Pesona Istri yang Tak Dianggap

Pesona Istri yang Tak Dianggap

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Oleh:  BornengTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
116Bab
7.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Talita rela menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang masih kecil. Kakaknya meninggal saat melahirkan. Namun Talita tidak dianggap sebagai istri oleh suaminya dan ibu mertuanya. Kakaknya dituduh selingkuh dengan pria lain, itu alasan Emir membenci Talita. Ia berjuang mencari kebenaran kalau tuduhan suami dan ibu mertuanya, Talita berjanji akan membuktikan kalau sang kakak tidak pernah selingkuh. Apakah Hanum benar tidak pernah selingkuh? Mampukah kah Talita mengungkap kebenaran tentang kakaknya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Si Kembar yang Malang

“Tangisan kedua anak itu membuat ibu ingin meledak. Apa kamu tidak bisa membeli susu yang bagus supaya anak itu berhenti menangis!” bentak seorang wanita sambil berdecak pinggang.

“Sudah Bu.”

“Lalu kenapa mereka selalu menangis tiap malam, aku jadi terganggu tidur kepalaku sakit.”

‘Astagfirullah, namanya juga bayi yang masih berusia dua bulan, wajar masih sering menangis,” ujar Talita dalam hati, tetapi tidak sekalipun ia melawan ataupun ia membantah omongan ibu mertuanya. Ia sudah memutuskan jadi ibu sambung untuk kedua  bayi malang itu, itu artinya ia sudah siap dengan semua yang akan terjadi.

“Bayi baru dua bulan memang sering rewel Bu.”

“Tidak! kata siapa? Anak saya semuanya tidak ada yang rewel.”

Talita diam, ia tidak menyahut lagi.

Emir juga diam, ia menikmati makan malamnya tanpa membela Talita ataupun ibunya.

Kadang Talita berpikir kalau mantan kakak iparnya punya penyakit jiwa, karena ia hanya diam.

Talita merasa sangat kasihan pada mbaknya karena mendapat suami dan ibu mertua seperti nenek lampir.

“Lagian Lu kagak usah kerja lagi kenapa sih!? lo gak kasihan sama anak kakak kamu yang tidak punya ibu lagi,” ucap iparnya.

Talita hanya diam, menahan semua tekanan dari sana sini di dalam rumah tanpa ada satu orangpun yang membelanya.

Setelah makan malam usai, ia naik lagi ke kamar baby kembar. Hanya di kamar bernuansa biru putih itulah ia merasa tenang.

Melihat kedua bayi malang tertidur pulas, air mata Talita tidak terasa menetes membasahi pipinya, ia kasihan pada kedua bayi tidak berdosa itu mereka ditolak ayah dan keluarga ayahnya.

‘Mbak, apa sebenar yang terjadi, kenapa mereka menolak anak-anakmu? beri aku sedikit petunjuk,” ucap Talita mengusap linangan air di pipinya.

Tidak ingin larut dalam kesedihan, ia mengambil sajadah dan mukena yang disimpan di kamar baby kembar, shalat tahajud membuat hatinya tenang.

Kala ia sedang sholat, tiba-tiba keduanya menangis, dan tangisannya semakin mengkelangar, dan saat itu susternya kebetulan sedang mandi.

Ibu mertuanya datang dan ipar membuka pintu dengan keras.

“Kamu budak iya, Anak nangis kok dibiarkan!?” teriaknya. padahal sudah jelas-jelas ia melihat Talita sedang sholat. Bukannya langsung menggendong cucunya agar diam dan tenang,wanita itu malah teriak marah dan memaki-maki Talita. Beruntung Desi buru-buru mandi dan dia menggendong Hasan , baby dengan tangisan yang paling ribut.

Dengan tenang Talita melipat sajadah miliknya dan menggendong Hasnah.

“Kamu tidak bisa menyuruh mereka diam apa!? Membuatku pusing ,” ucap Rita .

“Iya ampun Mbak, mereka masih bayi yang baru lahir wajar kalau sering menangis,” ucap Talita.

“Mereka membuatku pusing, suruh diam!” Bentak Ibu mertuanya lalu Ibu dan anak itu keluar dari kamar si kembar.

Talita hanya bisa mengelus dada dan menghela napas melihat kelakuan ibu mertua dan iparnya.

Tetapi anehnya, seribu apapun dan seheboh apapun terjadi di kamar si kembar, Emir tidak pernah peduli, seolah-olah kedua anak kembar itu bukan anaknya dan bukan bagian keluarganya. Ia akan selalu diam dan bersikap acuh dengan semua keadaan.

“Ya Allah, hamba lelah,” ujar Talita mengusap bulir air dari matanya.

“Sabar Bu, demi anak-anak,” ujar Desi menunjukkan sikap simpati pada majikannya.

“Saya juga manusia biasa, ada saatnya lemah tidak berdaya seperti saat ini.”

“Iya saya mengerti Bu, tapi aku juga bingung kenapa mereka semua tidak ada yang menyayangi anak-anak malang ini.”

“Iya, mereka berdua anak-anak malang.” Talita mendaratkan bibirnya ke kening kedua baby kembar.

Talita juga lelah kerja di rumah sakit, tetapi ia merasa lebih lelah lagi saat tiba di rumah, karena kelakuan keluarga suaminya.

Talita masuk ke dalam kamar, kali ini ia sudah tidak tahan lagi ia harus bicara dan bertanya pada Emir tentang apa yang sebenarnya yang terjadi. Ia sudah dua bulan lebih, tetapi kenapa Emir hanya jadi penonton, hanya bisa diam dan diam, tetapi, kali ini Lisa harus bicara.

Saat masuk ke dalam kamar, lelaki yang berprofesi sebagai polisi itu sedang sibuk memainkan ponsel nya, ia duduk menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang.

“Mas, kita harus bicara.”

“Iya.”

“Sebenarnya ada apa dengan kalian semua?”

“Memang kenapa?” tanya Emir tidak mengalihkan matanya dari benda pipi berwarna putih itu.

“Kenapa Mas selalu bersikap tidak peduli pada Hasan dan Hasnah?”

“Aku mau tidur mengantuk,” ujar Emir tidak mau membicarakan tentang baby malang itu.

“Seorang lelaki sejati harus berani mengucapkan kebenaran," ujar Talita kehabisan kesabaran.

“Mereka bukan anakku!!”

“Haaa 
 ! ma-ma-maksudnya apa Mas?” tanya Talita nyaris pingsan.

“Kenapa kamu tidak tanyakan pada mbak mu di kuburan sana, tanyakan padanya anak siapa yang ia lahir kan," ujar Emir memunggungi Talita.

Talita merasa bagai di timpa dengan batu besar, merasa rongga dadanya terhimpit dan susah bernapas, mendengar penuturan Emir.

Talita mematung dengan mata bulat itu semakin membesar karena terkejut.

“Bukan kah tuduhan itu tidak terlalu jahat, Mas," ujar Talita berharap apa yang ia dengar salah.

“Tidak ! itu bukan tuduhan, itu kebenaran," balas Emir masih dengan posisi tubuh membelakangi.

“Lalu, mereka bukan anakmu, lalu mereka anak siapa?”

“Itu tugas kamu mencari tahu.”

“Mbak Hanum bukan orang yang seperti itu Mas, jangan menuduh seperti itu, itu tidak masuk akal,”ucap Talita menangis terisak-isak.

Talita merasakan rasa yang amat sakit di dalam dadanya saat Emir mengungkapkan baby kembar yang malang itu, bukanlah darah dagingnya, rasa kecewa, bingung, malu. Hal itulah yang dirasakan Talita. Ia tidak percaya kalau mbak yang ia sayangi melakukan hal tercela seperti itu.

Karena ia tahu kalau Hanum sangat mencintai suaminya, bahkan ia rela meninggalkan profesinya sebagai perawat demi menjadi istri Emir.

Talita Hanum rela menikah dengan abang iparnya Emir Fazwan setelah kematian sang kakak. Emir memiliki sikap yang dingin dan cuek.Talita rela menikah demi kedua keponakannya.

 â€œBerhentilah menangis dan tidurlah, kamu boleh menjaga anak-anak itu di rumah ini, tetapi jangan harapkan kalau aku akan memberikan mereka perhatian layaknya seorang ayah,” ujar Emir. Ia tidur memunggungi Talita yang masih duduk dalam tangisan.

‘Apa semua yang dikatakan Mas Emir benar Mbak? Apa Mbak lakukan, bagaimana ini, bagaimana aku menatap wajah mereka semua, jika hal itu benar ucap Talita dalam hati, matanya menatap foto Hanum yang masih tergantung rapi di dalam kamar.

Bersambung....

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
116 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status