Dihancurkan adik nya, di nikahi kakak nya. Alika pikir pernikahan ini tidak akan baik-baik saja tapi ternyata sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan dibalik pernikahan nya terjadi. Sadewa menyimpan sesuatu dalam pernikahan mereka, mungkin dia akan sedikit terluka mengetahui kenyataan kenapa Sadewa bersedia menikahi nya tapi dia tidak akan pernah menyangka jika ada motif lain yang disembunyikan Sadewa darinya.
View MoreKegelisahan begitu jelas terbaca di sorot mata Alika. Ia menghentikan langkahnya, seolah berat sekali untuk melangkah maju. Sepasang sepatu hak yang dikenakannya seperti tertahan oleh beban yang lebih berat dari sekadar tubuhnya sendiri—beban masa lalu yang belum tuntas. Ia menatap lurus ke depan, lalu menunduk, lalu kembali menatap ke depan. Wajahnya menyiratkan ragu yang mendalam, pergulatan batin yang tak dapat ia sembunyikan.Meski kini statusnya telah berubah menjadi istri Sadewa, dan rasa cinta yang dulu pernah ia miliki untuk Bagas telah memudar, bukan berarti lukanya sudah kering. Tidak. Ada bagian dalam dirinya yang masih belum bisa menerima kenyataan—bukan karena dia masih mencintai Bagas, melainkan karena luka yang ditorehkan pria itu terlalu dalam, terlalu menyakitkan untuk begitu saja dilupakan. Alika belum siap untuk bertemu dengan orang yang telah menghancurkan harga dirinya secara terang-terangan, yang membuangnya seolah ia tak pernah berarti.Dan bukan hanya Bagas—nyo
"kamu cantik." Sederhana tapi kalimat pujian itu mampu memporak-porandakan seluruh hati Alika. Kata cantik membuat wajahnya merona apalagi sang pemberi pujian adalah suaminya sendiri. Sadewa mengulurkan tangannya, menatap Alika lekat sembari menunggu perempuan itu menyambut uluran tangan nya. Jika ada yang bertanya apa arti tatapan bola mata Sadewa pada Alika, jawaban nya sangat sederhana. Laki-laki itu berdebar-debar, seperti nya dia benar-benar jatuh cinta pada Alika. Jangan bertanya sejak kapan perasaan itu berkembang pada diri laki-laki tersebut, hanya dia yang tahu dan Tuhan nya, tentang bagaimana perasaan dia yang sesungguhnya. Alika terlihat balik berapa laki-laki yang ada di hadapannya tersebut, jantung nya sedikit kurang baik-baik saja. Sejenak tatapan nya teralih pada telapak tangan Sadewa, yang mengulur tidak jelas di hadapannya sejak tadi dan menunggu dia membalas urutan tangan tersebut. Perlahan namun pasti, Alika menerima uluran tangan itu dan membiarkan jemari jemari
Bola mata Alika membulat dengan sempurna, dia mengernyitkan dahi saat menyadari dua perempuan berdiri tepat di hadapan nya. Alika hendak bicara tapi keburu dua perempuan itu menundukkan kepalanya pada Alika. "Kami dikirim pak Sadewa untuk menyulap ibu menjadi cantik malam ini." Salah satu bicara, mengembangkan senyuman nya pada Alika.Alika masih mengernyitkan keningnya, apalagi mendengar apa yang diucapkan oleh perempuan di hadapannya jelas saja semakin membuat dia mengerutkan keningnya tersebut. Menyulap nya menjadi cantik?.Tanya itu mengembang di atas kepalanya."Kita hanya punya waktu tidak lebih dari 2 jam, kami harap hasil nya menjadi begitu maksimal dan Bu Alika menyukainya." Dan kembali perempuan itu bicara mencoba untuk menyadarkan Alika agar membiarkan mereka masuk ke dalam kediamannya dan Sadewa.Jujur Alika agak bingung, tapi dia berusaha menepis segala kebingungannya, langsung buru-buru membiarkan kedua perempuan itu masuk ke dalam rumah. Dia mencoba untuk menyimpulkan
Kampus xxxxxx, Jakarta"Akhirnya kamu datang juga ke kampus."Suara Joanna terdengar begitu ceria namun sarat makna, menggema lembut saat ia merangkul Alika yang baru saja melangkah masuk melewati gerbang kampus yang selama ini terasa asing baginya.Langkah Alika terhenti sejenak. Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan degup jantung yang seolah tak mau kompromi. Wajahnya menegang, sorot matanya berkelana mencari tatapan-tatapan yang mungkin sedang mengarah padanya. Beberapa mahasiswa tampak lalu lalang, sebagian besar tak menyadari kehadirannya, tapi tetap saja perasaan was-was itu menghantui benaknya. Ia merasa seolah semua mata memperhatikannya, menilai, mengomentari, dan menghakimi.Perutnya memang belum menonjol jelas, namun bayang-bayang perubahan bentuk tubuhnya mulai menyusup ke pikirannya. Baju longgar yang dikenakannya hari ini pun seolah tak mampu menyamarkan semuanya. Keputusan untuk kembali ke kampus terasa begitu berat dan penuh resiko. Namun meninggalkan kuliah buk
"Abang baik-baik saja?" Alika kembali bertanya, wajah mengantuk dan lelah nya terlihat perlahan memudar, keterkejutan masih terlihat tapi ada sisi raut bahagia di balik wajah cantik tersebut saat ini, bertanya pada Sadewa dalam degub jantung yang tidak karuan.Mungkin Alika tidak menyadari tentang ciuman yang diberikan Sadewa, tepat nya berusaha lupa karena ada yang lebih penting saat ini. Sadewa baik-baik saja."Apa yang terjadi pada abang?" Bola mata indah itu berkaca-kaca, bergerak dan berdiri dari posisi nya, memeluk refleks Sadewa."Alika takut sesuatu yang buruk terjadi pada abang." Kembali Alika bicara, menenggelamkan dirinya ke dalam pelukan laki-laki tersebut dalam ketenangan dan kelegaan tersendiri.Sadewa terlihat mematung beberapa waktu, agaknya mencoba juga untuk menetralisir degup jantungnya, ada satu sisi takut jika Alika mendengar ucapan nya, tapi mendengar bagaimana reaksi Alika dia pikir sepertinya perempuan itu memang terjaga secara refleks dan tidak mendengar ucapa
Alika tidak bergeming untuk beberapa waktu, dengan perasaan tidak baik-baik saja dia tercekat dan cukup panik dengan keadaan. Melihat sosok seseorang terbaring di atas kasur mendominasi berwarna putih dimana dua orang terlihat tengah memeriksa keadaan sang pemilik tubuh yang terbaring tersebut."Abang?" Suara Alika terdengar, tentu saja bergetar di mana dia melanjutkan langkah kakinya dan bergerak mendekati Sadewa saat ini. Biasanya yang didekati tampak berbaring dan belum membuka bola matanya, Alika tidak tahu apa yang terjadi pada Sadewa tapi dia menebak jika laki-laki itu bisa jadi Tengah lelang di dalam tidurnya setelah diberikan obat oleh dokter. Sebelum dia melihat seorang dokter dan seorang perawat baru saja selesai memeriksa keadaan laki-laki tersebut. "Ibu istri pak Sadewa?" Dokter laki-laki bertanya kepada Alika begitu menyadari kehadiran perempuan tersebut. Alika jelas saja langsung mengganggukan kepalanya, tidak membutuhkan waktu lama untuk menjelaskan tentang siapa dir
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments