Bidadari tak Sempurna

Bidadari tak Sempurna

Oleh:  Abdul Ghiffari  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
11 Peringkat
22Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dua puluh juta kuberikan setiap bulan pada Rania, istriku. Aku percaya sepenuhnya padanya. Karena latar belakang pendidikannya serta kepandaiannya. Pada suatu hari, aku hendak meminjam uang pada Rania, karena sahabatku membituhkan biaya untuk operasi istrinya. Ternyata Rania bilang tidak memiliki uang lebih, hanya ads tiga juta di rekeningnya. Kemana uang yang kuberikan selama hampir lima tahun? Karena kecewa, akhirnya kuputuskan memberinya hanya seratus ribu per bulan, atau sekitar tiga ribu rupiah sehari. Bagaimana Rania bisakah dia bertahan? Kami juga belum memiliki anak. Rania memintaku untuk menikah lagi, agar dapat meneruskan keturunanku. Namun aku menolaknya, tapi Rania masih sering membawa teman perempuannya untuk dikenalkan denganku. Apakah aku sanggup menolaknya?

Lihat lebih banyak
Bidadari tak Sempurna Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Sungmii
Wuahhh jalan ceritanya sangat bagus.. Semangat trus yah kak...
2021-10-05 15:16:33
1
default avatar
cheesy sweet
semoga bisa hamil ya ^_^ jangan nikah lagi dong..
2021-10-05 12:17:21
2
user avatar
Abdul Ghiffari
thank you readers..
2021-10-04 23:10:39
2
user avatar
Gabriel White
Semangat kakak...^_^.........
2021-10-04 20:45:22
3
user avatar
M.A
lanjut kak penasaran nih...
2021-10-04 15:51:23
4
user avatar
Shimuramari
Semangat kak
2021-10-04 15:41:22
4
user avatar
M.A
kisah cinta yg rumit
2021-10-04 14:48:32
4
user avatar
Abdul Ghiffari
terima kasih buat yang sudah mampir baca yang mau dibaca juga bukunya, bisa kasih judulnya makasih banyak
2021-09-26 03:45:31
4
user avatar
Abdul Ghiffari
Semangat Rania
2021-09-09 14:10:57
3
user avatar
AANGROWL
Wah, Carita yang berbeda. Menarik untuk dibaca, semangat thorrr nulisnya
2021-09-06 23:09:35
4
user avatar
Pundalisa
Semangat ya kak nulisnya. Ganti cover dong. Rimah tangga nih ceritanya?
2021-09-23 22:21:01
4
22 Bab
Nafkah dua puluh juta sebulan
Nafkah dua puluh juta sebulan   Aku Reno, usia dua puluh tiga tahun, menikah dengan Rania seorang sarjana ekonomi. Dia sosok yang rajin, cerdas, penyabar, dan pandai berhemat. Aku suka pada Rania sejak di bangku SMP. Kami bertetangga, tapi aku baru mengenalnya lebih dekat sejak SMP. Karena di rumah, Rania jarang keluar.   Sebagai seorang arsitek gajiku tak menentu, tergantung proyek yang diterima. Setidaknya setiap bulan aku masih mendapatkan upah dari perusahaan.   "Assalamu'alaikum," ucapku sambil membuka pintu rumah.   "Wa'alaikumussalam warrahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah Ayah sudah pulang," jawab istriku sambil berjalan menghampiri, meraih punggung tanganku dan menciumnya.   “Ini gajiku, kamu pegang ya, kamu yang atur semua kebutuhan kita. Aku percaya kamu pandai mengatur keuangan. Keahlianmu tak perlu diragukan lagi.
Baca selengkapnya
Pertemuan dengan mantan
Bab 2 Pertemuan dengan Mantan   Tak terasa sudah lima tahun kami menikah. Tapi Kami belum diberi keturunan. Aku merindukan suara tawa dan tangis anak kecil. Namun, aku harus bersabar. Mungkin belum saatnya. Terkadang kulihat istriku merenung, sepertinya dia bersedih. "Sabar sayang, mungkin belum saat ini," ujarku, ketika dia menunjukkan garis satu pada tespek yang baru dipakainya.   "Iya sayang, terima kasih ya sudah mau sabar selama ini bersamaku."   Pernikahan kami telah menginjak lima tahun, belum ada tanda-tanda istriku hamil.   Sedih, iya pasti. Tapi aku yakin, istriku pasti lebih sedih. Memang belum banyak usaha eksternal yang kami lakukan. Ke dokter saja kami belum sempat, karena kesibukanku. Pulang kerja, aku sudah lelah. Kalau harus ke dokter, mengantre, rasanya belum ada waktu luang bagi kami untuk ke dokter.   Kulihat murung di wajahnya. Aku ber
Baca selengkapnya
Pov Cindy - Aku harus mendapatkan Reno
 Pov CindyAku Harus Mendapatkanmu Reno Aku merindukan negeri tempat aku dilahirkan. Ini kali pertama aku menginjakkan kaki lagi di negeri tercintaku ini, sejak bertahun-tahun harus kutinggalkan demi menuntut ilmu ke negeri seberang. Hampir enam tahun aku tinggal di Australia. Sahabatku memberi bantuan biaya untuk menempuh pendidikan di Australia, karena mengetahui kepandaianku dan membutuhkan teman selama tinggal di negeri orang. Dia juga membutuhkan aku untuk menjalankan bisnis yang akan kami rintis bersama, sehingga dia membawaku serta meraih pendidikan yang terbaik, agar nantinya aku bisa menyeimbangkan kualitas diri untuk mengatur bisnisnya nanti. Pada awalnya aku menolak, karena tak mudah harus berpisah dengan orang tua dan keluarga besar selama bertahun-tahun. Namun, ayah dan ibuku memberi kekuatan. Mereka bilang bahwa tak mengapa berpisah
Baca selengkapnya
Awal kisah pertemuan Reno dan Rania
 Pov Rania Awal Kisah Pertemuan Reno dan Rania Aku Rania, menikah dengan Reno bukan karena terpaksa ataupun dijodohkan. Kami bertemu saat duduk di bangku SMP. Kami hanya berteman biasa. Tapi rumah kami berdekatan. Sehingga Reno sering mengajakku pulang bersama dengan dibonceng sepedanya. Aku selalu menolak tawaran itu, karena aku malu jika harus berboncengan dengan bukan mahramku. Maksud Reno sih baik, dia kasihan jika aku harus berjalan kaki yang lumayan jauhnya, sekitar dua kilometer. Namun, aku tetap pada pendirianku. Lebih baik pulang sendiri berjalan kaki. Sepulang sekolah dia selalu menemaniku berjalan kaki. Hingga sampai saat kami lulus SMP tidak ada hubungan spesial di antara kami. Tetap hanya teman biasa. Reno sering main ke rumahku, sejak kami satu sekolah di SMP, ada saja alasannya, tanya tugas sek
Baca selengkapnya
Reno melamar Rania
Bab 5 Pov Rania Reno Melamar Rania "Rania, sebenarnya sejak awal aku bertemu, aku sudah suka sama kamu," kata Reno. Aku diam, menunduk mendengarkan kata-katanya. Karena sampai saat ini, aku belum ada keinginan untuk berpacaran apalagi menikah. Karena tujuan utamaku adalah membahagiakan kedua orang tua. Aku bingung harus jawab apa kalau tiba-tiba Reno menyampaikan hal yang paling kutakutkan itu. Belum sempat Reno melanjutkan kata-katanya, pelayan datang memberikan buku menu dan bertanya kepada kami, makanan dan minuman apa yang akan dipesan. "Permisi, Kak. Silakan dipilih, makanan dan minumannya, " kata sang pelayan. "Menu spesialnya hari ini apa?" tanya Reno. "Spesial menu hari ini, fried rice terderloin steak with mozarella sauce kak," ujarnya. "Rania mau?" tanya Reno padaku. 
Baca selengkapnya
Seseorang melamar Rania
Seseorang Melamar Rania Pagi ini, kulihat ibu sibuk, berbagai macam bahan makanan tertata di dapur. Ayam, sayuran, telur, tahu, tempe, banyak sekali. Seperti akan kedatangan tamu saja. “Kok diem aja, Sayang, buruan mandi lalu bantu ibu,” perintah ibu padaku. “Baik, Bu,” jawabku dan segera berlalu ke kamar mandi lalu menunaikan salat subuh. Setelah melaksanakan kewajibanku, aku menemui ibu. “Hari ini akan ada tamu istimewa, bantu ibu ya, Sayang,” ucap ibu dengan lembut dan penuh kasih sayang. “Siap, Ibuku sayang,” balasku dengan sopan. Pagi ini kesibukanku diisi dengan membantu ibu memasak. Jadi aku putuskan untuk tidak berjualan kue hari ini. Kue setengah matang yang sudah kusiapkan, bisa kusuguhkan untuk tamu ibu saja. Siapa tahu mereka suka dan tertarik untuk memesan di kemudian hari. Tak
Baca selengkapnya
Reno patah hati
Bab 7Reno patah hati Shock, aku tak percaya, hatiku hancur. Semalam aku memang mengerjai Rania, dengan berpura-pura melamarnya. Karena sesungguhnya aku masih sangat mencintainya. Cinta yang kupendam sejak SMP, akan aku sampaikan jika Rania sudah lulus kuliah. Awalnya aku ingin melihat raut wajahnya saat aku melamarnya. Apakah dia akan marah atau tersipu malu? Ternyata nampak bahwa Rania tersipu malu. Jadi ada harapan bahwa sesungguhnya dia juga suka padaku. Mungkin hanya malu untuk mengungkapkan perasaannya. Memang dulu waktu SMP dia menolakku, pasti karena kami masih terlalu kecil. Rencananya hari ini akan kusampaikan pada ayah dan ibu bahwa aku menyukai Rania dan meminta mereka untuk meminangnya. Namun, semuanya terlambat. Ternyata Pakde Salim — kakak ayahku, terlebih dahulu telah meminang Rania untuk Alif, putranya. Ibu menyampaikan padaku, untuk
Baca selengkapnya
Bab 8 Hari pernikahan Rania dan Mas Alif
Bab 8Hari pernikahan Rania dan Mas Alif Hari yang ditunggu akhirnya datang juga. Keluargaku dan keluarga Pakde Halim bersiap-siap untuk persiapan acara pertunangan di rumah Rania. Sebulan setelah hari kedatangan keluarga besarku ke rumah Rania, orang tuanya datang ke rumah kami, menyampaikan bahwa Rania menerima lamaran Mas Alif. Hari ini kulihat Mas Alif nampak bahagia, Pakde dan Budhe Halim nampak sibuk mempersiapkan semuanya. Setelah semua siap, kami segera berangkat ke rumah Rania, jalan kaki saja karena dekat, hanya berjarak tiga rumah. Semua nampak bahagia, tapi tidak denganku. Aku sudah berusaha menghapus rasa cintaku pada Rania. Namun tak semudah itu kenyataannya. Sepertinya aku tak ingin menghadiri acara pertunangan mereka, karena akan membuat luka semakin dalam di hatiku. Aku berusaha tetap tersenyum dan turut berbahagia, walau hatiku tidak. Karena aku tak ingin Mas Alif mengetahui
Baca selengkapnya
Aku rindu Rania
Bab 9Aku rindu Rania Gawaiku berdering, kulihat nama Rania disana. Ada apa Rania menghubungiku di malam hari? Bukankah seharusnya Rania dan Mas Alif sedang berbulan madu ke Bali? Aku coba mengabaikan sambungan telepon dari Rania, mungkin dia salah tekan nomer. Aku belum siap mendengar suaranya. Akhirnya dering gawaiku berhenti. Sudah kupastikan Rania salah sambung, dia pasti tidak menghubungi aku lagi. Aku melanjutkan tidurku, lelah setelah seharian menyelesaikan pekerjaan kantor, harus meeting dengan pimpinan pusat dan presentasi dengan salah satu klien. Aku segera memejamkan mataku, namun sebelumnya aku setel gawaiku mode diam, karena aku tak ingin diganggu malam ini, esok hari masih banyak berkas yang harus kuselesaikan juga. Tak terasa suara alarmku berbunyi, waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Segera kuraih gawaiku, kumatikan alarm tanpa melihat notifikasi yang masuk di layar benda pipih itu. Sudah menja
Baca selengkapnya
Bab 10. Rahasia Rania
Bab 10Rahasia Rania Aku bisa merasakan cinta yang luar biasa bila bersamamu. Namun kini kau telah pergi menjauh, tak dapat kurasakan lagi cintamu. Mengapa aku tak bisa menghapus cinta ini? Mengapa hadirmu selalu menjadi bayang-bayangku? Rania, aku mencintaimu. Aku menyesal karena gagal mendapatkan cintamu. Seandainya kau tahu bahwa sampai detik ini rasa itu tetap ada dan tetap sama seperti awal kita bertemu. Bayang-bayang Rania terus menari di dalam pikuranku. Segera kupacu mobilku agar bisa sampai lebih cepat ke kantor, karena aku ingin segera menghubungiku Rania. Kenapa harus menunggu sampai kantor? Bukankah sekarang aku sedang sendiri? Aku bisa segera menghubunginya. Kutepikan mobil ke tempat yang aman lalu kuraih gawaiku dan menghubungi nomer Rania. Nada panggil tersambung, berkali-kali berbunyi, tapi tak ada sahutan dari seberang sana. Kenapa lama sekali Rania menerima teleponku, membuat
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status