di Balik Gemerlap BSD Sasya Maharani adalah prototipe kesempurnaan di SMA Puncak BSD, sebuah institusi elite di jantung kota metropolitan. Dikenal sebagai "Si Gadis Es" karena fokusnya yang mutlak pada akademik dan masa depan cemerlang, hidup Sasya terencana rapi dan tanpa emosi yang mengganggu. Namun, ketenangan hidupnya terusik saat ia dipertemukan dengan Ardi Sanjaya, murid pindahan yang misterius dan dikelilingi rumor perkelahian di sudut-sudut BSD. Ardi, dengan tatapan liarnya dan kepolosan seorang anak, langsung mengklaim Sasya sebagai teman pertamanya, bahkan menyatakan cinta dengan lugas di tengah taman kota. Pertemuan tak terduga ini menarik Sasya ke dalam lingkaran pertemanan Ardi yang eksentrik, termasuk Nisa Adelia, si pecandu media sosial yang haus perhatian, dan Rizky Pratama (Kiki), atlet basket yang tenang. Di tengah hiruk pikuk BSD yang serba modern, Sasya mulai melihat sisi lain Ardi: kepolosan di balik citra berandal, kecerdasan tersembunyi yang mengancam posisinya sebagai murid teladan, dan hati yang rentan akibat masa lalu keluarganya yang kompleks, terutama hubungannya dengan sang kakak, Yudha Sanjaya. Seiring waktu, perasaan Sasya terhadap Ardi mulai tumbuh, memporak-porandakan logika dan rencana masa depannya. Di saat yang sama, Kenan Wijaya, putra konglomerat BSD yang karismatik, muncul dan terang-terangan menunjukkan ketertarikan pada Sasya, menciptakan persaingan sengit dengan Ardi. Sasya harus bergulat dengan perasaannya sendiri, memahami arti persahabatan, cinta, dan bagaimana menyeimbangkan ambisi akademisnya dengan gejolak hatinya. Novel ini akan mengikuti perjalanan Sasya dan Ardi—si kulkas berjalan dan si berandal—dalam menavigasi kompleksitas masa remaja, tekanan akademis, dan dinamika hubungan. Dari momen-momen kocak di foodcourt mal hingga percakapan serius di rooftop gedung-gedung tinggi BSD, mereka akan belajar untuk saling percaya, berkomunikasi, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. Pada akhirnya, di tengah gemerlap dan kesibukan BSD City mereka akan menemukan bahwa cinta sejati seringkali hadir dalam bentuk yang paling tak terduga, mengubah peta kehidupan mereka dan membuka lembaran baru.
View MoreSuksesnya peresmian fulfillment center Jejak Lokal di Surabaya memang membawa angin segar bagi Ardi, namun bagi Sasya Maharani, tekanan di Sanjaya Group justru semakin meningkat. Proyek Digitalisasi Rantai Pasok Nasional yang dipimpinnya kini memasuki fase krusial. Ini bukan sekadar peningkatan sistem, melainkan transformasi fundamental yang akan mengubah cara Sanjaya Group beroperasi, dari hulu ke hilir.Di kantornya yang modern, dengan pemandangan kota BSD yang selalu ramai, Sasya merasa seperti seorang arsitek yang sedang membangun katedral digital raksasa. Setiap hari dipenuhi dengan rapat koordinasi yang panjang, peninjauan blueprint sistem yang rumit, dan diskusi sengit dengan para kepala divisi yang terlibat."Bu Sasya, Divisi Pembelian menolak migrasi data vendor lama mereka ke sistem baru," lapor Hendra, salah satu manajer proyek di bawah Sasya, suatu pagi dengan wajah tegang. "Mereka khawatir data-data lama akan hilang atau tidak kompatibel."Sasya menghela napas. Ini adalah
Penandatanganan perjanjian kemitraan dengan Sanjaya Group menandai babak baru yang mendebarkan bagi Jejak Lokal. Euforia di tim Ardi terasa begitu nyata. Kantor di Green Office Park kini selalu dipenuhi dengan antusiasme yang membara, seolah-olah setiap karyawan merasakan getaran dari potensi yang tak terbatas di depan mata. Namun, di balik kegembiraan itu, Ardi tahu, ini juga berarti lonjakan tanggung jawab yang luar biasa.Modal investasi dari Sanjaya Group mengalir cepat, memicu akselerasi proyek yang tadinya hanya menjadi angan-angan. Dalam hitungan minggu, pencarian lokasi untuk fulfillment center di Surabaya, Medan, dan Makassar dimulai dengan intensif. Tim rekrutmen Jejak Lokal bekerja lembur, mencari talenta-talenta terbaik untuk mengisi posisi-posisi kunci di pusat-pusat logistik yang baru."Ardi, kita butuh manajer operasional yang punya pengalaman di skala besar," ujar Ben, CFO Jejak Lokal, suatu pagi di ruang rapat. Layar proyektor menampilkan daftar panjang kualifikasi. "
Hari-hari berikutnya di BSD City berputar dalam pusaran rapat dan negosiasi yang tak ada habisnya bagi Ardi dan Sasya. Setelah pertemuan Ardi dengan Yudha, Sanjaya Group, di bawah arahan Yudha, merespons dengan cepat. Tim hukum dan keuangan mereka segera menyusun draf awal perjanjian kemitraan strategis, sebuah dokumen tebal yang penuh dengan klausa-klausa rumit, angka-angka investasi, dan proyeksi jangka panjang.Di kantor Jejak Lokal, Ardi dan tim intinya—termasuk CFO-nya yang pragmatis dan Head of Legal yang baru direkrut—bekerja keras menganalisis setiap detail. Meja rapat mereka kini selalu dipenuhi tumpukan kertas, sticky notes berwarna-warni, dan cangkir kopi kosong. Ardi, yang biasanya lebih impulsif, kini menunjukkan sisi analitisnya. Ia mempelajari setiap poin, memastikan tidak ada celah yang bisa mengikis visi dan otonomi Jejak Lokal."Lihat ini, Ben," kata Ardi suatu sore kepada Ben, CFO-nya, sambil menunjuk sebuah pasal di dokumen. "Mereka ingin Jejak Lokal menyisihkan 20
Pagi itu, di kantor Yudha Sanjaya, tidak ada ketegangan yang sama seperti sebelumnya. Bukan karena suasana hati Yudha yang melunak sepenuhnya, melainkan karena persiapan Ardi yang berbeda. Ardi tiba tepat waktu, tidak dengan wajah cemas, melainkan dengan aura tenang yang memancarkan keyakinan. Ia mengenakan kemeja batik modern dengan motif geometris, perpaduan sempurna antara identitas lokal Jejak Lokal dan profesionalisme korporat.Yudha sudah menunggunya, duduk di balik meja kerjanya yang besar, memandang ke arah Ardi saat ia memasuki ruangan. "Pagi, Ardi," sapa Yudha, nadanya lebih datar, tanpa celaan tersembunyi."Pagi, Kak Yudha," Ardi membalas, melangkah menuju kursi di depan meja Yudha. Ia tidak duduk di sofa yang lebih santai, melainkan di kursi yang lebih formal, menunjukkan keseriusannya.Yudha mengamati Ardi. Ada sesuatu yang berbeda pada adiknya. Tidak ada lagi gurat kecemasan atau sikap defensif yang biasa ia lihat. "Jadi, kau sudah memikirkan tawaran Sanjaya Group? Aku h
Sore itu, kantor Ardi di Green Office Park terasa lebih sunyi dari biasanya. Rambo si kucing jumbo terlelap pulas di sofa, dengkurannya samar-samar terdengar, kontras dengan kegelisahan yang menyelimuti Ardi. Layar laptopnya menampilkan laporan keuangan Jejak Lokal, angka-angka yang seharusnya membangkitkan kebanggaan justru terasa hambar. Pertemuan dengan Yudha tadi pagi terus berputar di benaknya, setiap kata, setiap tatapan dingin Yudha, seolah menjadi gema yang menyesakkan.Ardi menyandarkan punggungnya ke kursi, menghela napas panjang. Ia meraih ponselnya, ibu jarinya melayang di atas nama "Sasya" namun ragu untuk menekan tombol panggil. Ia tahu Sasya akan menawarkan solusi logis, dukungan tanpa syarat. Tapi, ia juga merasa harus menghadapi ini sendiri. Ini adalah "perang" antara idealismenya dan pragmatisme korporat Yudha. Sebuah perang yang ia tak yakin bisa menangkan tanpa mengorbankan apa yang ia yakini."Aku nggak mau Jejak Lokal cuma jadi mesin duit," gumamnya pelan, sepert
Pukul dua belas siang, suasana di fine dining restaurant 'The Serenity' di lantai atas Sanjaya Tower terasa hening dan eksklusif. Aroma truffle dan butter yang kaya memenuhi udara, berpadu dengan alunan musik jazz lembut yang samar-samar terdengar. Sasya Maharani duduk di kursi berlapis kulit, menatap ke luar jendela kaca besar yang menampilkan panorama BSD City yang membentang luas di bawahnya. Gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, hamparan hijau golf course, dan hiruk pikuk jalanan tampak seperti miniatur dari ketinggian ini. Pemandangan itu selalu memberinya rasa kekuasaan, namun hari ini, ada beban di dadanya.Tak lama kemudian, Yudha Sanjaya tiba. Aura dominannya mengisi ruangan saat ia melangkah masuk, menyapa beberapa staf restoran dengan anggukan singkat. Ia melihat Sasya, dan sebuah senyum tipis, nyaris tak terlihat, tersungging di bibirnya."Sasya," sapa Yudha, suaranya dalam dan terkontrol, tanpa emosi berlebihan. Ia mengambil duduk di seberang Sasya. "Jarang sekali
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments