Aku rindu suami orang? Percayalah, perselingkuhan itu manis di depan pahit di belakang. Bagaimana setelah kamu melakukan perselingkuhan, lalu endingnya cerai. Setelah itu pasanganmu menikah lagi dengan wanita yang lebih baik darimu. Kemudian, mereka lebih sukses, si mantan memperlakukan istrinya dengan kasih sayang, dan endingnya kamu pasti akan rindu sosok mantan suamimu itu, yang sudah menjadi suami orang.
View MoreRINDU SUAMI ORANG
[Mas, kapan kamu ke rumah lagi?]
Pesan yang aku kirimkan melalui chat W******p terkirim dan telah dibaca oleh Mas Reno. Ia pun terlihat sedang mengetik pesan.
[Malam Jum'at, kamu di rumah sendirian, kan?]
Balasannya membuatku senyam-senyum sendiri membacanya.
[Ada, Mas. Nggak sabar nungguin malam Jum'at, aduh Mas sampai kapan aku dihalalin, nih. Bikin dosa melulu, aku takut.] balasku dengan disertai emoticon tertawa.
[Tumben ingat dosa!] ejeknya gantian disertai emoticon ngeledek.
[Aku sayang kamu, Mas, suami orang.] jawabku lagi dengan emoticon ngeledek.
[Love you, nanti lanjut lagi, Amira sudah pulang kerja nih.]
Mas Reno langsung offline, aku yang masih online pun membaca terus isi chat kami berdua. Ibarat pepatah, kami berdua seperti kaca, sifatnya dan sifatku ada kemiripan, kami lebih sering becanda, itulah yang membuatku nyaman dengannya, meskipun ia adalah suami orang.
Jarak rumah kami hanya terhalang oleh pintu belakang rumah. Jadi, jika ada kesempatan, kami tinggal buka pintu saja.
Setelah puas chat dengan Mas Reno. Aku menghapus pesan darinya. Khawatir Mas Taka tahu apa yang kulakukan di belakangnya.
Semenjak bertemu dengan Mas Reno, hidupku menjadi lebih berwarna. Tadinya sering ditinggalkan ke luar kota oleh Mas Taka, suamiku. Ya, semua bermula dari pesan yang dikirim oleh Mas Reno duluan.
***
Flashback
[Hai, Diana. Kamu lagi ngapain? Ini Reno.] Aku sedikit terkejut, sebab belum disimpan kontaknya.
[Oh, Mas Reno. Lagi nonton televisi, Mas. Ada apa, ya?] jawabku tidak ada basa-basinya.
[Taka lagi ke luar kota, kan?] tanyanya lagi.
[Iya, ada apa, Mas?] tanyaku heran.
[Aku boleh main nggak? Amira juga lagi ke luar kota.] Aku terkejut membacanya. Semenit dua menit belum kubalas chatnya. Khawatir ia hanya becanda.
Kemudian, ia menghubungiku dengan video calling. Dengan terpaksa, aku pun menerima panggilan videonya.
"Hai," sapanya lebih dulu. Aku hanya melambaikan tangan disertai senyuman.
"Ada apa sih, Mas? Kenapa mau main segala? Nanti kalau tetangga tahu gimana?" tanyaku malu-malu. Tatapan mata Mas Reno memang membuat jantung wanita yang menatapnya balik berdegup tak karuan.
"Aku serius mau main, ada pintu belakang, rumahmu juga belum renovasi belakangnya, kan?" tanyanya sembari merapikan rambut seraya menebar pesonanya. Astaga, jantung ini semakin berdetak kencang, ia begitu mempesona, pantas saja dijuluki bapak tampan oleh gadis-gadis perumahan sini yang sering menggodanya.
"Ah, aku takut, Mas," ucapku malu.
"Aku ke rumah sekarang, ya, tolong buka pintu belakang," suruhnya tanpa menunggu jawaban dariku, lalu mematikan sambungan video call.
Tanpa berpikir panjang, akhirnya aku buka pintu belakang yang memang belum aku renovasi. Jadi kondisi rumahnya dan rumahku pelataran belakang itu sama-sama kosong, hanya dibatasi batako semeter saja. Itu mudah sekali baginya untuk melompat.
Setelah Mas Reno berhasil masuk ke dalam. Akhirnya aku ajak ke ruang televisi. Kami ngobrol tentang pengalaman rumah tangga. Astaga, pesonanya semakin membuatku hanyut dalam dekapannya, dan akhirnya kami melakukan hubungan yang seharusnya tidak kami lakukan. Namun, setelah melakukannya, justru hatiku berbunga-bunga seraya wanita ABG yang sedang jatuh cinta.
***
Mas Taka pulang dari kantor, membuat lamunanku di saat awal jatuh cinta dengan suami orang pun buyar seketika. Aku segera membuka pintunya dan meraih punggung tangan suamiku.
"Mas, sudah makan?" tanyaku sambil melepaskan dasinya.
"Sudah tadi ada yang ngajak dinner," jawabnya membuatku terkejut.
"Dinner dengan wanita?" tanyaku cemburu.
"Iyalah, wanita. Memang kamu saja yang bisa selingkuh? Aku juga bisa!" sahutnya sedikit menantang dengan bola mata menyorotku penuh. Astaga, apa maksud omongan Mas Taka barusan? Apa ia telah mengetahui perselingkuhanku dengan Mas Reno?
***
Bab 50Mas Taka sontak melepaskan dekapan Diana. Begitu juga sebaliknya, Diana segera mundur dan mengedarkan pandangannya ke arahku. Kemudian, ia tersenyum lekat sambil menghapus air matanya.Aku menghampiri Mas Taka, lalu menggandeng lengannya yang masih terdiam kaku di depan pintu."Maaf, aku bikin suasana rumah ini jadi kacau, sekali lagi maaf," ucap Diana sambil menunduk.Mas Taka menatapku, ia masih terdiam membisu."To the point aja, ada apa Diana? Kenapa datang-datang langsung nyergap suami orang?" cecarku sedikit sinis. Sebab, kecemburuan suatu hal yang wajar terjadi jika menyaksikan kejadian singkat tadi.Tidak lama kemudian, Mas Reno muncul turun dari mobil, membawa Dika dengan menggendongnya. Ada tawa yang terdengar renyah di ujung sana.
Bab 49"Siapa itu Taka?" tanya mertuaku pada anaknya. Dengan jawaban yang sama, ia hanya menggelengkan kepalanya.Kemudian, kami melepaskan seat. Setelah itu terlihat kaki seseorang turun dari mobil tersebut. Dari high heels yang dikenakan sudah terlihat ia adalah wanita.Aku coba tarik napas, lalu menoleh ke arah Mas Taka sesekali, dan memusatkan perhatianku padanya."Rosa kah itu?" tanyaku. Mamaku yang masih berada di dalam mobil, berusaha menepuk bahu ini dari belakang."Jangan emosi dulu, bicarakan baik-baik di dalam rumah," pesan Mama Silvi, mamaku. Seharusnya ia tidak berada di sini. Namun, karena aku khawatir dengannya, jadi meminta mama ikut ke rumah lebih dulu.Aku melontarkan senyuman pada mama dan mertuaku. Kemudian, kembali menyorot Mas Taka."
Bab 48"Apa, Amira? Barusan kamu bicara apa?" tanya mamaku seperti meringis kesakitan.Tiba-tiba saja aku teringat, bahwa mama lemah jantung. Astaga, apa yang aku lakukan barusan?"Mah, Amira tidak bicara sungguhan, ia hanya main-main supaya diizinkan tetap bersama Taka, percayalah," lirih Mas Taka menghampiri. Aku baru tersadar, bahwa inilah tujuan Mas Taka menyuruhku ikut bersama mama, hanya ingin menjaga kondisi mertuanya baik-baik saja. Namun, aku sendiri yang membuyarkan rencana Mas Taka.Bruk!Mama ambruk seketika, ia jatuhkan bobot tubuhnya ke lantai."Mah!" teriakku ketika melihat sosok wanita yang membesarkanku kini jatuh lunglai ke lantai.Mas Taka membantu mengangkat mama dan membawanya ke rumah sakit. Aku yang selepas operas
Bab 47"Nanti kita lihat saja di rumah ya, aku nggak bisa bicara sambil nyetir," ucap Mas Taka membuatku tambah penasaran. Apa yang sebenarnya ia rahasiakan dariku? Kenapa nunggu sampai di rumah?Aku terus menerus mempertanyakan dalam hati. Sesekali mataku melirik ke arahnya. Ia terlihat agak pendiam, tidak banyak bicara dan bersikap mesra seperti yang dilakukan biasanya. Dingin, kini Mas Taka berubah sedingin es, lelaki yang sudah berjanji telah memaafkan kini sikapnya berubah lagi.Otakku terus berputar, mengingat apakah ada kesalahan yang kuperbuat namun belum diketahui olehnya. Aku ingat-ingat tapi tidak ada satu pun yang melintas di kepala ini."Mas, jika ada satu kesalahan yang belum kusadari, tolong beritahu, aku ingin memperbaikinya," pintaku membuat ia menoleh. Sayup matanya memandangku diiringi senyuman tipis.&nbs
Bab 46"Taka, kamu pindahin aja istrimu ke kelas 2, ngapain di VVIP," sindirnya membuatku menelan ludah. Tidak seperti biasanya ia bersikap seperti itu.Aku hanya tertunduk, sebab sebelumnya aku juga sudah memintanya untuk memindahkan aku ke ruangan yang sesuai dengan asuransi, supaya tidak menjadi beban keluarga."Mah, dua hari lagi juga sudah boleh pulang kok, nggak apa-apa di sini dulu," jawab Mas Taka membelaku.Diva hanya menunduk, sesekali wajahnya menatapku juga, tapi tidak seperti biasanya. Ada apa dengan mereka?"Mah, kalau aku ada salah, maafin aku," ucapku coba berlapang hati meminta maaf lebih dulu."Nggak, Amira, ini bukan tentang minta maaf, tapi tentang harga diri!" celetuk mertuaku membuatku sedikit mencerna ucapannya."Apa maksud Mam
Bab 45"Kenapa bisa banyak darah, Sus? Padahal saya tidak merasakan sakit apa-apa?" tanyaku penasaran. Sebab, jika pendarahan, tentu aku mengalami nyeri hebat."Sebentar, Bu. Saya mau cek bagian saluran air seninya dulu," balasnya.Suster itu sangat sibuk memeriksa kenapa banyak darah yang berceceran di selimut hingga baskom untuk air kencing. Dengan cekatan ia membuang lebih dulu isi baskomnya. Kemudian, memeriksa kembali.Mas Taka yang trauma melihat darah ketika kemarin aku pendarahan pun pamit keluar."Sebentar ya, Bu. Kita ulang kembali masang kateter lagi. Sama pembalutnya diganti," ujar suster."Apa nggak bisa dilepas saja, Sus?" tanyaku balik."Nunggu 24 jam, Bu," jawabnya."Tapi ini kenapa kok bisa ba
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments