Share

Mencuri Hati Tuan Hamish
Mencuri Hati Tuan Hamish
Penulis: Naiynana

Bab 1

Penulis: Naiynana
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-09 15:33:53

“Seratus juta! Saya lepas seratus juta!” seru seorang pria paruh baya lantang, menyebut harga untuk Kalea—putrinya yang kini menggigil ketakutan di belakang punggungnya.

Dion sudah gelap mata. Tumpukan utang akibat keranjingan judi online semakin mencekik. Semua jalan sudah buntu. Dia tak lagi tahu harus bagaimana menyelesaikan jeratan setan itu.

Segala yang dimilikinya telah habis. Rumah tergadai, harta benda ludes, pekerjaan pun hilang. Satu-satunya cara yang terlintas di pikirannya hanyalah mengorbankan Kalea. Putrinya sendiri.

“Bagaimana, Bos?”

Seorang pengawal berbadan besar yang berdiri di depan Dion menoleh pada tuannya. Dia sedikit membungkuk penuh hormat pada pria jangkung yang duduk bersilang kaki di kursi bersandaran tinggi.

Pria bertampang dingin itu tak segera menjawab. Matanya yang tajam melirik Kalea, yang terus berusaha menyembunyikan diri di balik tubuh ayahnya.

“Apa kelebihan putrimu, sampai berani-beraninya kamu datang padaku?” tanyanya dengan suara rendah namun menekan.

“Putri saya cantik, Tuan. Sangat cantik! Dan saya jamin seratus persen, Kalea masih segelan. Dia belum pernah disentuh lelaki mana pun. Masih suci. Pacaran saja belum pernah. Bonusnya, dia masih segar, masih muda, baru saja lulus SMA tahun ini. Dia pasti bisa memuaskan Anda.” Dion buru-buru menjelaskan, lalu menarik Kalea dan mendorongnya ke hadapan pria itu.

Dion tak ingin kesempatan ini hilang. Dia sudah bersusah payah menggunakan berbagai cara agar bisa bertemu langsung dengan pengusaha muda kaya raya bernama Hamish ini.

Baginya, tak ada orang yang lebih cocok untuk membeli Kalea selain Hamish. Bukan hanya karena uangnya tak berseri, tapi juga karena kegemarannya mengoleksi perempuan sudah terdengar ke mana-mana.

Kabar yang beredar, Hamish memiliki kediaman khusus berisi wanita-wanita simpanannya. Dion ingin Kalea menjadi salah satunya, agar kelak putrinya itu bisa berguna sebagai mesin uang.

“Aku tak yakin….” Hamish bersedekap, menilai Kalea. Gadis itu gemetar dengan pakaian sangat terbuka. Crop top tanpa lengan dan celana super mini, mengekspos kulit putih bersihnya.

Riasannya begitu mencolok. Bibirnya dilapisi lipstik merah terang, bedak tebal menutupi wajahnya, ditambah pemerah pipi yang tampak seperti bekas tamparan.

Hamish mendengkus. Senyum sinis muncul di bibirnya. Gadis di depannya jelas bukan seleranya.

Baginya, Kalea masih terlalu hijau. Apalagi usianya terlalu jauh dibanding dirinya yang sudah tiga puluh lima tahun.

Melihat ekspresi Hamish, sang pengawal langsung menyimpulkan.

“Pergilah! Bosku tidak suka anakmu!”

“Apa?” Dion terperangah.

“T-tapi… oh, Tuan! Lihatlah sekali lagi. Kalea cantik, tubuhnya bagus. Lihatlah!” Dion menarik tangan Kalea, berusaha melucuti pakaian putrinya.

“Jangan, Bapak! Jangan!” Kalea meronta dan menangis keras. Tapi Dion sudah tumpul rasa kemanusiaannya. Dia tak peduli, tak punya iba sedikit pun.

“Sudah kubilang! Berpakaian yang benar! Yang seksi! Tunjukkan tubuhmu pada Tuan Hamish!” Dion menggeram, memaksa melepaskan pakaian putrinya.

“Jangan, Pak!” Kalea meronta, terus melawan, hingga tanpa sengaja tangannya menampar wajah sang ayah.

“Kurang ajar kamu, Kalea!” Dion murka. Dia mendorong Kalea hingga jatuh tersungkur, lalu mengepalkan tangannya hendak memukul.

“Ampun, Pak! Jangan!” Kalea memohon dengan air mata bercucuran. Tubuhnya gemetar melihat tangan ayahnya yang siap menghantam.

Tepat sebelum tangan itu mendarat ke tubuhnya, Hamish tiba-tiba saja bersuara. “Berhenti!”

Tangan Dion langsung menggantung di udara.

“Berani-beraninya membuat keributan di tempatku. Kau kira siapa dirimu?” Hamish menggeretakkan gigi.

“A-ampun, Tuan!” Dion tersadar, lalu bersimpuh meminta maaf.

Hamish menghela napas kasar. Tatapannya berpindah ke Kalea yang menangis tersedu, memeluk dirinya sendiri.

“Jordi!” Hamish menoleh pada pengawal pribadinya, lalu memberikan kode lewat anggukan kepala.

Jordi mengangguk, lalu keluar. Tak sampai lima menit, dia kembali membawa sebuah paper bag cokelat. Saat Hamish mengayunkan dagunya, Jordi pun melemparkan paper bag cokelat itu ke lantai, tepat di hadapan Dion.

Bergepok-gepok uang di dalamnya pun terburai.

“Aku beli dia. Seratus lima puluh juta.”

Melihat itu, Dion tersenyum semringah. Wajahnya langsung berseri-seri saat dirinya berlutut dan mulai mengumpulkan uang yang berhamburan di lantai itu.

Saat Dion selesai mendapatkan uangnya, Hamish pun berkata, “Pergi, dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku. Anakmu sudah jadi milikku. Jangan sekali pun mencarinya, atau kau akan menanggung akibatnya.”

“Hah? Ah! B-baik, Tuan! Baik!” balas Dion seraya cepat-cepat pergi. Tanpa menoleh, dia meninggalkan Kalea yang menangis gemetar.

Kalea beringsut. Wajahnya pucat saat Hamish berdiri menjulang di depannya. Dengan tangan gemetar, dia berusaha menarik celana pendeknya lebih ke bawah, sementara tangan lain menutupi bagian atas tubuhnya.

“A-ampun, Tuan,” ucapnya lirih ketika Hamish berjongkok dan menatapnya dengan begitu lekat.

Gadis itu memejam. Air mata jatuh membasahi pipinya. Dia sangat takut.

“Siapa namamu?” tanya Hamish.

“K-Kalea,” jawabnya terbata. Lidahnya kelu saking tak sanggupnya berhadapan dengan Hamish.

“Berapa usiamu?”

“D-delapan belas.”

Hamish menatapnya dalam. Dari dekat, dia melihat lebam samar di balik bedak tebal Kalea, juga di beberapa bagian tubuh.

“Jangan menangis, Lea.”

Kalea tertegun mendengar panggilan yang Hamish gunakan untuknya. 

Lea... ah, dia sangat merindukan panggilan itu. 

Sejak ibunya meninggal, tak ada lagi yang memanggilnya begitu.

Perlahan, Kalea membuka mata, memberanikan diri menatap Hamish. Dan di saat itulah, dia terpana. Baru kali ini dia melihat wajah pria itu dengan jelas. Kontur tegas, hidung mancung, dan sepasang iris cokelat terang.

Jadi, dia yang bernama Tuan Hamish….

Pria itu tampan dan berkarisma. Tak heran banyak wanita rela menyerahkan diri padanya.

“Jangan takut. Aku bukan monster.” Hamish menatap tubuh Kalea yang masih gemetar. Dia melepas jasnya, lalu menyodorkannya.

“Pakailah. Tutupi tubuhmu.”

Dengan takut-takut, Kalea menerima jas itu, lalu memakainya. Aroma parfum maskulin dengan sentuhan woody dan musk langsung menyergap inderanya.

“Aku ada meeting jam dua dengan orang pertambangan. Panggil asistenku dan siapkan mobil,” perintah Hamish.

“Baik, Tuan,” jawab Jordi sambil mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang.

“Oh iya, Tuan…”

“Apa?” Hamish menoleh singkat.

“Kalea. Maksud saya, Nona Kalea… Anda akan tempatkan di kediaman yang mana?”

“Di dapur.”

“D-dapur?” Jordi terkejut.

“Ya. Suruh saja dia jadi tukang cuci piring, atau apa pun terserah.”

“Bukan untuk dijadikan wanita…?” Ucapan Jordi menggantung.

Hamish berdecak pelan.

“Aku tak berminat. Dia terlalu muda. Terlalu polos. Aku membayarnya hanya karena kemanusiaan. Kalau tidak, ayahnya pasti tetap menjualnya, dan mungkin hidupnya akan berakhir jauh lebih buruk.”

Jordi terdiam, lalu mengangguk paham. Diam-diam dia melirik majikannya, menyimpan rasa heran. Tak pernah disangka, di balik sikap dingin itu, Hamish masih menyimpan secuil rasa iba pada orang asing.

Hal ini pun membuat Jordi bertanya-tanya, apa… hubungan Kalea dan Hamish hanya akan berhenti sebatas majikan dan pelayan saja?

Dengan alis tertaut, Jordi membatin, ‘Rasanya … tidak akan sesederhana itu ….

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (24)
goodnovel comment avatar
cewex matre
gpp lah ya telat.. yg penting aq baca.. ......
goodnovel comment avatar
Almahira Mumtaza
holla ka naiy.. aku telat nimbrung disini gpp kn hehe
goodnovel comment avatar
Edi Astuti
baru bab pertama tp sdh pinisirin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 91

    “Apa kita tak berpamitan dulu pada Pak Elias?” tanya Kalea. Ia menonton Hamish yang sedang menutup koper kecilnya di ambang pintu flatnya.“Buat apa? Tak perlu!” jawab Hamish pendek.“Dan aku tak ingin kamu berkomunikasi dengan pria tua itu! Kalau dia menghubungimu, bilang padaku! Aku harus tahu apa saja yang dia bicarakan denganmu. Jangan meladeninya! Dan jangan pernah mau diajak bertemu lagi. Kamu hanya boleh menemuinya jika bersamaku!”Kalea mengerjap, tetapi tak ada pilihan selain mengangguk.“Pria tua bangka itu malah mau jadi duda, lagi! Sialan!” Hamish mengerutu. Kesal dengan status yang akan disandang ayahnya. Tak dipungkiri jika dalam dadanya tersimpan was-was ayahnya akan menggatal pada Kalea.Tentu saja kekhawatirannya itu bukan tanpa alasan, pengalaman di masa lalu sudah memberikannya trauma mendalam.“Kamu yakin akan membiarkan dua temanmu itu ikut mengantar sampai ke bandara?” Hamish berbisik pada Kalea, lalu melirik ke belakang, ke dalam ruangan flat. Di sana, Ginna dan

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 90

    Hamish mondar-mandir gelisah di depan kamar mandi. Kalea lama sekali di dalam sana. Membuatnya benar-benar khawatir.Ia tak bisa masuk untuk melihat keadaan gadis itu karena pintu terkunci dari dalam.“Lea, lagi apa? Kamu kalau kesulitan tak apa minta tolong padaku. Aku mau bantu.” Hamish mengetuk lagi pintu kamar mandi.“Kamu sedang sakit, Lea. Kamu jangan malu.” Pria itu tak putus asa. Sesekali menempelkan telinganya ke daun pintu.“Aku janji akan menutup mataku. Aku bukan pria mesum, Lea. Aku hanya mencemaskanmu.”Di dalam, Kalea memang kesulitan. Mengandalkan satu tangan dan tangannya pun tersambung ke selang infus. Ia harus dengan sabar melakukan segalanya pelan-pelan dan bergantian.Saat gadis itu menyelesaikan urusannya, ia keluar dengan bagian depan piyama yang basah dan selang infus yang berdarah karena terlalu banyak bergerak.Hamish menghela napas melihat Kalea. Tetapi tak banyak bicara.Pria itu hanya memeluknya dan mengatakan semua akan baik-baik saja.“Aku sudah menyuruh

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 89

    Langit seakan langsung mendung kelabu saat dokter menyatakan bahwa tangan Kalea memerlukan pemulihan hingga satu sampai dua bulan untuk kembali ke kondisi semula. Ada bagian syaraf yang terkena ujung pisau yang membuat fleksibilitas jari-jari Kalea terganggu. Dan itu artinya, Kalea tak bisa menggambar hingga selama itu.“Bagaimana project tugas akhir saya?” Kalea menatap hampa ujung ranjang pasiennya. Padahal ia tengah semangat-semangatnya.Ia juga sudah merencanakan banyak hal termasuk menyelesaikan kuliah di tenggat waktu yang sudah dirancang sedemikian rupa dari jauh hari. Ia bahkan sudah membayangkan hari wisudanya.Dengan tangan seperti ini, bagaimana ia mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan tepat waktu? Bisa-bisa ia tak bisa lulus tahun ini bersama Ginna dan Brady.“Masih ada waktu sedikit lagi sampai tenggat akhir biar bisa ikut wisuda tahun ini. Kalau pun memang tak bisa, tak apa, Lea. Kamu masih bisa ikut wisuda tahun depan. Tak perlu terburu-buru. Yang terpenting tangan

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 88

    Mendengar pertanyaan Kalea, Hamish hanya mendengkus, lalu mencubit pipi gadis itu.“Aku lupa kalau kau juga perempuan. Perempuan senang sekali validasi, kan?” ucapnya, lalu menyimpan mangkuk di tangannya ke nakas.Ia menatap lekat Kalea. Keduanya pun bertatapan.“Kamu ingin tahu?” tanyanya, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu hingga hampir tak berjarak.Kalea sontak memundurkan kepalanya, tetapi dengan cepat tengkuknya ditahan oleh tangan Hamish.“Ya. Aku cemburu!” bisik pria itu dengan suara parau.“Cemburu sampai rasanya ingin kupatahkan tangan siapa saja yang berani mengusikmu. Cemburu hingga rasanya ingin kumusnahkan siapa saja yang berani menggodamu.”Kalea meremang. Matanya memejam dengan tubuh menegang. Embusan hangat napas Hamish membelai kulitnya dan ia bisa merasakan bibir lembut pria itu menyentuh ujung hidungnya.“Kamu … milikku. Hanya milikku,” bisiknya lagi dan perlahan bibirnya turun, mengecup ringan bibir Kalea yang mengatup erat.Hamish tersenyum, lalu mengec

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   bab 87

    Elias panik. Ia tahu betul tempramen anaknya. Memang, sebelas dua belas dengannya.Putranya yang pemarah itu tak ada bedanya dengan dirinya ketika muda. Mudah meledak dan tak segan melakukan apa pun untuk mencapai sesuatu.Dan ia yakin Hamish akan lebih parah lagi karena didorong rasa sakit dan dendam yang dipendam sejak lama.“Tidak, Hamish! Hentikan!” Elias segera mendekat dan mencekal lengan putranya. Ia pun menoleh pada Jordi, meminta pria itu untuk mencegah Hamish melakukan hal gila.Akan tetapi, Jordi hanya bisa menggeleng lemah. Suatu kemustahilan baginya meredam amarah Hamish jika sudah seperti itu. Yang ada, ia akan menjadi bagian dari kegilaan atasannya tersebut.“Jangan ikut campur! Perempuan itu sudah terlalu banyak berulah!” sergah Hamish.“Tidak! Tolong jangan main hakim sendiri! Ini urusanku. Bagimanapun dia masih istri sahku!”Hamish menoleh perlahan. Menatap Elias dengan api kebencian yang menyala.“Jika kau dan istrimu itu tak ingin kusentuh, tak bisakah kalian biark

  • Mencuri Hati Tuan Hamish   Bab 86

    “Sabar dulu. Dengarkan dulu! Tak bisakah kamu atur sedikit emosimu yang meledak-ledak itu?” Elias berkata dengan tenang. Berusaha mendinginkan situasi.“Tidak! Aku tak bisa sabar jika itu menyangkut denganmu! Aku tak bisa menahan emosi jika itu ada sangkut pautnya denganmu!” balas Hamish dengan tajam.“Sekarang katakan! Kenapa Kalea sampai terluka? Kau apakan dia, hah?” Hamish benar-benar tak terkendali setiap bertatap muka dengan Elias. Dipaksa untuk tak emosi pun sangat sulit.Amarah yang sudah terlanjur tertimbun begitu lama membuatnya selalu ingin menyerang tiap kali melihat ayahnya dari dekat.“Tuan, tenang dulu. Lebih baik Anda lihat keadaan Nona Kalea dulu.” Jordi berusaha menengahi.Ia tak ingin ada pertumpahan darah lebih awal di rumah sakit.Hamish tersentak. Ia baru saja melupakan Kalea. Padahal ia begitu mencemaskannya dari sejak di perjalanan hingga sesak napas.Pria itu pun mendekati ranjang pasien dan Elias dengan cepat menyingkir. Tak ingin pergesekan mereka semakin me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status