Suamiku seorang Mata-Mata

Suamiku seorang Mata-Mata

By:  sweetchocosin  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
26 ratings
52Chapters
507views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sudah sepuluh tahun sejak hilangnya Bram, Nala tetap setia mencarinya dari kota ke kota. Bersama Blue, adik iparnya, dan Bayu, anaknya, mereka bersandiwara menjadi keluarga bahagia demi memberantas organisasi narkoba, musuh terbesar mereka yang mengancam keamanan negara sekaligus mencari tempat persembunyian Bram. Di sela kekalutan itu, Blue mulai menyukai kakak iparnya meskipun sudah setengah mati menepis perasaannya diam-diam. Bagaimana cara Blue mengatasi hasratnya? Apakah Nala bisa kembali berkumpul dengan suaminya setelah lama menghilang? Mungkinkah Nala memiliki perasaan yang sama terhadap Blue yang selalu menemaninya sejak Bram pergi? Apa hubungan hilangnya Bram dengan organisasi narkoba itu? Ikuti kisah hidup Nala dalam menemukan suaminya!

View More
Suamiku seorang Mata-Mata Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Al Kautsar Ahmad
lucu banget tiap ada scenenya bayu wkwkwk
2024-05-01 15:24:37
1
user avatar
Dila putri
Ampun kenapa nala bisa berci**ta sama Blue sih, kasian kan aku sama Bram alias sky
2024-04-24 15:26:55
1
user avatar
Anezaki Igarashi Ricky
wahh Nala dilema seiring bersama Blue. bagaimana kelanjutannya ya? akankah dia tetap bersama Bram kelak?
2024-04-24 07:28:11
1
user avatar
Azzurra
semangat berkarya Kaka. up date yang rajin ya. ...️
2024-04-23 22:16:11
1
user avatar
Nada azkia Salsabila
ceritanya kereenn banget, wajib baca pokoknya
2024-04-23 21:57:30
1
user avatar
Dina0505
novel seru ni
2024-04-23 17:34:18
1
user avatar
kamiya san
Isi bacaan tiap bab bikin prnasaran aja. Bagus ceritanya.
2024-04-23 16:54:51
1
user avatar
Indriyani Kayla rizkia
semangat up nya thor, aku suka ceritanya, aku kasih bintang 5 jadi harus rajin up.
2024-04-23 16:52:53
1
user avatar
T-Aryanti
Ceritanya bagus. Semangat up, ya, Kakak.
2024-04-23 10:29:03
1
user avatar
MyMelody
Keren Thor. Ceritanya seru. Oiii, yg belum pada baca buku ini, ayo mampir. dijamin kalian ga bakal rugi deh
2024-04-22 21:38:45
1
user avatar
Maesaro Ardi
Aku suma cerita yang berbau detektif gini. semangat update nya kak
2024-04-22 21:05:35
1
user avatar
Imamah Nur
Semoga Nala bisa setia pada Bram meskipun Blue membuatnya nyaman.
2024-04-22 20:01:42
1
user avatar
Al Kautsar Ahmad
penuh intrik. mantqp thor. bisa 2 bab sehari ga?
2024-04-22 18:56:30
1
user avatar
kiki34
Uhlala, tentang mata-mata yang jatuh cinta. Suka aku!
2024-04-22 17:31:07
1
user avatar
Fatmah Azzahra
semangat Nala! kamu pasti bisa kembali dg suamimu
2024-04-19 16:12:37
1
  • 1
  • 2
52 Chapters
Bab 1: Perpisahan
“Bukankah mereka sungguh romantis, Bram.” Nala menyandarkan kepalanya di bahu Bram.“Apa iya? Seorang mata-mata dan gadis lugu?”“Memangnya kau tidak merasa begitu?”Bram tertawa kecil. “Pria mata-mata itu bisa kapan saja mengancam nyawa istrinya. Tentu saja hidup bersama sebuah langkah yang egois.”“Kau ini tidak mengerti ya.” tukas Nala sambil mengangkat kepalanya kembali. “Bram, apapun yang terjadi, jangan tinggalkan aku, oke?”Mereka baru saja melaksanakan pesta pernikahan tadi siang, dan sekarang sedang beristirahat sambil menonton film. Nala tampak bersemangat menunggu jawaban Bram. Mata Nala menyala-nyala seolah akan melahapnya kalau tak mengucapkan jawaban yang menyenangkan. Satu-satunya yang dilakukan Bram adalah menutup mata itu. Ia menarik wajah Nala dan mengecupnya. Setelahnya, mereka memiringkan wajah dan saling memeluk kehangatan satu sama lain. Tangan Nala menyentuh punggung Bram, menekuri setiap sudutnya den
Read more
Bab 2: Suamiku seorang mata-mata
Hari itu hujan. Bayangan tubuh Nala menggelap, seiring dengan suara petir yang bersahutan membangunkan seorang balita. Tangis pecah terdengar di seluruh penjuru rumah. Nala bergeming, tak mempedulikan anaknya yang meronta-ronta ketakutan. Sepucuk surat dibacanya dengan tangan bergetar.‘Aku harus pergi, Nala. Sudah saatnya langit menjemputku. Mungkin, di kemudian hari, saat air sudah bisa kutunggangi, aku akan kembali. Jangan tunggu aku. Aku mencintaimu, Nala. Dan Bayu.’Pintu gerbang sudah dikunci, tapi melihat ada seseorang yang bisa masuk sampai pintu depan rumah dengan mudah tanpa adanya alarm yang berbunyi…Nala bergegas mengecek CCTV.Benar.“Kau datang, Bram.”Bram tampak muncul di CCTV. Ia membuka gerbang dan berdiri cukup lama di depan pintu rumah sampai ia mengeluarkan sepucuk surat. Setelah meletakkan surat itu di lantai, Bram beranjak pergi. Ia menengadahkan wajahnya melihat CCTV. Ia menjulurkan ta
Read more
Bab 3: Pria berwajah Bram
“Jadi, begitu, ya..” Nara berkomentar. Ia tampak tak terlalu terkejut. “Kalian berdua sama-sama agen intelijen negara. Kakak beradik, satu profesi, tato yang sama.”“Tato itu urusan lain.” sahut pria itu.“Boleh aku mengetahui namamu?”“Bram.” jawab pria itu.Nala mendengus kesal. “Jangan konyol. Kau bisa memikirkan nama samaran yang lain, kan? Seorang agen bukankah orang yang kreatif?”“Sial. Padahal itu nama samaranku selama ini. Kakakku sudah memakainya duluan.” Pria itu melemparkan dirinya ke sofa di pinggir Nala. Ia tampak berpikir.“Ya, sudah. Jadi Bram saja.”“Ya, kurasa itu solusi bagus.” Pria itu tiba-tiba terkejut. “Apa? Maksudmu aku menjadi Bram?”“Ya. Kau gantikan posisinya saja. Aku harus bilang apa pada tetanggaku, pada teman-temannya, dan orang-orang yang mengenalku? Ribet.” Lebih dari itu, ia juga kebingungan bagaimana menjelaskan kepada Bayu, anaknya, alasan ayahnya tiba-tiba menghilan
Read more
Bab 4: Kami berciuman
Sepuluh tahun kemudian..“Ah..” Suara desahan memecah lagu heavy metal yang mengisi seluruh kamar. Tampak seorang wanita berambut pirang menggerakan pinggulnya di atas tubuh Blue. Tubuh mereka setengah telanjang, dan wanita itu tampak masih mengenakan stiletto.Blue menarik wajah wanita pirang bertubuh semampai itu dan menciuminya, seolah desahannya dapat mengganggu ritme permainan mereka. Tangan Blue sibuk meraba punggung wanita itu sampai tak tahu kalau ada seseorang sedang mengawasinya dari pintu. Sosok wanita, yang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya. Wajahnya sudah dipenuhi rasa kesal.“Sepertinya kau bersenang-senang lagi, ya.”Pinggul wanita pirang berhenti dan Blue berhenti menciumnya. Mereka terkejut melihat Nala. “Kyaaa!!” pekik wanita itu.“Oh, halo. Kau..” Nala menyipitkan matanya, mencoba mengenali wanita pirang itu. “Aku.. baru mengenalmu ya?”“Si.. siapa kau?” tanya wanita pirang. Nala berjalan ke
Read more
Bab 5: Bayang-bayang Bram
Blue dan Nala kelabakan. Mereka tak pernah menyangka akan bercumbu di depan seorang anak berusia 10 tahun. Apalagi Nala. Fakta kalau ia adalah seorang ibu, sangat mengganggunya. Padahal, mereka berpindah-pindah karena Nala sedang mencari kemana suaminya pergi.“Anu, sebenarnya..”“Tidurku terganggu karena suara pintu yang dibanting.” Bayu memotong kata-kata Nala. Ia tak tega melihat ibunya berusaha mencari alasan. “Sudahlah, aku mengerti apa yang terjadi.”“Kau mengerti apa yang terjadi?” tanya Nala, heran. Bagaimana mungkin seorang anak imut-imut bisa terlihat tenang saat melihat dua orang yang seharusnya tidak bercumbu malah tertangkap basah.Blue mendengus. “Kau tidak tahu kalau Bayu ini unik?”Bayu mengangkat bahunya, seolah tak peduli. Ia berjalan mendekati tempat tidur, mencari celah di antara Nala dan Blue. Ia merapikan bantalnya, sebelum menidurinya. “Jadi, Bu. Kau bekerja dimana?”“Ehem,” Nala berdeham, berusaha mengharg
Read more
Bab 6: Blue dan alkohol sialan
Bayu sudah terlelap saat senja datang. Nala menghisap rokoknya di balkon kamar sambil melihat lampu kota bertebaran. Bau lembab mulai memasuki paru-parunya, berlomba dengan asap rokok yang menusuk. Angin menerbangkan rambutnya. Nala berusaha tak memikirkan apapun. Ia berjuang keras untuk menyuruh otaknya beristirahat. Ada banyak hal yang sudah terjadi belakangan ini, membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat hanya dalam semalam, sepuluh tahun yang lalu.Nala berdiri anggun, memantapkan posisi dan bernafas tanpa suara, menikmati petang di ibukota. Meskipun dalam kondisi tenang, benaknya tetap berteriak mengagungkan sebuah nama.Bram.“Nala..”Nala menoleh. Blue membawa dua cangkir teh panas dan menaruhnya di meja terdekat. Ia menyalakan rokoknya, dan berjalan ke tempat Nala berdiri.“Hari ini makan malamnya apa?”“Sepertinya menu khususnya kepiting. Aku alergi makanan laut, jadi kita pesan layanan kamar saja.”Sebenarnya, Nala tahu kalau hotel pasti sudah menyiapkan menu
Read more
Bab 7: Apakah kami akhirnya menetap?
“Hoahmm..”Nala meregangkan tubuhnya. Tangannya mengenai kepala Bayu yang sudah lebih dulu terjaga dan memilih membaca novel detektif.“Pagi sayangnya akuuu..” Nala menarik pipi Bayu dan mengecupnya.Bayu menarik diri. “Ibu bau alkohol.”Mendengar hal itu, Nala menghembuskan nafas ke arah telapak tangannya. “Ha.. Ha.. Wah, iya. Ibu semalem mabuk, ya?”“Kayaknya, sih, begitu.”Nala menekan kepalanya. Ia merasa seolah ada sesuatu yang terlupakan, entah apa. “Blue mana?”“Paman sudah pergi daritadi.”“Eh? Kemana?”Bayu mengangkat bahunya. “Mencari hotel baru, mungkin. Atau ke klub.”Nala tertawa. “Mana ada klub yang buka pagi-pagi?”Bayu melirik ibunya yang tampaknya masih setengah terjaga. Bayu juga membantu Nala membersihkan kotoran di kedua matanya. “Aku tidak bilang paman pergi pagi-pagi. Kurasa dia belum pulang sejak kemarin.”“Kenapa?”“Karena kamar mandinya kering saat aku pakai subuh tadi, dan paman sudah tidak ada. Kupikir, antara dia pergi buru-buru tanpa mandi, atau memang bel
Read more
Bab 8: Tempat asing
Dalam waktu kurang dari seminggu, Nala, Bayu, dan Blue, sudah menemukan rumah layak huni yang dekat dengan rumah sakit tempat Nala bekerja. Mereka memilih perumahan yang tidak terlalu ramai, dan dekat dengan fasilitas umum agar tidak terlalu sering keluar lingkungan. Rumah mereka dua tingkat, dengan bagasi dan taman lebar yang menjadi satu dan memiliki banyak kaca di bagian belakang. Dindingnya cukup tinggi, membuat suasana di dalam rumah cukup sejuk, didukung dengan sirkulasi udara yang bagus. Lantai bawah rumah ini terdiri dari ruang tamu yang juga bisa menjadi ruang keluarga, kamar mandi kecil, dan dapur. Sedangkan di lantai atas terdapat satu kamar kecil, satu kamar mandi dan satu kamar besar dengan kamar mandi dalam. Luas tanahnya tak begitu besar, sekitar separuh luas tanah rumah Nala dan Bram sepuluh tahun lalu. Kalau dipikir-pikir, kota tempat tinggal Nala dulu memang kota kecil yang harga tanahnya cukup murah. Sedangkan kota ini adalah ibukota negara, ya
Read more
Bab 9: Lingkungan baru, kasus baru
Nala, Bayu, dan Blue, duduk melingkar di atas tempat tidur. Bayu memeluk boneka serigala kecilnya. Kata Nala, itu satu-satunya benda yang dibelikan ayahnya, Bram, yang bisa dibawa. Mereka bertiga tampak serius menyusun rencana, membahas soal peran apa yang akan mereka lakukan: menjadi ‘keluarga’ sungguhan.“Kapan kau mulai masuk kerja?” tanya Blue.Nala menempelkan telunjuknya ke dagu, berpikir. “Kupikir mulai minggu depan. Pembukaan rumah sakit itu sendiri masih satu bulan lagi. Sepertinya seluruh karyawan masuk lebih awal untuk mempersiapkan segala hal sebelum rumah sakit benar-benar menerima pasien.”“Sejauh yang kau tahu, rumah sakit ini punya berapa poli?”Nala menghitung dengan jari-jarinya. “Seingatku, aku melihat ada tujuh papan nama poli. Kandungan, bedah, penyakit gigi dan mulut, orthopaedi, paru, penyakit dalam, dan satu papan terbalik jadi aku tidak tahu apa yang tertulis.”“Poli anak.” sahut Bayu. “Poli kandungan selalu dibar
Read more
Bab 10: Sosok Misterius
Saat ini, Nala sedang mengendarai sebuah motor matic hitam yang sudah dimodifikasi sehingga suara knalpot dan mesinnya tak terdengar. Sebuah bagasi juga sudah dipasang di belakang jok untuk memudahkannya membawa beberapa barang penting, misalnya saja sebuah senapan. Kecepatannya, setara dengan mesin baru yang sanggup melaju kencang 3 detik setelah mesin dinyalakan. Sedangkan Blue mengendarai sebuah mobil SUV tua 4 pintu berwarna abu gelap, dengan ban yang tinggi. Meskipun keluaran lama, interior mobil tersebut sudah dimutakhirkan dengan teknologi terbaru.Klik!Blue sudah menghubungkan sambungan telepon satelit dengan Bayu dan Nala ke mobilnya. Ia juga sudah menyalakan layar, yang terhubung dengan tablet yang diutak-atik Bayu.“Roger!” seru Blue. “Sudah kau dapatkan plat nomernya?”“Roger!” Bayu, dikelilingi banyak orang, memantau CCTV. “JK 190 L. Pelaku sepertinya sudah keluar dari kompleks.”“Roger!” seru Blue dan Nala, bergantian.Bayu mengutak-atik tabletnya. Tampak ia sudah bisa
Read more
DMCA.com Protection Status