Almira Larasati seorang gadis cantik dan sederhana yang bekerja sebagai perawat disebuah rumah sakit terkenal di Jakarta. Ia harus rela kehilangan pekerjaan yang sangat dicintainya atas permintaan Ayah tirinya –Yacob Lucero-- untuk menggantikan kakak tirinya –Amanda Lucero—menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal dan mempunyai sifat yang dingin, arogan serta temperamental. Nicolas Brahmantyo, CEO muda, tampan dan berkarisma yang banyak digemari dan menjadi idaman semua wanita, merupakan salah satu pewaris sebuah perusahaan Brahma Group, harus menerima kenyataan pahit bahwa calon istrinya, wanita yang ia cintai pergi meninggalkannya setelah tahu bahwa ia tidak bisa berjalan lagi, sehingga membuatnya frustasi dan menutup diri dari yang namanya ‘wanita'. Ayah tirinya memberikan Almira sebagai pengganti Amanda untuk menikah dengan Nicolas. Namun dibalik itu Dokter Yacob Lucero memiliki perjanjian antara dirinya dengan keluarga Brahmantyo yang Almira sendiri tidak mengetahuinya. Apa yang akan terjadi jika sebuah pernikahan yang dilakukan bukan didasari cinta melainkan didasari dengan perjanjian? Karena Cinta Tanpa Syarat.
Lihat lebih banyakSeperti sudah ahli, Aditya memanjat dinding sekolah yang menjulang cukup tinggi. Jika kalian bertanya apakah dia telat? Tentu jawabannya tidak, justru pria itu menjadi manusia satu satu nya yang paling pertama datang ke sekolah. Setelah bel masuk berbunyi Aditya atau biasa yang dipanggil Adit itu akan memanjat dinding sekolah untuk membolos. Ini sudah menjadi kebiasaannya, tidak ada yang berani melapor atau bahkan menghalanginya.
Tidak ada satu pun disekolah ini yang berani melawan bahkan berbicara dengan Adit. mendengar namanya saja sudah membuat bulu kuduk mereka merinding. asal kalian tahu, tidak hanya terkenal dengan sifat dinginnya, Adit juga terkenal sadis, dia bahkan tidak segan segan berbuat kasar pada wanita jika wanita itu sudah berani mengusik hidup nya.
"Hei mau kemana kamu?!"
Adit yang sudah berada diatas dinding itupun menunduk kebawah, kearah security yang memergokinya.
"Turun atau saya akan laporkan kamu ke kepala sekolah!"
Adit tersenyum smirk sebelum akhirnya meloncat keluar sekolah.
"Lagi-lagi aku kecolongan."
******
Ketika teman-temannya menikmati jam kosong dengan bergosip, dandan atau bermain, Nayla lebih memilih diam tanpa berbuat apapun.
"Nayla, besok malam Nanda akan mengadakan party untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-17. Dia mengundangmu, kamu datang kan? Kita bisa pergi bersama-sama," tanya Dinda yang merupakan teman sekelas Nayla.
"Nay, kita bisa menjemputmu kok," lanjut Putri.
Teman-temannya menatap bingung Nayla yang sudah berdiri "Aku tidak suka pesta," jawab nya singkat sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar kelas.
"Ckk lihatlah. Sombong sekali dia. Benar benar menyebalkan."
Jangan harap kalian bisa dekat atau bahkan berteman dengan Nayla si introvert girl. Nayla sama sekali tidak mudah didekati, jika kalian pikir Nayla adalah wanita miskin dan Adit laki laki kaya? Itu jelas salah, sangat salah.
Adit hanyalah anak yatim piatu yang sejak kecil tinggal di panti asuhan, setelah beranjak remaja barulah dia memutuskan untuk keluar dari panti asuhan, mencari tempat tinggal sendiri dan bekerja untuk membiayai hidup nya. Soal sekolah dia tidak perlu khawatir karena mendapat beasiswa. Satu fakta yang harus kalian tahu, meskipun pria itu suka membolos tapi dia terbilang siswa terpandai disekolah nya.
Oke kembali ke Nayla, Nayla adalah anak dari keluarga kaya raya. Banyak temannya yang berusaha mendekati nya itu hanya karena status sosialnya. Nayla sama sekali tidak tertarik untuk bersosial, menurutnya hidup sendiri itu jauh lebih baik.
Jika kalian tanya kenapa Nayla jadi seperti ini? Tentu itu semua bukan tanpa alasan. Dulunya Dia merupakan gadis yang ramah, baik dan ceria. Tapi semua itu berubah setelah terjadi sebuah kejadian beberapa waktu silam yang membuatnya menjadi gadis introvert seperti sekarang.
Untuk masalah kepintaran, Nayla memang tidak pernah membolos hanya saja dia tidak masuk dalam daftar siswi terpandai disekolah.
*******
"Samuel, bisa minta tolong panggilkan Nayla untuk makan malam?"
"Iya mah."
Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Samuel langsung masuk kedalam kamar gadis yang sekarang berstatus sebagai adik tiri nya itu. Dilihatnya sang adik tiri yang tengah memainkan piano di sudut kamar yang mengarah ke balkon. Rupanya kehadirannya sama sekali tidak disadari.
"Permainan mu bagus."
Nayla langsung menghentikan aktifitas nya bermain piano. Menatap kakak tiri nya yang entah sejak kapan berdiri dibelakang nya.
"Tidak bisakah kamu tidak menatapku tajam seperti itu Nayla Wijaya?"
"Keluar," kata dingin itu terdengar singkat, padat dan jelas ditelinga Samuel.
"Tidak bisakah kita berdamai? Demi keluarga kita?"
Nayla beranjak berdiri, kini gadis itu tersenyum remeh didepan kelak tirinya "Keluar," ucapnya kemudian.
"Nay, aku tahu kamu masih membenciku tapi tidak bisakah kamu melupakan kejadian masa lalu dan memaafkanku?"
"Maaf? Semudah itu kamu menyuruhku untuk menerima maafmu? Sampai kapanpun aku tidak akan memaafkanmu!"
"Nay, please. Semuanya sudah terjadi. Kenapa kamu jadi seperti ini? Kamu bukan lagi Nayla yang dulu aku kenal, kamu bukan lagi Nayla yang selalu tersenyum."
"Itu semua karenamu SAMUEL WIJAYA!" teriak Nayla yang sudah tidak tahan dengan semuanya yang ia pendam. "Kalau saja kamu tidak menghianatiku dan berselingkuh dengan sahabatku, aku tidak akan seperti ini!"
"Nay aku mohon. Aku melakukan itu karena aku tidak mencintaimu. Aku tidak ingin kamu tersakiti nantinya. Dan juga, orang tua kita akan menikah waktu itu, kita tidak bisa menjadi sepasang kekasih karena aku akan menjadi kakakmu dan kamu menjadi adikku."
"Tapi tidak dengan sahabatku, Sam. Dan juga apa kamu bilang? Kamu tidak mencintaiku? Lalu untuk apa kamu menjadikanku kekasihmu waktu itu? Untuk apa?!!"
"Maafkan aku, Nay."
"Keluar! Aku tidak ingin bertemu denganmu."
,,,,,,,,,
Sepertinya hari ini adalah hari sial untuk Nayla karena dia harus terjebak sarapan bersama keluarga bahagianya ini. Ah lebih tepat nya bahagia kecuali Nayla.
"Sam, bagaimana hubunganmu dengan Michell? Kapan kalian akan ke jenjang yang lebih serius?" tanya sang kepala keluarga dengan enteng nya, dia tidak tahu jika pertanyaannya itu akan menimbulkan sebuah masalah.
"Kenapa papah bertanya seperti itu?" kini giliran Samuel yang bertanya, jangan lupakan ekor matanya yang melirik kearah Nayla.
Oh ayolah, Michell adalah sahabat Nayla dulunya, lebih tepat nya sekarang sudah menjadi mantan sahabat sejak dirinya berselingkuh dengan Samuel.
"Kenapa? Hubungan kalian sudah cukup lama bukan?"
"Michell masih sekolah, pah. Dan kita belum ada rencana sejauh itu."
"Kalian bisa bertunangan dulu atau..."
Prang!
Semua mata langsung tertuju pada Nayla yang dengan sengaja membanting sendok dan garpu diatas piring nya. Aku sudah kenyang, aku berangkat sekolah sekarang."
Tanpa berjabatan tangan dengan kedua orang tua nya, ah lebih tepat nya ibu dan Ayah tiri nya, Nayla langsung pergi begitu saja meninggalkan meja makan.
"Maafkan Nayla, dia memang seperti itu," ucap ibu Nayla merasa tak enak dengan suami sambung dan anak tiri nya.
"Tak apa, mungkin dia kurang nyaman dengan obrolan tadi."
"Pah, aku harus ke kampus sekarang. Mah aku pamit," sahut Samuel.
Jangan salahkan ayah samuel, dia dan ibu nayla sama sekali tidak mengetahui hubungan kedua anaknya di masa dulu.
******
Seperti biasa Nayla akan menaiki bus untuk pergi ke sekolah. dia selalu duduk di kursi pojok paling belakang, menurutnya disini dia bisa mengurangi interaksi dengan orang orang.
Dengan menggunakan earphone nya, Nayla mendengarkan lagu favorite nya sambil menikmati jalanan ibu kota yang mulai ramai. Hari ini cuaca sedikit mendung bahkan sudah mulai merintikkan air hujan dan dia lupa membawa jaket ataupun payung .
Hingga tak lama kemudian dia merasa dunianya mulai terganggu dengan kedatangan seseorang dengan berpakaian hoodie hitam duduk disamping nya tanpa permisi.
Sudah kubilang bukan Nayla itu benci interaksi dengan orang, dia tidak suka ada yang dekat dengannya walau hanya sekedar duduk saja. Dengan cepat Gadis itu melepas paksa earphone nya dan menekan tombol disamping jendela kaca bus, tombol yang berfungsi untuk memberitahu sang supir jika ada yang ingin turun. Setelah bus berhenti nayla pun beranjak berdiri untuk turun dari bus. Masih 1 halte lagi untuk sampai disekolah nya , nayla memutuskan untuk jalan saja dari pada harus tetap duduk dengan orang yang sama sekali tak dikenalinya.
Tok!Tok!Tok!“Almira, Sayang?” panggil Ratna. Ia mengetuk pintu kamar menantunya karena merasa khawatir dengan keadaan Almira yang mengurung diri dalam kamar setelah pertengkaran dengan putranya.Tanpa sengaja Ratna mendengar pertengkaran mereka saat ia kembali dari berbelanja bersama koleganya. Ia pun sempat berpapasan dengan putranya yang saat itu sedang terlihat sedang marah.“Sayang, ini mama. Boleh mama masuk, Nak?” rayunya.Almira beranjak dari tempat tidurnya, berjalan ke arah pintu sambil menghapus sisa air matanya sebelum membuka kunci kamarnya.Ia tersenyum dan mempersilahkan Ratna masuk. Mereka duduk di sofa ruang tamu dalam kamar milik Almira.Ratna yang duduk di samping kanan Almira membelai lembut rambut menantunya dengan menatap wajah yang terlihat sembab bekas menangis, “kau kenapa, Sayang?” tanya Ratna.“Aku baik-baik saja, Ma.”“Tadi … mama tid
“Katakan apa yang kau inginkan?” tanyanya saat ia melihat ada keraguan dalam raut wajah Almira. “Aku ingin … mengakhiri pernikahan ini!” jawab Almira. Raut wajah Nico seketika menjadi datar. Rahangnya mengeras. ‘Jadi ini yang kau inginkan! Jangan bermimpi sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu. Kau adalah milikku dan akan selamanya menjadi milikku!’ batin Nico. “Ditolak!” jawab Nico dingin dan datar. Kini Nico kembali pada sifatnya yang arogan, dingin dan egois seperti dulu. “Kenapa?” balasnya—datar. Nico tidak menjawab pertanyaan Almira dan berlalu pergi meninggalkannya. Ia sudah jatuh cinta teramat dalam pada wanita yang sekarang menjadi istrinya. Bagi Nico melepaskan Almira sama juga dengan membunuh separuh dirinya. Almira bergegas bangkit dari duduknya dan berlari mencekal tangan Nico. “Nico, tunggu!” panggilnya. Langkah Nico terhenti dan menatap dingin Almira. Ia tidak menyangka perjanjian pranikah yang ia buat sebelu
Bali- 01:30PM Almira menghela nafas, lalu memijit pangkal hidungnya karena merasa binggung dengan sikap Nico. Ia menolak permintaan dokter Nando untuk ikut bersamanya ke Bali. Namun, siapa yang mengira jika saat ini ia sendiri yang mengajaknya untuk menyusul kakak dan keponakannya. Benar-benar tipe manusia yang nomaden, batin Almira. “Nico,” panggil Almira. “Hem …,” jawabnya singkat tanpa mengalihkan padangannya dari ponsel. “Mengapa kau mengajakku kemari?” tanyanya. “Mengapa kau tiba-tiba berubah pikiran? Bukankah kau bilang tidak ingin pergi?” sambungnya. “Karena mama memintaku untuk mengajakmu ke Bali,” jawabnya. “Jadi karena mama yang memintamu untuk mengajakku, kau tidak bisa menolak seperti yang kau lakukan pada dokter Nando, begitu?!” ucap Almira. “Tapi untuk apa mama memintamu mengajakku ke sini?” tanyanya penasaran. “Aku tidak tahu! Kau bisa tanyakan sendiri pada mama nanti!” jawabnya.
Nando dan Hanif pergi meninggalkan Almira untuk masuk ke dalam pesawat. Ia melangkahkan kakinya untuk kembali ke parkiran mobil karena Johni telah menunggunya. Namun, saat akan kembali tiba-tiba sesuatu mengejutkan Almira. Brugh!! “Auw…,” ucapnya kesakitan. Seolah-olah ia sudah menabrak dinding yang sangat keras. “Apa Anda tidak punya mata?” ucap Almira kesal dengan mengusap-usap dahinya tanpa melihat siapa yang telah ia tabrak. “Tidak bisakah kau berjalan dengan benar?” balas Nico yang berdiri dihadapan Almira menggunakan tongkat penyangga. Almira yang hafal dengan suara Nico, buru-buru menengadah menatap Nico. “Kau …!” “Makanya kalau jalan itu lihat ke depan jangan lihat ke bawah! Untung aku yang kau tabrak, bagaimana jika orang lain!?” ucapnya ketus. “Maaf,” balas Almira. Tiba-tiba Almira menatap Nico penasaran, “Sedang apa kau di sini? Aa … jangan-jangan kau sudah berada di sini dan memperhatikan kami sedari tadi?”
Dering alarm ponsel Almira berbunyi, menunjukkan hari sudah pagi. Cepat-cepat Almira meraih ponselnya di atas nakas dan mematikkannya. Almira duduk sejenak untuk mengumpulkan kembali nyawanya, ia melihat ke samping tempat tidur yang masih rapi. Sekilas Almira teringat jika semalam ketika ia akan menghampiri Nico di ruang kerjanya, nampak keadaanya sangat kacau hingga ia membatalkan niatnya untuk menghampiri Nico. “Sepertinya semalam ia tidak tidur di sini. Apa ia ketiduran di ruang kerjanya?” batin Almira. Ia pun bergegas bangun dan membersihkan diri di kamar mandi. Selang beberapa menit menyelesaikan mandinya, Almira dikejutkan dengan Nico yang sudah duduk di tepi tempat tidur dengan memegang sebuah kotak miliknya. “Ish … kamu ngagetin aja! Sejak kapan kamu duduk di sana?” tanya Almira yang masih menggunakan handuk melilit di tubuhnya. Nico menatap Almira tanpa berkedip melihat wanita yang baru saja keluar dari kamar dengan menggunak
Almira duduk di kursi balkon teras kamarnya, ia menyadarkan tubuhnya pada sandaran kursi dengan memegang sebuah kotak yang terbuat dari kayu jati. Ia membuka kotak itu dan mengambil sebuah kotak kecil berisi sebuah cincin pemberian Benny, tunangannya. Sudah beberapa bulan ini ia tidak mendapatkan kabar dari Benny, tidak ada pesan, tidak ada email atau surat sekalipun. Tanpa sepengetahuan Almira semua pesan yang dikirimkan Benny padanya selama ini telah di sabotase oleh Nico, hingga komunikasi antara Benny dan Almira terputus dan hubungan keduanya berakhir. “Huft … Begitu sibuknya kah? Sampai kamu tidak bisa menghubungiku meski hanya sebentar atau mungkin sudah ada seseorang yang menggantikan ku di sana?” pikir Almira. “Jika aku tidak bisa menghubungimu lalu bagaimana aku bisa mengatakan yang sebenarnya padamu,” gerutunya. “Siapa yang sedang ingin kau hubungi? Dan apa yang sedang kamu pegang? Kotak apa itu?” tanya Nico tiba-tiba
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen