Selina begitu bahagia ketika mengetahui bahwa orang yang mengajak taaruf dengannya adalah seorang pemuda yang dia cintai, Aqsa. Tidak hanya seorang pengusaha muda di bidang properti yang saleh, Aqsa juga kakak dari sahabat baiknya. Yang lebih membahagiakan adalah kedua orang tua Aqsa juga merupakan sahabat Abah Selina saat mondok di pesantren Jawa Timur. Jadi, pernikahan mereka akan menyatukan dua keluarga yang berteman sejak lama ini. Sayangnya, kebahagiaan itu sirna saat keluarga Aqsa mengetahui bahwa ternyata Selina bukan anak kandung orang tuanya, melainkan anak seorang wanita malam yang mereka asuh sejak bayi. Bagaimanakah kisah cinta Selina setelah semua orang tahu bahwa dia anak seorang wanita tuna susila? Akankah Selina memperoleh jodoh yang bisa menerima dirinya apa adanya ataukah tidak?
View MoreHati Selina berbunga-bunga dan jantungnya terpompa lebih cepat bagai irama perkusi yang bertalu-talu. Betapa tidak, pemuda yang datang taaruf adalah pemuda yang dia sukai sejak pertama kali bertemu. Tidak hanya Selina siapapun gadis akan merasa bahagia jika yang datang untuk melamarnya adalah seorang pemuda yang dia cintai. Bagai durian runtuh, Selina tersipu-sipu hingga membuat rekan kerjanya sesama guru terkejut melihat perubahan rona wajahnya yang bersemu merah karena kentara kulitnya seputih salju.
Pagi tadi Selina mendapat kabar dari sahabatnya Shiza Anisa Hanifah bahwa kakaknya bernama Aqsa akan datang hari ini lebih cepat dari rencananya untuk melakukan taaruf dengan Selina. Shiza sendiri tidak bisa ikut karena harus bekerja. Selina sangat bahagia jika bisa bersanding dengan Aqsa karena selain dia mencintainya dia juga bisa semakin dekat dengan adiknya Shiza yang merupakan sahabatnya sewaktu kuliah di Bandung.
Kedua orang tua Selina tidak memberitahu hal itu tetapi Selina diam-diam pulang lebih awal karena penasaran dengan kedatangan Aqsa dan keluarganya. Dia memarkirkan motor maticnya tanpa suara di halaman belakang rumah. Selina masuk lewat pintu belakang dan mengintip dari dapur, mencuri dengar apa yang keluarganya dan keluarga Aqsa bincangkan. Hening yang terdengar Selina. Lalu Selina beranjak mendekati tirai penghubung ruang tamu dengan ruang keluarga. Dia menajamkan pendengarannya.
“Astagfirulloh, maaf kami tidak bisa melanjutkan proses taaruf, Ustaz Bashor. Kami tidak bisa menerima kalau calon mantu kami, Selina ternyata anak dari seorang pelacur,” ucap seorang pria paruh baya yang seumuran dengan Ustaz Bashor yang berada di hadapannya.
Suasana yang berawal hangat kini berubah hening dan dingin. Semua orang diam tergugu, bingung mau berkata apa karena shocked mendengar kabar pahit yang baru saja terkuak. Sementara Selina yang baru saja mengintip di balik tirai terkesiap dengan apa yang pria itu katakan. Seketika dia berurai air mata dengan tubuh yang bergetar hebat seperti tersetrum ribuan volt. Namun Selina tetap berada di sana berusaha menyimak apa yang mereka sampaikan. Barangkali dia salah dengar.
“Tidak Papa, aku bisa menerimanya. Setiap anak tak pernah meminta untuk dilahirkan dari rahim siapa,” sahut anak dari pria tadi meskipun dia juga tak kalah shocked mendengar kabar tentang gadis yang dia cintai. Namun cintanya lebih besar daripada rasa sakit mendengar fakta tersebut.
Selina tertegun mendengar suara bariton itu. Iya, suara bariton itu suara lelaki yang dia nantikan kehadirannya, suara Mohammad Al Fatih Aqsa.
“Dengarlah, Aqsa, mencari pasangan itu harus dilihat dari bibit, bebet dan bobotnya. Dilihat dari bebet Selina gadis yang baik dan memiliki paras cantik untuk seorang gadis. Juga dari bobot yang berarti Selina memiliki kualitas diri yang bagus, seorang yang berpendidikan dan berakhlak mulia.
Sayang, dari segi bibit atau garis keturunan dia tidak masuk kriteria, ibunya seorang pelacur dan ayahnya siapa tak jelas,” jelas pria itu lagi pada anaknya bernama Aqsa. Mendengar hal itu Aqsa mendengus kesal dan Ustaz Bashor menelan salivanya susah payah.
Aqsa benar-benar tak peduli asal-usul gadis itu. Yang dia tahu Selina dibesarkan oleh seorang alim ulama, ustaz di pesantren dan dia mencintainya sudah lama. Oleh karena itu dia ingin segera menghalalkannya dengan proses taaruf lalu khitbah dan menikah.
Pria yang dipanggil Ustaz Bashor mendongak menatap lampu gentur yang menjuntai, berusaha menahan tangis mendengar respon sahabat lamanya yang hendak taaruf untuk putrinya. Apalagi mendengar kalimat bahwa ‘Selina anak seorang pelacur’. Tidakkah ada kalimat lain yang lebih pantas?
Lalu perlahan Ustaz Bashor mengembuskan nafasnya secara kasar. Dia tak pernah mengira respon sahabatnya akan seperti itu.
“Baiklah, saya tidak akan memaksa anak kamu Bang buat lanjutin taaruf. Lagipula kalian yang datang kemari bukan saya yang meminta. Satu hal lagi ingatlah bahwa, sebagai manusia kita tidak boleh merasa sombong dan lebih baik daripada manusia lainnya.
Memang betul Dewi Rahma, ibu kandungnya Selina seorang wanita tuna susila. Itu yang saya dengar dulu. Tapi saya tidak tahu kondisinya sekarang. Barangkali dia sudah bertobat. Seseorang yang sudah bertobat seperti seorang bayi suci yang baru saja dilahirkan. Mungkin lebih baik dari kita yang meskipun rajin ibadah tapi ada kesombongan dalam hati.
Dan, soal Selina, meskipun dia terlahir dari kedua orang tua yang fasiq, insyallah dia berakhlak baik karena kami telah mendidiknya sedari kecil dengan pendidikan Alquran di pesantren,” papar Ustaz Bashor dengan jujur dan apa adanya.
Air mata Selina langsung meruah tatkala mendengar perkataan Ustaz Bashor atau Abahnya bahwa Selina tidak salah dengar, Selina anak seorang wanita tuna susila. Tubuh Selina seketika roboh ke lantai dengan kedua tangan membekap mulutnya, berusaha keras meredam suara tangisnya.
“Abah … Ummi … jadi aku bukan anak kalian? Aku anak seorang pelacur?”
Hiks … hiks … hiks …
Selina kembali menangis.
“Betul, Bang Rakha, Mbak Ayu dan Mbak Gendis, alhamdulillah kami telah membesarkan Selina dengan cara yang baik, terlepas dari garis keturunannya yang buruk,” seru Ummi Sarah, istri Ustaz Bashor ikut membela sang suami. Dia juga ikut kesal karena merasa keluarga Aqsa memojokkan Ustaz Bashor dan Selina putri kesayangannya.
“Saya merasa dibohongi, Pa. Ustaz Bashor temanmu ini orang berilmu tapi suka berbohong,” kata istri pria tadi bernada geram. “Satu hal lagi, Selina berarti bukan mahramnya Ustaz Bashor, bagaimana ini secara hukum syariat? Seorang yang yang suka ceramah tapi sendirinya tak melakoninya,”
“Betul apa kata Mbak Ayu, Bang, jika aku tak bertanya dan memperlihatkan foto itu mungkin dia akan menutupi semuanya,” timpal Gendis, tantenya Aqsa.
“Ustaz Bashor dan Ummi Sarah tahu tidak? Video syur Dewi Rahma pernah viral. Satu hal lagi yang bikin saya sakit hati, suami sahabat saya Maira direbut oleh dia sampai-sampai Maira hampir melenyapkan nyawanya sendiri,” serunya lagi mendelik pada Ustaz Bashor dan Ummi Sarah bergantian. Suasana di ruang tamu yang sederhana itu menjadi semakin tegang. Gelak tawa reuni antar sahabat lama pun sirna sudah.
Ustaz Bashor dan Ummi Sarah tercengang mendengar kisah Dewi Rahma. Namun dalam kacamata Ustaz Bashor apa yang disampaikan tantenya Aqsa tak sepenuhnya benar. Ada hal baik yang tak terlihat yang dimiliki Dewi Rahma ibu kandungnya Selina di mata umum sehingga menjadi pertimbangan sendiri baginya menerima Selina dalam asuhannya.
“Ckck!” Aqsa menggelengkan kepalanya. Dia merasa amat kecewa melihat respon keluarganya pada anak gadis yang dicintai. Selina tak memiliki salah dan dosa. Hanya saja dia terlahir dari rahim seorang wanita penghibur dengan ayah yang tak jelas siapa.
“Mama dan Papa, Tante juga, aku akan menikahi Selina, bukan ibunya Selina. Selina sama sekali tidak ada hubungan apa-apa dengan apa yang dilakukan oleh ibu kandungnya. Please, kalian jangan berpikir macam-macam. Perkataan kalian melukai hati Ustaz Bashor dan Ummi Sarah,” sergah Aqsa yang sedari tadi menahan amarah, akhirnya meledak juga.
“Aqsa, kamu jangan membantah! Memang Selina dididik dengan baik katanya, tapi ingatlah secara genetik Selina pasti menuruni sifat genetik kedua orang tuanya. Mama tak bisa bayangkan jika dia jadi istri kamu. Tabiat seorang wanita nakal, mungkin dia akan mudah berselingkuh dan bermain dengan pria lain. Dia tidak akan bisa menjaga marwahnya sebagai seorang istri,” cerocos Ayu, ibundanya Aqsa. Wajah Aqsa sampai memerah karena saking kesal dengan perkataan ibunya. Pun, dia merasa malu pada keluarga Ustaz Bashor yang begitu baik menyambut kedatangan mereka.
“Astagfirullah …” gumam Ustaz Bashor mendengar mulut pedas Ayu. Dia tak mengira Ayu akan berbicara sekejam itu padanya. Baik Ayu dan Rakha mereka berdua lulusan pesantren yang terkenal di Jawa Timur bersamanya.
“Astagfirullah dasar mulut laknat …” batin Ummi Sarah juga tak kalah kaget mendengar perkataan Ayu yang menusuk dan melukai hati Ustaz Bashor dan dirinya. Ustaz Bashor dan Ummi Sarah merasa masih beruntung karena mereka menganggap Selina tidak ada di sana, tengah mengajar di sekolah. Andaikata dia mendengarnya maka sudah bisa dipastikan hatinya akan sangat terpukul. Padahal sedari tadi Selina menguping pembicaraan mereka dengan rasa yang perih.
“Mama, sudah jangan bicara ke sana kemari,” lirih Rakha berusaha menenangkan istrinya, Ayu yang tak suka mengontrol diri.
“Maafkan kami, Ustaz Bashor, kami benar-benar tidak bermaksud menyinggung perasaan Ustaz Bashor soal proses taaruf. Barangkali hubungan kita tak perlu diperkuat dengan ikatan pernikahan anak-anak kita. Kita cukup menjaga silaturahim saja,” ucap Rakha pada Ustaz Bashor.
Ustaz Bashor tak banyak bicara ataupun berkomentar karena dia sudah sangat kesal melihat respon mereka.
“Tunggu, Papa, apakah Papa lupa jika dalam Islam ada beberapa kriteria yang harus dimiliki untuk menentukan pasangan hidup?
Ada empat kriteria dalam memilih pasangan hidup. Pertama harta. Kedua nasab atau keturunan ketiga paras dan keempat agama. Namun nabi menganjurkan mendahulukan agama di atas segalanya. Selina memiliki tiga hal tersebut kecuali nasab. Namun dalam agama Selina memenuhi kriteria tersebut. Selina wanita yang salihah …” jelas Aqsa dengan suara yang bergetar. Matanya berembun menahan tangis.
Rakha diam mendengar penjelasan sang anak. Dia sendiri yang mengajarinya tapi terasa sulit untuk melaksanakannya.
“Sudahlah Aqsa, ayo kita pulang!” ajak Ayu pada putranya. Rakha pun hanya menepuk bahu Aqsa dan mengajaknya pulang.
Rombongan keluarga Aqsa pun pulang. Hanya Rakha dan Aqsa yang berpamitan dan bersalaman dengan Ustaz Bashor dan Ummi Sarah sedangkan Ayu dan Gendis pergi begitu saja.
Bersambung,
Sebulan kemudian Hari paling bahagia telah tiba. Pernikahan Dave dan Selina berlangsung meriah, dilaksanakan di sebuah resort milik Meliani di mana memiliki konsep nature atau alam. Selina sangat menyukai pemandangan alam sehingga dia memilih mengadakan acara walimah dan resepsi di ruangan outdoor atau terbuka. Ada banyak pepohonan pinus yang rimbun dan hijau. Dekorasi didominasi warna putih dengan aneka bunga mawar warna-warni di mana-mana. Sebuah lantunan sholawat syahdu dan merdu terdengar. Acara ijab qabul dilaksanakan terpisah. Hanya dihadiri oleh penghulu, calon mempelai lelaki Davendra Diraya,wali Selina yang tak lain Rayyan Sanjaya, saksi yaitu Ustaz Bashor dan Adam serta kerabat. “Qobiltu Nikahaha Wa Tazwijaha Hafla Selina Almaqhvira binti Rayyan Sanjaya Alal Mahril wa madzkuur ala radhiitu bihi wallahu waliyyu taufiq,” Dave mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Arab dengan lantang. Dia mengucapkan puji syukur karena lancar membaca ijab qabul. Terlihat dia begitu bah
Selina memasukkan surat tersebut ke dalam amplopnya lagi. Selepas sekolah dia meremas surat tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah. Tidak ada waktu meladeninya.Jika Selina mau membuktikan foto tersebut dia hanya perlu meminta bantuan Dave dan Arman. Dave akan menjelaskan soal foto-foto tersebut dengan lebih gamlang. Mungkin di resort milik ibunya Dave ada CCTV yang akan menampilkan sosok orang yang diam-diam menguntitnya dan mencuri foto dirinya dengan angle yang menyudutkan posisi Selina.Adapun Arman akan menjelaskan soal foto dirinya saat keluar dari dokter kandungan. Selina hanya mengantar Nunik Nirmala dan Arman mengetahui hal tersebut.Selina merasa tidak terima perlakuan Ummi Sarah yang seolah meragukannya. Hatinya perih saat diinterogasi olehnya. Jalan yang terbaik adalah Selina ingin keluar dari kehidupan ke dua orang tua asuhnya dan menjalani kehidupannya sendiri. Dia tak ingin menjadi beban keluarga apalagi mereka adalah keluarga agamis.Sudah beberapa hari Selina tin
“Tentu saja Dokter. Saya akan memberi restu. Andra sudah menceritakan segalanya. Saya ingin Anda menjaganya dan menyayanginya dengan tulus. Saya merasa menyesal karena terlambat mengetahuinya. Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini hukuman dunia bagi saya karena telah menyia-nyiakan orang yang mencintai saya dengan tulus,”Rayyan menunduk lesu.“Sabar ya Pak Rayyan, Anda sudah bertindak benar. Menyadari kesalahan dan ingin memperbaikinya. Yang terpenting sudah berusaha.”“Kamu masih muda, terlihat dewasa cara berpikirnya,”Dave menaikkan alisnya sebelah. “Masih muda? Yang benar saja Pak. Saya sudah kepala tiga,”Beberapa orang sering mengatakan hal serupa.“Serius?”“Iya, covernya saja terlihat dua puluh,”Akhirnya ke dua pemuda tampan yang berbeda usia tersebut tertawa bersama untuk pertama kalinya. Mereka berjalan beriringan keluar dari lobi apartemen sembari terus berbincang.“Ngomong-ngomong, apa hubungan Pak Rayyan dengan Andra?”“Andra anak teman saya, Darius. Saya, Darius dan Di
Mahendra mengunjungi Dave di apartemennya. Dia ingin mempertemukan seseorang padanya.“Seseorang ingin bertemu denganmu,” ucap Mahendra merangkul pundak sahabatnya.“Siapa? Sejak kapan kamu bikin penasaran,”“Ayah kandung Selina,” bisik Mahendra ke telinga Dave. Dave terkejut sekali mendengar perkataan temannya. “Bela-belain langsung terbang dari Singapura. Padahal kakinya masih sakit akibat kecelakaan.”“Jangan bercanda, Andra!”Dave tertawa renyah.“Kalian bisa mengobrol empat mata,”“Baiklah,”Dave melirik sekilas pada lelaki paruh baya yang sangat tampan di belakang Mahendra. Dia berjalan dengan langkah lamban seperti tengah kesakitan. Dave mengulurkan tangannya terlebih dahulu padanya dan memperkenalkan diri.“Saya Davendra Diraya. Biasa dipanggil Dave,” ucap Dave dengan menampilkan senyum terbaiknya.“Saya Rayyan Sanjaya,” ucapnya dengan penuh wibawa.Dave seketika tertegun melihat penampilan Rayyan dan cara bicaranya. Dia bukan lelaki biasa. Dari penampilannya saja terlihat ber
Dave merasa bersalah karena telah membuat Selina menunggu kabar darinya. Mendadak, dia memiliki urusan penting di mana dia harus menangani pasien yang ternyata salah satu karyawan sang ibu-yang tengah berusaha mengakhiri hidupnya akibat depresi dengan meloncat dari rooftop gedung. Dengan kemampuannya Dave berhasil membujuk karyawan tersebut untuk mengurungkan niatnya. Padahal masalahnya sepele. Lelaki yang baru berusia dua puluh lima tahun itu baru saja memergoki kekasihnya selingkuh.Setelah semua masalahnya usai, Dave langsung memencet nomor Selina. Namun Selina tidak mengangkat teleponnya sebab dia tidak mengaktifkannya.‘Pasti my Selin marah,’ gumamnya.Tak menyerah, kali ini Dave benar-benar nekad. Dia mengirim voice note.[Assalamualaikum Sel, maaf aku baru bisa menghubungimu sebab ada urusan yang harus aku selesaikan.Sel, maaf, aku tak bisa bertemu apalagi berbincang denganmu langsung. Suatu hal yang sulit sebab aku tahu kamu begitu menjaga jarak dengan lawan jenis. Maaf, aku
“Ummi, ada lagi yang bisa saya bantu?” tanya Rois.“Tidak ada, makasih Kang! Tolong jangan sampe bocor ya!” Sekali lagi Ummi Sarah menegaskan. Dia masih tidak percaya dengan foto-foto yang menampilkan wajah putri cantiknya.“Iya, Ummi, tenang aja. Seperti yang Ustaz katakan, jika kita menutup aib orang lain kelak di akhirat Allah akan menutup aib kita, Ummi,” ucapnya dengan begitu sopan.“Masyaallah, betul Kang,”Ummi Sarah kagum dengan respon Rois tersebut. Sempat terpikir ingin menjodohkan Selina dengan pemuda itu tetapi usianya jauh di bawah Selina.Selepas ashar, Ummi Sarah langsung menghampiri Selina yang baru saja pulang mengajar. Selina terlihat sudah mandi dan tengah duduk seperti biasa di meja belajar sembari memainkan kelopak bunga mawar warna-warni dalam vas bunga kaca.“Ummi boleh masuk?” ujar Ummi Sarah di ambang pintu kamarnya.“Ya,” jawab Selina singkat.“Ummi ingin bicara denganmu,”“Ya, bicaralah!” “Ummi percaya padamu. Tapi Ummi hanya ingin kamu menjelaskan soal fo
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments