Gara-Gara Status Palsu

Gara-Gara Status Palsu

Oleh:  Risma Dewi  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
51Bab
2.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aira yang merupakan seorang pembantu, mengincar Zayen--seorang lelaki yang selalu berpenampilan modis dan keren. Mobil yang dipakainya pun termasuk mobil mewah. Zayen kerap memasang foto barang-barang mahal di Story WhatsApp miliknya. Aira pun tak mau kalah. Demi menggaet Zayen, ia sering meminjam barang-barang majikannya untuk berswafoto. Sampai akhirnya, Zayen benar-benar jatuh cinta dan mengajaknya menikah. Sesaat setelah selesai ijab qabul, keduanya baru mengetahui jika status mereka sebenarnya sama. Zayen hanyalah seorang sopir dari teman majikan Aira. Pertengkaran pun dimulai sejak hari pertama mereka menikah. Namun, ditengah pertengkaran, kedua majikan mereka malah kompak dan berlomba-lomba memberi kejutan dan membuat mereka berdua terpaksa bertahan. Bagaimana mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang kacau balau?

Lihat lebih banyak
Gara-Gara Status Palsu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nona Zi
Rame ceritanya ... Semangat Up thor. Ditunggu
2022-08-09 23:42:42
0
user avatar
Zubaidah Mahrup
kaya nya seru ni.. lucu, baru baca prolog dah penasaran, semangat thor
2022-08-09 20:45:18
0
51 Bab
Gedubrak!
"Buuu … Ibu … tolong, dong. Aku mau foto di sini." Aira meminta tolong pada Bu Indarti untuk mengambil fotonya. Bu Indarti tersenyum seraya mengambil handphone milik Aira kemudian menjepretnya beberapa kali."Udah, ayuk pulang! Sebentar lagi sore, kamu belum masak," ajak Bu Indarti."Bentar lagi, Bu … belum dapat posisi yang bagus." Aira menawar. Sementara Bu Indarti hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah pembantunya yang masih sangat muda.Aira yang kurang puas dengan hasil jepretan Bu Indarti, akhirnya mengambil swafoto berkali-kali dengan berbagai pose. Ia sengaja memperlihatkan posisinya yang sedang berada di sebuah toko, seolah sedang memilih-milih berlian. Jari-jari centilnya langsung menyentuh aplikasi berwarna hijau. Dia pilih satu gambar terbaik untuk dipajang di kolom history WA miliknya. Tak lupa tertulis caption di sana. 'Edisi jenuh di rumah terus, cuci mata di sini dulu'.Aira sedang berusaha menarik perhatian seorang lelaki tampan, yang baru dikenalnya sebulan lalu
Baca selengkapnya
POV Zayen
Namaku Zayelani, atau panggil saja aku Zayen. Tempat kelahiranku adalah pulau Jawa, dan aku besar di sana. Sebuah daerah yang terkenal dengan kebun apelnya. Orang-orang dari luar daerah, setiap musim liburan akan berbondong-bondong datang ke tempat asalku.Kota Batu memang memiliki wahana beragam. Selecta yang memanjakan mata dengan keindahan bunga-bunga. Predator Fun Park mengenalkan hewan-hewan dari bangsa predator, termasuk buaya darat seperti diriku. Sore sampai malam hari, BNS atau Batu Night Spektakuller menyuguhkan permainan yang memacu adrenalin. Jatimpark 1, 2, dan 3 dengan ciri khas masing-masing, dan banyak lagi tempat wisata lainnya yang ditawarkan kota asalku. Namun, entah mengapa aku memilih merantau ke Kalimantan daripada mencari pekerjaan di Kota Batu. Samarinda adalah kota yang kupilih. Aku mengabdi pada keluarga kaya yang baik hati, Pak Gunawan dan Bu May.Aku sering dibelikan barang-barang mewah. Mereka memperlakukan aku bukan seperti seorang supir pribadi, melain
Baca selengkapnya
Kejutan Yang Menyebalkan
"Aira pingsan ...." tiba-tiba terdengar suara bu Indarti berteriak panik."Ra ... bangun, Ra? Kamu kenapa Ra?" Bu Indarti menyandarkan kepala Aira di pangkuan bu May kemudian berlari mengambil minyak kayu putih. Zayen hanya bengong memandang istrinya yang tiba-tiba ambruk. Dia tidak tau harus berbuat apa. "Zayen ... sini! Kamu gimana sih? Kok diam aja dari tadi. Lupa apa, kalau sudah punya istri?" Bu May langsung mengomeli Zayen yang tidak berinisiatif mendekat."Oh, ya Bu, Maaf!" Zayen gelagapan sendiri. Akibat berhayal yang tidak-tidak dia jadi di omelin. Zayen segera meraih botol aqua lalu beringsut mendekat. Dibuka tutupnya dan dituang sedikit ke telapak tangan. Lalu di percikkan ke wajah Aira. "Astagfirullah, kaya Mbah Dukun yang ngobati pasien aja kamu!" Bu may ngomel lagi melihat kelakuan Zayen.Zayen jadi bingung mau berbuat apa. Bu Indarti dan Bu May bergantian menggosok-gosokkan minyak kayu putih ke telapak kaki dan tangan Aira. Sekali-sekali botol minyak kayu putih yang
Baca selengkapnya
Rebutan Kasur
Perlahan mobil yang mengantarkan pasangan pengantin baru tersebut bergerak meninggalkan Kota Samarinda. Sepanjang perjalanan tidak ada canda atau tawa, yang menyiratkan kebahagian sepasang insan yang pergi berbulan madu. "Mbak sama Masnya, tegang amat," celetuk driver travel yang matanya naik turun bergantian memandang jalan dan kaca.Senyum di bibir Zayen sedikit terkembang, lalu hilang saat ujung mata Aira meliriknya tajam. "Mau di putarin lagu apa biar rilexs?" Lanjut sang driver ingin menawarkan kenyamanan untuk penumpangnya."Terserah situ," jawab Aira karena sedang malas berbicara."Kalau gitu lagu kesukaanku, gak papa ya mbak?" Tanyanya lagi."Uuh, apa semua sopir memang banyak omong? Sudah ku bilang terserah, suka-suka Bapak!" Jawab Aira dengan tekanan pada kata sopir. Sekilas Aira melirik Zayen dengan dongkol yang tertahan.Zayen berpura-pura tak mendengar ucapan Aira. Ia berlagak asik menikmati perjalanan dengan melihat-lihat keluar.Pak Sopir memilih-milih kaset dengan
Baca selengkapnya
Obat Sakit Perut
**Zayen bangun untuk membersihkan diri, membuka koper lalu menarik lipatan handuknya. Walaupun di hotel sudah di sediakan handuk, tapi karena di koper ada handuk sendiri Zayen lebih memilih memakai miliknya pribadi. Tiba-tiba botol obat perangsang ikut melompat keluar koper, bersamaan dengan tarikan handuknya."Siapa ya yang masukin pakaianku, kok obat sialan ini ikut juga, kalau Pak Gun atau Bu May,aduh! Tapi semoga mereka enggak paham ini obat apa."Pikiran Zayen berkelana hingga tak menyadari botol tersebut berguling dan berhenti tepat di dekat jempol kaki Aira yang sedang menjuntai di sofa.Tangan Aira lekas mengambil botol tersebut dan memandangnya sambil memicingkan mata."Obat apa ini?" "Emm ... anu, itu obat ... a-anu ...."Zayen yang tak menyangka botol tersebut juga di sertakan oleh majikannya dalam koper jadi gagu menjawab, karena tidak ada persiapan ber bohong untuk satu hal tersebut. Beruntung sebelumnya dia sudah melepas gambar yang menempel di botol luarnya sehingga t
Baca selengkapnya
Antara Aksi dan Reaksi
Setelah meneguk minuman yang sudah tercampur dengan obat, Aira menarik nafas panjang sambil merebahkan kepalanya di bantal kembali. Kakinya berselonjor, dan dari ujung kaki hingga kepala ditutupnya dengan selimut. "Semoga aku bisa lelap seperti manusia sok kaya di atas itu!" Aira membatin sambil memiringkan tubuhnya membelakangi tempat tidur Zayen.Pukul 02.00 dini hari, nyeri di perut Aira mulai berkurang, tapi ada hawa aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Hawa panas tapi membuatnya berkeringat dingin. Dibukanya selimut supaya hawa panasnya berkurang, tapi tulangnya terasa dingin. Aira duduk, meringkuk memeluk kedua lutut, sambil menyandarkan kepalanya ditepi pembaringan. Diliriknya Zayen yang sedang tertidur pulas."Kalau diperhatikan, dia ganteng juga," tiba-tiba hati Aira yang keras dan pongah berbisik nakal."Uh! Pikiran apa ini? Jangan ikuti bisikan setan. Enggak ... enggak ... enggak! Aku enggak boleh begini, dia pembohong! Penipu! Jangan sampai segelku rusak ditangan penip
Baca selengkapnya
Menghilangkan Reaksi Obat
"Ayolah, jangan bangun sekarang, dek! Ini bukan waktu dan orang yang tepat. Pleasee! Ini saatnya tidur," Zayen berguman pada masa depannya yang mulai naksl sambil menutup mata rapat-rapat. Ia memikirkan cara melepaskan diri dari Aira.Pelan-pelan Zayen menurunkan tangan kiri Aira, lalu pindah dan bertukar tempat membelakangi Aira. Aira yang hanya berpura-pura, menyadari perubahan reaksi Zayen akibat aksinya sendiri. Sekuat tenaga Aira berusaha menetralkan perasaanya, tapi Aira tak mampu menahan diri. Aira kembali berbalik dan memeluk Zayen dari belakang.Zayen merasa aneh, dan membuka matanya pelan-pelan. Ia kaget setengah mati begitu pandangannya tertuju ke meja tempat air minum. Botol obatnya hanya tersisa separuh. "Berarti ... dia ...."Zayen mengeleng-gelengkan kepalanya saat menyadari apa yang terjadi, kenapa Aira ada di atas dan memeluknya. Zayen mulai paham, Aira hanya berpura-pura menggigau."Sumaira, bangun! Enggak usah-pura!" Zayen berbisik pelan di telinga Aira yang masih
Baca selengkapnya
Naluri Lelaki
Byurrrr ....Aira terlempar ke kolam tanpa perlawanan. Zayen yang sudah merasa menang bersiap-siap kembali ke kamar. "Zay ... Za-yen! To-long! To-long!"Zayen menghentikan langkahnya mendengar suara Aira meminta tolong yang terputus-putus di sela kecipak suara air yang tak beraturan. Zayen membalikkan badannya segera. Dilihatnya kepala Aira timbul tenggelam, dengan kedua tangan terulur ke atas."Astaga! Aku enggak pernah bertanya dia bisa berenang atau enggak selama ini! Mati anak orang!" Zayen langsung panik melihat Aira yang sudah mau tenggelam.Byuuurrrrr ....Tanpa pikir panjang Zayen ikut menceburkan dirinya ke dalam air kolam yang dingin. Secepat mungkin Zayen mendekati Aira. Tangan kirinya langsung meraih pinggang Aira, dan ditopangkan perut Aira di bahunya. Lalu dengan sekuat tenaga tangan kanannya mengayuh di air supaya cepat sampai ke tepi. Nafas Zayen terengah-engah begitu sampai ditepi kolam. Tangan kanan menahan tubuhnya, perlahan ia merebahkan Aira yang terlihat lemas
Baca selengkapnya
Bimbang
"Uhuk! Za-yen ...." Terdengar suara Aira memanggilnya lirih. Zayen mendekat, ia lega akhirnya Aira sudah sadar. Ia memberanikan diri mendekati istrinya."Emm ... Ma-maaf ya, Ra!, Ak-aku enggak tau kalau Kamu, gak bisa berenang."Zayen berbicara dengan terbata-bata karena merasa bersalah. Aira hanya diam sambil membalikkan badan enggan melihat ke arah Zayen."Marahkah dia?" Zayen bertanya dalam hati."Ra, maaf!" Zayen duduk disebelah Aira dengan kaki menjuntai ke bawah. "Ra ..."Hening.Wanita, jika marahnya sambil berbicara tanpa berhenti berarti masih normal. Tetapi jika marahnya wanita tanpa mengeluarkan suara lagi, itu berbahaya. Di atas Normal. Begitu pikir Zayen, karena sering melihat meme yang sering berseliweran di status WA maupun Facebook teman-temannya."Ra, maaf! Aku ngapain? Buat nebus kesalahanku tadi?" Suara Zayen mulai memelas karena benar-benar merasa bersalah.Aira membalikkan tubuhnya, dan menatap Zayen dengan nanar."Pijitin Aku, dari kaki sampai kepala!"Aira mel
Baca selengkapnya
Bulan Madu
Diluar dugaan, Zayen mengirim pesan lebih dulu pada Aira agar menunggunya pada pukul 09.00 pagi. Zayen mengirim pesan tanpa penjelasan mau kemana ataupun dimana keberadaannya saat itu. Karena penasaran, Aira langsung bersiap-siap dan menunggu di depan hotel seperti yang diperintahkan Zayen. Hampir setengah jam menunggu, akhirnya sebuah mobil Avanza berwarna silver menepi menghampiri."Woy, Ra. Bengong aja. Cepat masuk!" Kepala Zayen menyembul keluar setelah kaca mobil di turunkan.Wajah Aira berubah masam. Dengan kaki yang dihentak-hentakkan, Aira melangkah menuju mobil. Aira lebih memilih membuka pintu depan dan duduk di sebelah driver grab yang di sewa Zayen."Loh, Mbak jangan duduk di sini, di belakang aja sama Masnya," protes Driver."Tapi aku pengennya, disini!" jawab Aira ketus."Tapi enggak boleh, Mbak! Penumpang harus duduk di belakang.""Kata siapa?" Aira mulai dibuat kesal."Kata Masnya," ucap Driver polos sambil mengerlingkan mata ke Zayen."Pokoknya, Aku tetap di sini!" A
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status