7 TAHUN KEMUDIAN....
Raline yang terlihat elegan mengenakan blazer hitam dan memakai sepatu high heels berwarna merah dengan tinggi 5 cm baru menjabat sebagai direktur di perusahaan elektronik terbesar yang dimiliki oleh ayahnya. Walaupun usia nya masih tergolong sangat muda, 25 tahun. Dia tampak sedang memimpin rapat pemegang saham yang rutin dilakukan setiap tahun dan juga sekaligus hadir untuk peresmian dirinya sebagai direktur utama di perusahaan pada hari ini.
Sosok raline yang pintar dan juga tegas dalam memimpin perusahaan membuat para karyawannya sangat menghormati dan segan terhadapnya. Setelah semua prestasi yang ia hasilkan diperusahaan cabang di singapura yang mampu membuat perubahan yang sangat besar. Bahkan, perusahaan mengalami peningkatan dalam segi keuntungan dan mengukuhkan perusahaan milik ayahnya menjadi perusahaan Elektronik terbesar nomor satu di Asia. Sang ayah akhirnya memberikan keputusan untuk mengalihkan kepemimpinannya kepada anak perempuannya satu-satunya ini.
**********
Ayah Raline yang sudah menetap di Amerika selama tiga tahun,akhirnya besok akan kembali ke indonesia. Raline yang sangat dekat dengan ayahnya sibuk menyiapkan pesta penyambutan yang akan diadakan setelah ayahnya sampai besok malam.
Beberapa pelayan dirumah sedang sibuk membantu Raline yang turun tangan sendiri demi memberikan yang terbaik untuk ayahnya.
"Non,ini diletakkan dimana?" tanya wanita yang berusia sekitar 40 Tahun dengan tubuh bongsor nya ini. "Coba diletakkan disini" jawab Raline.
Raline memiliki kepribadian yang terkenal sangat baik dan juga tidak manja. Semua orang yang bekerja dengannya sangat nyaman berada didekatnya. Begitupun para pelayan ini yang sudah bertahun-tahun bekerja di rumah besar dengan luas lahan lebih dari 1 hektar ini.
Kesibukkan Raline bertambah,ketika dia baru teringat bahwa bunga tulip yang disukai oleh mendiangan ibu kandungnya belum juga di antar. "Pak Anton,coba di hubungi Florist nya" ucap raline kepada Assisten pribadinya yang sudah bekerja selama 10 tahun dengan keluarganya.
Pak Anton sendiri dulu nya adalah Assisten pribadi ayah Raline, tetapi karena Raline sudah berada di luar negeri sejak ia lulus SMA,maka Pak Anton ditugaskan untuk menemani Raline sejak saat itu.
"Non,bunga nya segera sampai" ucap Pak Anton memberitahu sesaat setelah menghubungi Florist tempat Raline memesan bunga.
"Setelah ini temani saya ke swalayan" ucap Raline seraya sedang memasang gorden di kamar ayahnya.
*
Pukul 16.30
Swalayan yang berada tidak jauh dari kediamannya,membuatnya tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba disana. Tampak suasana ramai di swalayan yang sering ia kunjungi ini,karena hari ini adalah hari minggu.
Raline sedang bersama Pak Anton sibuk memiliih beberapa bahan makan untuk dibuat esok hari. Ia ingin semua bahan makanan ia pilih sendiri dan semuanya harus masih segar,dan nantinya ia akan memasak beberapa hidangan untuk sang ayah tercinta.
Perlahan Troli yang di bawa oleh Pak Anton mengikuti langkah kaki Raline berjalan perlahan untuk memilah berbagai bahan makanan. Sekarang langkah kaki Raline terhenti dan berada di tempat khusus sayuran-sayuran segar. Dengan teliti Raline memilah beberapa sayuran,agar sayuran yang ia pilih adalah Sayuran dengan kualitas terbaik.
Tiba-tiba seorang lelaki dari belakang memanggil namanya. Raline yang sibuk memilih bahan makanan tidak mendengar suara laki-laki tersebut. Tubuhnya bereaksi terkejut sesaat tangan yang cukup besar menepak dengan lembut pundaknya.
"Tristan?" gumam Raline sesaat melihat lelaki yang sedari tadi memannggilnya adalah Tristan lelaki yang pernah ia sukai beberapa tahun lalu.
Reaksi kecanggungan Raline terlihat jelas. Dia sudah tidak menyukai Tristan lagi,tetapi sangat lah canggung melihat sikap Tristan yang tidak pernah memperdulikan dirinya dulu,tiba-tiba menyapanya lebih dulu
Tristan tampak memegang troli yang berisi berbagai keperluan sehari-hari di dalamnya, Raline yang tadinya canggung mengatur emosinya agar tidak terlalu jelas terlihat.
"Apakabar?" tanya Tristan
"Baik" Jawab Raline.
Sedangkan Pak Anton tampak mengawasi lelaki ini agar tidak berbuat sembarangan dengan majikannya. "Pak, ini teman lama saya" ucap Raline memperkenalkan Tristan.
Penampilan Tristan tampak terlihat lebih dewasa dengan model rambut dan pakaiannya yang tidak lagi sama seperti sewaktu SMA dulu. Wajar saja ini sudah tujuh tahun berlalu dan jika di hitung mereka berdua hampir berusia 25 tahun.
Raline tidak terlalu nyaman berada di dekat Tristan yang sudah lebih dari 7 tahun tidak pernah ia temui,ditambah dengan sikap kasar Tristan yang selalu mengacuhkan dirinya dulu.
"Baiklah aku pamit Dulu" ucap Raline yang segera diikuti Pak Anton dari belakang.
Tristan memperhatikan wanita cantik berkulit putih dengan rambut hitam digerai tersebut berjalan perlahan menjauh dari pandangannya.
*
Di dalam mobil..
"La,aku tadi bertemu Tristan" ucap Raline melalui sambungan Telpon dengan lala.
Lala sekarang berada di belanda untuk menyelesaikan pendidikan Magister nya,tetapi dia akan pulang minggu depan setelah perayaan wisuda di kampusnya.
"Jadikan Minggu depan pulang?" tanya Raline.
"Jadi dong,sudah dua tahun di negara orang tidak senyaman di negara sendiri" jawab Lala antusias.
"Jadi reaksi Tristan seperti apa?" tanya lala yang masih penasaran dengan ucapan Raline di awal pembicaraan mereka.
"Ramah dan juga baik,tidak sama seperti dulu" jawab Raline.
*
Rumah kediama keluarga Darmawan,Pukul.18.00
Dua pelayan sudah siap di depan pintu untuk menyambut Raline yang membeli banyak bahan makanan bersama Pak Anton. Kedua wanita berusia diatas 40 tahun ini,mengambil satu persatu barang bawaan Raline yang terletak dibagasi mobil hitam RANGE ROVER nya.
"Tolong di simpan di lemari pendingin ya bu"Ucap Raline.
Raline selalu dengan sopan memanggil pelayan di rumah yang kebanyakan lebih tua dari nya dengan panggilan ibu atau bapak.
*
Kamar besar dengan jendela yang langsung menghadap ke taman bunga yang ada di halaman belakang rumahnya merupakan kamar Raline.
Dia memasukkinya dan membaringkan tubuhnya yang sudah terasa lelah selama hampir setengah hari mempersiapkan kedatangan sang ayah. Gaun merah muda Panjang yang simpel masih melekat di tubuh indahnya,Raline cukup malas untuk mengganti pakaiannya dengan yang ada di lemari jati besar nya itu.
Sesaat sebelum ia memejamkan mata untuk beristirahat,ada panggilan masuk dari manager umum di perusahaan melaporkan beberapa kemajuan proyek yang akan di laksanakan mulai semester depan.
"Baiklah ,harus diperiksa dengan detail saya tidak mau ada kesalahan" jawab Raline yang masih terbaring di ranjang berukur king di kamarnya ini.
*
Mata yang sudah hampir 3 jam tertutup,terbangun disaat langit sudah mulai gelap. Gorden kamar Raline berwarn putih tampak tertiup angin yang masuk melalui jendela kamar yang tidak ia tutup tadi.
Ayah memanggil..
Ponsel berwarna merah maroon tipe terbaru ini berada di atas kasur. Raline yang baru selesai mandi mengambil Ponsel nya tersebut dan menjawab panggilan.
"Halo sweety"ucap Ayah.
"Halo,yah?" jawab Raline.
"Besok jadikan pulang?" tanya Raline.
"Of course sweety" jawab ayahnya yang terdengar meyakinkan Raline.
*
*
Pukul 08.30
Suasana di pagi hari tampak sibuk,semua pelayan membantu Raline yang sekarang berada di dapur untuk memasak.
Dengan celemek merahnya,Raline tampak serius memotong satu persatu sayur yang sudah di cuci oleh pelayannya. Hari ini dia dan koki pribadinya akan memasak makanan kesukaan sang ayah dan beberapa makanan pendamping lainnya.
Meja panjang terukir dari kayu jati dengan kursi yang tersusun disamping kiri kanan nya sudah dipenuhi berbagai jenis hidangan yang tentu nya menggugah selera.
*
*Kamar Raline,Lantai dua,Pukul 19.00
Raline sudah berada di kamarnya dan memakai gaun terbaik untuk menyambut ayahnya, karena bukan hanya ayahnya saja yang akan datang tetapi ada beberapa kolega nya datang untuk menyambut pemilik DM coorporation itu.
*
Raline sudah tampak cantik dengan Gaun berwarna Hitam,menunggu dengan tidak sabar sopir yang sudah menjemput ayahnya sedari 30 menit yang lalu.
Pintu gerbang otomatis terbuka..
Satu mobil sedan tipe A class memasuki halaman rumah besar ini untuk menuju pintu masuk yang berada di depan. di dalam mobil sang ayah sudah bersama sopir pribadi dan seorang wanita yang belum diketahui oleh Raline.
Wajah Raline tampak sumringan bersama beberapa Kolega sang ayah yang sekarang sedang berdiri menyambut pemimpin mereka yang sudah tiga tahun berada di luar negeri.
Sopir segera turun dan membuka pintu mobil..
Raut wajah Raline yang awalnya sumringah,sontak berubah masam seketika ia melihat wanita yang bersama dengan Ayahnya..
"KANAYA?" celetuknya....
Hi, Terimakasih untuk para pembaca My Enemy My Husband,yang sudah mengikuti kisah cinta manis antara Raline dan juga Tristan. Terimakasih juga atas Support nya dengan memberikan bintang dan juga memberikan Review yang membuat saya semakin bersemangat untuk menyelesaikan novel pertama saya di GoodNovel.Semoga cerita ini bisa memberikan inspirasi dan membuat kalian menghargai akan keberadaan orang-orang terkasih yang selalu berada bersama kalian, selalu mencintai, dan memberikan yang terbaik untuk kalian.Jangan lupa katakan cinta untuk keluarga, pasangan, dan teman-teman kalian.Jika ada pertanyaan, atau hal lain, kalian bisa kirim melalui komentar.Stay terus untuk menunggu novel kedua saya di GoodNovel ^_^Thank you so much,...Nellamuni
Ballroom Hotel, Pukul 11.00.Baru saja prosesi ijab qabul dilaksanakan, Lala dan juga suami nya Roy tengah mengambil gambar dengan buku nikah yang ada di tangan mereka. Mereka saling merangkul dan memeluk dengan mesra hingga membuat Raline terus tersenyum bahagia melihat kedua sahabatnya itu akhirnya di persatukan dalam ikatan pernikahan.Tristan yang berada disamping sang istri,terus menemani dan menggenggam tangan Raline, yang sudah sibuk sejak tadi pagi hingga menjelang siang ini mengurusi setiap persiapan,karena ia tidak mau pernikahan sahabatnya terjadi satu saja kesalahan."Sayang,duduk dulu" Ucap Tristan yang terus menemani Raline berdiri.Mereka lalu duduk di kursi tamu, Tristan dengan cepat berjongkok dan melepaskan sepatu Raline dengan tinggi 3 cm ini."Sudah aku katakan, jangan pakai High heels. lihat kaki kamu jadi bengkak" Gerutu Tristan."Cuma 3 cm sayang" Jawab Raline"Ya tapi kamu yang susah" Gerutu Tristan sembari mem
Di dalam kamar Apartemen, Pukul 20.30.Raline yang sedang bersender di kasur, sedang memegangi ponselnya. Ia sedang merekam video saat Tristan yang tengah memijat telapak kaki nya.“Tristan Handoko, menurut anda siapa wanita paling cantik di dunia?” Tanya Raline dengan terus memegangi ponsel merah nya ini.Tristan terkekeh, ia ambil minyak zaitun di dalam botol yang terletak diatas nakas lalu ia tuangkan di tangannya. Kemudian ia pijatkan dengan lembut di telapak kaki sang istri.“Ehmm,nama nya Raline Putri Darmawan” Jawab Tristan.Raline mencicit senang, ia lalu mendekatkan ponselnya ke wajah sang suami, lalu ia perlihatkan Tristan yang tampak menggemaskan dengan piyama pasangan yang ia beli tadi sore bersama dengan Lala.Raline lalu membalik ponselnya,lalu ia rekam dirinya sendiri.“Ini dia Raline Putri Darmawan” Ucapnya sembari tersenyum malu.Ia rekam kembali suaminya yang sedang memijat
Di dalam Butik Gaun Pengantin,Pukul 13.30. Raline sudah tampak bosan duduk di sofa hitam,tepat di depan ruang ganti calon mempelai perempuan. Ia tidak henti nya menguap, menunggu Lala yang sejak tadi terlalu banyak protes mengenai gaun nya yang kekecilan. Tidak berapa lama,Lala keluar kembali dengan gaun putih yang sudah diperbaiki. Gaun putih berlengan panjang, dengan Garis leher yang memperlihatkan pundak nya. Sahabatnya itu yang sudah cantik, Semakin mempesona dengan gaun pernikahan dengan bahan terbaik yang ditaburi batu swarovski yang sudah di rancang sejak dari empat bulan lalu ini. Dengan mengacungkan ponsel nya,Raline memeperlihatkan Kecantikan Lala melalui panggilan video ini untuk Roy yang sekarang sedang berada di Amerika. Calon suami Lala itu, sedang melakukan perjalanan bisnis sekaligus akan menjemput Nenek nya untuk menghadiri pesta pernikahan mereka yang akan diadakan dua minggu lagi. "Cantik sekali,pengantin ku" Gumam Roy.
"Raline aku akan membunuh mu !!"Pekik Kanaya.Nafas Raline terasa sesak, hampir saja wanita itu mencengkeram lehernya. Beruntung sang suami, bersama dengan Pengawal pribadi mereka terus menjaganya.Teriakan Kanaya tidak terkendali, entah apa yang membuat ia berpikir kalau semua ini adalah salah Raline. Hingga kedua petugas polisi wanita itu,harus mengamankan Kanaya kembali ke dalam mobil."Kamu tidak apa-apa,sayang?"Tanya Tristan.Raline mengangguk,ia hanya terkejut dengan serangan mendadak dari Kanaya.Tidak lama kemudian Tante Debby dan Om Reinald keluar dari rumah ini. Tante Debby langsung memeluk Raline,sedangkan Om Reinald mendekati Tristan untuk mengetahui tentang apa yang sudah terjadi. Tristan menjelaskan semuanya kepada Paman dan Tante nya ini, lalu ia meminta tolong agar Raline segera di bawah ke rumah lama mereka yang tepat berada di sebelah. karena Tristan akan mengurusi Kanaya terlebih dahulu.***Di dalam Rumah Kanaya..
Lala baru saja masuk ke ruang kerja Presiden perusahaan ini, Raline Putri Darmawan. Ia dengan senyuman khas nya mengajak Sahabat tercinta nya ini untuk segera memeriksakan kandungan nya siang hari ini.Raline yang masih memeriksa beberapa dokumen, langsung menghentikan pekerjaannya.Ia melangkahkan kaki untuk mengambil Blazer panjangnya yang tergantung di pengait pakaian yang ada di ruangan ini, lalu ia kenakan ditubuhnya."Ayo" Ucap Lala,langsung merangkul tangan sahabatnya ini.Mereka berjalan menyusuri lantai 30 ini hingga berpapasan dengan Tristan yang sepertinya baru saja akan menuju ke ruang kerja Raline. Untuk kali ini Tristan akan lebih keras kepala, ia akan ikut untuk memeriksakan kandungan istrinya."La,biar aku saja" Ucap Tristan, lalu ia gantikan Lala menggenggam tangan Istrinya.Raline menatap Lala dengan tajam, dengan bahasa rahasia yang hanya diketahui oleh kedua sahabat ini mengisyaratkan bahwa Raline akan memarahinya nanti.