Aku Tidak Tidur, Mas!

Aku Tidak Tidur, Mas!

Oleh:  Shinta wira  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
45Bab
12.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Suamiku tidak tahu kalau selama ini aku tidak tidur dan malah mengikutinya di tengah malam buta untuk mencari tahu apa yang dilakukannya di belakangku.

Lihat lebih banyak
Aku Tidak Tidur, Mas! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Shamira Jamumall
bagus sekali
2022-11-06 04:30:48
1
45 Bab
Satu
Sreeet.Kurasakan sebuah pergerakkan dari kasur di sampingku. Pelan memang, tapi dapat membuatku terbangun dari tidur yang belum begitu lelap.Dalam gelapnya kamar, dapat kulihat suamiku bangkit dari tidurnya. Ah ... pastinya dia terbangun karena kebelet buang air kecil saja. Sebaiknya aku melanjutkan tidur agar badanku yang memang sedang sedikit demam ini besok lebih segar lagi.Namun, ada yang aneh, kulihat suamiku itu berjalan mengendap-endap, seperti seorang maling yang tak mau ketahuan. Sesekali ia melirik kearahku, seperti memastikan sesuatu. Gegas aku kembali menutup mataku tak ingin ia tahu bahwa aku sebenarnya tidak tidur.Sambil berpura-pura tidur, dapat kulihat suamiku kini membuka pintu kamar dengan sepelan mungkin, sampai tidak terdengar suara sedikit pun. Percis maling yang punya salah.Aneh, kenapa ia harus melakukan hal itu jika hanya mau ke kamar kecil? Sebegitu takutnya kah ia menganggu tidurku? Karena ulah aneh suamiku, Dani, barusan, aku tak dapat lagi memejamkan
Baca selengkapnya
Dua
Jantungku berdebar kencang saat mengetahui kemungkinan bahwa bisa jadi Haya adalah selingkuhan suamiku. Mengingat betapa pedulinya Dani padanya selama ini.Aku jadi teringat Dani sering memintaku untuk mengirim masakan yang kumasak pada wanita itu. Kasihan katanya karena Haya wanita karier yang tinggal sendiri. Sering juga kulihat Dani mengajak berbincang Haya di teras rumah, walau hanya berbasa-basi, tapi menurutku intensitas kedekatan mereka lebih banyak dibanding denganku yang sesama perempuan.Lalu tentang tas itu ..., pantas kan jika aku curiga?Kulepas kepergian suamiku dan Haya dengan gemuruh di dada juga rasa penasaran yang teramat sangat. Aku harus segera membuktikan siapa yang ditelepon oleh suamiku semalam, lalu segera mengambil sikap padanya.Tak mau pernikahanku yang baru berjalan empat tahun ini harus diwarnai dengan pengkhianatan. Aku memang belum bisa memberikan Dani, anak. Tapi apa pun itu, tak ada alasan untuk sebuah pengkhianatan janji suci pernikahan.****Seperti
Baca selengkapnya
Tiga
Namun, tiba-tiba ..., brak ....Ponselku terlepas dari genggaman begitu saja, dan menimbulkan suara yang cukup nyaring."Apa itu?" ucap Dani tersentak.Gegas kuambil ponsel yang terjatuh tersebut, lalu dengan cepat berlari ke kamarku agar Dani tidak mengetahui bahwa aku menguntitnya. Segera 'ku tutupi lagi tubuhku dengan selimut seperti semula. Nafasku terengah-engah karena berlari kencang sambil berjinjit agar tak menimbulkan suara.Tak lama Dani pun datang. Ia langsung menjatuhkan tubuhnya di sampingku."Shania, kamu kenapa keringatan begini? Nafasmu terengah-engah dan badanmu dingin?" tanya Dani sambil mengusap keningku.Jantungku berdebar makin kencang, semoga Dani tidak curiga denganku. Aku pun memilih untuk berpura-pura baru terbangun dari tidur."Eeeh ... A-aku mengigil, Mas!" jawabku tak sepenuhnya berbohong. Karena pada kenyataannya tubuhku benar-benar menggigil karena menahan kesal teramat sangat padanya."Kamu sakit? Mau kuambilkan obat?" tanya Dani khawatir. Sepertinya a
Baca selengkapnya
Empat
Segala pikiran dan perasaan berkecamuk menjadi satu. Ingin segera kulabrak mereka saat ini juga. Tapi aku sadar diri aku hanya sendirian. Tidak memiliki kekuatan apa pun.Dengan pikiran kalut aku mencoba mencari tahu apa yang bisa kulakukan saat ini. Kulihat ponsel di tangan. Aku harus menghubungi seseorang yang bisa berpikir logis dan bergerak cepat atas semua ini. Segera saja kucari nomor telepon ketua RT yang memang tinggal tak jauh dari rumah."Pak, maaf mengganggu malam-malam. Tolong saya, Pak! Suami saya ...," ucapku panik saat telepon diangkat."Kenapa dengan Pak Dani, Bu? Sakit?""Bukan, Pak.. suami saya. Dia ada di rumah Haya, istri Pak Emil yang sedang berlayar itu. Entah apa yang sedang mereka lakukan. Aku takut membayangkannya.""Ha ... jam segini mereka berduaan?!""Iya, Pak. Tolong saya, Pak. Saya tak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya takut melihat mereka sedang macam-macam.""Baik, Bu! Bu Shania yang tenang dulu ya, saya akan segera ke sana."Aku pun menunggu Pak
Baca selengkapnya
Lima
Aku tak menyangka, kelakuan bejatku bersama Haya akan ketahuan. Dua security komplek, Pak RT dan juga Shania, memergokiku yang sedang bersama Haya.Padahal ini pertama kalinya kami melakukannya. Setelah sekian lama aku menahan diri menolak ajakan Haya karena tak mau kejadian seperti ini terjadi. Tapi nahas, yang kutakutkan benar saja terjadi.Shania marah besar, ia menampar pipiku keras. Aku tahu, aku memang salah telah melakukan hal ini. Tapi aku pun tak sepenuhnya salah, karena Haya terus saja menggodaku. Menawarkan sesuatu yang sulit untuk kutolak.Kucing tak akan menolak ikan, 'kan?Tapi ternyata tak sampai di situ, Shania juga mengetahui hubunganku dengan Risa, karyawannya sendiri. Aku benar-benar kecolongan. Jadi selama ini Shania tahu setiap malam aku menelepon Risa untuk menghilangkan penatku.Apa jangan-jangan dia juga tahu bahwa kami sering jalan keluar?Nasib buruk kini benar-benar menimpaku. Entah apa yang terjadi dengan rumah tanggaku setelah ini. Harusnya aku mendengar p
Baca selengkapnya
Enam
Tak kusangka, aku hamil tepat di saat aku mengetahui bahwa suamiku telah bermain gila dengan wanita lain. Entah ini anugerah atau musibah. Karena bahkan kini aku tak bisa berpikir apa-apa lagi.Kulihat binar bahagia di mata Dani ketika mengetahui berita kehamilanku. Ia segera menghampiri dan menggenggam tanganku. Sebenarnya aku jijik bersentuhan dengannya lagi. Tapi aku begitu lemah sampai-sampai tak memiliki tenaga untuk sekedar menyingkirkan tangan lelaki bej*t itu dari tanganku."Shania, kita akan menjadi orang tua. Shania! Impian kita selama ini terwujud," ucapnya penuh kebahagiaan. Tapi tidak denganku. Sungguh rasanya aku ingin bertanya pada Tuhan, kenapa ia harus memberikan kehamilan padaku saat ini. Saat aku sudah bulat berpisah dari suamiku. Kenapa bayi itu harus ada di perutku di saat aku tidak menginginkannya?"Shania ... kamu masih marah padaku? Kumohon Shania, maafkan aku. Aku berjanji akan berubah. Demi anak kita, Shania!" bujuknya sambil mengecup punggung tanganku.Den
Baca selengkapnya
Tujuh
"Bapak memukuli Mas Dani, sampai babak belur." jawabnya singkat, wajahnya masih nampak bete. Barangkali ia merasa terganggu karena masalah ini membuat waktu tidurnya hilang. Salsa memang hobi tidur, dan sangat sulit dibangunkan. Pasti tadi ia juga di paksa ikut oleh Bapak dan Ibu kemari. "Baguslah, aku malah berharap aku yang akan melakukannya," timpalku kesal.*****Kini aku sudah berada di rumah. Tepat pukul lima subuh kami beranjak pulang kembali. Rasanya aku ingin sekali beristirahat. Merebahkan tubuhku sebentar saja. Karena sudah beberapa hari ini aku tidak tidur dengan benar.Ayah sedang berada di luar bersama pihak RT dan RW. Entah apa yang sedang dibicarakan dan dilakukan mereka. Kuserahkan semua kasus ini pada Ayah. Karena aku sudah tak mau lagi memikirkannya.Sementara itu ibu membuatkan segelas susu dan teh hangat. Ia juga memasangkan aromaterapi di kamar agar membuatku lebih nyaman, lalu membiarkanku beristirahat tanpa membahas masalah Dani lagi. Aku memang memintanya unt
Baca selengkapnya
Delapan
"Kak Shania, apa yang kamu lakukan?"Tiba-tiba Salsa datang, memekik kaget. Ia lalu menghampiriku dan dengan sigap mengambil pisau dalam genggamanku. "Jangan gegabah, Kak! Kakak bisa saja masuk penjara jika seperti ini!" bentaknya lagi."Mas Dani, pergi sana, jangan dekati kakakku lagi!" Salsa membentak Dani keras sambil memelototinya. Dani pun tanpa membantah sedikit pun segera berlalu meninggalkan kami.Aku seketika terduduk lemas di lantai dapur sungguh melelahkan semua ini. Fisik, hati dan pikiran terkuras habis hanya karena masalah yang suamiku buat."Kak, kamu baik-baik saja?" tanya Salsa serqya berjongkok disampingku."Bagaimana aku bisa baik-baik saja, Salsa? Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri suamiku bermain gila dengan wanita lain? ""Bagaimana aku bisa baik-baik saja sementara dia juga ternyata main gila dengan karyawanku sendiri?""Bagaimana mungkin aku bisa baik-baik saja sedangkan aku sekarang hamil dari benih seorang baj*ngan seperti Dani?""Ini gila, Salsa ... i
Baca selengkapnya
Sembilan
"Tidak, masalah ini harus selesai dengan hukum. Anak kalian harus menerima akibatnya hukuman yang setimpal karena perbuatannya!" tegas Bapak."Shania, kudengar kamu hamil, kamu harus memikirkan anakmu. Jika Dani dipenjara kasian anakmu nanti," lontar Mama, seraya mendekatiku, memegang tangaku keras."Cih ..., persetan dengan Dani. Aku lebih kasihan jika anak ini lahir dan mengetahui ayahnya adalah lelaki bajing4n!" bentakku, sambil menghempaskan tangan mama mertua dari tanganku."Shania, jaga ucapanmu. Dani hanya khilaf, semua manusia punya kesalahan!" elak Mama, membela anaknya."Apa aku harus memaafkan kesalahannya setelah aku melihat dengan mata kepalaku sendiri dia berbuat mesum? Apa Mama akan memaafkan jika itu terjadi pada diri mama sendiri? Harus Mama dan Papa tahu, Dani tak hanya berselingkuh dengan satu wanita. Tapi dua. Dan entah ada berapa lagi yang tidak aku ketahui!" Kukeluarkan semua emosiku pada mereka."Tapi penjara bukan solusi, Shania! Kita cari solusi lainnya bersam
Baca selengkapnya
Sepuluh
"Dasar ed*n lo berbuat bej*t di lingkungan sini, gak tahu apa kalau kita semua kena dosanya karena lo zina?""Rajam aja sampai mati, itu hukuman paling pantas untuk pezina!""Ayo telanjangi, gunduli, lalu arak keliling kampung para pezina itu!"Begitulah kiranya suara-suara yang kudengar dari para warga yang kini mulai ramai memenuhi pelataran kantor RW.Tadi selepas aku menemui Shania dan membujuknya lagi agar tak melaporkanku pada polisi, aku kembali dibawa ke kantor RW, karena suasana di rumah mulai tidak kondusif. Warga sekitar mulai berdatangan mengerumuni rumahku dan juga rumah Haya. Nampaknya berita semalam sudah menyebar dan mereka ingin tahu tentang apa yang semalam terjadi.Bersama Haya, kini aku hanya terdiam menunggu instruksi atas apa yang akan mereka lakukan pada kami. Di dalam kantor RW ini aku hanha mendengarkan amukkan emosi warga pada perbuatan yang telah aku dan Haya lakukan. Sumpah serapah, dan juga nama-nama hewan terus terdengar bersahut-sahutan disebutkan untuk
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status