Sang Pewaris

Sang Pewaris

Oleh:  whip  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
26 Peringkat
29Bab
33.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Wira menumpang kereta komuter yang sama setiap pagi dan malam. Setiap hari dia melintas melewati hamparan rumah pinggiran Jakarta yang seragam, kumuh berhimpitan. Mirip dengan kehidupan terkininya.Hingga amanat mendiang gurunya yang lama tercampakkan mulai menyeretnya dalam kelindan fana takdir, mengaduknya dalam pusaran konflik nirbatas antara para Aeternum. Manusia setengah dewa yang abadi dan gemar saling membunuh dengan cara yang paling primitif, dengan berduel.Wira sendiri adalah seorang Aeternum. Bukan diampu takdir seperti Aeternum lain, melainkan warisan. Apa yang bermula sebagai upaya untuk bertahan hidup, menjadi keharusan yang mendesak.Terdampar di tengah bahaya, hasrat, dan kekerasan yang melingkupinya, Wira sadar jika satu-satunya jalan adalah menjadi yang terkuat di antara para Aeternum. Demi dirinya dan orang-orang terdekat yang kian laun ikut terseret bersamanya.Karena pada akhirnya, hanya ada satu orang yang boleh hidup.***PS.Hai, Terima Kasih! Hanya itu yang bisa saya haturkan untuk teman-teman pembaca yang sudah mensubscribe, mereview, termasuk berkomentar. Itu, serta upaya untuk menulis dengan 'passion' dan bersungguh-sungguh, dalam keterbatasan saya sebagai penulis pemula. Terima Kasih sudah ikut bergabung dalam perjalanan Wira.

Lihat lebih banyak
Sang Pewaris Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Pi Ring
novel bagus sayang tdk ada lanjutannya
2022-09-11 20:31:23
0
user avatar
Pi Ring
Thor lanjutannya mana
2022-09-08 19:45:15
0
user avatar
liana gonta
novel yg bagus lanjut tjor
2022-08-03 15:25:50
0
user avatar
Ge Las
sebuah novel yg sangat menarik, Sangat disayangkan jika terputus Ditengah jalan
2022-08-01 23:02:44
0
user avatar
Abu Wilna
mantap banget ceritanya bang, lanjut terus
2022-03-31 22:58:32
0
user avatar
Abu Wilna
cerita yg bagus, kenapa tdk dilanjutkan
2022-03-31 22:30:32
0
user avatar
Rmdni
hi kak jangan lupa mampir di ceritaku ya judulnya Legenda: Nusantara. Bercerita tentang petualangan di Tanah Nusantara dan akan menceritakan hal-hal berbau lokal pokoknya saya jamin seru deh
2022-03-30 15:35:08
0
user avatar
Aldho Alfina
Ijin promo thor. ~Reinkarnasi Ke-dua di Dunia Lain Isekai, Magic, Overpower, Demon Lord, Ecchi, Harem
2021-10-26 20:34:54
1
user avatar
Datrib No7
thor ini cerita masih lanjut atau sudah dikunci kok updatenya tdk pernah nongol lagi
2021-10-26 07:07:48
0
user avatar
Ca Pengnge
cerita yg menarik, dirunggu up datenya
2021-10-24 07:10:04
0
user avatar
Abu Wilna
pegal dulu up date, lama sekali
2021-10-22 17:58:42
0
user avatar
Gar Fu
mana up date nya
2021-10-22 09:57:16
0
user avatar
Buba Lam
mana updatenya, kenapa lama sekali belum di up
2021-10-21 22:21:09
0
user avatar
Lia Lintang
Duuuh narasinya suka banget deh ya. Semangat Kak Yuuuuu
2021-10-21 16:54:11
0
user avatar
Lia Lintang
Aku lama gak ngintip, tahu-tahu mataku silau. Dirimu emang keren Kak. Semangat update, percayalah dirimu keren. Selalu like deh ya. ............
2021-08-28 14:03:38
3
  • 1
  • 2
29 Bab
Permintaan Terakhir
Menteng Dalam. 2008. Takdir dan kematian tak ubahnya sahabat karib bagi kehidupan manusia yang semata wayang. Sesuatu yang pasti menjelangi. Sebuah keniscayaan. Hanya perkara kapan dan di mana. Tak terkecuali bagi Aryo Yuda Iskandar yang telah lama mengenyam keabadiaan. Selama ratusan tahun dia tidak pernah menempatkan kematian dalam tampuk musuhnya, Aryo sejak lama merendahkan egonya terhadap kepastian ini. Malahan, petang ini, dirinya justru menyambut hadirnya kematian seolah sekadar kawan lama yang menjemput. Dia sudah siap untuk dijemput pulang kendatipun kepadanya Aryo meminta untuk menunggu barang sejenak di selasar depan. Bagi segelintir koleganya, Aryo tak lebih sekadar pengusaha muda berusia pertengahan 30 tahun. Orang akan menyebutnya mati muda setelah petang ini bergulir. Akan tetapi, bagi penuai nyawa yang kian gelisah menunggu, Aryo sudah terlalu lama mencurangi jatah umurnya, atau umur kebanyakan manusia. Satu dari sekian banyak sepertin
Baca selengkapnya
Pergulatan
 Sebelas Tahun Kemudian. Jakarta, 2020. Wira sudah berdosa besar pada Lovina Adnan Yusuf. Pastilah demikian alasan mengapa perempuan muda itu memekik histeris seperti habis dibegal sepagi ini.Sejilid laporan dibantingnya sekuat tenaga ke meja Wira, di hadapan lelaki itu, di depan semua orang.Budi yang bersebelahan meja dengan Wira nyaris melompat karena kaget, tumbler di meja Wira juga melompat kendati sempat digapai empunya. Celotehan karyawan lain di ruangan pun padam seketika, terkecuali derit printer dari meja Finance dan Akunting.“Lo periksa lagi nggak sih bagian proposal yang lo kerjakan dan rencananya dipresentasikan hari ini! Kenapa berantakan begini?” pekik Vina. Murka semurkanya.“Ada masalah apa Bu?” Wira mencoba tenang menghadapi badai yang hadir tanpa mendung.Jemarinya menelusuri salinan lembar demi lembar halaman proposal yang menyita
Baca selengkapnya
Padawan
Brak! Kanvas bergetar kembali. Petarung sudut biru berhasil merobohkan lawannya dengan teknik Brazilian Jiu-jitsu yang solid, menindihnya dalam kondisi Ground and Pound. Penonton kembali meledak. Petarung sudut merah yang lebih kurus mati-matian melindungi kepalanya dari hujan pukulan yang mendera. Beberapa kali upayanya untuk lepas meloloskan diri tidak membuahkan hasil. Sorak sorai kian membahana. Wasit mendekat. Keduanya memang sudah beberapa kali terbanting lalu saling kunci pada menit ketiga, saling hantam siku, berusaha saling menyudahi perlawanan rival-nya. Kedua kru masing-masing petarung makin lantang jua menyeru-nyeru memberi arahan dari sudut mereka. Wira menikmati jalannya ini pertarungan dari bangku lipat yang tidak jauh letaknya dari gelanggang. Tepat di belakang sepasang Ring Girl berpakaian seksi yang tengah sibuk dengan ponselnya masing-masing. Ia menikmati sensasi menghilang di
Baca selengkapnya
Tarian Pedang
“Aku hormati pilihanmu.” Erhan menyeringai sebelum membuka serangan.Diawali dengan guntingan horizontal dari kedua sisi, Erhan melanjutkan dengan kombinasi gerak berputar lalu sabetan yang silang menyilang dari kedua Khopesh. Gesit dan bertenaga, langsung menyasar dada dan leher Wira.Gemerincing suara berdenting melatari bilah senjata milik keduanya yang saling bentur tatkala tempo pertarungan kian meningkat drastis, layaknya paron yang ditempa berulang-ulang dengan kecepatan yang tidak manusiawi. Erhan terus melepaskan serangannya bak penari yang luwes.Sedangkan Wira berusaha mengukur lawannya lebih dulu, kebanyakan dengan elakkan dan blok atau menangkis sebelah tangan. Dalam hati ia menggerutu karena harus tetap memegang serangka pedangnya di tangan kiri.Tak dinyana, perhatian yang sejenak teralih membuka ruang dalam pertahanannya. Tahu-tahu Khopesh milik Erhan sudah mengunci Katana Wira dalam guntingan erat, dan memilinnya terbalik.
Baca selengkapnya
Au Contraire
Ia paksa tubuhnya yang baru saja mengerahkan lonjakan simulakrum yang besar untuk kembali mengulanginya, melecut otot kakinya untuk segera minggat dari tempatnya berada.Wira mengatupkan rahangnya, ia bisa rasakan tiupan udara di tengkuknya hasil dari sabetan Khopesh yang amat dekat menghampiri, lehernya selamat tetapi punggungnya tidak.Ia tersabet sekaligus terjerembab parah oleh besarnya energi kinetik yang terlepas. Wira sigap bergulingan dan siaga akan serangan susulan. Perih menjalar dari luka di punggungnya yang kini terasa merembes di kemeja yang robek.Tetapi Erhan bergeming di tempatnya. Seolah sengaja menanti Wira untuk bangkit dan memulihkan diri. Entah maksudnya sekedar meremehkan atau memang bagian dari kesopan-santunan ksatria-nya.“Kau pasti berpikir simulakrum yang kumiliki terbatas pada sejauh apa senjatanya kulempar bukan?” Erhan memutar Khopeshnya kembali. “Kau mengkonservasi energimu, bertaruh untuk satu serangan tun
Baca selengkapnya
Tebasan Halilintar Tiga Langkah
Wira sudah menduga kalau Erhan akan kembali berteleportasi untuk menghabisinya, ia hanya tidak bisa menebak dari arah mana Erhan akan menyergap. Sehingga ia pun berjudi kembali dengan keputusannya. Bertaruh pada pendengaran, kecepatan refleks tubuh, dan sedikit dorongan kecepatan kilat yang sengaja dihimpun. Sehingga ketika Erhan menyergap dari balik punggungnya, meski harus sedikit terpaksa memutar badan, ia sudah siap. Kilat selalu memukau dan mengejutkan, meski sebetulnya yang membuat bergidik adalah yang menyusul setelahnya. Petir. Mitosnya, Petir tidak pernah menyambar titik yang sama untuk kedua kalinya. Faktanya, Petir bisa, dan bahkan seringkali menyambar titik yang sama berulang kali. Dan malam ini, Petir yang dilepaskan oleh Wira sedetik pasca pedangnya tercabut, menyambar Erhan tiga kali berturut-turut. Sambaran pertama, terlontar bersama ayunan katana yang serta-merta menetralisir hujaman sepasang Khopesh-nya. Ia tercengang, senjat
Baca selengkapnya
Rubuh
Wira membaur dengan keramaian yang berduyun-duyun keluar meninggalkan Klab dan Gelanggang, bergabung dengan pengunjung Karaoke di sekitar mereka dengan dipandu oleh Sekuriti bermodal senter dan lampu LED darurat. Jalanan di hadapan mereka gelap gulita.Lampu lalu-lintas dan penerangan juga padam.Sirine mulai terdengar dari sayup-sayup dari kejauhan. Dalam sekejap, ratusan orang terdampar di sudut metropolitan sebesar Jakarta di tengah gelap gulita. Puluhan dari mereka gagal menyalakan motor dan mobil yang terparkir, terutama tipe terbaru dengan dukungan komputasi.Mereka yang tidak mampu mengganti kendaraan dengan keluaran terbaru justru yang tergolong beruntung. Mereka lebih dulu meninggalkan lokasi sementara ratusan yang lain kebingungan. Tapi, bukan itu yang utama dalam benak Wira.Ia seperti halnya yang lain, bermaksud untuk segera meninggalkan tempat ini, tetapi yang pertama ia perlu menjemput ranselnya dulu. Untuk sesaat ia berusaha mencari keberad
Baca selengkapnya
Aerternum
Aerternum, demikian mereka menyebut kaum mereka sendiri, atau paling tidak begitu yang Wira ketahui berdasarkan cerita mendiang gurunya. Aeternum secara sederhananya adalah kumpulan manusia kekal yang sudah ada entah sejak kapan, mungkin ratusan atau ribuan tahun yang silam, dengan satu tujuan hidup utama yang mengikat mereka. Turnamen Agung. Mereka adalah manusia yang menggemari pengetahuan, segala jenis dan tentu saja pengetahuan tentang cara menghabisi satu sama lain dengan efektif. Apakah tujuan dan hadiah kemenangan dari Turnamen Agung ini? Wira tidak tahu, karena gurunya pun tidak tahu, segalanya simpang siur. Hanya satu hal yang Wira tahu, Aeternum yang terakhir hidup yang akhirnya akan dapat menyingkap misteri ini. Demikianlah, takdir mereka untuk saling membinasakan satu sama lain digelar. Dan kini, Wira ikut terseret dalam benang kusut ini juga. Gurunya percaya, berdasarkan Aeternum lain yang pernah ia jumpai, bahwa pemenang terakhir
Baca selengkapnya
Pagi Itu di Kamar Hotel
Jadi, Wira masih penasaran dengan lukanya sendiri. Ia meneliti perban di punggung dan yang sekujur lengannya pada pantulan cermin wastafel. Digerakkan juga sendi bahunya, masih sedikit terasa perih di balik perban yang membuatnya meringis. “Anjir!” umpatnya lirih. Semalam adalah peralunan terbesar setelah sekian lama ia menghindari konflik dengan sesama Aeter. Terakhir kali ia merasakan gejolak kekuatan yang sama besarnya seperti semalam adalah sepuluh tahun silam. Kesadaran yang membaling ini seolah menggambarkan betapa kemenangannya semalam sungguh tipis. Ia berharap yang terjadi semalam itu tidak perlu dialaminya kembali, tetapi ia juga sadar harapannya yang barusan itu konyol. Dinyalakannya keran air dan beberapa kali diraupnya banyak-banyak tangkupan air dingin. Rasanya tubuhnya sudah jauh lebih baik ketimbang semalam, kecuali sedikit nanar oleh pusing yang masih menggelayut. Ia bahkan tidak ingat apa-apa kecuali aroma parfum mobil Audrey
Baca selengkapnya
Polisi
Wira tiba dikantornya tepat waktu jam makan siang, sudah berganti pakaian dan diantar oleh Audrey. Hari ini ia izin setengah hari, tetapi ia tidak yakin kalau izinnya diterima karena Vina hanya sekedar membaca pesannya. Dan tebakannya sesuai, singa betina itu masih saja galak ketika sesi rapat berlanjut selepas waktu ishoma. Wira duduk mengambil tempat agak di belakang rombongan leader sales yang hari ini dipanggil semuanya. Entah ini sekedar perasaannya atau bukan, satu-persatu orang yang duduk di dekatnya ditembaki oleh Vina perihal target yang masih belum tercapai. Kecuali dirinya yang sekarang tidak lebih seorang clerk. “Kalau semuanya tidak disiplin maka proyeksi bulan ini akan meleset, absensi sales kalian ke outlet juga saya perhatikan acak-acakan. Lantas bagaimana kalau bukan berikutnya kita akan perkenalkan produk baru di distributor dan mitra?” Vina memampangkan tabel pivot dari beberapa leader sales yang masih belum mencapai target areanya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status