Memories

Memories

By:  Sherra Misaki  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
9.7
3 ratings
63Chapters
3.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aku hanya mencoba mengikuti orangtuaku dan segala aturannya yang membuatku bisa hidup damai sampai 13 tahun ini. Hingga akhirnya kau bertemu dengan seseorang, membuka semua hal yang tak pernah kudapatkan. Pertemanan, status sosial, dan cinta. Tiba tiba aku mengingat anak laki-laki itu, satu-satunya yang memberiku warna dan kehangatan yang nyaman. Meski begitu, aku tidak bisa mengingat siapa bocah itu. Kapan? Dimana? Ingatanku seperti menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu?

View More
Memories Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
SHERLY ANGEL ZULIANY
Buku ini juga telah hadir di beberapa platform baca novel lainnya. Dilihat yaa...
2021-10-24 19:45:12
0
user avatar
cyllachan
Semangat nulisnya kakk!!! ...... aku yg dari grup GN. Salam kenal yaaakk hehehe
2021-10-21 20:19:23
0
user avatar
Sherra Misaki
Semangat Semangat Semangat
2021-09-06 17:30:22
0
63 Chapters
Chapter 1
Hari kedua libur akhir pekan sudah dimulai, dan sekarang akan segera berakhir. Sore ini akan sia sia jika dilewatkan dengan nonton acara kuis, seperti yang orangtuaku lakukan sejak berjam-jam yang lalu di ruang TV atau memberi laba-laba kudapan persis seperti apa yang Bill lakukan setiap harinya. Novel kesayangan sudah ditangan, begitu juga dengan limun dingin di jam 4 lebih 9 menit ini, lalu akan kubuka pintu kaca belakang rumah. Aku tidak akan mau melewatkan saat ini dengan sia sia. Tidak ada yang akan menghentikanku sekarang. Aku akan…                Saat itulah kilat menyala dan guntur bergemuruh.                Tetesan air mulai berjatuhan dari langit gelap itu.                “Ah, tidak..” keluhku sambil menatap kursi santai di bawah pohon di hala
Read more
Chapter 2
“Tidak boleh berpacaran! Apalagi masih sekolah. Lagipula, tujuan pacaran itu apa? Nantinya, malah….” dan dia akan menjabarkan secara panjang lebar akibat akibatnya, yang menurutku masuk akal. Aku tidak terlalu membenci ceramahnya itu, karena aku sendiri memang tidak berniat pacaran.                Tapi, terkadang aku agak bingung saat masuk jam pelajaran IPA. Apalagi bagian biologinya. Karena Miss. Sania bilang, mulai menyukai lawan jenis itu normal untuk remaja. Jadi aku membuat kesimpulanku sendiri. ‘Suka’, mungkin boleh, tapi tidak untuk pacaran. Dengan simpulan itu, aku tetap akan jadi remaja normal tanpa  kena semprot ayah. Haha..                Dan Bill mungkin punya prinsip lain. Aku tidak tau prinsipnya, tapi aku tau kisahnya. Bill tergolong cowok yang mudah mendapatkan perhatian para gadis si sekol
Read more
Chapter 3
Oh ya, yang jadi favoritku adalah jalur lari untuk manusia. Karena lintasannya yang melewati jalan yang paling teduh dari jalur lari yang lain. Meski lintasannya paling jauh, karena berada paling pinggir, jadi kalau di hitung, kelilingnya pasti lebih besar, yang berarti jarak tempuhnya lebih panjang dari jalur lain. Di sebelah kanan langsung berbatasan dengan pepohonan, dan itu sangat rindang. Aku pernah memberitahu ayah ada taman yang ada lintasan larinya. Maksudku supaya dia bisa keluar dari ruang kerjanya, dan mencoba untuk menurunkan berat badannya. Tapi pria itu malah kembali melempar pertanyaan padaku.                “Lalu aku harus melakukan apa?” dia berkata dari balik kacamata bacanya. “Apa ayah tidak mau berlari? Maksudku, sekedar…jalan jalan?” kataku agak ragu.  Ayahku menghembuskan nafas berat. “Aku sudah mencoba beribu-ribu kali untuk lari dari kenyataan, Sofia. Tolong biarkan aku bekerja
Read more
Chapter 4
Baiklah, sekarang bukan saatnya memikirkan orang asing. Aku harus memanfaatkan sisa sisa waktu liburku dengan baik hari ini. Aku terduduk di sofa depan televisi dan mencari remote-nya. Dan berharap ada acara bagus di TV. “Hai, Sofia. Kau pasti tidak percaya ini kan?” kata Bill tiba-tiba saat aku baru saja menekan tombol ‘ON’ remote TV. “Hai, sayang.” kata ibu. “Lihat apa yang kita dapatkan.” Sebenarnya saat dia bilang “lihat”, saat itu juga aku berniat untuk tidak melihat dan pergi. Tapi akhirnya aku melihatnya. Seekor ikan kakap merah dalam jaring —seperti jaring untuk menangkap ubur-ubur di Spongebob― yang dimasukkan kedalam plastik hitam besar. Sudah jelas, malam ini akan ada pesta ikan bakar ala resep buatan ibuku. “Kalian mendapatkannya di kali itu? Emm.. maksudku di tempat kalian biasa memancing?” tanyaku heran. Karena tidak mungkin mereka mendapatkan kakap merah disana. “Tidak. Kami menemukan tempat lain untuk memancing. Dan banyak yang memancing disana.” kata Bill a
Read more
Chapter 5
Aku melihat keseluruh penjuru. Terlihat orang orang kelas sebelah sedang asik mengobrol dengan kelompok pertemanan mereka. Sepotong percakapan mereka tak sengaja terdengar olehku, dan aku jadi mengerti mengapa mereka begitu serius dengan bahasan mereka.                Si Anak Populer.                         Dan lebih spesifiknya, mereka bicara tentang…                Jennifer Amity.                Siapa yang tak kenal dengan seorang Jennifer Amity. Bahkan seluruh angkatan, baik yang tahun ini, tahun lalu sampai alumni sekalipun. Sebenarnya tak heran sih kalau dia bisa jadi begitu terkenal. Karena itu sesuatu yang sudah sangat jelas
Read more
Chapter 6
“Hai semuanya! Nampaknya aku benar-benar tertinggal.” Sebuah suara yang terdengar dari jauh. Suara yang persis sama seperti yang kudengar kemarin. Suara yang lembut dan menyenangkan, terdapat aura semangat dan keceriaan tersirat didalamnya. Meski begitu wibawanya tetap tidak hilang. Dan sampai waktunya si misterius itu bersuara, aku baru menyadari.                Dia yang kemarin.                Hei" panggilku sambil menyenggol lengan Jessy. "Dia itu siapa?" dia menatapku agak heran. "Kau bercanda?"  "tidak, aku serius, dia itu siapa?" tiba-tiba Ellen ikut angkat suara. "Ya ampun, Sofia. Dia itu Derald. Cowok populer yang pernah jadi pacar Jennifer Amity. Putus dua bulan lalu, katanya karena beda komitmen. Dan Derald yang memutuskannya. Itu berita yang bahkan masih hangat sampai sekarang!" Terlihat wajah serius dari dua oran
Read more
Chapter 7
“Kau mau pergi kemana?” Tanya Derald padaku yang tertangkap basah hari itu, membawa tas keluar kelas pada jam pulang sekolah normal, pukul 2 siang. Aku menoleh kebelakang perlahan dan mendapati tatapan malas Derald dengan jari yang mengisyaratkan untuk kembali. Aku kembali melihat kedepan dan menghela napas. Aku benar benar lelah. Setidaknya biarkan aku kembali ke kursi santai dirumah dan membaca novelku untuk sehari saja.                “Baiklah, kau menang.” Responku pasrah. Mau tak mau, akupun kembali ke kelas.                “Baguslah jika kau mengerti, karena hingga kita siap untuk medan tempur nanti, kita tidak akan mendapat waktu luang. Persiapkan dirimu, Sofia” Kalimat kemudian diakhiri dengan senyuman manis khas miliknya itu. Sedikit memberiku semangat, tapi aku menganggapnya sebagai ejekan pada anak baru yang buta mater
Read more
Chapter 8
Aku selalu merasa takut untuk merasa bahagia, apalagi untuk cerita roman remaja. Bukan hanya karena orangtuaku yang sangat kaku. Entahlah, setiapkali aku merasa bahagia, disaat yang bersamaan aku merasa akan ada suatu bahaya atau kecelakaan besar. Dengan ‘fobia’ anehku itu aku jadi orang yang sangat waspada. Posisi, keadaan, ataupun orang lain, aku seakan tidak bisa mempercayai mereka jauh dari lubuk instingku yang paling dalam. Tapi aku harus tetap memakai topeng ini untuk bisa menjalani kehidupan normal. Dan parahnya terkadang hormone hormone remaja ini terlalu sulit untuk dikendalikan. Aku bahkan sering merasa tidak mengerti diriku sendiri. Mungkin itulah artinya menjadi remaja?               Dan seperti biasa di jam pulang sekolah, tim kami selalu belajar bersama di bawah pohon itu, markas kami. Bahkan seingatku kami tidak pernah pulang tepat waktu sejak saat itu. Sampai penjaga sekolah berteriak untuk mengakhiri seluru
Read more
Chapter 9
Kami semua berlatih bersama selam 2 minggu itu. Bukan hanya hubungan dan kerja sama kami yang mengalami perkembangan, namun juga ranah social disekitar kami. Tak luput juga gossip gossip baru yang beredar. Sekian banyak hoax-hoax yang beredar dan cukup banyak penghuni sekolah yang meyakini hal itu. Seperti Jennifer yang naksir keeper tim futsal sekolah yang sudah jelas mustahil ditaksir cewek popular, apalagi mengingat mantannya yang sekelas Derald. Yang membuatku paling tidak percaya adalah ada aku dalam pergosipan kali ini.               Aku.               Iya, Aku?? Mungkin karena selama enam hari aku terus bersamanya, cowok yang pernah jadi pacar Jennifer itu, dan menghabiskan sore hariku dibawah pohon dengan Derald, bersama yang lainnya juga sebenarnya. Juga tentang seberapa dekat rumah kami, dan soal kesamaan pelih
Read more
Chapter 10
“Hmm, Rhena kan?” Kami semua tercengang. “AHH! Derald!!” Bob membentak Derald dan melempar tatapan kesal. Tiba tiba suasana menjadi riuh dan mulai menggoda Bob. Ahaha.. ternyata seperti ini rasanya menggoda seseorang? Aku cukup menikmatinya.               “Jelas aku mengetahuinya, dia sering hadir di rapat kegiatan sekolah. Rhena Taylor, perwakilan dari klub permainan papan” Terang Derald. Ah iya, aku baru ingat dia salah satu anggota OSIS. Kalau tidak salah aku mengingat, dia membacakan pidato pembukaan tahun lalu. “Oh.. Jadi itu sebabnya          kau mendapatkan permainan ini? Dasar modus.” Celetuk Jimmy yang kemudian mengundang tawa kami semua.               Permainan berlanjut. Dan lagi lagi aku mendapat angka 2. Tetapi aku tidak meli
Read more
DMCA.com Protection Status