CEO BERLUTUT PADA GADIS SEDERHANA

CEO BERLUTUT PADA GADIS SEDERHANA

last updateLast Updated : 2025-06-14
By:  ZainuriOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
13Chapters
87views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Penulis: [zainuri] Judul: CEO Berlutut pada Gadis Sederhana Alya, gadis polos dari keluarga sederhana, tak sengaja memasuki dunia CEO muda bernama Rey yang dingin dan penuh gengsi. Tanpa disadari, kehadirannya mengubah ritme hidup Rey. Dari pria kaku menjadi seseorang yang mulai mengenal arti rindu dan cemburu. Saat cobaan datang dan kedekatan mereka diuji, Rey dihadapkan pada pilihan: menjaga jarak, atau mengungkap perasaannya yang dalam pada gadis yang membuatnya jatuh hati diam-diam.

View More

Chapter 1

BAB 1 PERTEMUAN TAK TERDUGA

Langit kota Jakarta masih muram, meski waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Hujan semalam meninggalkan aroma tanah basah yang bercampur dengan bau aspal. Di tengah keramaian terminal kecil, seorang gadis sederhana bernama Alya berdiri dengan tas kain di pundaknya, menatap jadwal bus yang terus berubah di layar tua.

Ia baru saja menyelesaikan shift malamnya sebagai penjaga toko roti 24 jam, dan kini hendak pulang ke kontrakannya yang kecil di gang sempit pinggiran kota. Bajunya sederhana, rambutnya diikat seadanya, dan wajahnya polos tanpa riasan. Tapi ada yang berbeda dari Alya ketulusan dalam sorot matanya begitu nyata.

Sementara itu, hanya beberapa kilometer dari sana, sebuah mobil mewah berwarna hitam mengerem mendadak.

"Rey, kamu nggak bisa terus kabur dari rapat penting kayak gini!" teriak Davin, asistennya, dari kursi penumpang.

Rey Adrian, pria 30-an dengan jas rapi dan tatapan tajam, hanya menghela napas. "Aku cuma mau jalan sebentar. Cari udara. Semua orang di kantor terlalu... palsu."

Sebelum Davin bisa membalas, Rey turun dari mobil dan berjalan ke arah jalan kecil yang tak biasa ia lalui, Sepatu mahalnya menyentuh genangan air, tapi ia tak peduli. Sesuatu menariknya ke sana sesuatu yang bahkan ia sendiri tak bisa jelaskan,Dan di situlah ia melihatnya.

Alya. Berdiri di pinggir jalan, kesulitan membuka payung rusaknya, Hujan kembali turun.Rey mematung.

Gadis itu tampak begitu nyata dan mempesona tak seperti wanita-wanita glamor yang biasanya mengelilinginya, Tanpa sadar, ia berjalan mendekat dan menawarkan payungnya.

"Maaf, kamu butuh ini?" tanyanya pelan.

Alya menoleh cepat. Tatapan mereka bertemu. Dan entah kenapa, jantung Rey berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Eh? Oh... nggak usah, aku terbiasa begini kok," jawab Alya,dengan senyum kecilnya

Tapi Rey tak menyerah. "Bukan soal biasa atau nggak nya, Kamu bisa sakit, ini Ambil saja."

Alya memandang pria itu dengan heran, Siapa orang ini?dia bertanya dalam hati, Penampilannya seperti eksekutif dari film-film luar negeri.

"Kalau kamu kasih aku payung, terus kamu kehujanan dong," balas Alya.

Rey mengangkat alis, lalu tersenyum kecil, langka sekali terjadi. "Mungkin aku memang butuh sedikit kehujanan hari ini." Ujarnya kepada Alya.

Dan untuk pertama kalinya, sang CEO yang biasa memerintah dunia bisnis… merasa ditolak secara lembut oleh seorang gadis biasa, Dia merasa ada yang aneh pada gadis itu.

Gedung tinggi milik Adrian Group menjulang seperti istana kaca, Setiap sudutnya dipenuhi orang-orang ambisius dengan jas mahal dan sepatu mengilap, Di puncaknya, di lantai 42, duduk seorang pria yang selalu membuat jantung para wanita berdetak lebih cepat, Rey Adrian.

CEO muda itu sedang menandatangani berkas, wajahnya datar, nyaris membosankan, Tapi di balik ketenangan itu, Rey memiliki reputasi yang menggemparkan.

"Bukan cuma tampan dan kaya, Rey itu calon suami impian!" bisik Nadine, putri dari CEO perusahaan tambang terbesar, kepada temannya sambil berdiri di lobi Adrian Group.

"Dan dia masih single," timpal Mira, anak dari pemilik jaringan rumah sakit swasta.

Sejak dulu, Rey memang menjadi incaran banyak wanita. Entah itu model, sosialita, hingga anak-anak CEO ternama, Tapi Rey selalu tak tersentuh. Ia menerima makan malam, menerima undangan gala, tapi tak satu pun dari mereka bisa mendekati hatinya.

"Aku yakin tinggal sedikit lagi, Rey pasti pilih aku," kata Nadine penuh percaya diri. "Mama bahkan udah kasih kode ke ibunya Rey."

Tapi yang mereka tidak tahu, hati Rey justru sedang diganggu oleh sosok yang bahkan tidak tahu siapa dia.

Di ruangannya yang mewah, Rey menatap layar laptop… tapi pikirannya terbang pada gadis sederhana di terminal kemarin, yaitu Alya.

Ia bahkan belum tahu nama lengkapnya, Tapi cara gadis itu menolaknya tanpa rasa minder sedikitpun dan terlihat kepolosannya, justru membuat Rey terdiam. Sesuatu dalam dirinya terasa asing, mengganggu, tapi membuat dirinya menyenangkan.

"Bos." Davin masuk membawa berkas. "Besok kamu harus datang ke pesta ulang tahun anaknya CEO Mahendra. Nadine bakal tampil, katanya dia mau kasih kejutan."

Rey mengangkat kepala. "Aku nggak tertarik."

"Bos… semua CEO besar bakal hadir, Ini bagian dari diplomasi bisnis."

Rey hanya menatap jendela. “Aku bosan lihat berlian palsu, Aku lagi penasaran sama bunga liar.”

Davin mengerutkan kening. "Bunga liar?...."

"Aku bertemu dengan seorang gadis di terminal bus, aku tidak tahu dia siapa… dan itu menyegarkan pandangan mataku walaupun cuman sesederhana itu"ujarnya,

Davin nyaris menjatuhkan berkasnya

"Kamu naksir gadis terminal?...."

Rey tersenyum samar, itu pun jarang terjadi.

"Mungkin..iya"

Sementara itu, di sisi lain kota, Alya duduk di warung kopi kecil, membuka buku catatannya. Ia sedang menghitung pengeluaran untuk bulan depan kontrakan, uang kuliah adiknya, dan cicilan motor.

Hidup sederhana, tapi damai, Ia bahkan tak menyadari bahwa seorang CEO papan atas sedang memikirkan senyum ringannya.

Namun dunia Rey dan dunia Alya bagai langit dan bumi, yang sangat jauh berbeda,

Dan ketika dunia itu akhirnya bertabrakan, akan ada luka, cinta… dan pilihan.

Sedangkan di sisi lain alya tidak cocok dengan pekerjaannya disamping dia kerja mencari lowongan kerjaan lain.

Rumah kontrakan Alya terletak di sebuah gang kecil di daerah Cipinang, Bangunannya tua, berdinding kayu lapuk dengan atap seng yang mulai berkarat. Tapi bagi Alya dan ibunya, itu sudah cukup asal bisa berlindung dari terik panas dan hujan.

Pagi itu, Alya baru selesai mencuci pakaian di ember. Tangannya dingin, bajunya sedikit basah, tapi senyumnya tetap ada saat ia memanggil ibunya dari dapur kecil.

"Bu, mau aku beliin nasi uduk atau bikin sendiri aja?" tanya Alya sambil mengeringkan tangannya.

Bu Rahma adalah ibu alya, wanita paruh baya dengan wajah lembut yang mulai keriput, hanya tersenyum. "Bikin aja, sayang. Kita irit dulu. Bulan ini banyak tagihan listrik dan air naik, kan..?"

Alya mengangguk pelan, hatinya sedikit perih. Ia tahu ibunya berusaha kuat, tapi kesehatan Bu Rahma mulai menurun. Sejak stroke ringan dua tahun lalu, ibunya tak bisa bekerja lagi.

Setelah sarapan seadanya, Alya mengenakan kerudung polos dan membawa map plastik berisi fotokopi ijazah dan CV sederhana. Ia mencium tangan ibunya.

"Doain ya, Bu. Aku mau keliling hari ini. Kali aja Alfamart deket sini buka lowongan. Katanya sih. gampang masuk kalau bawa lamaran langsung."

Bu Rahma memeluk Alya sebentar. "Ibu selalu doain. Kamu gadis kuat. Suatu hari, rezekimu pasti datang."

Di sisi lain kota, Rey Adrian sedang duduk di mobil mewahnya, melintas di jalanan yang tak biasa ia lewati lagi.

"Apa kamu serius nyari gadis itu?" tanya Davin dari kursi depan.

"Aku nggak bisa berhenti mikirin dia," jawab Rey datar, tapi nadanya jujur. "Senyumnya… caranya menatap aku seolah aku orang biasa, Rasanya aneh."

"Kamu nggak tahu nama dia, alamat, pekerjaannya… saja saja kita nyari dia tuh kayak nyari jarum di tumpukan jerami bos,"

Rey menatap jendela. "Maka aku akan balik ke tempat pertama kali aku lihat dia."

Dan benar saja, mobil itu berhenti di terminal tua tempat mereka bertemu. Rey turun, berdiri di antara orang-orang yang sibuk dengan urusan harian mereka.

Tak ada tanda-tanda Alya. Tapi Rey bersumpah, jika takdir mempertemukan mereka sekali lagi, ia tidak akan melepasnya.

Alya berjalan kaki hampir tiga kilometer, menyusuri deretan toko dan minimarket. Ia masuk ke beberapa Alfamart dan Indomaret, menanyakan lowongan.

"Maaf, kami lagi nggak buka penerimaan karyawan," jawab salah satu penjaga.

Alya tersenyum sopan, meski kecewa. "Baik, terima kasih, Kak."

Ia keluar dari toko, menunduk, menatap map di tangannya yang mulai lecek karena keringat.

“Ya Allah… mudah-mudahan ada yang nerima hari ini,” bisiknya lirih.

Namun tanpa ia sadari, tak jauh dari sana, Rey masih berjalan. Langkah mereka hampir bersilangan… tinggal satu tikungan lagi. Dan ketika dunia dua insan yang begitu berbeda ini bertemu lagi… akankah mereka saling mengenal?..

"Terkadang, pertemuan yang tak dianggap bisa jadi penghalang, Bukan karena takdir menolak,

Tapi karena hati belum siap menerima makna sesungguhnya.

Kita saling pandang, tapi tak benar-benar melihat.

Saling dekat, tapi jauh di dalam makna, Mungkin bukan salah pertemuan,Hanya waktunya belum berpihak."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
13 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status