Dendam Pewaris Yang Terpendam

Dendam Pewaris Yang Terpendam

By:  Amelina_ws  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 ratings
118Chapters
6.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Kamu itu harusnya sadar diri, Dasar Pria Termiskin Sekampung! Mimpimu ketinggian bisa menikahi anakku!" Nestapa, kisah cinta sang pria miskin bernama Diki begitu rumit hanya karena masalah duit. Keluarga kekasihnya membenci Diki akan hal itu. Bertahun-tahun Diki berjuang mengangkat kondisi kemiskinannya di desa itu, tapi hasilnya nol besar. Akhirnya Diki pun memutuskan untuk pergi ke kota guna mengubah nasibnya. Dicaci maki, dihina, tidak dihargai bak sampah sudah biasa Diki terima di desa. Keputusannya pergi ke kota memang sangat tepat. Perjalanan untuk menggapai impian bisa menikahi Mahira dan membuktikan bahwa hidupnya bisa berubah lebih baik pun dimulai! Berhasilkah Diki merubah hidupnya menjadi lebih baik? Bagaimana perjuangan Diki jungkir balik untuk mencapai tujuannya? Berhasil kah Diki mempersunting Mahira kekasihnya? Kejutan apa yang Diki bawa, saat pulang dari kota? Yuk ikuti kisah Diki selanjutnya ....

View More
Dendam Pewaris Yang Terpendam Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Wiwin Setiani
semangat nulisnya Kak Thor. suka sama tokoh si Diki ini (◍•ᴗ•◍)...
2023-03-18 21:38:57
3
user avatar
Cinta Dewi
ketegangannya begitu terasa. setiap bab bikin aku penasaran. semangat terus ya ka thor
2023-02-24 19:05:33
4
user avatar
nor 9675
semangat menulis othor,semoga seksus selalu
2023-06-27 16:27:25
1
118 Chapters
01. Dipukuli
"Kamu! Berani-beraninya kamu dekati anak saya," teriak Ayah Mahira. Ayah Mahira datang dengan penuh amarah dan kekesalan karena mendapatkan kabar kalau anaknya telah dekat dengan pria yang berada di hadapannya ini.Diki yang saat ini sedang mencangkul di sebuah perkebunan, dikagetkan dengan kedatangan Ayah Mahira yang begitu datang langsung meneriaki dirinya.Diki langsung menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Ayah Mahira."Maaf Pak, maksud Bapak apa ya?" jawab Diki berusaha untuk pura-pura tidak mengerti.Diki berusaha memasang wajah tenang padahal hatinya sangat ketar-ketir takut kalau sampai ayahnya Mahira mengetahui kedekatannya dengan anaknya."Ahkk jangan kurang ajar kamu," ucap Ayah Mahira lalu menyuruh anak buahnya menghajar Diki."Kasih pelajaran dia." titah Ayah Mahira kepada anak buahnya. Tanpa pikir panjang, ayah Mahira ingin Diki dikasih pelajaran supaya kapok dan tidak lagi mendekati anaknya.Brugh … slep … gleg ….Diki pun dipukuli sampai babak belur dan sampa
Read more
02. Rasa sakit
Diki terbelalak, "Apa yang kamu katakan Mahira?" Diki terkesiap dengan apa yang wanita di hadapannya ini katakan.Apa yang diucapkan Mahira berhasil membuat Diki sangat terkejut. Mana mungkin Mahira pergi dari rumah? Ayahnya pasti akan menghancurkan dan mengejarnya sampai dapat.Diki pun meyakinkan Mahira untuk tidak melakukan itu karena itu salah dimatanya. Dan meyakinkan Mahira kalau ia akan berusaha merubah nasibnya dan berusaha lebih keras lagi agar bisa menikah dengan jalur baik. Dengan cara merubah nasibnya menjadi lebih baik."Pulanglah, dan yakinlah kalau aku akan berusaha untuk mendapatkan kamu."Mendengar apa yang Diki ucapkan Mahira pun pulang dengan kayakinan yang sudah Diki tanamkan.Berapa hari berlalu Diki pun mencoba untuk memulai kembali berkerja di tempat biasa ia bekerja. Sepulang bekerja di dalam perjalanan tiba-tiba saja ia mendengar kabar kalau kekasihnya akan dijodohkan dan menikah dengan seseorang yang terpandang. Hati Diki hancur mendengar kabar itu. Ia pun
Read more
03. Melatih diri
