GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA

GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA

By:  Azzgha Fatih  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 ratings
136Chapters
42.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Meski Istriku tak kunjung hamil selama sembilan tahun pernikahan kami, aku tetap mencintainya. Terlebih, dia sangat pandai melayani dan menyenangkan hatiku. Oleh sebab itu, aku mengizinkannya untuk pergi aerobik. Toh, katanya, dia ingin tetap cantik dan bugar demi aku. Namun, aku tak menyangka bahwa selama ini dia berbohong. Dia tiba-tiba hamil, tapi bukan anakku.

View More
GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Agus Irawan
Hai kak mampir ke Novelku. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan.
2023-02-10 21:17:02
0
user avatar
Hilda Enbe
oke, keren ......
2023-02-05 18:41:03
0
default avatar
Thanos Honda
bagus lanjut terus mantap logis
2022-12-14 23:19:41
1
user avatar
Azzgha Fatih
dukung ceritaku, ya ...
2022-11-25 06:17:07
3
user avatar
D Lista
semangat berkarya kak.
2022-11-21 18:10:59
1
user avatar
Azzgha Fatih
support ya!
2022-11-03 20:52:53
1
user avatar
Isti Alfarizi
Cerita yang keren... Semangat buat Authormya
2022-11-03 18:57:30
1
136 Chapters
Selalu Menolak
BAB 1"Mau ke mana lagi, Dek?" tanyaku pada Yulia--istriku.Kesal rasanya, setiap aku libur kantor, dirinya selalu tidak ada di rumah. Jangankan melayani segala kebutuhanku, menemani pun tak sempat. Jika sudah pergi, ia bisa pulang menjelang malam."Biasa, Mas, aerobik. Kan buat Mas juga." Wanita berusia 36 tahun itu mengedipkan satu matanya ke arahku."Khusus hari ini, tolong jangan pergi. Mas ingin mengajakmu jalan-jalan," pintaku. Biasanya dia akan luluh jika sudah diiming-imingi jalan-jalan, belanja apalagi liburan ke luar kota."Ke mana?" tanyanya dengan mata berbinar."Sini dulu, dong!" Kupanggil dirinya yang sudah berdiri di depan lemari sepatu.Langkah kakinya menuju ke arahku, meliuk-liuk seperti ikan yang tengah berenang. Benar, bukan, jika sudah diimingi jalan-jalan, ia akan mendekat.Wanita yang telah kunikahi 9 tahun lamanya itu duduk di pangkuanku. Jemari lentiknya mengusap halus jenggot kasar yang baru saja kucukur."Mau jalan-jalan ke mana?" ulangnya."Kamu maunya, ke
Read more
Keanehan Perut Yulia
BAB 2"Sudah berangkat?" tanya seorang pria di ujung telepon.Mendengarnya, entah mengapa aku merasa tak nyaman. Mengapa tiba-tiba ada seorang pria menelepon istriku dan menanyakan apakah ia sudah berangkat, atau belum."Kamu siapa?" tanyaku, tanpa menjawab pertanyaannya."Oh, maaf. Saya suaminya Evani. Vani sedang di kamar mandi, sudah kebelet. Dia minta aku teleponkan Yulia," jawab pria di ujung sana.Nyes. Seketika hawa dingin kembali menyejukkan hatiku yang sempat memanas. Kukira laki-laki itu sedang janjian dengan istriku."Katakan pada istrimu, Yulia sudah berangkat. Handphone-nya tertinggal di rumah," jelasku dengan ramah.Bukankah teman Yulia, temanku juga. Jadi aku harus bersikap ramah pada mereka."Oh, begitu, ya. Ya, sudah, nanti kusampaikan pada Vani," kata pria itu.Aku pun mematikan sambungan telepon.Oh, iya, semalam aku lupa mengecek ponsel Yulia. Sekarang saja, lah.Kembali ke teras, menikmati angin menjelang siang yang berembus bersamaan dengan hangatnya mentari.Kul
Read more
Wangi yang Berbeda
BAB 3Tubuhku bergetar, napasku memburu dan seketika alunan detak jantungku berpacu kuat. Pesan chat dari seseorang bernama Siska itu mampu memudarkan kepercayaanku terhadap istriku.[Maksudmu, apa?] Dengan tangan gemetaran, kubalas pesan itu. Biarlah, tak perlu kukatakan bahwa ponsel ini tertinggal oleh pemiliknya.Tak berapa lama, Siska pun membalas lagi pesanku. [Kumat, deh, pura-pura beg*! Kamu ditanyain, tuh, sama Mbak Tania. Dua bulan lebih gak pernah hadir aerobik. Rugi, lho, kalau ada lomba gak diikut sertakan.]Dadaku kian bergemuruh. Kubanting dengan kasar gelas kopi bekas tadi pagi yang masih teronggok di meja teras."Kurang aj*r! Beraninya Yulia membohongiku." Geligiku gemeretak menahan amarah, namun aku hanya sendirian. Percuma. Yulia tidak akan tahu kemarahanku.[Tadi foto siapa?] Kukirim pesan pertanyaan pada kontak bernama Siska. Penasaran, apa motifnya mengirim foto itu pada Yulia.[Dih, pura-pura gak tau. Hari ini jadwal praktek suamiku. Kebetulan dia melihatmu ke Ob
Read more
Perubahan Mood Yulia
BAB 4"Apa maksudnya, sih?" tanyaku.Wajah cantik istriku seketika menegang, terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Mengapa ia sekaget itu, pikirku."Kenapa, Sayang?" ulangku, merangkul bahunya, hingga menempel ke dadaku."Eu ... itu, Mas. Ini, tuh ... sebentar," jawabnya terputus-putus. Kulihat ibu jari dan telunjuknya mencubit layar ponsel, hingga foto yang sore tadi kulihat membesar."Apa, Mas curiga padaku?" tanyanya dengan tatapan mengiba."Emm ... sedikit." Aku sengaja bercanda, ingin tahu saja reaksinya."Ya ampun, Mas. Lihat! Aku gak mungkin pergi pakai baju seksi begini," cebiknya, menunjukkan kaki mulus dari foto itu."Iya juga, sih. Tapi lihat, Sayang. Dresnya mirip punyamu," ujarku, menunjuk dres yang dikenakan wanita dalam foto itu.Puk! Ia menjauh dan menepuk lenganku, hingga aku mengaduh dan mengusapnya."Baju kayak gini, tuh, banyak di mal. Mas kira aku ini istri presiden, yang bajunya dipesan dan dijahit khusus."Seketika aku tergelak. Melihat matanya melotot seperti i
Read more
Ngidam
BAB 5[Tidak mungkin. Aku melihat sendiri kau lari. Lain kali hati-hati. Jaga kandunganmu,] balas Evani, sontak membuat mataku membulat sempurna.Sebuah teka-teki memenuhi isi kepalaku. Kutautkan alis, berpikir sejenak untuk mencerna kalimat yang baru saja kubaca. Sekilas melirik ke arah Yulia yang tengah terlelap. Tubuhnya terlentang, menonjolkan sebongkah bulat di perutnya."Kandungan?" gumamku. Kulihat kembali perutnya tidak terlalu tampak saat tengah terlentang. Namun tetap berbeda dari biasanya. Jika kuperhatikan, tidak seperti lemak yang biasanya akan menggelambir ke samping, jika posisinya seperti itu.Apa maksud Evani? tanyaku di dalam hati.Jangan-jangan, Yulia hamil?Ah, tidak mungkin. Jika benar, sudah pasti aku adalah orang pertama yang mengetahuinya.Yulia bergerak miring ke arahku. Gegas kuhapus jejak percakapan dengan temannya yang belum kukenal itu."Mas, ngapain?" tanyanya, mengerjapkan mata yang belum terbuka sepenuhnya."Bersih-bersih dulu, sana. Ganti baju, habis i
Read more
Benda dari Dalam Tas Yulia
Mengapa Yulia terlihat ketakutan setelah aku menerima kunci mobilnya. Jelas ada yang ia sembunyikan. Kuamati terus gerak-geriknya, sambil menghampiri mobil di sebelahnya."Mas. Maksud aku ... itu, di dalam ada barang-barang punya Evani, Siska dan Audy. Ya, rencananya siang ini mau aku antar ke mereka." Tanpa kuminta, Yulia menjelaskannya."Oh. Barang apa?" tanyaku, menatapnya serius."Biasalah. Barang-barang wanita. Kamu inget, 'kan kemarin kita habis belanja-belanja," ucapnya seraya tersenyum kaku.Kali ini jelas terlihat raut wajahnya yang berbeda. Ada ketakutan mendalam dari sorot mata indahnya. Sepertinya benar dugaanku."Barang apa, Yulia? Jangan muter-muter!" tukasku sinis. Aku sangat jarang memanggil namanya. Hanya saat emosi saja."Dal*man, Mas. Lingerie, yang suka aku pakai kalo malam," jawabnya sedikit berbisik."Oh. Kirain barang apaan. Mas udah ngira ke obat-obatan terlarang," ungkapku sedikit terkekeh. Kulihat dari ekor mataku, Yulia tersenyum tenang. Tapi aku tidak perca
Read more
Mengaku Hamil
Sebuah benda kecil memanjang, bertuliskan nama merek di atasnya, lantas terdapat pula dua buah garis berwarna merah di bawahnya.Aku ingat. Ini test pack yang pernah Yulia gunakan beberapa tahun lalu, saat kami mengira dirinya hamil karena terlambat datang bulan. Hanya saja, test pack yang ia gunakan saat itu hanya muncul satu garis merah. Itu artinya, test pack yang saat ini kupegang menunjukkan penggunanya positif hamil."Kamu hamil?" tanyaku lirih, menatapnya penuh haru."Bukan milikku, Mas," jawab Yulia, tertunduk lesu."Oh, ya? Tapi Mas merasa, kamu memang hamil." Tetesan embun sedikit membasahi wajahku, namun aku terus tersenyum ke arahnya."Enggak, Mas." Yulia menggeleng pasti "Kita periksa sekarang, untuk membuktikanya. Ya?" ajakku, sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi."Enggak. Aku memang gak hamil," tukasnya sambil memegangi perutnya yang terbungkus sebuah midi dres yang panjangnya hanya sampai betis."Tapi Mas yakin, di dalam sini ada malaikat kecil." Aku be
Read more
Kekecewaan Raffa
PoV Author"Mengapa Ibu tidak periksa, sejak awal ketahuan hamil?" tegur dokter pada Yulia."Saya masih ragu, Dok. Kebetulan, sudah beberapa kali kecewa oleh alat tes kehamilan sebelum-sebelumnya. Jadi, ketika mendapat garis dua, saya memilih untuk tidak terlalu peduli." Yulia menjawab bohong. Ia sengaja memilih rumah sakit yang belum pernah didatanginya.Sejak dua bulan lebih yang lalu, dirinya melakukan tes kehamilan. Dan seketika itu pula, ia memberitahukan pada kekasih gelapnya dan rutin memeriksakan kandungannya setiap bulan. Terhitung sudah tiga kali dirinya periksa bersama pria itu. Dan yang terakhir adalah ketika suami Siska menangkap gambarnya dari belakang."Setidaknya, beritahu aku, suamimu." Wajah Raffa tampak tak baik-baik saja. Bukannya bahagia, ia malah berpikir ke segala arah tentang kehamilan istrinya yang ia anggap janggal."Mas, kamu marah padaku?" tanya Yulia dengan wajah sendu."Apa bayinya sehat, Dok?" tanya Raffa, tak mempedulikan rengekan istrinya."Alhamdulill
Read more
Sebuah Kesempatan
PoV Author"Apa, suamimu yang balas chatku?" tebak Evano."Ya Allah. Bagaimana ini?" Wajah cantik Yulia berbias ketakutan. Ia telihat sangat panik, takut suaminya sudah mengetahui semuanya.Wanita itu lantas mengatakan pada Evano, tentang chat dari Siska yang mengirim foto mereka saat di rumah sakit pagi itu."Ceroboh! Aku sudah bilang, bercerai dengan cara yang anggun, agar kamu mendapat banyak bagian dari suamimu!" omel Evano.~~Sementara di tempat lain, Raffa tengah memantau incarannya. Ia sudah menyuruh orang untuk memata-matai istrinya, serta mencari info tentang alamat studio aerobik yang biasa Yulia datangi.Tak hanya itu, Raffa juga telah melacak nomor telepon dua kontak yang ia dapat dari ponsel Yulia. Siska dan Evani.Meski terus berpikir positif, bayangan hal buruk yang diperbuat istrinya tetap saja menghantui pikirannya. Ia tak akan tenang, sebelum membuktikan semua yang pernah diucapkan istrinya.Sebuah pesan masuk ke ponselnya.[Target berada tak jauh dari rumah sakit B
Read more
Penyelidikan
Terik matahari terasa membakar kulit. Aku harus menyusuri jalanan untuk sampai di kafe terdekat, hendak bertemu dengan klien. Mobilku sudah dijemput oleh pihak bengkel langganan, untuk diperbaiki.Karena jarak kantor dengan kafe tersebut tidak begitu jauh, aku pun cukup berjalan kaki saja. Kulirik jam di pergelangan tangan, khawatir klien sudah menunggu di sana. Kebetulan aku sendiri, karena sekertarisku sedang cuti.Di depan kafe, aku tak sengaja menabrak seorang pramusaji. Minumam berwarna orange yang dibawanya tumpah mengenai kemejaku."Maaf, Pak, saya gak sengaja." Pramusaji itu meminta maaf, mengelap kemejaku dengan celemeknya."Gak pa-pa. Sudah, biarkan saja. Lagipula, ini salah saya juga terlalu buru-buru."Ah, si*l. Bagaimana aku bisa bertemu klien jika pakaianku basah seperti ini. Aku menggerutu di dalam hati. Tiba-tiba seorang wanita mendekat ke arahku."Mas Raffa?" tegurnya.Aku mendongak, meliriknya sekilas dan kembali fokus pada kemejaku. Tapi saat melihatnya sekilas tadi
Read more
DMCA.com Protection Status