LOGIN【確認します。宿主様は好感度99%の全てを、小林恵美(こばやし めぐみ)に譲渡しますか?】 【好感度がゼロになり次第、宿主様はミッション失敗と見なされ、存在を完全に抹消されます……】 遠野明日奈(とおの あすな)は、魂の抜けたような声で、力なく「ええ」とだけ答えた。 江口洋介(えぐち ようすけ)と江口友沢(えぐち ともざわ)が、あれほどまでに恵美を慈しみ、彼女のためならば明日奈を傷つけることさえ厭わないというのなら、いっそ自分が恵美のミッション達成を手伝い、彼女が永遠にこの世界に留まれるようにしてあげよう、と。
View More"Dek, maaf, mas pulangnya telat. Ini mobilnya mogok di tengah jalan. Mau dibawa ke bengkel udah pada tutup," ucap suara di seberang telepon.
"Terus sekarang mas ada dimana?" tanyaku khawatir.
"Masih di pinggir jalan, dek. Entahlah ini mas bingung mau apa. Ya sudah, mas tutup dulu teleponnya ya. Kamu gak usah khawatir, mas pasti pulang, cuma agak telat. Ini mas mau nyoba benerin sendiri dulu," sahutnya kemudian. Dia menutup panggilan teleponnya.
Kulirik jam yang bertengger di dinding, jam bundar itu sudah menunjuk ke angka sembilan.
Hatiku begitu resah, selain menunggu suamiku pulang, aku juga menunggu Keysha. Detik jam terus merayap, suasana malam kian sepi. Lagi lagi aku berjalan mondar-mandir dan menyibakkan tirai jendela. Berharap mereka secepatnya datang.
Perasaanku bertambah khawatir karena tak ada kabar apapun dari Keysha. Aku sudah menghubungi Keysha, namun ponselnya tidak aktif. Sebenarnya apa yang terjadi pada gadis itu? Tadi siang, dia berpamitan denganku ada tugas kuliah dan sekalian main ke tempat kawannya.
Aku sebagai tantenya jelas sangat khawatir, anak gadis jam segini belum pulang. Ya, Keysha adalah keponakanku. Ia putri dari Mbak Niah, kakak kandungku. Usiaku terpaut 12 tahun dengan Mbak Niah. Jadi saat Mbak Niah berumur 12 tahun, aku baru lahir. Seiring berjalannya waktu, kami tumbuh bersama. Sifat Mbak Niah yang keibuan bisa ngemong aku yang masih manja. Dia selalu menuruti aku dan menyayangiku sepenuh hati. Hubungan kami terjaga dengan baik walaupun Mbak Niah sudah menikah.
Namun dua tahun lalu, sebuah musibah menimpa keluarga Mbak Niah, rumahnya kebakaran, ludes dilahap si jago merah. Mbak Niah dan suaminya mati terpanggang dalam kobaran api. Sedangkan Keysha, kebetulan dia ada diluar rumah saat kebakaran terjadi. Dia sangat shock dan terpukul harus kehilangan kedua orang tuanya beserta rumah dan harta bendanya di usianya yang masih belia. Aku, sebagai saudara satu-satunya Mbak Niah, akhirnya mengajak Keysha untuk tinggal bersamaku. Sebisa mungkin aku menghiburnya agar Keysha tak terpuruk dari rasa trauma. Tak butuh waktu lama, gadis cantik itu bisa ceria kembali.
Aku sangat menyayangi keponakanku itu. Justru banyak yang bilang kami seperti kakak dan adik, karena umur kami hanya terpaut 8 tahun. Umurku saat ini 28 tahun sedangkan umur Keysha menginjak 20 tahun. Ya, dulu Mbak Niah menikah muda. Dan kedua orang tua kami meninggal tak lama setelah Mbak Niah menikah.
Aku mengajak putrinya untuk tinggal bersamaku mengingat Mbak Niah sangat berjasa terhadapku. Mas Rizki pun menyetujui keputusanku, bahkan dia yang membayarkan biaya kuliah Keysha.
Detik demi detik berlalu, mereka masih belum pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Akhir-akhir ini suamiku dan Keysha selalu pulang telat. Banyak alasan yang dia lontarkan. Ia bilang minggu ini sedang banyak pekerjaan, jadi dia harus lembur. Sebenarnya aku bisa maklum, memang pekerjaannya sangatlah padat, suamiku adalah seorang manager pemasaran.
Sedangkan Keysha, ia juga selalu beralasan jikalau pulang telat. Bukannya aku tak percaya, tapi aku memang menaruh curiga, mereka selalu kompak jika pulang telat, entah hanya kebetulan belaka atau bagaimana.
Tok... Tok... Tok...
Suara pintu diketuk. Kusibak tirai jendela, kulihat Keysha sedang berdiri dengan gelisah. Akupun membuka kunci dan memutar gagang pintu. Dalam sekejap pintu itu terbuka.
"Assalamualaikum, tante," sapanya sambil mencium tanganku.
"Waalaikum salam. Key, dari mana saja? Jam segini kok baru pulang?" tanyaku penuh selidik. Kulihat wajahnya kelelahan dan ada tanda merah di lehernya. Aku mengerutkan kening, apa yang dilakukan keponakanku diluar sana? Jangan-jangan dia terjebak dalam pergaulan bebas?
"Key, kenapa itu dengan lehermu?"
Keysha nampak gugup lalu menutupi sebagian lehernya dengan rambutnya yang panjang.
"Ada apa? Jangan buat tante khawatir!" tukasku kembali.
"Emmh gak apa-apa kok tan, ini tadi digigit semut, aku garukin sampai merah," jawabnya gugup, lalu dia langsung berlalu ke kamarnya dan mengunci pintu.
Aku tahu, Keysha pasti hanya beralasan. Dia tak pandai berbohong. Netranya menjawab semua itu. Lagi pula aku bukan anak kecil lagi yang dengan mudahnya dibohongi. Aku tahu itu bukan digigit semut, tapi itu tanda kissmark. Lalu Keysha melakukannya dengan siapa?
Sudah pernah kunasehati supaya Keysha tidak terjebak dalam pergaulan bebas, kalau tidak dia akan menyesal. Keysha menjawabnya dengan mantap.
"Tenang saja tante, Keysha bisa jaga diri," jawabnya waktu itu.
Aku sangat tahu dia adalah gadis yang baik, tapi sifatnya pendiam dan tertutup, dia tak mau curhat denganku.
"Key, sudah makan belum? Ini tadi tante masak sambel goreng ati kesukaanmu," teriakku dari luar pintu.
"Gak tante, Keysha masih kenyang, tadi sudah makan bareng temen-temen," sahutnya.
"Bener kamu gak apa-apa?"
"Iya tan, Keysha baik-baik saja. Tante jangan khawatir."
Aku berlalu lagi duduk di sudut sofa di ruang TV, pikiranku mulai kalut. Apa sebenarnya yang dilakukan gadis itu? Apakah pergaulannya diluar sana sudah sejauh itu?
Disisi lain aku juga memikirkan suamiku yang tak kunjung pulang.
Deru mobil memasuki halaman. Aku tahu itu pasti Mas Rizki. Aku sudah hafal dengan suara mobilnya. Kubuka pintu, kulihat dia keluar dari mobilnya. Wajahnya nampak sangat kelelahan.
Aku menyambutnya di depan pintu. Mencium punggung tangannya dan memeluknya adalah rutinitasku tiap dia pulang kerja. Ada yang berbeda dengan aroma tubuhnya. Wangi parfum perempuan begitu melekat di kemejanya. Bau wangi itu terendus dihidungku. Aku mendongak perlahan menatap manik matanya dalam-dalam.
"Ada apa, dek?" tanyanya sambil tersenyum.
"Mas, jujur saja kamu itu habis dari mana?" tanyaku penuh selidik.
"Dari kantor lah, dek..."
"Tadi katanya mobilmu mogok? Tapi ini kenapa kemejamu bau parfum wanita?"
Dia justru terkekeh. "Iya, kebetulan mas punya kenalan orang bengkel, jadi mas telpon saja dia untuk memperbaiki mobil mas," jelasnya.
"Terus aroma parfum ini?"
"Ah ini? Tadi mas minta parfumnya orang bengkel, mas udah bau keringat," jawabnya dengan santai. Masa sih, kemana-mana orang bengkel bawa parfum? Aroma parfum wanita lagi! Kenapa mendengar jawaban itu, suamiku terkesan mengada-ada. Jangan-jangan dia berbohong padaku??ucapannya justru membuatku makin curiga. Apa yang dilakukan Mas Rizki di belakangku? Apakah dia telah mengkhianatiku?
"Mas mau mandi dulu, terus mau langsung tidur, capek banget," ujarnya sembari ngeloyor pergi.
"Mas, mau makan? Biar aku siapin..."
"Tidak usah dek, tadi mas udah makan di kantor," jawabnya tanpa berpaling ke arahku.