"Hahaha, kalau begini tidak akan ada yang bisa selamatkan Lo, Diki," ucap rekan Diki tersenyum puas setelah melempar tubuh Diki ke dalam derasnya arus sungai yang mengalir.Ternyata mereka berdua benar-benar telah menghabisi Diki dan membuangnya ke sungai agar tidak akan ada jejak kalau Diki telah dihabisi oleh mereka.Padahal sepandai apapun mereka menyembunyikan kejahatan pasti suatu saat akan terungkap juga. Tapi untuk saat ini mereka tidak memikirkan itu, yang terpenting untuk mereka sekarang adalah kepuasan atas meninggalnya Diki. Rekan Diki pun meninggalkan sungai itu."Eh, A Putra dan A Dadang habis dari mana?" tanya kekasih Diki kepada rekan kerja Diki yang tidak sengaja bertemu dengan mereka di jalan. Rekan kerja Diki tiba-tiba saja gugup saat hendak menjawab karena mereka baru saja berbuat kejahatan."Eh, Aku, kami," jawab mereka sambil saling pandang dan terlihat kebingungan hendak menjawab apa.Kekasih Diki menatap aneh akan tingkah mereka yang tidak terlihat seperti biasa
Read more
04. Pergilah
Diki pingsan dan tergeletak di tanah. Kakek yang telah melatih Diki pun akhirnya menghampiri tubuh Diki dan hendak membawanya masuk ke dalam rumah dengan santai. Sedangkan istrinya memarahi suaminya karena telah keras melatih pemuda yang baru sembuh itu.Kakek tua itu menghadapi amarah istrinya dengan santai, karena jika sudah seperti ini berarti latihannya telah berhasil.Satu jam berlalu. Diki tersadar dan merasakan kalau kakinya sedang diolesi oleh benda yang dingin. Diki pun membuka matanya dan melihat kalau kakinya sedang diolesi oleh ramuan hijau."Syukurlah kamu sudah sadar," ucap nenek tua itu. Diki tersenyum lalu menoleh ke arah Ki Ageng. "Kamu telah berlatih dengan sungguh-sungguh. Dan sekarang kamu sudah menjadi orang hebat karena sudah bisa tahan banting. Kamu selalu mempelajari apa yang Aki ajarkan kepada kamu dengan patuh. Perjuangan kamu tidak akan sia-sia," terang kakek tua itu.Kakek tua itu mengatakan kalau Diki sudah berhasil menjadi pria kuat yang mempunyai ilmu
Read more
05. Kejadian di jalan
Apa yang dikatakan oleh saudaranya Diki membuat Diki terheran-heran. Tapi akhirnya Diki pun menuruti apa yang telah diperintahkan oleh saudaranya ini. Karena memang dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi dan ingin mengetahui tentang jati dirinya yang sepenuhnya."Baiklah, Bi. Kalau memang aku harus pergi dulu untuk tahu apa yang sebenarnya tentang diriku. Maka aku akan pergi!" Diki mengatakan itu dengan penuh pertanyaan besar. Sedangkan wanita paruh baya itu langsung pergi ke kamar dan menangisi Diki yang akan meninggalkan dirinya.Keesokan harinya Diki pun berkemas dan bersiap untuk pergi.Diki mengenakan jaket serta celana jeans yang jarang ia pakai. Sehari-hari biasanya Diki memakai pakaian kaos yang lusuh dan celana biasa yang warnanya sudah kusam.Diki hanya mempunyai satu baju yang lumayan masih bagus dan itulah yang di pakainya.Sambil memasukan pakaiannya ke dalam tas ransel Diki pun melamun. Diki melamunkan bagaimana dirinya akan pergi dengan hanya membawa ua
Read more
06. Menghindar
Diki yang melihat kejahatan di hadapannya tidak bisa diam dan ia ingin menolong pria paruh baya yang sedang di todong oleh senjata itu. Brug!!! Diki melompat dan menendang punggung salah satu penjahat yang menodongkan senjata di leher pria paruh baya itu lalu kembali ke posisinya dengan kuda-kuda yang terpasang dan tangan yang dikepalkan, siaga untuk menahan serangan.Ketiga penjahat dengan pakaian jas hitam itu pun menoleh dengan garang ke arah Diki dan menggeram kesal."Sialan bocah ingusan!" geram salah satu penjahat yang tidak terkena serangan Diki. Ia kesal melihat temannya yang diserang mendadak.Sedangkan yang terkena serangan itu masih tengkurap di tanah lalu mencoba untuk beranjak bangun.Mereka semua menatap Diki dengan garang.Sedangkan pria paruh baya itu terkejut karena ada pria muda yang mau membantunya dan membuat nyawanya terancam.Para penjahat itu langsung menyerang Diki dengan tendangan, tonjokan dan pukulan maut mereka tapi Diki berhasil menangkis semua serangan
Read more
07. Begitu sulit
Diki bingung harus bayar pakai apa karena di dalam tas dan sakunya, ternyata tidak ada uang sepeserpun karena telah hilang."Kalau gak punya duit gak usah makan! Alasan aja hilang." pedagang bakso itu terlihat meneriaki Diki karena tidak percaya kalau Diki memang telah kehilangan uangnya."Tapi uang saya hilang! Bukan alasan," sahut Diki sambil memikirkan sesuatu.Diki bingung hendak berbuat apa untuk membayar makanannya."Kalau boleh saya akan cuci mangkok buat bayar makanan yang saya makan. Boleh kan Mang?" tanya Diki.Diki tidak ada pilihan lain selain mencuci mangkok pedagang itu untuk membayar makanannya."Ya Sudah, daripada tidak dibayar!Pedagang itu pun membolehkan Diki untuk membayarnya dengan cara membersihkan mangkoknya.***Diki saat ini sedang menelusuri tempat yang telah ia lalui. Ia ingin mencari uangnya yang telah hilang itu dan berharap kalau uang itu masih ada dan belum dipungut oleh siapapun."Duh dimana ya uang itu? Kalau aku gak punya uang, bagaimana nanti?" Diki
Read more
08. Dapat teman
Diki mendengar sosok wanita paruh baya yang menangis kepada satpam dan satpam terlihat terkejut karena mendengar kalau pak Harianto belum pulang-pulang.Diki pun menyimpan makanannya lalu menghampiri mereka."Yasudah Ibu tenang saja, mungkin bapak pulang terlambat hari ini," terang Pak satpam berbicara kepada ibu paruh baya itu."Tapi tolong terus awasi kawasan ini ya, Pak. Saya takut terjadi apa-apa sama suami saya soalnya dia tidak bisa dihubungi. Ditambah saya pernah melihat orang yang mencurigakan mengintai rumah kami, bukannya area sini sudah dijaga dengan ketat? Tapi kenapa masih ada orang asing yang bisa masuk ke dalam dan mengintai rumah?" tanya wanita paruh baya itu terhadap pak satpam."Wah, padahal saya terus berjaga disini. Dan kami selalu bergantian mengawasi, apakah mungkin mereka menaiki dinding pembatas lewat belakang? Tapi kan dinding itu sangat tinggi?" Pak satpam terlihat sedang berpikir.Diki pun melihat wanita paruh baya itu yang melangkah untuk masuk."Bu, Ibu tu
Read more
09. Dapat kesempatan
Pertanyaan itu membuat Bella dan Diki terkesiap.Lalu, mereka pun beranjak berdiri."Ibu, pria ini ingin bertemu dengan bapak!" terang Bella.Istri dari pak Harianto itu berdecak, "Kan kamu tahu sendiri kalau bapak tidak ada? Dan entah dimana ia sekarang. Jadi, lebih baik kamu suruh dia pulang!" suruh istri dari Pak Harianto. Wanita paruh baya itu sedang lelah dan banyak pikiran karena mencemaskan suaminya."Ibu, tunggu sebentar." tahan Diki yang melihat istri dari pak Harianto hendak pergi."Saya tahu kalau Pak Harianto itu masih belum pulang juga. Tapi, setidaknya berikan saya sesuatu untuk bisa membantu mencarinya." terang Diki berniat untuk mencari Pak Harianto yang menghilang itu.Istri dari pak Harianto berdecak, "Kamu bisa apa? Polisi saja yang ahli masih belum bisa menemukannya. Apalagi kamu pria biasa!" hina istri dari Pak Harianto.Diki sadar diri lalu menunduk tapi ia akan berjuang. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya yang hanya harus menunggu. Lebih baik ia berusaha untu
Read more
10. Perubahan Diki
"CK, dasar pria miskin!" hina Alvin tersenyum mencemooh.Bella tidak terima kalau Diki dihina seperti itu. Ya walaupun Diki baru ia kenal tapi ada sedikit rasa tertarik dan penasaran karena Diki orang misterius baginya."Alvin, kamu jangan hina Diki seperti itu dong. " Bella melarang Alvin untuk menghina Diki."Yaudah gapapa, aku memang orang miskin, Kok." sambung Diki merendah. Diki pun mengambil tas ranselnya berniat untuk mencari pakaian lain, walaupun ia bingung karena tidak ada lagi pakaian yang layak.Tiba-tiba saja Bella merebut tasnya, "Sudahlah Diki, kalau memang tidak ada baju lain kita beli saja yang baru, biar Alvin yang bayar, yah." Bella menatap Alvin berharap kalau Alvin setuju."Kenapa harus aku, Bell?" tanya Alvin tidak mengerti dan tidak mau."Ya terus mau aku? Ya aku gapapa sih karena sanggup, tapi kamu masa gak malu dikalahkan oleh wanita cuma masalah duit. Katanya kamu milyuner?" sindir Bella lalu melihat ke dalam tas ranselnya Diki."Hmm, iya, iya, biar aku deh
Read more
DMCA.com Protection Status