CINTA PERTAMA SI GADIS ES

CINTA PERTAMA SI GADIS ES

last updateLast Updated : 2025-06-11
By:  Harrymraz Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
37Chapters
17views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

di Balik Gemerlap BSD Sasya Maharani adalah prototipe kesempurnaan di SMA Puncak BSD, sebuah institusi elite di jantung kota metropolitan. Dikenal sebagai "Si Gadis Es" karena fokusnya yang mutlak pada akademik dan masa depan cemerlang, hidup Sasya terencana rapi dan tanpa emosi yang mengganggu. Namun, ketenangan hidupnya terusik saat ia dipertemukan dengan Ardi Sanjaya, murid pindahan yang misterius dan dikelilingi rumor perkelahian di sudut-sudut BSD. Ardi, dengan tatapan liarnya dan kepolosan seorang anak, langsung mengklaim Sasya sebagai teman pertamanya, bahkan menyatakan cinta dengan lugas di tengah taman kota. Pertemuan tak terduga ini menarik Sasya ke dalam lingkaran pertemanan Ardi yang eksentrik, termasuk Nisa Adelia, si pecandu media sosial yang haus perhatian, dan Rizky Pratama (Kiki), atlet basket yang tenang. Di tengah hiruk pikuk BSD yang serba modern, Sasya mulai melihat sisi lain Ardi: kepolosan di balik citra berandal, kecerdasan tersembunyi yang mengancam posisinya sebagai murid teladan, dan hati yang rentan akibat masa lalu keluarganya yang kompleks, terutama hubungannya dengan sang kakak, Yudha Sanjaya. Seiring waktu, perasaan Sasya terhadap Ardi mulai tumbuh, memporak-porandakan logika dan rencana masa depannya. Di saat yang sama, Kenan Wijaya, putra konglomerat BSD yang karismatik, muncul dan terang-terangan menunjukkan ketertarikan pada Sasya, menciptakan persaingan sengit dengan Ardi. Sasya harus bergulat dengan perasaannya sendiri, memahami arti persahabatan, cinta, dan bagaimana menyeimbangkan ambisi akademisnya dengan gejolak hatinya. Novel ini akan mengikuti perjalanan Sasya dan Ardi—si kulkas berjalan dan si berandal—dalam menavigasi kompleksitas masa remaja, tekanan akademis, dan dinamika hubungan. Dari momen-momen kocak di foodcourt mal hingga percakapan serius di rooftop gedung-gedung tinggi BSD, mereka akan belajar untuk saling percaya, berkomunikasi, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. Pada akhirnya, di tengah gemerlap dan kesibukan BSD City mereka akan menemukan bahwa cinta sejati seringkali hadir dalam bentuk yang paling tak terduga, mengubah peta kehidupan mereka dan membuka lembaran baru.

View More

Chapter 1

Si Jenius Analitis dan Berandal dari Pinggiran

Sasya Maharani, nama itu melekat padanya seperti embun beku di pagi hari. Di SMA Puncak BSD, sebuah institusi megah dengan arsitektur modern yang menjulang, Sasya adalah prototipe siswa sempurna: seragam selalu rapi tanpa cela, langkah tegap penuh tujuan, dan tatapan mata yang hanya tertuju pada satu titik—masa depan. Masa depan yang terangkai dari nilai-nilai sempurna, target universitas ternama, dan jalur karier yang mulus. Ia seperti program komputer yang di-optimalkan, efisien dan tanpa emosi yang mengganggu. Kawan-kawan (jika ia punya banyak) menjulukinya "Si Gadis Es" atau "Kulkas Berjalan," julukan yang ia terima tanpa berkedip, malah menganggapnya pujian atas fokusnya yang tak tergoyahkan.

Setiap pagi, rutinitasnya adalah presisi. Bangun pukul 05.00, jogging singkat di sekitar kluster perumahannya yang asri di Foresta, sarapan oatmeal protein, lalu berangkat ke sekolah. Bukan dengan layanan ride-hailing atau diantar supir, tapi berjalan kaki. Ia menghitung langkah, mengamati ruko-ruko bisnis yang baru dibangun di sepanjang jalan, memetakan setiap detail yang bisa memberinya keunggulan, sekecil apa pun. Di dalam kelas, ia adalah mesin penjawab soal. Di perpustakaan sekolah yang didesain minimalis futuristik, ia bisa menghabiskan berjam-jam, tenggelam dalam buku fisika atau simulasi ujian. Baginya, interaksi sosial hanyalah noise yang mengganggu sinyal kemajuannya.

Namun, ketenangan Sasya yang terencana itu koyak pada suatu siang yang cerah, ironisnya, oleh perintah dari guru wali kelas. "Sasya," Bu Siska, guru sejarah yang selalu tampak lelah, menghela napas. "Tolong antarkan materi pelajaran ke Ardi Sanjaya. Dia murid pindahan, sudah absen hampir seminggu."

