pinggang wanita itu, lalu mengeratkan pegangannya dan mendekapnya erat dalam pelukannya.Clara yang mendadak jatuh ke pelukannya langsung tertegun. Segera dia merasakan tidak enak, jadi ingin mendorongnya. Tapi kakinya terasa sakit.Dani masih tidak melepasnya. "Apa pergelangan kakimu terkilir?"“Sepertinya iya.”Dani dengan cekatan memanggil staf dan minta mereka jaga Tania, sementara dia membungkuk dan menggendong Clara.Clara kira dia akan minta staf untuk membantunya.Tapi tiba-tiba dia digendong oleh Dani. Dia pun sedikit bingung, lalu dia menolak, "Turunkan aku dulu, aku..."D

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 144

    Setelah Clara dan Dani selesai makan dan berkendara belum terlalu jauh, dia menerima panggilan dari Raisa."Clara, kamu di mana? Aku hampir mati kelelahan, datang jemput aku makan malam dong."Clara tidak mengatakan dia sudah makan. "Kamu di mana?""Kawasan Pancawarna," kata Raisa, "Di sini ada rumah kuno yang dibangun beberapa tahun lalu. Pagi-pagi aku ke sini bareng bibi untuk lihat properti. Capek banget.""Oke."Setelah menutup telepon, Clara menyesuaikan navigasi dan menuju Kawasan Pancawarna.Lebih dari sepuluh menit kemudian, Raisa menelepon lagi. "Clara! Kamu tahu siapa yang kulihat di sini?"Clara terdiam.Baru-baru ini, satu-satunya hal yang bisa buat Raisa bicara dengan kesal tampaknya cuma..."Edward, Vanessa dan keluarganya! Dia bawa Keluarga Gori untuk lihat rumah!"Clara menatap lurus ke depan dan berkata "Iya" tanpa ekspresi di wajahnya.Biasanya ketika Edward dan Vanessa pergi keluar, mereka selalu bawa Elsa.Jadi, Edward tinggalkan Elsa sendirian di rumah hari ini ka

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 269

    Ketika Sinta dan yang lainnya sampai di rumah, mereka tidak melihat Clara dan mengira dia pergi ke bandara bersama Edward untuk menjemput Elsa.Sekarang Edward dan Elsa sudah sampai di rumah, tetapi mereka tidak melihat Clara, mereka berdua merasa sangat aneh.Namun, mereka tidak peduli dengannya dan terlalu malas untuk bertanya.Edward berkata, "Dia ada urusan yang harus dilakukan."Dustin tidak curiga dan terus menggoda Elsa.Nenek Anggasta tahu apa yang sedang terjadi, namun dia tidak mengatakan apa pun.Setelah makan malam, Elsa bermain sendiri sebentar, tetapi merasa bosan, jadi dia menelepon Clara.Bahkan saat berlibur, Clara tidak berniat membiarkan dirinya bermalas-malasan.Ketika Elsa menelepon, Clara sedang mempelajari informasi yang diberikan oleh Prof Nian.Melihat panggilannya, dan berpikir bahwa mereka sudah hampir sebulan tidak bertemu, Clara mengangkat telepon dengan santai, "Halo."Clara tidak menjawab teleponnya untuk waktu yang lama.Elsa awalnya tidak punya harapan.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 268

    "Ayah, Tante Vanessa."Setelah keluar dari bandara, Elsa melihat Edward dan Vanessa. Dia melepaskan tangan Bibi Sari, berlari ke arah mereka dengan antusias, dan melemparkan dirinya ke pelukan mereka.Setelah masuk ke dalam mobil, Elsa mengobrak-abrik tas sekolah kecilnya dan menyerahkan gawai kecil menarik yang dibelinya saat jalan-jalan kepada Vanessa dan Edward."Ayah, Tante, aku membelikan kalian hadiah."Vanessa mengambilnya, mengusap rambutnya dengan lembut, dan berkata sambil tersenyum, "Terima kasih, Elsa."Nenek telah keluar dari rumah sakit hari itu, jadi Edward serta Elsa akan kembali ke rumah Keluarga Anggasta untuk makan malam.Setelah meninggalkan bandara dan mengantar Vanessa pulang, Edward meminta sopir untuk berbalik dan kembali ke rumah Keluarga Anggasta.Dalam perjalanan ke sana, Edward sempat menangani urusan kantor.Elsa tidak mengganggunya dan hanya bermain sendiri.Setelah sampai dan keluar dari mobil, Elsa berlari masuk ke rumah itu dengan tas sekolah kecil di p

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 267

    Dylan telah sampai ke rumah Keluarga Hermosa, dia sendiri yang mengantarkan kembang api itu ke sana.Adapun Dani, untuk menghindari masalah yang tidak perlu, Clara memberinya alamat di dekat rumah Keluarga Hermosa.Sekitar jam dua siang, Clara berangkat menuju tempat janji temu mereka.Dani mengatakan di telepon bahwa dia akan menyuruh seseorang mengirimkan kembang api itu kepadanya.Faktanya, setelah memarkir mobil, Clara melihat Dani sendiri yang datang.Dani berkata, "Kamu sudah sampai?""Iya.""Coba buka bagasinya."Setelah Clara membuka bagasi, Dani memindahkan kembang api dan beberapa hadiah Tahun Baru ke dalam bagasinya.Clara melihat hadiah Tahun Baru itu dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Nggak perlu hadiah Tahun Baru...""Tania memintaku membawakannya padamu."Clara hanya bisa terdiam.Clara lalu meletakkan makrame yang dia buat sendiri dan beberapa hadiah Tahun Baru yang dibelinya setelah makan siang ke dalam mobil Dani, "Aku membeli ini untuk Tania."Dani tersenyum

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status