Aku berbaring diatas kasur. Tak lama, Mas Rizki keluar dari kamar mandi. Aku menatapnya tajam, apakah ada yang disembunyikan oleh suamiku?
"Mas, apa tadi kamu bareng sama Keysha?" tanyaku. Entahlah kenapa kecurigaanku menyeruak begitu saja. Melihat mereka pulang dalam waktu yang hampir bersamaan. Apa ini hanya kebetulan? Feelingku sudah merasa tak enak.
Dia memandang wajahku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Enggak, kenapa memang?" tanya Mas Rizki, dia naik ke ranjang dan berbaring di sampingku. Dia meraih benda pipih dan berselancar di sosmednya, mungkin.
"Keysha juga baru pulang, mas."
"Terus?" tanyanya sambil terus menatap layar ponselnya.
"Ada bekas tanda merah di lehernya, mas. Aku khawatir Keysha...."
"Dia sudah besar dek, dia pasti tahu mana yang terbaik untuk dirinya sendiri. Udah kamu gak usah khawatir, kamu kayak gak pernah muda aja," timpal Mas Rizki, dia kemudian meletakkan handphonenya diatas nakas lalu matanya mulai terpejam.
Aku belum selesai bicara, kenapa kamu sudah tidur sih mas! Biasanya kamu akan selalu peduli dengan apa yang kukatakan. Kenapa kali ini kau berbeda? Seakan tak mau menanggapi ucapanku. Kulirik suamiku kembali, dia sudah mendengkur. Cepat sekali dia terlelap, apakah dia sangat lelah?
Kuraih ponsel suamiku, ingin memeriksanya. Tapi ternyata ponselnya dikunci, aku tidak tahu kode untuk membuka layar ponselnya. Dan tak biasanya dia seperti ini, sebenarnya apa yang dia sembunyikan?
Mendadak kecurigaanku makin bertambah ketika sebuah notif pesan WA dari Keysha. Ada apa malam-malam gadis itu chat suamiku? Kalau ada apa-apa kan bisa tanyakan padaku! Namun sayangnya aku tak bisa membuka pesan itu, sudah kucoba berkali-kali untuk membuka kode, tapi selalu gagal. Membuatku sangat frustasi.
***
Aku terbangun, mencari sosok di sampingku, dia tidak ada. Jam yang bertengger di dinding masih menunjuk ke angka dua, dini hari. Ah, kemana suamiku pergi?
Aku menuju ke dapur, mengambil air minum, untuk menghilangkan rasa dahaga di tenggorokan. Tak sengaja samar-samar kudengar suara seseorang mengobrol di kamar keponakanku.
Aku berjalan mendekat dengan debaran jantung yang tak biasa.
"Om, Key takut, kalau Key hamil gimana?" suara manja keponakanku terdengar dengan jelas.
"Tenang saja, om akan bertanggung jawab."
Deg! Itu suara Mas Rizki. Apa yang mereka lakukan? Ingin kuketuk pintu namun urung kulakukan karena mendengar kejutan lainnya.
"Maksudnya, om akan menikahi aku?"
"Iya, sayang..."
"Lalu Tante Nadia, bagaimana?"
"Maafkan om, Key. Tapi om hanya bisa menjadikanmu sebagai istri kedua. Om masih mencintai Tante Nadia, hanya saja dia tak kunjung memberikan om keturunan. Kamu mau kan kalau jadi istri kedua?"
"Iya, om..."
Praankk ...
Gelas yang kubawa luruh seketika. Dadaku bergemuruh hebat. Ada deburan ombak bergulung-gulung mengikis hatiku. Sakit rasanya. Jantungku berdetak sangat cepat, emosiku membuncah. Butiran bening ini pun tak mampu tertahan . Air mataku sudah jatuh seperti kucuran air hujan. Sakit dan kecewa.
二日後、友沢はようやく目を覚ました。彼は震える手で自分の顔に触れた。分厚い包帯が巻かれているのが分かった。「鏡だ。鏡を持ってこい」使用人たちは困り果てていた。洋介が、決して友沢に鏡を渡してはならないと、固く命じていたからだ。自分の無惨な姿を見て、彼が苦しむのを案じてのことだった。だが、使用人たちが渡そうとしないほど、友沢の不安は募っていった。彼もまた、自分が醜い化け物になってしまったのではないかと恐れていたのだ。彼は、使用人に向かって狂ったように当たり散らし始めた。「よこせ!鏡を探して、俺に持ってこい!」友沢は力任せに使用人の髪を掴んだ。使用人は、痛みに悲痛な叫び声を上げた。この一方的な暴力は、明日奈が部屋に入ってきたことで、ようやく収まった。彼女の姿を見て、友沢は興奮して言った。「早く、明日奈、早く鏡を持ってきてくれ。頼む」「自分が今、どんな姿になっているのか見たいんだ」明日奈は動かなかった。彼女は黙ってベッドのそばに座った。「友沢さん、見るのはやめましょう」その一言だけで、友沢は真実を悟るには十分だった。自分の顔は元には戻らない。醜い化け物になってしまったのだと。彼は突然、苦痛に自分の頭を抱え、声もなく泣いた。彼は誰よりも、自分の美しさを愛していた。誰よりも、自分を着飾るのが好きだった。彼には、自分が醜くなったという事実を受け入れることなどできなかった。部屋に、彼の小さな嗚咽が響いた。どれほどの時間が経っただろうか。彼はようやく尋ねた。「明日奈、今の俺は、とても醜いか?」明日奈も、友沢に何と声をかけていいか分からなかった。結局のところ、彼は自分を救うために顔を失ったのだ。彼女は首を横に振った。「醜くなんかないわ。今の医療技術はとても進んでる。顔の傷が治ったら、修復手術を受けに行きましょう」「きっと良くなるわ。そうだ、友沢さん。助けてくれて、ありがとう」その言葉は、明日奈の心からのものだった。そうでなければ、今頃ミイラのように包帯を巻かれているのは、自分の方だったのだから。そうなっても、彼女自身が大きな影響を受けるわけではないだろうが、顔を失えば、音楽への道もまた、困難なものになっていたはずだ。この世界で、容姿
洋介の声から緊張が消え、どこか弾んだような響きが混じった。「じゃあ、その時間に迎えを行かせる」洋介に注意を促されてからというもの、明日奈はずっと不安な日々を過ごしていた。だが、恵美は一向に現れなかった。洋介と友沢が江口家のコネを総動員しても、A市から恵美を見つけ出すことはできなかった。彼女は、まるでこの世から蒸発してしまったかのようだった。時が経つにつれ、明日奈も次第に警戒を解いていった。友沢の誕生パーティに参加する、その日までは。その日、友沢は入り口でずっと待っていた。彼女の姿を見ると、彼の目は輝き、興奮した声で言った。「明日奈、本当に来てくれたんだな」明日奈の胸中は、様々な感情で満たされていた。何と言っていいか分からず、ただ静かに「ええ」とだけ応えた。明日奈の他に、パーティに参加しているのは皆、音楽業界で名の知れた大物ばかりだった。友沢は、彼女を連れて一人一人に紹介して回った。「こちらは俺の妹の明日奈だ。音楽業界の新人なんだが、どうか皆、今後とも面倒を見てやってくれ」その簡単な一言は、千金の価値があった。それは間違いなく、その場にいる全員に、明日奈は江口家の人間であり、皆で彼女を支えなければならない、ということを告げていた。もし彼女に何かあれば、それは江口家に喧嘩を売るのと同じことだと。明日奈も、友沢が自分の今後のスター街道のために道筋を立ててくれているのだと分かっていた。彼女が「そんなに面倒をかけないで」と言おうとした途端、友沢がその言葉を遮った。「断らないでくれ。江口家の後ろ盾があれば、お前は音楽業界で多くの回り道をせずに済む。お前だって、この世界で成功したくないわけじゃないだろう?」明日奈は音楽が好きだった。彼女には、幼い頃から音楽の夢があったのだ。残念ながら、その夢は芽を出す前に、洋介によって摘み取られてしまったが。今回ばかりは、明日奈も諦めるつもりはなかった。彼女は唇をきゅっと結んだ。「ありがとう」明日奈のよそよそしい礼の言葉を聞いて、友沢の目の奥がツンと痛んだ。彼は無理に笑顔を作った。「明日奈、昔のお前は、俺にそんなに遠慮はしなかったじゃないか。これからは、俺が必要な時はいつでも言ってくれ。俺からの償いだと思って。いつか、お前が許し
最後に、母親がまず自分の目を拭った。「何を泣いてるのよ。明日奈ちゃんがいてくれることになったんだから、これは良いことじゃない。大晦日なのに、縁起でもないわ。明日奈ちゃん、何か食べたいものはある?お母さんが作ってあげるから」明日奈は感謝を込めて言った。「お母さんが作ってくれるものなら、何でも好きだよ」母親はぱっと顔を輝かせた。「よしきた!じゃあ早速作るからね。あなたはゆっくり休んでなさい。そこの男二人、台所に来て手伝っておくれ」父親と兄は、まるで時代劇の家来のように「御意!」と一言応えると、台所の手伝いへと向かった。すぐに台所から油の跳ねる音が聞こえてきた。香ばしい匂いが漂い、時折、母親が二人を叱咤する声が混じっていた。これこそが、人の暮らしの温もりというものだ。明日奈は満ち足りた気持ちで微笑み、心の中でシステムに感謝の言葉を述べた。こんなにも幸せで、完璧な家を与えてくれたことに。あの日以来、友沢と洋介が彼女の前に姿を現すことは二度となかった。だが、彼女は感じていた。自分の見えない場所で、友沢と洋介が自分を守ってくれていることを。なぜなら、明日奈が大学一年生になったばかりの頃、ある有名な音楽事務所が訪ねてきて、彼女と専属契約を結びたいと申し出てきたからだ。彼女自身は、特に才能に溢れた新人というわけではない。考えられる唯一の説明は、これが友沢と洋介からの償いだということだった。どうやら彼らは本当に後悔しているらしかった。二人揃って、コデインを飲んだのだ。だが、その薬は、全ての人間に効果があるわけではなかった。ただ、彼女にだけは、特によく効いたのだ。だから、友沢と洋介の喉は何ともなかった。洋介と友沢から送られてきた動画を、明日奈は再生だけして、見なかったことにした。半月後、明日奈は音楽事務所のサポートのもと、自身のファーストシングル『新生』をリリースした。この歌は、彼女が新しい生を得たことへの祝福であり、これからの自由な人生への祝杯でもあった。曲はリリースからわずか三時間で爆発的なヒットとなった。それには音楽事務所のバックアップがあったのも確かだが、何よりも、曲そのものが素晴らしかった。歌詞は彼女が自ら書いたものだったが、作曲は業界で最も有名なプロデューサーが手
「明日奈、お前は元々、江口家のかけがえのない宝物だったんだ。あんな貧しい場所はお前に似合わない。帰ってきてくれ。昔のように、また一緒に暮らそう」何を根拠に、今さらになって、自分がまだ彼らと一緒に暮らしたいなどと思っていると、洋介は考えられるのだろうか。以前、洋介と友沢の両親は、彼女が江口家の嫁になることを望んでいた。二人うちのどちらか一人を、彼女が選ぶことを。だが、明日奈はこれほど優秀な二人の男性と十五年も共に暮らし、朝夕を過ごすうちに、心惹かれてしまった。だからあの日、彼女は万全の準備を整えて洋介と友沢に告白したのだ。しかし、彼らは恵美のために、彼女に冷水を浴びせかけた。それどころか、恵美のためならと、彼女を容赦なく傷つけた。同じ過ちを、彼女は二度と繰り返すつもりはなかった。明日奈はきっぱりと首を横に振った。「お断りよ。あなたたち二人とも、選ばない」「もし私があなたたちを許したら、それは辛い日々を必死に耐え抜いた、過去の自分を裏切ることになる」「自分が受けた傷を、無かったことにしてしまうことになる」「もし本当に過ちを認めているのなら、もう二度と、私の穏やかな生活を邪魔しに来ないで」そう言うと、明日奈は踵を返してその場を去った。友沢が追いかけようとしたが、洋介に止められた。彼らは、江口家の恵まれた生活があれば、明日奈に何不自由ない暮らしをさせられると、そう思っていた。たとえ彼女を傷つけても、少し優しくすれば、彼女はいつでも自分たちを許してくれるだろうと。だが、彼らは思いもしなかった。明日奈が、あの貧しい家に戻ることを選んででも、ここへは帰りたがらないとは。今回ばかりは、彼らは本当に、明日奈の心をずたずたに引き裂いてしまったのだ。明日奈が家に帰ると、両親と兄が揃ってソファに座っていた。彼女が帰って来たのを見ると、三人は一斉に立ち上がった。「明日奈、大丈夫か?」兄が心配そうに尋ねた。明日奈は黙って首を横に振った。ここまで来てしまった以上、もう隠し通すことはできないと彼女は悟っていた。「お父さん、お母さん、お兄ちゃん。実は私、あなたたちの本当の娘じゃないの」明日奈は何も隠さず、自分が江口家で暮らしていたこと、洋介と友沢が自分にしてきたこと、そして、どうやってこの
reviews