Menantu Kontrak Sang Ceo

Menantu Kontrak Sang Ceo

last updateHuling Na-update : 2025-07-21
By:  RevriIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
12Mga Kabanata
12views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Pernikahan mereka hanya kontrak. Tapi siapa sangka di balik tanda tangan dingin, benih cinta perlahan tumbuh. Mampukah Saskia bertahan jadi menantu pura-pura sang CEO, atau justru hatinya yang hancur duluan?

view more

Kabanata 1

BAB 1 - Tanda tangan takdir

Suara rintik hujan yang menetes di atap seng rumah kontrakan itu seperti merangkai irama pilu di dada Saskia. Di meja makan reyot yang sudah berwarna kusam, setumpuk amplop tagihan bertumpuk tak beraturan. Beberapa di antaranya sudah dibuka, sisanya masih tergeletak begitu saja, menunggu diurusi entah kapan.

Saskia memandangi satu surat paling tebal di antara semuanya: peringatan dari bank. Rumah ini akan disita. Semua barang berharga sudah lama dijual. Warung kecil peninggalan almarhum ibunya pun sudah tutup sejak ayahnya kabur entah ke mana. Sejak seminggu lalu, Saskia nyaris tidak tidur memikirkan bagaimana cara membayar utang itu.

Hening. Hanya deru napasnya sendiri yang terdengar. Tangannya bergetar meremas ujung surat sambil menatap foto ibunya yang tergantung di dinding. “Bu, kenapa Bapak tega?” bisiknya parau. Tidak ada jawaban, hanya angin dingin yang menelusup ke sela-sela jendela kayu yang sudah rapuh.

Ponselnya berdering. Nomor tak dikenal. Awalnya dia ragu mengangkatnya, tapi rasa penasaran memaksa. “Halo?”

“Ini dengan Saskia Sasmita?” suara di seberang terdengar formal.

“Iya, saya sendiri.”

“Mohon maaf mengganggu. Kami dari Aryasatya Group. Kami ingin mengundang Anda datang ke kantor pusat kami besok pukul sepuluh pagi. Ada hal penting yang harus dibicarakan.”

Saskia mengernyit. “Maaf, saya tidak paham. Kenapa saya?”

“Mohon datang saja, Nona Saskia. Detailnya akan kami jelaskan langsung. Ini berkaitan dengan hutang almarhum Bapak Anda.”

Deg. Jantung Saskia seolah berhenti berdetak. Telepon terputus begitu saja, menyisakan gema kata ‘hutang’ di kepalanya. Ia mendongak menatap langit-langit yang basah, seolah mencari cara menelan semua kecemasan. Besok. Apa lagi yang harus ia hadapi?

Keesokan paginya, Saskia berdiri kaku di depan gedung menjulang tinggi dengan papan nama besar: Aryasatya Group. Tangannya mencengkram gagang tas lusuhnya erat-erat, seolah di dalam tas itu ada nyawanya sendiri. Hujan semalam membuat ujung sepatunya masih basah, dingin merembes sampai ke telapak kaki.

Resepsionis menyambutnya sopan, lalu mengantarnya ke lantai paling atas. Ruangan itu sunyi, hanya ada aroma kopi hangat dan kilap perabot mahal. Seorang pria berjas abu-abu berdiri di depan jendela lebar, membelakangi Saskia. Bahunya bidang, postur tubuhnya tegap. Begitu dia berbalik, pandangan mereka bertemu.

Mata pria itu tajam, rahangnya tegas, ada aura dingin yang membuat Saskia terpaksa menunduk. Ini pasti Keenan Aryasatya—direktur muda pewaris tunggal perusahaan yang namanya sering muncul di berita bisnis.

“Silakan duduk.” Suaranya datar, nyaris tanpa emosi.

Saskia menarik kursi di depannya pelan, takut-takut. Ia meremas ujung roknya di atas paha.

“Aku tidak suka basa-basi.” Keenan menatapnya, mencondongkan badan ke depan. “Ayahmu punya hutang seratus lima puluh juta rupiah pada perusahaan kami. Sekarang, beliau menghilang, meninggalkan nama dan tanda tanganmu sebagai penjamin.”

Saskia memucat. “Tapi... saya tidak pernah menandatangani apa pun.”

Keenan mendecak pelan. “Itu urusanmu dengan ayahmu. Yang jelas, hutang itu jatuh padamu. Jika tidak bisa membayar dalam waktu dekat, rumahmu akan disita.”

Lantai seolah runtuh di bawah kakinya. “Saya... saya tidak punya uang sebanyak itu, Tuan.”

Untuk pertama kalinya, sudut bibir Keenan terangkat samar—bukan senyum hangat, tapi senyum yang lebih mirip jebakan. Ia membuka map cokelat, menarik selembar dokumen.

“Ada satu cara.” Ia meletakkan berkas di hadapan Saskia. Di bagian atas tertera judul: Perjanjian Pernikahan Kontrak.

Saskia menatap lembaran itu dengan mata melebar. “Apa maksud Anda?”

“Kamu akan menikah denganku. Pernikahan ini hanya di atas kertas. Dua tahun. Setelah itu, kita cerai. Sebagai gantinya, hutang ayahmu lunas, rumahmu aman.”

Tubuh Saskia gemetar. “Kenapa saya? Anda bisa memilih wanita mana pun. Kenapa harus saya?”

Keenan menatapnya dingin. “Karena aku butuh istri secepatnya. Nenekku menuntutku menikah agar warisan perusahaan tetap padaku. Aku tidak butuh istri sungguhan, hanya orang yang mau pura-pura. Dan kamu, Saskia, kamu orang yang tepat—karena kamu tidak akan pernah berani menuntut lebih.”

Saskia tertawa hambar, menatap jari-jarinya yang mulai membiru. Rasanya seperti sedang dipaksa menukar kebebasan dengan kertas. Tapi, jika tidak? Ia bisa kehilangan rumah. Ia dan adiknya akan tidur di jalan.

“Aku beri waktu lima menit. Kalau menolak, akan kupastikan bank datang menyegel rumahmu besok pagi.”

Waktu berjalan lambat. Telinganya berdengung. Wajah ibu dan adiknya menari di benaknya, berbaur dengan suara hujan semalam. Dalam hati, ia tahu ia kalah sebelum bertarung.

Dengan tangan gemetar, Saskia meraih pulpen di atas meja. Ujung penanya menari di atas kertas, menorehkan tanda tangan yang merenggut kebebasannya.

Keenan berdiri, meraih map itu kembali, menutupnya rapi. “Bagus. Mulai hari ini, kamu adalah istriku.”

Hatinya terasa beku. Saskia bangkit berdiri, berusaha menjaga napasnya tetap teratur. Di antara gemuruh hatinya, sebuah suara kecil berbisik: Kamu baru saja menjual hidupmu pada iblis.

Beberapa jam kemudian, Saskia berdiri di lobi gedung megah itu, memandangi jari manisnya. Cincin pernikahan akan segera melingkar di sana, bukan karena cinta, tapi demi hutang ayah yang tak bertanggung jawab.

Langkahnya terasa berat saat keluar dari pintu kaca. Angin sore menampar pipinya. Ia tahu, hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dan di balik jendela lantai atas, Keenan Aryasatya menatap punggungnya, seolah mengukur seberapa lama ‘istri kontraknya’ akan bertahan di neraka yang bernama pernikahan pura-pura.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
12 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status