Sasya mengerutkan kening. Ardi Sanjaya. Nama itu sudah jadi bisik-bisik paling panas di koridor sekolah selama beberapa hari terakhir. Cerita tentangnya melaju lebih cepat dari fiber optic di BSD. Ada yang bilang ia anak konglomerat yang dikeluarkan dari sekolah elit di Jakarta, ada yang bilang ia terlibat perkelahian brutal di pusat kuliner The Breeze hingga memecahkan meja kaca, bahkan ada yang bersumpah melihatnya berkelahi sendirian melawan tiga orang di area skatepark dekat Green Office Park dan berakhir dengan luka parah. Kabar itu sungguh bertolak belakang dengan citra SMA Puncak BSD yang mengutamakan kedisiplinan dan prestasi akademik.

"Apa dia tidak bisa mengambilnya sendiri?" tanya Sasya, suaranya datar. Waktu untuk mengantarkan materi ini adalah waktu berharga yang bisa ia gunakan untuk mengulas ulang materi kalkulus.

Bu Siska hanya menatapnya dengan pandangan pasrah. "Dia bersembunyi. Dia pikir semua orang membencinya. Cobalah berinteraksi, Sasya. Mungkin kau bisa membantunya."

Sasya mendengus dalam hati. Membantu? Ia bahkan tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. Dengan map berisi materi di tangan, ia melangkah menyusuri lorong-lorong sekolah yang hening. Ia mencoba kelasnya, lab sains, dan bahkan kantin yang kosong. Sampai akhirnya, insting aneh membimbingnya ke atap sekolah.

Pintu atap yang berkarat terbuka dengan decitan pelan, memperlihatkan pemandangan gedung-gedung perkantoran dan apartemen modern di kejauhan, kontras dengan langit biru cerah. Dan di sana, di balik tangki air, meringkuk sesosok tubuh. Rambutnya hitam legam, tampak kusut. Seragamnya lusuh, tidak rapi seperti seragam siswa lain. Ia memeluk lututnya, menyembunyikan wajahnya di antara lengan. Sebuah aura liar terpancar darinya, anehnya menyatu dengan lingkungan BSD yang teratur.

"Ardi Sanjaya?" panggil Sasya, suaranya tetap tanpa emosi, tapi ada sedikit rasa ingin tahu yang tak biasa dalam dirinya.

Sosok itu tersentak. Kepalanya terangkat. Sepasang mata gelap yang tajam menatap Sasya dengan sorot seperti binatang yang terpojok—ketakutan, curiga, namun juga sedikit rasa ingin tahu. Wajahnya dipenuhi goresan dan memar yang belum sepenuhnya sembuh, memperkuat rumor tentang perkelahian. Ini pasti Ardi Sanjaya, si berandal.

"Aku Sasya," lanjut Sasya, tak mau membuang waktu. Ia meletakkan map di lantai, menjaga jarak yang aman. "Ini materi pelajaran. Aku sudah menyusunnya berdasarkan bab."

Ardi tidak bergerak. Ia hanya menatap Sasya, seperti meneliti setiap detail dari gadis di hadapannya. Tiba-tiba, ia berdiri. Tinggi badannya jauh di atas Sasya, bayangannya menaungi Sasya. Ada senyum tipis yang muncul di bibirnya, senyum yang aneh, seperti anak kecil yang baru menemukan mainan baru.

"Kau datang menemuiku..." bisiknya, suaranya dalam dan sedikit serak. Ia melangkah mendekat. "Kau pasti menyukaiku, ya?"

Sasya terkejut. Logikanya gagal memproses kalimat itu. Suka? Ia bahkan tidak mengenalnya! "Apa maksudmu? Aku hanya menjalankan tugasku sebagai ketua kelas."

Ardi mengabaikan penjelasan itu. Ia semakin dekat, tatapannya lekat, dan Sasya bisa mencium bau cologne maskulin yang bercampur dengan aroma tanah dan sesuatu yang samar seperti...ayam? Ia melihat seekor ayam jantan kecil yang bersembunyi di balik Ardi, menatap Sasya dengan mata bulat. Ini benar-benar aneh.

"Semua orang lari dariku," kata Ardi, senyumnya melebar. "Tapi kau, kau datang menemuiku. Kau yang pertama. Kau temanku!"

Dengan gerakan yang terlalu cepat untuk Sasya proses, Ardi meraih pergelangan tangannya. Jemarinya dingin, namun cengkeramannya kuat. "Mulai sekarang, kita teman! Kau teman pertamaku!"

Sasya terpaku. Ia tak pernah merasakan sentuhan seaneh ini, seintens ini. Pikirannya kosong. Semua program logisnya mendadak corrupt. Di atas atap gedung sekolah yang serba modern, dengan pemandangan kota BSD yang teratur membentang di bawah, kehidupan Sasya Maharani yang terencana rapi baru saja bertabrakan dengan sebuah anomali tak terduga bernama Ardi Sanjaya. Dan ia, si Gadis Es, baru saja merasakan percikan kehangatan yang asing. Sebuah percikan yang akan mengubah seluruh peta kehidupannya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
37 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status