Merebut Suamiku Dari Kekasihnya

Merebut Suamiku Dari Kekasihnya

Oleh:  Galuh Arum  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
25 Peringkat
72Bab
38.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pernikahan Sandrina terjadi karena permintaan ayah Bastian. Sandrina berhutang Budi hingga mengharuskan ia menikah dengan Bastian. Bastian ternyata menolak perjodohan itu. Akan tetapi, dirinya tak bisa berbuat apa pun saat paksaan datang dari sang ayah. Padahal ia sudah memiliki kekasih bernama Alika. Sementara, hal tak terduga datang. Mantan kekasih Sandrina, Ferdi adalah adik kandung dari Bastian.

Lihat lebih banyak
Merebut Suamiku Dari Kekasihnya Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
yenyen
walaupun ujung ujungnya amnesia tapi authornya ga mau bikin kaya sinetron yang sampai beratus ratus bab. Keren .........
2022-07-05 16:34:21
1
user avatar
Faver
Kalau udah nikah yah udah harus pegang komitmen. Mencoba sama-sama mencintai yang baru. Greget deh. Semangat thor.
2022-06-24 13:05:06
0
user avatar
Anggrek Bulan
ceritanya bagus sekali Kak
2022-06-23 13:59:41
0
user avatar
Va_DeQ
DUH BASTIAN BIKIN GEMESH DEH,, Pen Tak Jedotin PaLanya biar SADAR xixixixiiiii (´ ▽`)
2022-06-01 01:21:59
2
user avatar
An_Da
KEREN BANGET CERITANYA KAK,, saya suka Saya Suka
2022-05-31 23:42:55
2
user avatar
Da_V
Sabar ya Sandrina ,cini teteh peyuk onLine (づ ̄ ³ ̄)づ
2022-05-31 23:39:09
2
user avatar
Dinda_Put
BAGUS BANGET CERITANYA KAKA (´ε` )♡
2022-05-31 23:31:14
1
user avatar
V_N
Ka Kapan Update Sandrina,, Kangen Hiks (╥_╥)
2022-05-31 11:10:10
1
user avatar
Indy Shinta
Bastian minta disentil ginjalnya. Siksa aja, Thor, siksa! *ngomporin author hahaha
2022-05-31 09:22:19
1
user avatar
Yayu Afriyani
ceritanya bagus kak
2022-05-29 15:57:36
1
user avatar
Anna Kuhas
bab1 nya aja udah bikin emosi... keren kak
2022-05-28 10:10:14
0
user avatar
ayoeka1212
Lanjut Kak. seru!
2022-05-28 10:09:52
0
user avatar
missingty
wah ceritanya bikin penasaran kak
2022-05-28 06:25:24
0
user avatar
Galuh Arum
yuk baca crta ini
2022-05-03 16:59:02
1
default avatar
Cahyani Fitria Utami
Ceritanya sebenernya mainstream drama rumah tangga. Tp tetep menarik utk terus diikutin. Gimana kelanjutan bastian dan sandrina. Semoga sama sama bahagia. Ntah bersama atau dengan jalannya masing2
2022-04-18 20:47:07
2
  • 1
  • 2
72 Bab
Satu
“Aku hamil, Mas.” Wajah Sandrina terlihat bahagia saat memberitahu dirinya sedang berbadan dua. Akan tetapi, Bastian—suaminya tak bereaksi lebih. Pria berkemeja putih itu sekilas melihat, lalu hanya berdehem saja. Wajah semringah Sandrina berubah menjadi sendu. Ia hanya berharap sang suami terlihat bahagia dengan kehamilannya. Namun, semua di luar dugaan, Bastian tak bisa menghilangkan sikap dinginnya pada sang istri. “Mas, apa kamu tidak bahagia?” tanya Sandrina. “Kamu pikir sendiri saja.” Bastian berjalan meninggalkan Sandrina yang masih berdiri mematung di ruang tv. Enam bulan pernikahan mereka berlalu begitu saja tanpa kebahagiaan. Apalagi Bastian yang selalu bersikap dingin pada Sandrina, juga ucapan demi ucapan ketusnya yang selalu membuat kesabaran wanita itu teruji. Sandrina menarik napas, ia berusaha tahan dengan sikap sang suami. Bagaimana pun, wasiat yang dibuat oleh ayah mertuanya itu harus dijalani dengan ikhlas dan tabah.
Baca selengkapnya
Dua
Sandrina tersadar dari pingsannya. Bu Hana segera memberikannya teh hangat dan Bibi Asih membantu mengompres luka lebam di pipi Sandrina. Wajah cantik itu kini sedikit berbeda dengan pipi yang membiru akibat salah sasaran dari Bastian.Bu Hana membantu Sandrina duduk, ia sebenarnya ingin tahu apa yang sebenarnya tidak ia ketahui tentang kedua anaknya juga menantu kesayangannya.“Maafkan Bastian, dia tidak sengaja memukul kamu. Sebenarnya, apa yang tidak ibu ketahui. Apa sebelumnya kamu dan Ferdi sudah saling mengenal?” tanya Bu Hana.Sandrina terkesiap, ia berpikir apa yang terjadi saat dirinya pingsan hingga Bu Hana bertanya seperti itu.“San, kenapa kamu tidak menjawab ibu?” Lagi, pertanyaan sang mertua membuat Sandrina terbangun dari lamunannya.Sandrina gugup, sebelumnya tidak ada yang tahu tentang hubungan Ferdi dengannya sebelum ia menikah dengan Bastian.“A—aku—“ Sandrina menatap ibu mer
Baca selengkapnya
Tiga
Bu Hana membantu mengoles obat pada wajah Sandrina. Wanita tua itu masih saja mengomel karena ulah Bastian wajah menantu kesayangannya menjadi lebam.“Tenang saja, sudah ibu telepon suruh pulang. Setelah ini kita ke Dokter Kandungan.”“Iya, Bu.”Terdengar deru mobil memasuki halaman rumah. Suara kendaraan itu sudah sangat dihafal Sandrina, ia gegas ingin menyongsong sang suami.“San, biar ibu saja. Kamu di sini istirahat.” Bu Hana langsung menghampiri sang anak.Bastian berdiri di depan rumah saat sang ibu sudah menunggunya di ambang pintu. Pria dengan rambut cepak itu mengembuskan napas sebelum ia mendapat beberapa wejangan dari ibunya.“Kamu itu nggak punya pikiran, punya perasan nggak kamu?”Benar dugaan Bastian, sang ibu mulai memberikan ceramah padanya. Kali ini pasti akan panjang sampai ia lelah.“Ibu ngomong apa, sih?”Bastian berjalan melewati sang ibu.
Baca selengkapnya
Empat
Dimas membuat Ferdi terus berpikir untuk merebut hati Sandrina kali ini. Lagi pula Bastian juga tidak akan marah jika ia mendekati mantan istrinya itu karena sang kakak memiliki kekasih yang sulit ia tinggalkan. Hal itu mempermudah dirinya untuk kembali mendekati Sandrina karena ternyata dirinya masih sangat mencintai mantan kekasihnya itu. Kesalahannya membuat ia menyesal sekian lama. Meninggalkan Sandrina dan memilih wanita yang jauh berbeda darinya. Dengan senyum tipis, Ferdi pamit pada Dimas. Ia melambaikan tangan saat sang teman sedang melayani beberapa tamu. Dimas menanggung melihat Ferdi berjalan ke luar kafe. Sebelum pulang, Ferdi memiliki ide untuk membelikan beberapa barang atau makanan kesukaan Sandrina. Ia masih ingat dengan hal kecil yang menandai kebiasaan mantan kekasihnya. Ferdi membuka pesan masuk, ternyata sejak tadi sang ibu terus berusaha meneleponnya. Ia menarik napas, tangannya membuka cepat pesan masuk dari ibunya. [Cepa
Baca selengkapnya
Lima
Bastian terus menghubungi Alika, tapi wanita itu sama sekali tidak menjawab teleponnya. Tangan pria itu bermain di ponsel dan mengetik beberapa pesan untuk sang kekasih. Alika masih marah sampai tidak mengangkat panggilan masuk dari Bastian.Pria itu menyimpan ponsel di nakas, wajahnya kesal penuh amarah. Kalau bukan karena sang ibu memintanya pulang, mungkin Alika tidak akan semarah itu. Sungguh buat hatinya menjadi kacau dan kalut.Bastian semakin kesal saat mendengar suara ibunya lantang memanggil. Terdengar kursi berderit saat pria itu beranjak dari duduknya. Gegas ia membuka pintu karena sejak tadi ketukan pintu dan suara ibunya sangat mengganggu.“Ada apa, Bu?” tanya Bastian.“Cepat ganti baju, kita ke Dokter Kandungan.”Bastian melongok karena ia kira tidak jadi mengantar Sandrina. Sang ibu langsung menunggu di ruang tamu, sedangkan Bastian masih berdiri mematung di ambang pintu.Tidak seperti bertemu dengan Al
Baca selengkapnya
Enam
Bu Hana sudah kembali pulang setelah senang melihat hasil pemeriksaan sang menantu. Rumah itu kembali sepi, hanya tinggal dua orang yang saling diam tanpa kata. Apalagi Bastian yang terlihat jelas tidak mau menunjukkan simpati sama sekali pada Sandrina. Pria itu duduk di balkon sembari menyesap rokok.Sandrina memperhatikan dari kejauhan karena tidak berani mendekat, ada asap rokok yang bisa merusak dirinya. Apalagi ia sedang hamil, harus menjauhi berbagai hal yang membahayakan.Sejak pulang dari rumah sakit, Bastian terlihat sangat cemas. Sandrina sebagai seorang istri pun bisa merasakan apa yang sedang dialami Bastian. Pria itu gelisah, dan seperti ada yang membuatnya tidak fokus.Bastian terbangun dari lamunannya, ia gegas bangkit untuk menemui Alika. Tapi, ia terkesiap melihat Sandrina berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. Merasa diawasi, Bastian menyenggol dengan sengaja hingga Sandrina hampir terjatuh.“Kamu nggak punya hati, aku sampai ham
Baca selengkapnya
Tujuh
Dimas menegur Ferdi yang sejak tadi terdiam menatap Alika tanpa berkedip. Dimas berpikir jika temannya terpesona dengan wanita di depannya. Akan tetapi, dugaannya salah. Ferdi bukan terpesona, melainkan dia sedang berpikir apa wanita di hadapannya adalah kekasih sang kakak atau sekadar mirip nama.“Kalian sudah saling kenal?” tanya Dimas.“Belum.” Ferdi cepat menjawab.Dimas memperkenalkan mereka berdua. Keduanya bersalaman, sama halnya dengan Ferdi, Alika pun seperti sangat familier dengan wajah pria di depannya. Alika seperti pernah melihatnya dan ia malah lupa melihatnya di mana.Dimas memesankan minuman untuk Alika, tapi ia pamit sebentar untuk memeriksa dapur. Sementara, Ferdi dan Alika bingung harus bicara apa. Keduanya masih duduk sembari menyaksikan live musik. Sesekali Ferdi memerhatikan Alika, setelah itu ia semakin penasaran apa dia wanita yang membuat Bastian jatuh cinta.“Dari mana?” Pertanyaan basa
Baca selengkapnya
Delapan
Ferdi sama dengan Bastian, pria itu pun terkesiap melihat sang kakak bersama dengan wanita yang sangat ia suka. Begitu juga Alika, hawa panas menyelimuti hatinya melihat Bastian bersama dengan sang istri.Sandrina menatap Ferdi, ia mengenali Alika sebagai Dokter Kandungan yang memeriksa dirinya. Akan tetapi, ia tidak tahu jika wanita itu adalah kekasih sang suami.“Kalian datang ke sini juga? Tumben?” Ferdi menyapa untuk mengurangi rasa gugup.Wajah Bastian sudah tidak bersahabat melihat sang kekasih kini bersama dengan Ferdi. Sejak tadi ia mencoba menghubungkan, ternyata Alika bersama Ferdi dan seperti sedang bersenang-senang.“Nggak usah basa-basi.” Bastian menarik Sandrina menjauh, tapi langkah terhenti saat Ferdi kembali memanggilnya.“Ka, tenang saja. Aku nggak akan mengganggu istrimu lagi, kenalkan calon istriku.”Wajah Alika langsung memerah, sama halnya dengan Bastian yang sejak tadi menatap dengan
Baca selengkapnya
Sembilan
“Aw!”Bastian menjerit kala Sandrina menendang keperjakaannya. Peria itu langsung melepas cengkeramannya dan terduduk sembari memegangi yang sakit. Sementara, Sandrina masih menatap bengis pria yang menjadi suaminya itu.“Sakit, kan?”Sandrina kembali tersenyum melihat Bastian yang tak bisa menjawab karena ia sedang merasakan nyeri di sesuatu yang paling berharga baginya. Sang istri tak peduli betapa sakitnya Bastian, sedangkan suaminya itu bersumpah akan membuat Sandrina menyesali perbuatannya kali ini.“Awas, ka—kamu!” Bastian mengucapkan kalimat terbata-bata juga hanya bisa menunjuk Sandrina dengan telunjuknya.“Rasakan, rasa sakit itu nggak sebanding dengan sakitnya hati aku saat suami bercinta denganku, mulutmu masih memanggil namanya!”Akhirnya Sandrina bisa mengutarakan apa yang ia rasakan kali ini. Walau pernikahan mereka berjalan karena perjodohan, bukan berarti Bastian bisa mela
Baca selengkapnya
Sepuluh
Wajah Bastian memerah mendengar ucapan Sandrina. Entah apa yang merasuki sang istri hingga bisa berbicara seperti itu. Apalagi mengenai hal sensitif mengenai pria. Bastian menggebrak meja, tapi Sandrina tak kaget sama sekali.Sandrina masih terlihat santai, berbeda dengan ia yang dulu. Ia semakin kuat menghadapi Bastian yang berlaku seenaknya pada dirinya.Semenjak kehamilannya, Sandrina bertekad untuk mengembalikan Bastian pada kodratnya. Pria yang seharusnya menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab. Bukan pria yang masih bermain-main dengan wanita lain padahal tahu dirinya akan menjadi seorang ayah.“Anggap saja tidak terjadi sesuatu malam tadi.”“Terserah kamu, aku tidak peduli. Aku mau merapikan baju, ibu akan memesankan aku taxi jam 13.00.”“Sampai kapan?”“Mungkin sampai anak ini lahir.” Sandrina menjawab singkat.Bastian dibuat melongok dengan jawaban asal sang istri. Selama
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status