Ketika Istriku Tidak Meminta Jatah Lagi

Ketika Istriku Tidak Meminta Jatah Lagi

By:  Coretan Asa  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
67Chapters
15.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ketika istriku tidak meminta jatah lagi, disitu lah ia hamil. pernikahan tanpa cinta dan selalu dia yang meminta duluan tak berhasil mendapat keturunan, tetapi disaat aku yang ingin melakukannya kami mendapatkan keturunan. Nasi telah menjadi bubur, karena nafsu aku telah menceraikannya dan menikah lagi [POV HABIB] ~~~~ Habib adalah seorang pemuda yang sudah beristri, tetapi berkeinginan menikah lagi karena sang istri tidak bisa memberinya keturunan. Ia sangat bosan dengan pernikahannya karena sheila istrinya terlalu agresif, dan selalu minta untuk dilayani setiap hari. Seketika rumah tangga mereka hancur, dan disaat Habib telah menikah lagi, Sheila malah sedang mengandung tanpa sepengetahuan Habib. Bagaimana kisah mereka? Akankah Habib menyesal dan ingin kembali pada Sheila? Yuk ikuti terus kisahnya...

View More
Ketika Istriku Tidak Meminta Jatah Lagi Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
67 Chapters
Bab 1
"Bang mau lagi!""Astaga dek, uda tadi loh. Abang capek mau istirahat, tolong ngerti lah.""Baru sekali, dulu janjinya sampai pagi!" Sheila mengerucutkan bibirnya, dan berpaling dariku. Aku hanya bisa menghela nafas panjang dan beristighfar."Ya allah, kuatkan hamba." Tiba-tiba saja ucapanku membuat sheila murka, ia berbalik badan dan langsung menudingku dengan tatapan tajamnya."Abang bilang apa tadi!" serunya dengan nafas memburu seperti ingin menerkam."Gak ngomong apa-apa kok dek," sahutku cengengesan sambil menggaruk kepala bawah yang tidak gatal. Tiba-tiba saja sheila menepis tanganku."Kalo gatel juniornya, biar Adek aja yang garukkan," ucapnya sembari terus mengelus perkakasku. Aku hanya bisa menelan saliva dengan kasar, bagaimana bisa aku mempunyai istri seperti ini. Maunya setiap hari, dan bahkan gak cukup satu ronde."Mau lagi, pokoknya mau lagi!" Ia terus saja berseru dan memaksa melepas celana yang sudah aku pakai kembali tadi.Alhasil ia kembali beraksi mengerjaiku, tida
Read more
Bab 2
Tidak lama kemudian kami sampai dirumah Aisyah, kami disambut dengan hangat oleh Ayah dan Ibunya. Ternyata Aisyah adalah anak tunggal dari keluarga yang terbilang kaya, Ayah dan Ibunya juga sangat baik padaku. Kesempatan emas ini tidak boleh disia-siakan fikirku."Ini pacar kamu Aisyah?" tanya lelaki paruh baya yang rambutnya sudah mulai memutih."Bu… Bukan Pak, tadi Aisyah gak sengaja ketemu dijalan terus dianterin sama Masnya," sahut Aisyah menjelaskan.Ayah Aisyah hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum menatapku, sementara aku mati kutu dan hanya cengengesan tidak menentu."Siapa namanya nak?" sapa Ibunya Aisyah dengan ramah."Habib Bu.""Masih single?""Masih Bu.""Wah, kebetulan dong kami sedang cari menantu. Jika kamu berkenan dengan anak saya boleh ajukan proposal taaruf secepatnya."Deg…Aku tercengang setengah mati saat ditawarkan untuk mengajukan proposal taaruf, bagaimana bisa baru sekali ketemu sudah ditawari untuk menikahi bidadari cantik ini. Jelas saja aku tidak menol
Read more
Bab 3
"Sheila, kamu jangan tersinggung ya? Aku mau ngomong serius!""Ngomong apa Bang?""Kamu bisa pergi gak? Jangan ajak ngobrol aku terus, aku mau makan tau!""Hehehe, oke aku kunci deh mulutku ini." Sheila mengacungkan ibu jarinya ke udara.Aku langsung melahap nasi di piring dengan secepat mungkin, cacing di perutku sudah demo sejak tadi, tetapi Sheila tidak mengerti dan malah mengajakku bicara panjang lebar. Rasanya kesal sekali, aku merasa dijebak oleh pertemuanku dengan Aisyah.Setelah selesai makan, Sheila kembali mengajakku bicara. Aku benar-benar tidak memperdulikan ucapannya, bahkan aku hanya menjawab ala kadarnya saja. Aku masih memimpikan seandainya aku benar-benar bisa menikahi Aisyah, tetapi sayangnya itu hanya angan-angan semata. Aku tidak mengerti mengapa aku sangat bosan dengan pernikahan ini, ya mungkin karena sudah lima tahun pernikahan kami, tapi belum juga dikaruniai seorang anak. Sheila memiliki riwayat penyakit kista, walau ia sudah dioperasi dan sudah sembuh total,
Read more
Bab 4
Aku membuka kertas itu dan terdapat tulisan 'Bekal kamu uda aku siapin, sarapan kamu uda ada diatas meja makan. Tolong jangan ajak aku ngobrol, aku ingin sendiri!' Aku tidak mengerti mengapa ia menjadi membisu seperti ini, tetapi aku tidak ingin memikirkan nya paling juga nanti ia kembali ganas seperti biasanya.Dengan cepat aku langsung mandi untuk membersihkan diri, aku mengguyur kepala ku dengan air dingin. Seketika rasa panas dikepala ini hilang, aku sangat bingung menghadapi Sheila saat ini hingga membuat kepalaku terasa panas. Setelah selesai mandi, dengan segera aku masuk kembali ke kamar. Kulihat Sheila kembali berbaring ditempat tidur, ia tidak lagi menyiapkan pakaianku, ia tidak lagi melayaniku seperti biasanya. Aku hanya menatapnya sambil menghela nafas panjang.Perutku sudah sangat keroncongan, dengan segera aku menuju meja makan dan membuka tudung saji. Kulihat hanya ada sepiring nasi goreng gosong disana, aku benar-benar marah kali ini, bisa-bisanya ia membalaskan dendam
Read more
Bab 5
Hari ini aku sangat lelah rasanya, kulajukan sepeda motor dengan kecepatan penuh agar segera sampai rumah. Biasanya kalau sudah mengeluh capek Sheila pasti akan langsung pijitin aku, rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera sampai di rumah.Sesampainya dirumah tidak ada lagi sambutan ketika aku pulang, padahal biasanya Sheila pasti paling senang kalau melihat aku pulang kerja. Bahkan ia selalu langsung lari peluk dan cium aku, tetapi kini rasanya rumah sepi tanpa keceriaannya lagi.Krek…Kutarik handle pintu yang tidak terkunci itu, mataku melirik kesana kemari mencari keberadaan Sheila, tetapi tidak ada tanda-tanda dirinya. Feelingku mengatakan ia pasti masih berada didalam kamar, dan benar saja kulihat ia masih berbaring dan terus menangis diatas kasur."Shel, aku capek banget hari ini loh," ucapku sembari mengelus rambutnya yang lembut.Sheila malah menepis sentuhanku dengan kasar lalu berkata, "aku lebih capek, nangis berhari-hari kamu buat Bang!""Siapa yang suruh kamu nangis?
Read more
Bab 6
Aku hanya menghela napas panjang mendengar perkataannya, padahal biasanya kalau aku cium ia pasti akan kegirangan dan minta dicium lagi, tetapi kini sudah berbeda tidak seperti dulu. Tidak lama kemudian aku mendengar gemericik air dari kamar mandi, sepertinya Sheila sedang membersihkan tubuhnya setelah perbuatanku tadi malam, tetapi mengapa sepagi ini dia sudah mandi? Bahkan jam masih menunjukkan pukul empat pagi, biasanya jam segini ia masih molor, nunggu adzan subuh berkumandang ia baru mandi dan sholat. "Kamu kok uda mandi Shel?" tanyaku saat melihat Sheila masuk hanya menggunakan lilitan handuk di tubuhnya. "Aku mau pergi nanti, jadi aku mau lekas masakin buat sarapan dan bekal Abang," sahutnya tanpa menoleh ke arahku, ia masih sibuk mengenakan baju secara lengkap. "Kamu mau kemana?" tanyaku heran dengan tatapan menyelidik. "Mau jalan-jalan, ngerayain hari spesial!" "Hah, hari spesial apa maksudnya?" "Gak papa kok, aku cuma mau main ke panti hari ini!" "Oh, yaudah hati-hat
Read more
Bab 7
"Hahaha, aku mandul ya? Iya aku memang mandul, dan pantas untuk diceraikan Bang!""Kamu benar-benar menguji kesabaranku ya, oke kalau kamu mau cerai. Mulai sekarang kamu aku talak!"Aku membanting kue yang ada di tanganku hingga berserakan di lantai, sementara Sheila masih diam mematung dengan air matanya yang berlinang. Aku lelah dengan sikapnya yang egois, ia benar-benar tidak bisa mengerti suami. Mungkin perpisahan adalah hal yang benar untuk kami, lagi pula hubungan kami sudah tidak sehat untuk dilanjutkan.Aku berlalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, aku mengguyur kepalaku yang panas untuk meredam emosi. Tidak lama kemudian setelah aku selesai mandi, kulihat Sheila dikamar sedang membereskan pakaiannya. Tidak ada sepatah katapun yang aku ucapkan saat Sheila pergi, bahkan ia juga tidak berkata apa-apa selain menangis.POV SHEILA…Hari yang seharusnya spesial untuk kami, malah menjadi hari malapetaka. Aku tidak tau akan pergi kemana sekarang, tetapi yang pasti aku ingi
Read more
Bab 8
POV HABIB…Kini aku sudah sendiri dan bisa bebas mencari pengganti Sheila, tetapi permasalahannya aku masih sering mencari Sheila karena tidak terbiasa hidup sendiri. Tidak ada lagi yang membuatkan aku sarapan, tidak ada lagi yang membuatkan ku bekal, tidak ada lagi yang membersihkan rumah, tidak ada lagi yang mencucikan bajuku dan tidak ada lagi yang menemani tidurku. Kini aku hanya bisa menikmati kehidupanku penuh kesendirian."Permisi, saya boleh duduk disini mas. Soalnya tempat duduk yang lain sudah penuh," sapa seorang wanita cantik berambut cokelat yang membuyarkan lamunanku."Eh, iya silahkan Mbak," sahutku mempersilahkan nya duduk.Wanita itu terus menatapku sambil tersenyum, aku mencoba melihat diriku apa mungkin ada sesuatu yang aneh? Akan tetapi tidak ada sedikitpun yang aneh dari diriku. Aku mencoba memberanikan diri untuk menegurnya, rasanya aku sangat risih dan menjadi salah tingkah jika diperhatikan seperti itu."Mbak kenapa liatin aku seperti itu ya? Apa ada yang aneh
Read more
Bab 9
POV SHEILA…Sebenarnya aku tidak tega melakukan hal seperti itu kepada Bang Habib, tetapi aku tidak ingin dianggap wanita lemah olehnya. Sejak tadi aku melihat ia berkenalan dengan wanita lain di cafe tersebut, hatiku benar-benar sakit dan kecewa padanya. Aku sengaja menabraknya dan menghampiri lelaki yang bahkan aku tidak mengenalnya, aku hanya ingin membalas perbuatan Bang Habib padaku."Maaf ya Bang, maaf banget saya udah ganggu waktunya," ucapku pada pria itu saat kami sudah cukup jauh dari cafe tersebut, ia tersenyum kecil menatapku dan tiba-tiba mengelus kepalaku dengan lembut."Gak papa, saya paham kenapa kamu lakukan ini. Saya udah liat semuanya, dan bagaimana kelakuan mantan suamimu itu." Aku berjalan mundur, dan menghindari sentuhannya. Bagaimanapun aku tetap risih disentuh dengan pria asing."Makasih Bang, kalau gitu aku permisi ya. Assalamualaikum," ucapku padanya sembari sedikit membungkukkan badan. Tidak ada jawaban darinya, ia malah tersenyum tipis melihatku."Saya non-
Read more
Bab 10
"Bang, aku mau kita rujuk. Kamu mau kan kembali sama aku," ucap Sheila sembari menggenggam tangan Habib."Bukannya kamu uda ada laki-laki lain?" tanya Habib."Aku kemarin cuma akting Bang, aku gak mau cerai sama kamu. Aku mohon Bang," rintihnya terisak-isak. Habib melepaskan tangannya dari genggaman Sheila lalu merangkul gadis yang sejak tadi bersamanya."Maaf Shel aku gak bisa rujuk sama kamu, setelah surat cerai kita selesai aku akan menikahi Fanny!"Wanita itu memamerkan cincin yang melingkar di jari manisnya lalu berkata, "kamu telat Mbak, aku baru saja dilamar Mas Habib!"Ingin rasanya aku mencakar wajah wanita tidak tau malu itu, sekolah juga belum kelar, tapi uda berhasil jadi pelakor kelas kakap. Mau jadi apa negeri ini, jika kelakuan anak dibawah umur sudah melampaui batas kewajaran."Emangnya kamu dapat restu dari orang tuamu untuk menikah lagi Bib? Aku yakin orang tuamu pasti belum tau tentang perceraian antara kamu dan Sheila," ucapku mengingatkan Habib."Masalah itu bukan
Read more
DMCA.com Protection Status