Home / Romansa / Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik / Bab 1: Gadis Tak Berguna

Share

Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik
Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik
Author: Telor Dadar Babeh

Bab 1: Gadis Tak Berguna

last update Last Updated: 2025-05-08 21:06:54

Sakit.... !!!!!!

Ledakan rasa sakit membakar otaknya kepalanya seperti dipukul dengan gada besi, tubuhnya seakan dilindas puluhan kereta perang yang melaju tanpa ampun.

Sakit luar biasa…..

Setiap persendian terasa retak seperti diloloskan satu persatu dari sambungan dan kulitnya panas seperti tersiram logam cair.

Sensasi itu menjalar cepat, membakar dari ujung kaki hingga ubun-ubun dan menenggelamkan dirinya dalam siksaan yang sulit dibayangkan.

Kata “sakit’” tidak cukup mewakili apa dia rasakan…..

Lian Qiyue menggeliat nafasnya berat seperti tercekik dalam kabut pekat. Ia membuka mata perlahan, kelopaknya terasa berat, bulu matanya lengket seolah telah lama tertutup. Cahaya yang masuk ke dalam pupilnya sempat menyilaukan, namun ia memaksa diri untuk melihat.

Apa yang tampak di depannya membuat jantungnya mencelos.

Langit-langit kayu, tirai ranjang yang usang, aroma jamu yang pahit dan bau darah menguar samar di udara. Tempat ini... sama sekali asing ia langsung terdorong untuk duduk tetapi tubuhnya menolak, bahkan untuk mengangkat lengannya ia harus mengerahkan seluruh tenaga.

“Di... mana aku?”

Suaranya parau seperti pecahan kaca yang diseret di atas lantai batu.

Sejenak sekilas ingatan mengambil alih memori Lian Qiyue.

Apakah dia mengalami perpindahan zaman atau dimensi seperti cerita dalam novel yang sering dibacanya dikala senggang.

Tatapan matanya yang dalam, seolah kolam yang tak terusik selama ribuan tahun, mengandung kilasan kecerdasan tajam. Ia masih ingat—begitu jelas—bagaimana ia menemukan cincin kuno itu.

Sebuah artefak yang tertimbun dalam sarang binatang suci yang dijaga banyak jebakan. Saat ia meneteskan darah secara tidak sengaja ke permukaannya dunia tiba-tiba menjadi gelap.

Langit retak, badai energi mengamuk, waktu seperti berhenti dan kemudian... ia terjatuh dalam kehampaan melayang sambil di dera rasa sakit tak terukur.

Ia adalah Lian Qiyue sang kepala keluarga termuda yang disegani seantero Benua Noxus. Kepala keluarga pertama yang di pegang wanita, maksudnya yang termuda dan mampu membawa keluarga yang di pimpinnya menjadi keluarga yang paling berkuasa di noxus.

Dan tentunya kepala keluarga paling cantik... karena semua kepala keluarga hampir semua di pegang pria berumur.

“Ughh...”

Keningnya berkerut saat gelombang rasa sakit kembali menyerang tapi kali ini bukan dari tubuh, melainkan dari pikirannya sendiri.

Kenangan yang bukan miliknya mengalir deras menyatu ke dalam pikirannya seperti aliran air bah yang menghantam bendungan rapuh. Adegan demi adegan—kehidupan seorang gadis muda yang lemah, kesepian dan dilupakan—berkelebat dalam benaknya.

Butuh waktu cukup lama sampai rasa sakit itu mereda dan Lian Qiyue bisa membedakan mana kenangan miliknya dan mana yang bukan.

Tapi satu hal jelas ia telah menyeberang waktu seperti cerita novel yang pernah dia baca, menempati tubuh seorang gadis lain... yang juga bernama Lian Qiyue.

Tiba-tiba seperti terdengar bisikan… ntah dari mana.. tapi jelas…

“Apa… ?? ..Menyeberang waktu ke seribu tahun ke depan... dan ke tubuh gadis tak berguna?” bisiknya, nyaris tak percaya.

Dulu, ia adalah wanita cantik dan hebat pemimpin Keluarga Lian satu dari empat klan besar di Benua Noxus. Seorang gadis genius cantik dalam kultivasi roh dan seni formasi.

Ia dihormati, bahkan ditakuti oleh lawan-lawannya dan juga seorang alkemis yang terbaik seorang dokter atau tabib yang sangat terkenal.

Namun kini, tubuh yang ia tempati adalah milik seorang gadis lemah yang dikenal sebagai ‘beban’ di Kediaman Jenderal Kerajaan Velora. Meskipun merupakan anak sah dari jenderal ternama, ia tak pernah mendapat kasih sayang.

Ibunya meninggal sejak kecil dan sang ayah seolah melupakannya begitu saja. Satu-satunya hal yang membuatnya bertahan dalam keluarga itu adalah pertunangan politik dengan Putra Mahkota—Xian Rong.

Namun tiga bulan lalu, tubuh lemah itu tiba-tiba kehilangan penglihatan dunia yang semula suram menjadi gelap total dengan hilangnya kemampuannya.

Posisinya untuk menjadi calon permaisuri runtuh dalam sekejap.

Kemarin, Kaisar pun mencabut pertunangan mereka secara resmi.

Dan kemarin juga, gadis ini... ia yang sekarang menempati tubuhnya, memilih mengakhiri hidup dengan menelan racun empedu naga..

Namun keputusan itu bukan murni keputusasaan ada yang mendorongnya, seseorang... mendorongnya dengan cara yang halus cara yang mendorong sesegera mungkin bunuh diri

“Lian Ruo,” gumamnya lirih penuh kebencian.

Kenangan itu terlalu jelas ………..

Wajah Lian Ruo saudari tirinya muncul di ingatannya, gadis itu datang membawa senyum palsu, berbicara lembut — namun setiap katanya mengandung racun.

Ia menusuk harga diri gadis ini hingga tak bersisa.

Dan mungkin, bukan hanya kata-kata yang menjadi senjatanya.

Kebutaan yang tiba-tiba, kehilangan kekuatan hidup, tekanan mental... semuanya terlalu mencurigakan untuk dianggap kebetulan.

Lian Qiyue mengepal tangannya.

"Menarik," gumamnya. "Kau pikir aku akan mati begitu saja?"

Namun saat tangannya mengepal, ia merasakan sesuatu melingkar di jarinya. Ia melirik—dan membeku.

Sebuah cincin hitam, bergaya kuno, dengan ukiran simbol kuno yang samar namun familiar, cincin itu... adalah benda yang menjadi sumber dari segalanya.

“Dia ikut bersamaku..." Ada semacam hawa energi samar yang menguar dari permukaan cincin itu bukan aura biasa.

Seolah sesuatu tertidur di dalamnya—sesuatu yang menunggu untuk dibangkitkan.

Sebelum ia sempat mendalami lebih jauh, suara langkah kaki terdengar dari luar ruangan. Langkah ringan namun penuh niat.

Suara dua pasang kaki mendekat... dan beberapa detik kemudian, tirai pintu kayu itu tersibak, masuklah dua sosok yang sangat dikenalnya Lian Ruo dan Xian Rong.

Lian Qiyue menatap mereka dengan ‘mata butanya’ yang sekarang sudah sembuh tanpa diketahui mereka....tanpa berkedip.

Lian Ruo mengenakan gaun brokat ungu muda rambut panjangnya disanggul dengan hiasan batu giok wajahnya cantik dan berseri, namun sorot matanya penuh racun.

Di sampingnya berdiri Xian Rong mengenakan jubah emas berhiaskan naga bersulam tampan namun tatapannya dingin dan tinggi hati.

Mereka tampak sangat serasi—jika dilihat sepintas tapi bagi Lian Qiyue, keduanya tampak seperti dua ular berbisa yang tengah berakting di atas panggung.

Saat mata mereka bertemu dengan milik Lian Qiyue, ekspresi kaget sekilas melintas di wajah mereka, seharusnya gadis ini telah mati. Seorang pelayan yang mereka suruh telah memastikan detak jantungnya berhenti.

Lalu... mengapa ia masih hidup.... ?

“Saudari baik, kenapa kau begitu putus asa sampai menelan racun empedu naga segala?” tanya Lian Ruo, pura-pura prihatin. Ia berjalan mendekat dengan anggun namun sorot matanya tidak bisa menyembunyikan jijik dan kemenangan yang tersembunyi.

“Kemarin, aku benar-benar khawatir. Aku berkata seperti itu hanya untuk menghiburmu tapi kau malah mengambil jalan sedramatis ini…” Suaranya gemetar pura-pura bahkan meneteskan air mata buaya.

Xian Rong hanya diam wajahnya tenang bahkan datar seolah seluruh insiden ini tak lebih dari gangguan kecil dalam hidupnya yang sempurna.

Lian Qiyue mengamati keduanya dalam pikirannya ia sudah menyusun puluhan skenario balas dendam namun….. ia menahan diri……belum saatnya.

Matanya yang dalam kini memancarkan ketenangan yang membuat Lian Ruo sedikit goyah. Kenapa dia... terlihat berbeda? apakah masih buta.... tatapan berbeda dari biasanya yang dia lihat.

“Lian Ruo,” ucapnya tiba-tiba suaranya tenang namun penuh tekanan. “Kau benar-benar saudari yang baik.” Sambungnya nada suaranya membuat Lian Ruo terdiam sejenak.

Ia tak mengira Lian Qiyue akan membalas dengan ketenangan… bukankah gadis ini seharusnya menangis, merengek atau setidaknya berteriak histeris?

“Kau juga, Xian Rong,” lanjut Lian Qiyue, menoleh ke arah sang Putra Mahkota. “Terima kasih telah datang, melihat kalian berdua bersama membuatku tercerahkan.” menatap Xian Rong dengan ‘mata butanya’... mereka masih belum paham kalau Lian Qiyue telah sembuh dari kebutaan.

Xian Rong sempat mengerutkan kening, tapi tidak berkata apa-apa.

Dalam hati, Lian Qiyue tertawa dingin.

Kalian menganggap aku gadis tak berguna? Baik. Kalian pikir aku akan mati dan tak bangkit lagi? Sempurna.

Tapi mulai hari ini... semua akan berubah......

---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 7: Nona, aku sudah jadi milikmu.

    “Cuma seratus koin emas, kau tak perlu menjual dirimu sendiri, bukan?” ujar Lian Qiyue, menahan dorongan untuk meledak kesal.Rong Tianye mengangguk malu-malu. “Menyebalkan sekali! Aku sudah jadi milikmu, kenapa masih bicara soal uang? Uang itu bisa merusak perasaan, kau tahu!”Melihat ekspresi Rong Tianye yang seperti itu, wajah Lian Qiyue berubah kaku. Ia benar-benar tak bisa membayangkan bahwa seorang pangeran terhormat bisa sebegitu tidak tahu malunya!Hanya demi seratus koin emas, pria itu bahkan rela bertingkah manja dan menggoda seperti anak kecil. Tampaknya, harapannya untuk mendapatkan koin emas itu benar-benar sirna.“Anggap saja aku sedang sial!” serunya dengan marah. Ia benar-benar telah tertipu oleh wajah pria itu!Tanpa berkata lebih lanjut, Lian Qiyue mengambil dua bola bulu dan berjalan menuju kerumunan. Ia benar-benar tidak ingin berbicara lagi dengan pria aneh itu. Jika terus bersama, ia khawatir tak bisa menahan diri untuk tidak mendorongnya jatuh dari lantai tiga

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 6 : Mencuri Ayam, Tapi Kehilangan Beras

    Namun, suara benda berat menghantam tanah yang dinanti-nanti tak pernah terdengar yang terdengar justru teriakan minta tolong. "Astaga! Kakak, tolong aku!" Suara panik itu penuh ketakutan dan gemetar—dan tak lain berasal dari Pangeran Kedua, Xian Liang! Barulah semua mata menoleh ke arah restoran di lantai 3 dan ketika melihat apa yang terjadi mereka membelalak penuh kebingungan. Xian Liang ternyata tergantung di pagar kayu yang patah antara lantai dua dan tiga tubuhnya terjepit dan tak bisa naik atau turun, hanya bisa meronta dengan panik sambil berteriak meminta pertolongan. "Pfft!" Seseorang menjadi yang pertama tertawa, dan segera saja kerumunan meledak dalam tawa lepas. “Hahaha.. ha ha ha ha…!” Ternyata, pakaian Xian Liang robek saat jatuh dan menyingkap bagian bokongnya yang pucat—menjadikannya bahan tertawaan! "Bokong Pangeran Kedua putih banget!" Suara pelan terdengar dari kerumunan dan semua orang tertawa semakin keras. "Ha ha ha ha ha! Hari ini kita bisa bilang pe

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 5: Menamai Bola Bulu

    Melihat wajah dua bola bulu yang bersikeras ingin ikut, Lian Qiyue mengernyitkan alis cantiknya. “Kalian ini terlalu mencolok kalau kubawa keluar, semua orang pasti memperhatikan.” “Kalau ada yang tertarik dan langsung menculik kalian, aku belum tentu bisa melindungi,” gumamnya sambil menyentuh dagunya dengan ujung jari telunjuk.“Kami punya cara mengatasinya!” seru bola bulu hitam sambil melompat-lompat penuh semangat.“Betul . Betul… betul.. Sambung bola putih.Seketika, di bawah tatapan terkejut Lian Qiyue, kedua bola bulu—yang satu hitam, yang satu putih—mengecil dengan cepat. Mereka berubah menjadi dua manik mungil, lalu melompat ke rambut Lian Qiyue tampak seperti hiasan kepala biasa dan hampir tak bisa dikenali.Mulut Lian Qiyue membentuk huruf ‘O’. Ia benar-benar tidak tahu dua makhluk kecil itu punya kemampuan semacam ini.Dengan begini segalanya jadi jauh lebih praktis.“Tapi kalian tidak boleh berulah saat ikut denganku, hanya boleh bicara lewat telepati tidak boleh bers

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 4: Siapa yang Paling Menjengkelkan

    Lian Qiyue memeriksa kondisi tubuhnya dengan cermat. Sejak usia lima tahun dia telah divonis tidak memiliki masa depan dalam dunia kultivasi karena dantiannya hancur total.Namun, setelah penyelidikan menyeluruh, dia menemukan bahwa dantiannya yang hancur ternyata telah diperbaiki pada suatu waktu yang tidak dia ketahui.Meskipun dia tidak memahami alasan di baliknya, kenyataan itu adalah berkah yang luar biasa baginya.Hanya dengan meningkatkan kultivasinya secepat mungkin dia bisa membalikkan keadaan yang pasif ini.Lian Qiyue yakin, setelah kejadian hari ini Lian Ruo dan Xian Rong tidak akan mencari masalah dengannya dalam waktu dekat.Namun, ketika dia bersiap untuk mulai berkultivasi tiba-tiba terdengar suara kekanak-kanakan di benaknya. “Xian Rong itu menjijikkan sekali!""Aku rasa Lian Ruo jauh lebih tak tahu malu!" Suara lain yang sedikit tajam segera menyusul.Suara-suara tak masuk akal itu membuat mata Lian Qiyue membelalak, tak ada siapa pun di ruangan itu selain dirinya.

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 3: Baru Bunga Dari Hutang Yang Akan Dipanen.

    Ledakan !!!Suara dentuman keras menggema di seluruh ruangan ketika tubuh Xian Rong terhempas jatuh ke atas tempat tidur. Desiran udara dan benturan kayu menandai kekacauan yang terjadi dalam sekejap mata.Brakkk… !!Cracckk !! suara tulang patah.Suara tulang patah terdengar tajam dan menyakitkan saat hidung Xian Rong menghantam keras permukaan ranjang mematahkannya seketika. Rasa sakitnya begitu mendadak dan membakar membuat matanya terpejam rapat saat ia mengerang keras.“Ah—!” Teriaknya melolong, tangan gemetar memegangi hidungnya darah hangat merembes dari sela-sela jari.Dunia di sekelilingnya mulai kabur seakan rasa sakit mengaburkan realita…. Dia berusaha bangun dengan limbung.Lian Qiyue memandanginya dengan sorot mengejek, mata gelapnya mengilat bagai kilat malam…. Hatinya dipenuhi dendam, namun wajahnya tetap tenang. ‘Kalian berdua telah menyebabkan kematian pemilik tubuh ini... ‘‘Maka tunduklah terimalah harga diri kalian yang hancur sebagai penghormatan terakhir.’Seme

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 2: Topeng-Topeng Kemunafikan

    Senyum dingin mengendap dalam hati Lian Qiyue, tetapi wajahnya tetap wanita buta yang lemah, suaranya terdengar lembut penuh kepasrahan “Kakak, aku…”Namun sebelum ia sempat melanjutkan Xian Rong menarik tangan Lian Ruo ke sisinya, senyum cabul melintas di wajahnya. Tangannya yang tak tahu malu menjalar ke tubuh Lian Ruo memperlihatkan rasa kepemilikan yang menjijikkan.“Ruo'er, syukurlah seandainya si sampah itu sudah mati. Untuk apa kamu masih peduli padanya.?” Seandainya Lian Ruo tidak memaksa ingin datang menjenguk ia bahkan tak akan mau melirik wanita buta menyedihkan dan menjjijikan ini.Ia, Putra Mahkota yang agung dari Kerajaan Velora harus menanggung hinaan karena memiliki tunangan seperti Lian Qiyue.Banyak bangsawan diam -diam menertawakannya menyebutnya pangeran malang yang tersangkut dengan beban tak berguna.Butuh waktu dan siasat agar pertunangan itu akhirnya dibatalkan. Namun betapa menyebalkan ketika kabar menyebar bahwa wanita itu mencoba bunuh diri dengan menelan

  • Raja Iblis dan Sang Tabib Cantik    Bab 1: Gadis Tak Berguna

    Sakit.... !!!!!!Ledakan rasa sakit membakar otaknya kepalanya seperti dipukul dengan gada besi, tubuhnya seakan dilindas puluhan kereta perang yang melaju tanpa ampun. Sakit luar biasa…..Setiap persendian terasa retak seperti diloloskan satu persatu dari sambungan dan kulitnya panas seperti tersiram logam cair. Sensasi itu menjalar cepat, membakar dari ujung kaki hingga ubun-ubun dan menenggelamkan dirinya dalam siksaan yang sulit dibayangkan.Kata “sakit’” tidak cukup mewakili apa dia rasakan…..Lian Qiyue menggeliat nafasnya berat seperti tercekik dalam kabut pekat. Ia membuka mata perlahan, kelopaknya terasa berat, bulu matanya lengket seolah telah lama tertutup. Cahaya yang masuk ke dalam pupilnya sempat menyilaukan, namun ia memaksa diri untuk melihat.Apa yang tampak di depannya membuat jantungnya mencelos.Langit-langit kayu, tirai ranjang yang usang, aroma jamu yang pahit dan bau darah menguar samar di udara. Tempat ini... sama sekali asing ia langsung terdorong untuk dudu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status