Menikah demi Warisan

Menikah demi Warisan

Oleh:  Kak Lola  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
29Bab
2.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kainan harus menikah. Bila tidak, dia harus merelakan perusahaannya jatuh ke tangan orang yang tidak kompeten. Levin adalah anak kembar dari orang yang merupakan musuh bebuyutan perusahaan Kainan. Namun, siapa sangka jika mereka justru menikah. Bagaimana kehidupan Kainan setelah menikah? Bagaimana nasib dua perusahaaan yang terus bersaing tiada akhir? Apa yang disembunyikan Levin dibalik tawaran menikah yang mendadak?

Lihat lebih banyak
Menikah demi Warisan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Kak Lola
hallo, pembaca Kainan dan Levin, jangan lupa tinggalkan bintang di kolom komentar dan terus ikuti cerita seru dari 'Menikah demi Warisan' ............
2022-02-26 17:47:03
0
user avatar
Mllapngst
Semangat terus nulisnya kakak.........
2022-01-17 11:52:26
0
29 Bab
SURAT WASIAT
"Semua aset perusahaan dari Angkasa Group Construction akan diwariskan pada salah satu putri dari Almarhum Adimas Wibisama." 'Deg!' Kata-kata itu membuat seluruh darah dari tubuh Kainan menyembur ke otak. Jantung yang tengah terpompa pun seakan terlempar dari mulutnya. Wanita 27 tahun itu benar-benar tidak bisa lagi membendung luapan emosi. "Salah satu putri?" Suara Kainan menyela dengan nada tinggi. "Adimas Wibisama hanya memiliki satu putri kandung, Kainan Kristian Wibisama, yaitu aku!" tunjuk wamita itu pada dirinya sendiri. Suasana yang tadinya tenang seketika menjadi gaduh. Ketiga orang dalam ruangan itu saling berbisik menanggapi aksi nekat dari Kainan. Sementara itu, pria beruban di hadapannya adalah seorang yang berprofesi sebagai notaris. Pekerjaannya membac
Baca selengkapnya
ARUS DARI TAKDIR
“Kau gila, Kai!” Teriakan lantang seorang pria yang duduk menikmati suasana club malam, spontan membuat matanya mendelik karena terkejut. Namun, dia segera mengecilkan volume suara saat sadar perhatian orang-orang tertuju pada mejanya. “Kai, kau betulan gila atau lupa ingatan? Sendirinya lajang, kenapa kau mengatakan akan menikah? Kau akan menikah dengan siapa, Kai?” cerocos  mengesalkan pria dengan nama Elliot. Suara cerewet Elliot  menggema bersama jedag-jedug musik disco di dalam club itu. Meskipun begitu, Kainan, wanita yang sudah memakai gaun cocktail merah di hadapannya dapat mendengar dengan jelas, tetapi dia hanya berpura-pura tidak tahu saja. Kepalanya bergoyang seirama musik techno yang disetel tinggi.  "Kai, kau dengar aku, tidak?" sela Elliot mencari perhatiannya.
Baca selengkapnya
PRIA YANG TERIKAT
Pada mata hazel yang terbelalak, Kainan melihat seorang pria asing dalam keadaan terikat di atas kursi. Pria berjas mahal dengan tubuh proporsional duduk tenang meski dalam keadaan seperti itu. Tidak terlihat jelas wajahnya, sebuah kain hitam menutup kedua mata miliknya. Kain itu hanya menyisakan sudut pipi dengan tulang rahang yang tegas, serta rambut bagian depan yang menjuntai menutupi keningnya. Tidak akan ada yang menyangka bahwa pria dengan penutup mata itu adalah pria yang berperan sebagai ujung tombak sebuah perusahaan. Meski jabatannya hanya sebagai direktur utama, dia adalah pria yang cakap dalam pekerjaannya. "Si-siapa?" Pertanyaan itu dilontarkan Kainan dengan nada tegang. Bahkan, dengan mata yang membulat sempurna. Kakinya kaku tidak bisa digerakkan, tetapi otak wanita itu sudah menemukan kewarasan.
Baca selengkapnya
SEORANG PAHLAWAN
"Argh!" eram seseorang kehabisan napas. Suara eraman itu bukan berasal dari Levin yang terluka, tetapi si gendut yang memegangi lehernya. Sesuatu telah menjerat leher pria itu hingga dia jatuh tersungkur di atas lantai. Tidak hanya tubuh gendutnya saja, tetapi juga senjata tajam yang dia pegang ikut terlempar. 'Prang!' "Si-siapa kau-” Pria yang wajahnya mengenakan penutup hitam menoleh ke belakang. Dia melihat Kainan sekuat tenaga menarik sebuah tali. Tali itu adalah tali dari tas yang digunakan untuk menjerat pria gendut itu. "Rasakan itu!" cemooh Kainan memastikan pria itu benar-benar sudah tak berdaya. Tidak puas menjerat, Kainan memberi tendangan untuk akhir dari serangannya. Tendangan kecil itu membuat ujung gaun merah miliknya terangkat dan mengumbar bagian pa
Baca selengkapnya
SEBUAH TAWARAN
Mendadak Levin terbangun, pria itu tersentak saat melihat adanya perbedaan pada langit-langit kamarnya. Tempat itu bukanlah kamar apartemen Levin tempat dia tinggal, tetapi kamar asing yang tidak pernah didatanginya satu kali pun. “Argh!” eram pelan pria itu saat berusaha duduk. Rasa sakit mendadak muncul di bagian bahunya. Dengan telanjang dada, dia dapat melihat sebuah perban yang di dalamnya masih merembes darah. Rupanya, itu adalah darah yang dia dapat dari kejadian semalam. Sebuah tusukan dari orang yang sudah menculiknya membuat memori Levin bekerja kembali. Bahkan, sepintas sosok Kainan terbesit dalam ingatan. “Wanita itu-" gumam Levin pada dirinya sendiri. “Siapa? Aku?” sahut Kainan menyentak tiba-tiba. Wanita yang sudah duduk di hadapan Levin menanggapinya dengan santai.
Baca selengkapnya
KERAGUAN ELLIOT
Mata monolid milik Elliot terbelalak bulat, bahkan menyerupai bibir cangkir kopi yang baru dia sajikan di atas meja Kainan. “Me-menikah? Aku mendengar kata menikah darimu. Apa aku salah dengar?” Elliot mengambil posisi duduk di depan Kainan. Matanya memandang lurus pada wanita itu. Namun, orang yang dipandanginya hanya tersenyum kecil. Dia lebih tertarik pada kopi di hadapannya. Kainan menyibak kertas-kertas sisa dari pekerjaannya. Dia mengangkat cangkir itu dan meniup lembut kepulan asap kopi di dalamnya. “Ah, rupanya benar, aku yang salah dengar!” ucap lega Elliot dari kesimpulannya sendiri. Pria itu merenggangkan posisi duduknya lebih santai, begitu juga dengan wajah tegangnya.  “Apa aku mengatakannya seperti sebuah candaan?” sanggah Kainan setelah menyesap s
Baca selengkapnya
PERTENTANGAN
"Siapa yang membunuh siapa?"  Suasana di lantai 17 mencekam sesaat. Bahkan, kedua pria yang saling berhadapan itu saling bertatap pandang dengan sikap waspada. "Levin Gerald?" Elliot menyebut nama pria yang sudah di hadapannya. Mata monolid miliknya melirik nama di dalam kartu nama itu. Dia sedang memastikan ejaan dari nama Levin diucapkan dengan benar. Sebuah nama tidak membuat ekspresi Levin tergerak sedikit pun. Sikapnya tetap sama dengan pikiran yang menetap pada sebuah kesalah pahaman. Pria yang baru menjadi korban dalam sebuah penculikan itu menaruh curiga pada kedatangan pria asing di depan pintu apartemennya. Dia sedang salah kira bahwa pria itu datang untuk melakukan hal serupa. "Apa kau orang suruhan Elgie
Baca selengkapnya
KENYATAAN YANG RUMIT
Kainan berusaha kabur. Dia kabur dari pandangan mata salah satu pria tua di sela-sela tamu undangan. Pria berusia 60 tahun itu adalah kepala keluarga Dawson, John Dawson, pria dari benua barat yang namanya memiliki sejarah gelap dalam pembangunan Royal Group. Di sebuah ketinggian, tepatnya pada hall yang ada di lantai paling atas sebuah hotel, musik-musik klasik mengalun elegan. Musik yang sumbernya berasal dari dentingan piano menjadi pusat dari pesta itu. Tidak lama, suara tepuk tangan meriah terdengar setelah melodi itu mencapai klimaks. Terlihat juga seorang pianis muda membungkuk berulang kali untuk memberikan sebuah penghormatan. Ini ada pesta pembukaan gedung Hotel Imperial Lux. Sebuah hotel yang digadang-gadang akan menjadi hotel termewah seantero negeri. Hal
Baca selengkapnya
SEBUAH TAMPARAN
Di bawah pancuran air shower, Levin terdiam menikmati hujanan air yang membasahi tubuhnya. Aroma segar dan classy dari sabun meruah di dalam kamar mandi. Kepala pria itu terangkat, matanya terpejam rapat. Dia merasakan sensasi perih di area sudut bibirnya. “Luka ini tidak akan lekas hilang,” desah Levin yang sudah berpindah di depan wastafel. Dalam pantulan cermin itu, terlihat tubuh berotot Levin yang lembab dengan titik-titik air. Namun, tangan pria itu sibuk memegangi sudut bibirnya yang terlihat merah. Warna merah merupakan sisa darah dari pukulan Elliot  yang menyelip di tempat itu. Sebuah ketakutan Levin terhadap darah tidak membuat tubuhnya bergetar atau bahkan pingsan seperti sebuah pisau yang menghujam bahunya tempo hari. Luka di sudut bibirnya memanglah tidak parah, darah tidak mengucur dari tempat
Baca selengkapnya
KESEPAKATAN
Ketegangan yang diciptakan dari ucapan Levin tidak dapat dipercaya Kainan. Itu membuat lawan bicaranya menggeleng dengan senyum merendah. Pertentangan itu tidak dapat dipungkiri. Pernikahan yang bukanlah karena saling mencintai tidaklah mustahil dilakukan bila kedua pihak memiliki tujuan. Namun, tujuan Levin jelas tidak terlihat di mata Kainan. Tidak mungkin seorang yang bisa mendapatkan wanita manapun seperti Levin mau mengorbankan masa depannya hanya sebagai tanda terima kasih. Tampaknya pria itu menghindari kontak matanya. Dia tersenyum rendah setelah mengakhiri aksinya dan beralih pada meja  bar. Di tempat itu, Levin menuang lagi segelas anggur dan menawarkannya pada Kainan. "Hatten Noir," sebut Levin memamerkan merk anggur di tangannya. Kainan tidak tampak menolak. Dia menerima meski tanpa mengiyakan.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status