Bukan Pilihan

Bukan Pilihan

Oleh:  Giovanna Bee  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 Peringkat
149Bab
8.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kisah tentang Diana dan Alexander yang berasal dari dunia yang berbeda; siang dan malam, hitam dan putih, baik dan tidak baik.

Lihat lebih banyak
Bukan Pilihan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Giovanna Bee
Bintang menyala kah ...
2022-08-23 13:46:52
0
user avatar
Giovanna Bee
Apa kabarnya pembaca setiaku? ...
2022-08-23 13:46:03
0
user avatar
Giovanna Bee
Terima kasih bintangnya Kakak ...
2022-08-01 13:23:24
0
user avatar
Bhiana Bee
bagus kisahnya...
2022-07-30 23:27:03
1
user avatar
Giovanna Bee
Sudah tamat lama bintang belum menyala nih ^^
2022-07-07 19:09:51
0
user avatar
ria ria
keren banget... naik ke film seru nih
2022-02-25 17:07:17
3
user avatar
Giovanna Bee
Terima kasih untuk para pembaca setia ......️...️
2021-11-22 11:22:07
3
user avatar
Omang Yayuz
Aku lelaki tak mungkin ... menerimamu bila, ternyata kau mendua. membuatku terluka.
2021-11-18 00:12:01
2
user avatar
Rossystories
Kejutan banget bab pertamanya. Jangan kendur Kak. Semangat ya.
2021-10-27 08:17:27
1
user avatar
Audia
Ceritanya bagus. Semangat Thor lanjut nya...
2021-10-15 21:46:27
1
user avatar
Pratiwi
Bakalan bikin jantung dag dig dug nih, keren ! semangat up ya
2021-10-14 09:51:07
1
user avatar
deaarmaya
Hua... keren banget sumpah!!! crazy up nya ya Thor!
2021-10-13 13:21:12
1
user avatar
Sayhanki Official
keren cerita nya kk...
2021-10-12 10:26:57
1
user avatar
RAZILEE
baguss nexttt
2021-10-09 19:11:24
1
user avatar
Pena Air
Keren banget ceritanya
2021-10-09 16:08:10
1
  • 1
  • 2
149 Bab
Chapter 1 : Ciuman Pertama
    Sial! Maki Alexander dalam hati. Bayangan gelap yang jatuh di wajahnya membuat Alexander terlihat berbahaya. Emosinya meluap campur aduk. Wanita muda polos yang baru saja diantarnya pulang melakukan hal yang membuat dirinya kacau. Apakah Diana sengaja atau hanya terlalu polos?     Alexander tersenyum. Kejadian itu membuktikan bahwa Diana menginginkan dirinya.    Suara musik dari lantai bawah terdengar sayup teredam oleh dinding khusus di bagian dalam ruangan. Alexander ingin pergi menemui Diana. Dia ingin membuat wanita itu takluk di bawah dirinya. Alexander tahu dia harus melakukan pendekatan yang lebih lembut. Ingat, yang dihadapi saat ini bukan wanita yang berpengalaman dengan lelaki, tapi wanita yang masih suci.    Alexander menelepon nomor Diana, tidak ada nada sambung.     Sial! Wanita itu mematikan handphonenya! Alexander meninju dinding dengan frustasi.     Masih ada
Baca selengkapnya
Chapter 2 : Beberapa Jam Sebelumnya
    Sebuah club malam yang berlokasi di pusat kota...    Diana samar-samar melihat sosok lelaki tinggi ramping berjalan menuju ke arahnya. Kepala Diana terasa pusing, pandangannya berputar. Dia menggelengkan kepala berusaha menjaga dirinya supaya tetap sadar tapi percuma. Kedua kakinya mulai goyah dan pandangannya diliputi kegelapan.    Alexander--lelaki yang dilihat Diana--menangkap tubuh yang terjatuh lunglai. Baginya tubuh mungil wanita ini seperti tidak berbobot. Dia menyapu keadaan di sekeliling. Mata Alexander yang tajam melihat dua orang lelaki muda sedang memandang ke arahnya. Ekspresi wajah kedua lelaki itu terkejut karena melihat dirinya menolong Diana. Alexander tahu kedua lelaki muda itu mengenali dirinya sebagai pemilik club ini. Mereka pun bergegas pergi.    Setelah yakin situasi aman Alexander membopong Diana masuk ke dalam ruangan private di lantai atas. Dua orang bodyguard berbadan besar yang menjaga pintu me
Baca selengkapnya
Chapter 3 : Temani Aku
    Pagi ini terlihat kelabu bagi Diana. Episode french kiss-nya dengan Alex membuat Diana tidak dapat tidur semalaman. Alex dengan enak mengirimkan pesan singkat pada jam tiga subuh yang berisi ucapan selamat tidur. Seandainya lelaki itu tahu apa akibat dari perbuatannya, yaitu membuat seorang wanita muda yang malang tidak bisa terlelap.     Diana tidak ingin memberitahu Alex. Dia tidak ingin lelaki itu mendatangi apartemennya dengan impulsif untuk sekedar meninabobokan, atau bahkan menculiknya pulang ke penthouse.    Diana melangkah gontai menuju ruangan General Affair. Dia menghempaskan tubuh di kursi dan melempar tas ke tengah meja. Untung mejanya terletak di ruangan terpisah sehingga apa yang dia lakukan tidak akan diperhatikan orang, kecuali ada yang dengan sengaja melongokkan kepala ke dalam. Diana telungkup di atas meja. Kepalanya mulai terasa sakit.    "Knock, knock. Good morning, Diana."    Diana mengan
Baca selengkapnya
Chapter 4 : Tidur Nyenyak
    Mengetahui Diana sedang mandi membuat Alex gelisah. Dia berjalan mengelilingi ruangan depan beberapa ratus kali sampai mendengar bunyi 'klik' yang menandakan kunci pintu kamar dibuka. Matanya menatap kagum saat Diana muncul dengan rambut panjangnya yang masih basah. Pakaian santai Diana memperlihatkan sepasang kaki jenjang yang seputih pualam. Alex menelan ludah, Diana terlihat seksi.    "Kamu tidak pergi ke club?" tanya Diana. Dia mengambil dua kaleng minuman dari kulkas dan memberikan satu untuk Alex.    "Thanks." Alex langsung membuka dan meneguknya. "Mungkin nanti."    "Mau istirahat sebentar? Katamu tidak bisa tidur?"    "Aku mau kalau bersamamu." Alex mendekati Diana. Hatinya geli melihat Diana mundur selangkah.    "Apa?" Spontan Diana menyilangkan tangan di dada. Lelaki ini benar-benar berbahaya.    "Jangan takut Princess, aku janji tidak akan berbuat lebih jauh." Alex meletakkan
Baca selengkapnya
Chapter 5 : Janji Seorang Lelaki
    Keesokan pagi ketika Diana tiba di kantor dia menyadari beberapa orang menatapnya dengan aneh, termasuk Rudy. Diana berusaha mengabaikan hal itu supaya dapat menjalani hari dengan normal. Ada apa dengan orang-orang? Kalau ada masalah bukankah lebih baik dibicarakan langsung daripada bergunjing di belakang?     Diana merapikan dokumen pengadaan barang sambil bernyanyi-nyanyi. Kalau saja Rudy tidak sok akrab melongok ke dalam, paginya pasti sempurna.    "Wah, ada yang sedang gembira nih?" goda Rudy.    "Biasa saja kok," sahut Diana cuek.    "Apa karena pacarmu yang ganteng itu?"    "Siapa?"    "Yang kemarin sore menjemputmu itu loh, dengan mobil hitamnya yang keren?" Rudy senang karena berhasil mendapatkan perhatian Diana.    "Maksudmu Alexander? Dia bukan pacarku." Diana mengangkat bahu.    "Kok kalian terlihat mesra?"    "Mesra sebagai tema
Baca selengkapnya
Chapter 6 : Tanggul Pemecah Ombak
    Tengah malam Diana terbangun oleh bunyi dering yang tidak putus. Tangannya menggapai-gapai ke atas meja kecil di samping tempat tidur.    "Halo..." Suara Diana serak karena baru saja terbangun.    "Hai Princess..., I miss you."     "Alex, kamu masih di club?"    "Sebentar lagi aku mau pulang. Kamu mau ke tempatku?"    "Sekarang??" Rasa kantuk Diana langsung lenyap.    "Aku sudah menunggu di bawah."    "Apa?"    "Kutunggu."    Secepat yang memungkinkan Diana cuci muka dan sikat gigi. Hatinya berdebar menantikan pertemuan tengah malam ini. Alex tidak terdengar lelah. Apa rencananya? Diana memakai kaos dan legging selutut, menyambar tas selempangnya lalu berlari turun.     Dimana Alex? Diana celingak-celinguk sesaat. Alex keluar dari mobilnya dan melambai. Diana bergegas menghampiri Alex yang langsung memeluknya erat. Kalau
Baca selengkapnya
Chapter 7 : Penawaran Menarik
    Setiap malam Alex memiliki keinginan mampir di apartemen Diana untuk sekedar tidur. Sampai sekarang Alex tidak menemukan jawaban kenapa dia dapat tidur nyenyak ketika berdekatan dengan Diana. Apakah karena aroma tubuh Diana yang khas?    Malam ini tidak ada kejadian yang berkesan di club. Seperti biasa wanita-wanita tidak berhenti menggoda dirinya. Alex menanggapi dengan cuek. Dia sudah tidak berminat terhadap mereka.     Sekarang sudah jam satu pagi. Apakah Diana akan terbangun kalau ditelepon? Alex tahu Diana harus bangun pagi untuk bekerja, tapi dia tidak dapat menahan keinginannya. Dia harus mencari jalan keluar untuk mengatasi perbedaan waktu mereka.    Nada sambung pertama berbunyi sampai habis. Alex langsung men-dial ulang. Nada sambung kedua pun berbunyi sampai habis.     Baiklah. Mungkin Diana tidur nyenyak sampai tidak mendengar apapun. Jika keinginannya tidak tercapai, setidaknya Alex dapat me
Baca selengkapnya
Chapter 8 : Perlakuan Tidak Adil
    Suara musik club menghentak liar sementara Alex dan Diana berada di lantai atas. Mereka sedang mengukur ruangan dengan langkah kaki.    "Kamu lihat, ruangan ini sangat besar. Cukup untuk kita berdua. Aku bisa tambahkan meja untukmu disini." Alex menunjuk ke sudut di sebelah meja besar.    "Hmmm.... Kamu benar. Di sini malah bisa tambah dua meja lagi." Diana melangkah dengan hati-hati. Dia membayangkan seperti apa rasanya duduk di dalam ruangan ini berdua saja dengan Alex.    "Tidak. Aku mau tambah bufet di sisi sana." Alex menunjuk ke dinding di seberang mejanya.    "Oh, kamu tidak ada ruangan pantry sih ya?"    "Betul. Aku tidak mau membuat sekat tambahan atau menjebol dinding."    Diana mengangguk perlahan. Dalam pikirannya dia dapat melihat seperti apa interior ruangan jika sudah terisi perabotan seperti dituturkan Alex.    "Mulai berminat?" Alex mengerlin
Baca selengkapnya
Chapter 9 : Surat Peringatan Pertama
    Langkah Diana begitu berat saat berjalan ke ruangan Pak Albert yang berada tepat di sebelah ruangannya. Diana mengetuk pintu yang ditempeli plat bertuliskan 'HRD Manager'.    "Masuk."    Diana membuka pintu dan melangkah masuk. Pak Albert menatapnya dengan tajam. Kumis tebalnya miring sebelah mengikuti ekspresi wajah.    "Duduk," perintah Pak Albert.    "Ada apa Pak?"    "Kamu yang jawab saya, ada apa denganmu?"    "Maksudnya?"    "Saya mendapat kabar bahwa kemarin kamu bolos kerja tanpa alasan, ternyata hanya untuk pacaran? Benar begitu?" tanya Pak Albert sambil sibuk menandatangani dokumen.    "Kata siapa?"    "Benar atau tidak?" Pak Albert kembali menatap Diana.    "Saya bangun kesiangan, jam sepuluh. Jadi saya pikir percuma juga kalau datang ke kantor. Kemarin saya sedang tidak banyak pekerjaan juga." Diana memutuskan untuk ber
Baca selengkapnya
Chapter 10 : Lagi-lagi...
    Setelah mendapat SP satu dan mengetahui fakta bahwa Rudy adalah orang yang membiusnya di club, Diana jadi enggan ke kantor. Pagi ini dia hanya berbaring di tempat tidur dengan mata menatap langit-langit. Alex yang mampir saat  subuh masih terlelap.     Hati Diana sangat sedih mendapatkan perlakuan tidak adil. Selama ini dirinya tidak pernah menyakiti orang lain dengan sengaja. Dia hanya menjalani hari dengan normal dan sebisa mungkin menghindari konflik. Sayangnya itu tidak cukup.    Hembusan nafas Alex membuat leher Diana hangat. Dia berpikir seandainya dirinya memiliki sedikit kepribadian Alex yang bebas dan pemberani, mungkin orang tidak akan berani berbuat seenaknya, mungkin dia akan berani menampar Gladys yang bermulut lancang, mungkin dia akan berani membela diri di hadapan Pak Albert, mungkin dia akan berani melaporkan Rudy berdasarkan kesaksian Alex dan bukti rekaman CCTV dari club.    Langit sudah semakin ter
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status