Bukan Sekadar Kakak Tiri

Bukan Sekadar Kakak Tiri

last updateLast Updated : 2025-06-25
By:  Phoenix's WritingOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
22Chapters
19views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku tinggal satu atap dengannya. Tidur di kamar sebelahnya. Dia kakak tiriku—status yang datang karena pernikahan orangtua kami. Tapi tubuhku merinding setiap kali dia lewat. Jantungku berpacu saat mata dinginnya menatapku diam-diam. Ardian terlalu tampan, terlalu berbahaya… dan terlalu dekat. Dia memanggil ayahku dengan “Paman”, tapi tidak pernah menyapaku sebagai adik. Karena kami tahu… Ada hal-hal yang seharusnya tidak kami rasakan. Tapi sudah telanjur tumbuh. Dan semuanya dimulai… sejak aku tanpa sengaja melihatnya malam itu—tanpa baju, tanpa batas.

View More

Chapter 1

Bab 1 – Bukan Kakakku

Langit pagi tampak mendung, seolah ikut memantulkan keraguan dalam hati Suzy. Hari pertamanya sebagai mahasiswi baru di Kampus Negeri Nusantara seharusnya menyenangkan. Tapi kenyataannya, perutnya terasa dikocok cemas yang tak bisa dijelaskan.

Ini bukan soal takut kuliah, bukan takut tugas, apalagi takut dosen killer. Ini tentang satu orang, "Ardian".

Senior kampus. Aktifis organisasi kampus. Cerdas, tenang, dan… dingin. Dan sekarang secara resmi menjadi kakak tirinya.

Bukan saudara sedarah, benar. Tapi cukup untuk membuat status mereka rumit dan membuat dada Suzy sesak sejak pernikahan Papanya yaitu Pak Dion dan Bu Nayla sebulan lalu.

“Suzy, kamu ngelamun ya?” tegur Rina, teman barunya yang ia kenal dari grup W******p maba.

Suzy tersentak. “Eh, enggak kok.”

“Tuh, Ardian lewat” bisik Rina dengan nada fangirl, menunjuk pria berbadan atletis dengan jaket organisasi berlogo kampus.

“Gila, senior satu itu fix bukan manusia. Cowok-cowok lain langsung zonk!”

Suzy mengikuti arah jari Rina. Ardian berjalan melewati mereka dengan langkah pasti, wajahnya tanpa ekspresi. Seakan dunia ini hanya pantulan bayangan yang tak penting. Matanya bertemu dengan Suzy sepersekian detik. Datar. Tak ada senyum, tak ada sapaan.

Seolah… tak mengenal.

Padahal tadi pagi mereka sarapan di meja yang sama.

Jam makan siang, Suzy baru saja keluar dari kantin saat langkahnya terhenti. Ardian berdiri tak jauh di depan, menyandar di tiang gedung fakultas. Sendirian. Tapi jelas sedang menunggu… dirinya?

“Suzy.”

Suara berat itu memanggil namanya. Ia menoleh, jantungnya berdetak lebih cepat. Ardian menatapnya lurus.

“Ada apa, Kak… Ardian?”

Pria itu mengerutkan alisnya. “Kita gak usah pakai embel-embel ‘Kak’. Di kampus, aku senior. Kamu junior. Titik.”

Suzy menelan ludah. “O… oke.”

“Dan satu lagi,” lanjutnya, suara makin pelan tapi menusuk. “Di kampus, kita gak ada hubungan. Gak perlu bilang ke siapa-siapa soal… status kita.”

“Status?” ulang Suzy, bingung.

“Ya. Kamu anak dari suami baru Mama. Aku anak dari istri barunya Papa kamu. Kita bukan saudara. Kita gak perlu berpura-pura akrab.”

Suzy mengerjap. Sakit. Tapi dia menahan diri untuk tak menunjukkan air mata. “Baik,” jawabnya pelan. “Aku ngerti.”

Ardian mengangguk tipis. “Bagus.”

Dan dia pun pergi. Dingin. Meninggalkan jejak ganjil di hati Suzy yang baru sejenak mulai menerima kehidupan barunya.

Malam itu di rumah, suasana makan malam keluarga seolah dibungkus kabut canggung.

“Gimana kuliahnya, Nak?” tanya Papa dengan senyum lembut.

“Lancar, Pa” jawab Suzy pelan, mencuri pandang ke arah Ardian yang duduk di seberangnya. Pria itu diam saja, garpu di tangannya hanya dimainkan, makanan nyaris tak tersentuh.

Papa terbatuk kecil. “Ardian, adek kamu ini maba di komunikasi. Kalau sempat, tolong dibantu, ya. Kamu kan senior, Papa rasa kamu sudah pengalaman.”

Ardian mengangkat wajah. Tatapannya tajam, tapi tidak penuh emosi. Hanya… kosong.

“Maaf, Paman. Aku gak punya waktu,” ujarnya datar. Keheningan mendadak turun ke meja makan.

Suzy menunduk. Kata “Paman” itu kembali menusuk telinga. Padahal Papa sudah berusaha begitu hangat. Padahal, keluarga ini mencoba membentuk awal yang baru.

Bu Nayla hanya tersenyum lemah. “Sudah, makan dulu saja. Nanti makanannya keburu dingin loh.”

Ardian berdiri. “Saya makan di kamar aja ma.”

Langkahnya berat, suara pintu kamarnya terdengar pelan… tapi cukup keras untuk menggetarkan dada Suzy.

Suzy masuk ke kamarnya, menarik napas panjang, lalu menjatuhkan diri ke kasur. Matanya menatap langit-langit kamar yang putih dan kosong. Sama seperti hatinya malam ini.

“Aku salah apa sih gak asik banget tuh orang?” bisiknya.

Ia tahu Ardian dingin, tapi tidak menyangka sedingin ini.

Padahal Suzy tak pernah memaksa disebut adik. Tak pernah berharap Ardian langsung menerimanya. Tapi apakah sedingin itu perlakuan yang layak untuk seseorang yang bahkan tak meminta keadaan ini?

Sementara itu dikamar, Ardian memegang foto: ibunya tersenyum dalam balutan kebaya, berdiri di pelaminan dengan pria yang bukan ayah kandungnya. Pria yang kini dia disebut “Paman”.

Dia menggertakkan rahang.

“Kalau dia nyakitin Mama… aku gak akan diam aja,” bisiknya.

Ardian masih ingat bagaimana ayah kandungnya meninggalkan ibunya demi wanita lain. Seorang wanita tamak, yang menguras semua tabungan, aset, bahkan rumah milik keluarga ibunya. Dari kaya menjadi miskin dalam sekejap. Dan Ardian, kala itu masih SMA, hanya bisa melihat ibunya menangis malam-malam, sendirian di dapur gelap, karena listrik hampir diputus.

Kini ibunya tersenyum lagi. Dengan pria lain. Pria yang katanya baik. Tapi Ardian tahu, kebaikan pria bisa jadi hanya topeng manis di awal.

Dan anak perempuan itu… Suzy.

Bukan salahnya. Tapi keberadaannya menjadi pengingat bahwa keluarga ini bukan lagi seperti dulu.

“Paman, ya. Bukan Papa,” gumamnya.

Dan Ardian tahu… dia belum siap memanggil siapa pun sebagai pengganti ayahnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
22 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status