Share

Sesuatu Yang Salah

Bab. 06. Sesuatu Yang Salah

"Ada apa, Ra?" tanya Arka, usai Rachel menyimpan kembali ponselnya di meja setelah menerima panggilan masuk dari suami wanita itu.

"Biasa, cuman nanyain apa aku yang jemput Rayhan atau dia. Lalu kujawab aku aja yang jemput," jawab Rachel, jujur.

Wanita itu kembali menyeruput minumannya hingga tersisa setengahnya. "Kenapa?" tanya Rachel, melihat Arka terdiam.

"Nggak, kok." Arka menjawab disertai dengan gelengan kepala.

"Eh, gimana dengan temen kamu yang terkena kasus itu?" tanya Rachel mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Yang mana?"

"Itu lho. Yang kamu bilang kalau dia dilaporkan sama cewek yang diajar nyetir karena sudah berbuat asusila saat mengajari. Masak lupa sih?" ujar Rachel mengingatkan.

Arka ber oh di sana. "Yang itu toh. Mereka kayaknya berdamai. Lagi pula, si ceweknya juga ngundang masalah."

"Maksudnya?" tanya Rachel tidak paham.

"Iya, si cewek sebenarnya yang cari masalah. Tahu sendiri kita para instruktur ini laki-laki normal. Kalau kalian cewek mau latihan menyetir, ya pakai lah pakaian yang tidak mengundang hasrat kita kaum lelaki. Ini, kebanyakan ya…ibu-ibu atau cewek-cewek yang datang untuk latihan nyetir itu mereka pakai rok pendek, pakai celana pendek sepaha. Belom lagi bajunya yang ketat. Duh…bikin puyeng kepala, Ra."

Rachel menganga mendengar penuturan Arka. Memang sih, dia akui kalau wanita yang datang ke sana untuk latihan mengemudi kebanyakan berpakaian kekurangan bahan. Ya, meskipun diakui Rachel kalau kulit mereka yang memang pantas dipamerkan karena putih mulus.

Tapi apa yang dikatakan oleh Arka ada benarnya juga. Seharusnya wanita yang datang latihan memakai pakaian yang sopan dan tidak terlalu terbuka.

"Iya juga sih, Ka," gumam Rachel yang akhirnya membenarkan perkataan Arka. "Tapi, itu bukan berarti membenarkan bentuk pelecehan terhadap wanita, Ka. Apapun alasannya, ya nggak boleh dong grepe-grepe orang di mobil saat sedang latihan nyetir. Iya nggak?"

Arka mengangkat bahu, tak tahu harus menanggapi apa. Karena sejujurnya, jika sedang berada di situasi tertentu, terkadang Pria bisa kehilangan akal sehatnya. Apalagi disuguhkan dengan pemandangan paha mulus dan menggoda.

Pria mana yang bisa tahan godaan seperti itu. Apalagi dalam waktu cukup lama untuk satu sesi latihan.

"Ck, kok jawabnya dengan endikan bahu? Atau jangan-jangan kamu juga pernah grepe-grepe cewek di mobil saat ngelatih?" tuding Rachel dengan mata memicing curiga.

'Ya iyalah, Ra. Tapi aku gak pernah maksa tuh cewek-cewek, mereka yang menawarkan dirinya ke aku," jawab Arka, namun dalam hati.

Mana mungkin dia mengatakan hal yang sebenarnya pada Rachel. Bisa hancur rencananya untuk mendapatkan hati wanita yang sudah berhasil membuatnya galau sejak bertemu.

"Tidak, kok. Mana mungkin aku kayak gitu. Sekarang aku tanya, selama kamu aku latih nyetir, pernah nggak aku grepe-grepe kamu?"

"Nggak."

"Nah, itu buktinya."

"Eh, tapi aku kan gak pake baju seksi. Coba aja kalo waktu itu aku pake baju seksi. Celana pendek sepaha, terus baju ketat. Pasti kamu bakal–"

"Hussst." Dibungkamnya mulut Rachel dengan telunjuk Arka. "Gak usah bahas soal itu. Gak penting."

Hanya karena sentuhan telunjuk Arka pada bibirnya membuat Rachel merasa tersengat aliran listrik.

Apa yang terjadi dengannya? Belum lagi tatapan sayu Arka yang terfokus padanya dan menguncinya.

Membuat Rachel jadi kikuk sendiri. Memang, sejak pertama mengenal Arka, pria itu memang kerap kali menatap Rachel dengan tatapan yang sama. Tatapan yang sulit Rachel artikan maknanya.

"Ja–jangan liat kayak gitu, Ka. Aku gak nyaman tahu!" protes Rachel pada akhirnya.

"Kenapa?" Dengan alis terangkat, Arka mengulas senyum. Bukannya berhenti menatap Rachel, tapi pria itu malah semakin memfokuskan diri memandang wanita yang sudah terlanjur membuatnya jatuh hati.

Mau tidak mau Rachel menunduk malu. Sungguh, saat ini ia lebih mirip anak remaja yang tengah malu-malu di depan kekasihnya.

Rachel mendesah pelan. Masih dengan kepala tertunduk. Ia merenung di sana. Apa yang sedang ia lakukan sekarang?

Bukankah yang ia lakukan ini salah?

'Rachel, kamu sudah menikah. Kamu sudah ada Mas Anto dan Rayhan. Sadarlah, ini salah!' dewi batin Rachael mengingatkan wanita itu. Hatinya berkecamuk tidak tenang karena apa yang ia mulai ini dengan pria di hadapannya adalah sesuatu yang salah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status