Excite 17

Excite 17

Oleh:  Cho Ana  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 Peringkat
51Bab
13.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aku hanya gadis belia, yang masih mencari jati diri. Yang luluh saat dia memberikanku kenyamanan. Namun, aku tidak tahu ini cinta atau bukan, kami tidak pernah mengatakan saling mencintai. Mungkin hanya sebuah ego, karena di antara kami hanya ada hasrat saling membutuhkan. Aku selalu mengabaikan hal itu, yang penting aku selalu bisa bersamanya. Hingga semuanya terasa semakin sulit, selain umur kami yang terpaut sangat jauh, dia juga guruku dan majikan Ibu.

Lihat lebih banyak
Excite 17 Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
ArPi Kim🌺
ceritanya sangat menyentuh .... semangat kakka
2022-08-01 19:31:02
0
user avatar
Cayangnya Ayah Cuwex AbIs
ceritanya menarik,, keren
2022-05-15 17:57:48
0
user avatar
Baryati Wardhana
ceritanya menarik...saya mapir kak
2022-01-24 11:41:59
2
user avatar
ria ria
sangat sangat suka, ringan, tapi ngaduk emosi banget.. hangat sekali
2022-01-14 22:51:19
1
user avatar
Mitchka alisa Indr
tambah episode extra donk
2022-01-02 17:57:49
1
user avatar
JOLLIN
keren sih, ... 5 ...
2022-01-01 18:03:12
1
user avatar
Ulfah N
Bagus. Romance komedi. gaya bahasa penulis sangat bagus. ejaan bahasa Indonesia sesuai. Jarang sekali aku menemukan author yang memahami dialog tag dan lain-lain di PF digital
2021-11-08 16:35:47
2
user avatar
diianddraa
bagus keren
2021-09-23 04:50:34
1
user avatar
Dewi Astuti
baguss thor,...️cari ditetangga ga ketemu,adanya disini,,ceritanya baguss,suka
2021-09-09 19:04:05
1
user avatar
Rhadeena Natasha
walaupun suda baca berulang2 kali debaran jantung ku masih sama . bab sedih , bab gembira . terasa sehingga ke jantung tiap kali menghayati setiap bab . seolah2 aku yang merasai keterpaksaan watak dlm cerita ni . mmg best .
2021-09-05 01:24:35
4
user avatar
AANGROWL
ceritanya tidak membosankan.
2021-09-01 13:35:36
2
user avatar
ArKim2
kok belum update beb ....
2021-08-29 21:12:05
2
user avatar
Sajeti
ceritanya bagus banget ... gak sabar nunggu update nya
2021-08-27 15:04:07
1
user avatar
DinDahKim?
Carita yg Bikin penasaran buatnunggu bab srlanjunya..... semangat kak.....
2021-08-27 13:47:33
1
user avatar
Oot
Ceritanya bagusssssssssss. Cara berceritanya juga enak dibaca. Puebi rapii. Semagat thorrrr.
2021-08-19 22:30:39
1
  • 1
  • 2
51 Bab
My Mother's Employer
Aku menganga. Memandang takjub pada bangunan mewah di hadapanku.  Jadi Ibu selama ini bekerja di tempat sebagus ini?  Jika aku tahu dari dulu, aku pasti akan sering datang ke tempat kerja Ibu. Oh tidak, aku juga rela bekerja di tempat begini. Tapi Ibu tidak pernah menceritakan apapun. Aku juga tidak bertanya lebih banyak setelah Ibu mengatakan majikannya baik.  Rumah itu terdiri dari 2 lantai. Terlihat kokoh dan megah. Temboknya berwarna putih kapur. Banyaknya dinding kaca menambahkan kesan mahalnya.  Benar-benar desain rumah mewah yang biasa kulihat di Instagram.  Aku memarki
Baca selengkapnya
Math Teacher
Entah kenapa aku malah memejamkan mata. Berharap semua hanya mimpi. Tapi ini terlalu nyata. Kelembutan bibirnya di atas bibirku, terlalu nyata untuk menjadi mimpi.    Dia melepaskan sentuhannya, tapi masih tidak membiarkan kepalanya menjauh. Baik, ini Kesempatanku untuk menyingkir.    Namun lagi-lagi, tubuhku tidak mau bergerak menuruti keinginanku. Otakku mengatakan ini berbahaya, hatiku berteriak untuk segera pergi. Tapi aku hanya bisa diam. Tubuhku menginginkan dia melakukannya sekali lagi.    Astaga.    Seakan menjawab keinginanku, dia benar-benar menyentuhkan bibirnya sekali lagi. Kali ini bukan hanya menyentuh tapi dia juga sedikit menghisap bibirku. Aku bisa merasakan rasa mint pa
Baca selengkapnya
The Punishment
"Ibu pulang!"   Aku memalingkan wajah dari layar ponsel, menyelinguk ke belakang, melihat Ibu masuk dengan satu kantong plastik di tangan kirinya.    "Udah makan, Mit?"   Cepat-cepat Aku menaruh ponsel, menurunkan ujung kakiku dari atas meja, kemudian menghampiri Ibu.    "Belum, Bu." Aku merebut kantong plastik di tangan Ibu. Mengintip apa yang ada di dalamnya. Aku sudah menduga isinya, setiap pulang Ibu pasti membawa makanan. Tapi aku tetap ingin tahu menu makanan apa yang dibawa Ibu kali ini. Namun kali ini, ternyata hanya ada bahan-bahan mentah yang belum dimasak.    "Nanti Ibu masakin." sahut Ibu.  
Baca selengkapnya
Lips, Then Hands, Then...
Dia semakin mendekat. "Dan kamu, tidak bisa menolak, Mita." Aura yang menguar dari tubuhnya seakan mengikatku. Membuatku tidak berkutik. Jenis hukuman apa itu? Kenapa terdengar tidak biasa?  Kenapa dia tidak memberi hukuman yang biasa-biasa saja?  Tubuhku… bagaimana bisa dia berhak memilikinya? Tidak. Mungkin itu hanya ancaman untuk menakutiku agar tidak melakukan sesuatu yang salah lagi.  Aku tidak bisa berkata-kata karena saat ini, tatapannya seperti tidak ingin mendengar protes keluar dari mulutku. Aku tidak bisa menolak, benar katanya. Apalagi mengingat aku telah membuat kesalahan.  Dia menjauhkan kepala nya. "Bangunlah." perintahnya sambil mengulurkan kedua tangannya. 
Baca selengkapnya
Hot Kitchen
Beberapa menit kemudian, mobil mulai memasuki pekarangan yang akhir-akhir ini juga tidak asing bagiku. Padahal semenjak meninggalkan rumah ini pertama kali aku bersumpah tidak akan pernah kembali lagi. Tapi keadaan malah mengharuskanku kembali ke sini berkali-kali.    Aku tidak bisa apa-apa, selain membiarkan takdir untuk menuntun jalan kehidupanku.    "Bersihkan dulu dirimu. Saya bisa menunda jam makan siang." ucapnya sebelum kami berpisah setelah keluar dari mobil.    Sehabis itu, aku benar-benar tidak melihatnya lagi. Sampai aku selesai mandi dan melupakan baju ganti yang masih di ambil Ibu. Sambil menunggu Ibu datang, aku hanya bisa memakai bathrobe.   
Baca selengkapnya
The Punishment (2)
Daniel menoleh. Aku berjinjit agar bisa mengintip dari celah bahunya.  Seorang pria berdiri tegak di belakang Daniel. Memperhatikan kami berdua tanpa ekspresi. Aku segera mendorong Daniel menjauh. Aku pun menggeser tubuhku. Menjaga jarak dengan Daniel.  Apa orang itu melihat semua yang kami lakukan? Sepertinya iya.  Aku tidak tahu siapa dia. Ini pertama kali aku melihatnya. Tapi sepertinya dia juga bukan orang asing atau seorang tamu karena bisa masuk begitu saja tanpa membunyikan bel rumah terlebih dahulu.  "James?"  Aku memperhatikan Daniel yang juga tampak terkejut dengan kedatangan pria itu.  
Baca selengkapnya
Study Tour
Setelah perkataan Daniel waktu itu, entah kenapa aku menjadi lebih semangat belajar daripada biasanya.    Aku berusaha mendapatkan yang terbaik. Walau aku tidak yakin bisa mendapatkannya atau tidak, aku akan tetap berusaha. Padahal, aku juga tidak tahu apa yang kuinginkan darinya jika aku berhasil.    Hah, Mita sebaiknya jangan terlalu berharap. Ya, Ya, Setidaknya aku masih tahu batas kemampuan otakku dan tidak terlalu berharap.    Hari demi hari akhirnya berlalu. Aku sudah kembali ke rumahku dan ujian selesai seminggu kemudian.    Bel istirahat belum berbunyi, jadinya murid-murid dalam kelasku hanya bisa merusuh di dalam. Apalagi kami semua sedang
Baca selengkapnya
The Excite
Seluruh tubuhku terasa lelah juga sakit. Tapi kenapa rasanya aku berbaring di atas tempat yang sangat nyaman?    Suasana juga tidak lagi sepi. Suara langkah dan gumaman orang yang sedang bercengkrama sesekali terdengar. Seharusnya tidak ada suara seperti itu jika aku masih tersesat di hutan.    Hutan?    Kejadian tadi malam terputar di otakku dengan sangat cepat. Membuatku segera berusaha untuk membuka mata. Ada sinar menyilaukan, tapi bukan pepohonan rimbun lagi yang kulihat di sekitar, melainkan suatu ruangan yang rapi dan bersih.    Aku berada di rumah sakit sekarang? Apa yang telah terjadi? Apa mereka sudah menemukanku? Atau ini tempat di surga? Tidak mungkin.   
Baca selengkapnya
His Family
Aku menggeliat. Merasakan tubuhku terasa berat. Ada sesuatu yang menindih pinggangku dan membuatku tidak leluasa bergerak. Aku mencoba mengangkat dan menyingkirkannya. Tapi sesuatu itu tidak mau menyingkir, malah menarik tubuhku hingga punggungku menempel pada sesuatu yang hangat.    Aku terkesiap. Segera membuka mata. Itu tangannya, yang berotot dan kekar, memelukku dari belakang. Kulit kami benar-benar saling menempel di balik sehelai selimut, karena tidak ada dari kami yang memakai sehelai pakaian pun.    Untuk sesaat, aku teringat apa yang kami berdua lakukan barusan. Kejadian panas dari meja makan hingga berakhir disini, di sofa ruang tamu. Wajahku menghangat saat membayangkan kejadian itu.    Aku berusaha menggeser tubuhku sedikit. Tidak bisa bergeser le
Baca selengkapnya
Broken Friendships
Jadi begitu…    "Kalau lo suka sama Gatra, kenapa gue yang jadi sasaran, Ran? Lo seharusnya langsung bilang sama Gatra."    "Nggak bisa." Ranti menggeleng.    "Kenapa?"   "Karena Lo, Mit. Karena Lo!"   Aku menarik nafas. Masih tidak mengerti kenapa jadi aku yang disalahkan.    "Gue nggak ngerti deh Ran. Kenapa semuanya jadi salah gue."   "Ini kenapa gue jadi benci sama lo. Lo nggak ngerti-ngerti. Lo nggak ngerti sama keadaan sekitar. Lo nggak pernah ngerti gimana perasaan gue atau gimana perasaan Gatra. Coba kalau lo pa
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status