Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya

Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya

last updateHuling Na-update : 2025-04-19
By:  KurniaKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
6 Mga Ratings. 6 Rebyu
161Mga Kabanata
7.3Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Selalu dihina dan direndahkan oleh seluruh anggota keluarga karena menikah dengan lelaki miskin. Cani justru mendapatkan kehidupan yang luar biasa. Namun, Hal tersebut justru makin membuat ibu tiri dan adik Cani tidak senang. mereka berusaha untuk merengut kebahagiaan Cani. Mampukah Cani dan Han mempertahankan rumah tangga mereka? Dan, bisakah Cani menerima sosok Han yang sebenarnya?

view more

Kabanata 1

Bab. 01. Bawa Gembel Ke Pesta?

"Lihat! Siapa yang datang?" seru Bu Helena.

Cani dan suaminya berjalan mendekati Bu Helena. Seperti biasa, Cani langsung mencium punggung tangan sang ibu.

Namun, ketika suami Cani ingin menyentuh jari Bu Helena. Wanita itu langsung menarik tangannya, sambil melempar tatapan jijik ke arah sang menantu.

"Haduh! Ngapain sih, Mbak! Kamu pakek datang segala? Sudah aku bilang, enggak usah datang! Sebenarnya kamu baca pesan grup WA keluarga atau enggak, sih?" cerca Victory.

Bu Helena merupakan ibu tiri Cani. Sedangkan Victory adalah adik kandung tunggal bapak. Maksudnya, Victory dan Cani beda ibu, namun satu bapak. Dalam kata lain, Bu Helena menikah dengan ayah Cani, lalu melahirkan Victory.

"Ya … Nggak masalah dong, kalau aku hadir. Aku pengen lihat adikku menikah," terang Cani tersenyum ramah.

Victory berdecap. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Han, suami Cani.

"Lagian ngapain, Mbak ke sini bawa gembel? Bikin makin malu saja," ucap Victory sambil menatap rendah Han.

Meskipun Cani sudah tahu julukan itu untuk suaminya. Tapi dia tetap bertanya, "Siapa yang bawa gembel?"

"Kamu bawa gembel! Suamimu itu gembel. Pengacara, pengangguran banyak acara," hina Victory.

"Berapa kali harus aku katakan? Suamiku bukan pengangguran. Dia bekerja. Jadi, jangan memanggilnya begitu." Dengan sabar Cani memberi pengertian.

Kebencian Victory pada kakak iparnya yang miskin tak pernah padam. Kemiskinan itu bagaikan noda yang tak bisa dihapus dari pandangannya, mencemari setiap pertemuan mereka.

"Kamu pasti iri, melihat pernikahan adikmu yang mewah. Sedangkan kamu hanya menikah di KUA tanpa menggelar pesta resepsi." Salah satu kakak Cani mulai berkomentar.

"Aku sama sekali enggak iri. Waktu itu Bapak lagi sakit, dan nggak punya biaya buat gelar pesta pernikahanku," jelas Cani.

"Halah! Alasan! Mangkanya, kalau dibilangin itu nurut. Coba kamu mau menikah sama lelaki pilihan ibu. Pasti nasibmu nggak bakal kayak gini, Mbak," timpal Victory.

"Adikmu benar. Tapi sayangnya, kamu lebih milih menikah sama pemuda miskin, tidak berguna. Ketimbang sama juragan buah pilihanku," sambung Bu Helena.

"Aku percaya sama Bapak. Mangkanya aku enggak ragu menikahi Mas Han," tandas Cani.

"Batu banget kalau dibilangin. Padahal bukti nyata itu ada. Lihat hidupmu sekarang, engak kaya-kaya, kan? Buat makan aja susah," cibir Bu Helena.

“Sabar, Sayang,” bisik Han tepat di telinga Cani.

Hinaan membabi buta dari keluarga Cani membanjiri ruangan. Namun, Han tetap teguh, sesekali mengelus punggung tangan Cani, jari-jarinya seperti tali pengikat yang menahan Cani dari jurang keputusasaan.

"Gimana kalau kamu bercerai saja?" usul Bu Helena.

Cani menghembuskan napas. Kalimat itu lagi yang keluar dari bibir Bu Helena.

Ibu tirinya benar-benar tidak berkenan untuk menjaga perasaan Han.

"Maaf ya, Ibu. Aku nggak bisa bercerai. Aku sayang banget sama Mas Han," tutur Cani berusaha membela sang suami.

Cani mengelus lengan kekar Han sambil sesekali menyandarkan kepalanya pada pundak Han.

"Idih, mau muntah," ucap Victory memandang jijik kemesraan Han, dan Cani.

"Cari suami itu kayak aku, Mbak. Seorang pengusaha kelapa sawit yang sukses," ujar Victory membanggakan suaminya.

"Iya, aku percaya kok. Tapi suamimu tua, loh," celetuk Cani.

Kalimat yang dilontarkan Cani seperti racun yang menusuk jantung Victory. Ia tak akan membiarkan siapa pun menghina suaminya dengan sebutan "tua". Meskipun itu sebuah kenyataan.

"Heh! Suamiku itu masih berusia tiga puluh tahun! Dari mananya tua?" bentak Victory.

"Dibandingkan denganmu yang masih berusia sembilan belas tahun." Rupanya Cani tak mau kalah.

Karena Victory kesal dengan Cani. Wanita itu meminta ibunya untuk mengusir sang kakak.

"Aku baru sampai kok disuruh pulang?" Cani enggan untuk pergi.

"Mending kamu minggat. Daripada bikin onar," usir Bu Helena.

"Siapa juga yang bikin onar? Aku datang baik-baik," tukas Cani.

"Ada apa sih? Kok kalian berisik banget? Sampai kedengeran dari jauh."

Indra berjalan mendekat. Ia adalah suami Victory, pria yang dikabarkan memiliki kekayaan tak terhingga. Seorang pria matang yang memancarkan aura tenang yang memikat sekaligus menakutkan. Terkesan seperti batu permata yang indah namun menyimpan rahasia di dalamnya.

"Aduh, jadi malu. Ini loh, Mas. Mbak Cani datang bersama suaminya yang kere," terang Victory pada Indra.

"Oh ... Pantesan bikin heboh. Saudaramu norak semua ya, Dek?" Indra mencibir tingkah keluarga istrinya.

"Sifat dan sikap mereka berdua tak jauh beda. Pantas saja berjodoh," batin Cani menggerutu.

Indra beralih pada Han. Mereka pernah bertemu sebelumnya. Dan pandangan Indra terhadap Han tetap sama. Merendahkan.

"Datang ke acara mewah kayak gini. Tapi penampilanmu busuk banget, Han. Mikir lah pakek otak kecilmu." Seperti sebuah kebiasaan, Indra selalu mencela Han.

"Katanya berkelas. Tapi omongannya kayak nggak pernah sekolah," batin Cani kesal.

Berbeda dengan Cani yang geregetan pengen nampol wajah tua Indra. Han justru bersikap santai. Orang seperti Indra memang senang jika lawannya melawan.

"Yang aku pakai hari ini adalah baju terbaik yang aku miliki. Maaf jika tidak sesuai keinginanmu." Untuk pertama kalinya Han membalas perkataan seseorang di pesta ini.

"Sikapmu kayak orang berpendidikan. Padahal cuma tamatan SMP." Bu Helena mencibir Han.

"Biasanya orang seperti itu, suka berlagak layaknya old money," timpal Indra.

"Kalau dilihat-lihat, Mas Han emang sok cool selama ini. Padahal enggak punya duit," ledek Victory.

Gelak tawa saudara-saudara Cani menyambut penghinaan Victory terhadap Han, membentuk kontras yang menyayat dengan wajah Cani yang menegang. Ocehan Victory bagaikan pisau yang mengiris-iris harga diri Cani. Sementara tawa itu menjadi pengingat akan ketidakberdayaan Cani.

"Han, kamu sekarang bekerja di mana?" Pertanyaan Indra pada Han menghentikan tawa mereka.

"Masih di tempat yang sama. Menjadi satpam di pabrik sepatu," jawab Han tenang.

"Bukannya satpam gajinya dikit ya? UMR, kan? Mending kamu kerja jadi buruh di perkebunanku," tawar Indra.

Ajakan itu terdengar bagus. Namun, Indra mengucapkannya dengan nada mengejek. Sudah jelas jika Indra tak bersungguh-sungguh. Dan hanya ingin mempermainkan Han.

"Makasih atas tawarannya, wahai adik ipar tajir. Tapi sayang sekali. Kontrak kerja Mas Han masih panjang. Jadi nggak mungkin keluar, terus pindah ke tempat lain," sosor Cani.

Akhirnya atensi Indra teralihkan pada Cani.

"Mas, dia ini Mbak Cani. Mbakku yang nikah sama cowok homeless," terang Victory.

"Sayang sekali. Padahal Mbakmu ini punya paras yang cantik. Tapi kelihatan jelek. Mungkin karena nggak dimodalin sama suaminya," urai Indra seenaknya.

"Ya nggak mungkin dimodalin," sahut Bu Helena membenarkan Indra.

"Mbak Cani menyia-nyiakan kecantikannya demi menikahi Mas Han," ledek Victory.

"Nanti aku kenalin temanku yang punya kebun jeruk. Kalau beruntung, Mbakmu bisa jadi istri kedua temanku," tutur Indra.

Lama-kelamaan Cani merasa jengah dengan segala ocehan tidak bermutu keluarganya. Dia yang tidak betah pun memutuskan untuk undur diri.

Sebelum pergi, Cani memberi amplop pada adiknya. Begitu pun dengan Han yang memberi amplop pada Indra.

Tanpa Cani duga, Indra membuang amplop pemberian Han dengan kasar, lalu menginjaknya tanpa ampun. Gerakannya yang penuh penghinaan itu, bagaikan sebuah tamparan keras bagi hati Cani yang rapuh. Perilaku Indra bagaikan pisau yang merobek jiwanya.

Indra pasti sengaja.

Cani melirik sang suami yang menatap datar kelakuan tak terpuji Indra.

"Loh? Kok diinjak amplopnya, Mas?" tanya Victory pada suaminya.

Cani berhenti berjalan saat mendengar suara Victory yang sepertinya sengaja dibuat lantang.

"Isinya paling cuma uang lima puluh ribu. Uang sekecil itu tidak berarti," jawab Indra.

Cani membalikkan badannya. Ia kembali melangkah mendekati sepasang pengantin.

Sekuat tenaga Cani menahan kesedihan yang bercampur dengan amarah.

"Jangan lihat dari nominalnya. Uang lima puluh ribu sangat berarti bagi kami," tegas Cani.

"Oh? Sangat berarti ya? Ya sudah, Mbak Cani bisa ambil kembali. Silahkan. Aku nggak butuh."

Bersambung…

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

default avatar
riankustiana.rk
gada lanjutan nya kah
2024-10-31 15:41:51
1
user avatar
Mirielle
baguss banget. up yang banyak kak...
2024-07-28 16:27:10
1
user avatar
Iftiati Maisyaroh
Wuuuiiih kereeen Kak ... Ditunggu updatenya ...
2024-07-12 21:30:38
1
user avatar
Ririichan13
seru nihhh
2024-07-12 07:24:09
1
user avatar
Kurnia
Hallo para pembaca ... Ini novel ketigaku. Terima kasih telah mampir. Jangan lupa beri aku banyak cinta ...
2024-07-12 01:03:48
1
user avatar
Adny Ummi
seruu iniii jangan lama-lama up nya, Thoorr!
2024-07-11 18:09:38
1
161 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status