Jangan Larang Aku Menikah!
Part 22: Hampir TerbongkarDia melerai Bu Nadya dan Bu Aida.
Bu Aida batuk dan rambutnya sudah semrawut. Lehernya sakit akibat cekikan Bu Nadya.
"Apa yang terjadi, Bu?" tanya Haris.
Bu Nadya masih belum puas menghajar Bu Aida. Sorot matanya masih menyalang ke arah Bu Aida.
"Dia memancing keributan di sini?" jawab Bu Nadya.
"Enak saja kamu asal menuduh!" sungut Bu Aida. Dia tidak mau kalah dengan Bu Nadya.
Ahmad bingung mendengar jawaban yang dilontarkan kepadanya.
"Sudah! Jangan ribut lagi. Nggak bagus dilihatin orang. Apa nggak malu jadi bahan perbincangan semua orang yang melihat kejadian ini."
"Dia duluan yang memancing!" ucap Bu Nadya.
"Bu! Tolong pergi dari sini. Nggak ada gunanya ibu terus di sini. Perdebatan ini tidak akan berakhir kalau tidak ada yang mau mengalah. Solusinya, ibu harus ikhlas meninggalkan tempat ini."
Jangan Larang Aku Menikah!Part 23: Ijab Sah"Berapa mahar yang kamu minta rupanya wahai wanita ...?" Tante Lusy mencoba memancing Bu Nadya.Bu Nadya tertawa mendengar pertanyaan Tante Lusy. Dia buang muka lalu melangkah menjauh dari Tante Lusy."Emangnya kamu punya uang? Berani sekali kamu menantang permintaanku."Bu Nadya tepuk tangan. Dia tidak menyangka kalau Tante Lusy menantang permintaan dirinya."Uang mah kecil bagiku. Kamu kira dengan penampilan saya seperti ini nggak ada uang. Buktinya, aku punya mobil. Kalau aku nggak ada uang mana bisa punya mobil mewah seperti yang kamu tunggangi."Tante Lusy mulai emosi, dia melawan Bu Nadya karena merasa diremehkan olehnya."Mahar yang aku minta hanya tujuh ratus juta dan uang bulanan tiga puluh lima juta."Bu Nadya melipat kedua tangannya dan diletakkannya sej
Jangan Larang Aku Menikah! Part 23: Ijab Sah Sementara Pak Zainuddin menelpon penghulu kenalannya yang bekerja di Kantor Urusan Agama. Segala sesuatunya berhubungan dengan administrasi sudah aman. Meskipun Winda masih lemas terbaring di tempat tidur, dia tidak berharap ijab qabul ini terlaksana dengan khidmat. Mengingat ulah ibunya. 'Winda, aku berjanji akan selalu menjaga dan melindungi kamu esok kelak kalau sah jadi istriku,' ucap Ahmad berjanji pada dirinya. Ahmad mencoba mempersiapkan diri mulai dari fisik, mental juga pengetahuan sekitar ijab kabul. Agar di depan penghulu tidak terjadi salah sebut karena grogi. Setelah semua persiapan sudah beres, suasana haru menjadi senang. Winda mengukir senyum walaupun wajahnya pucat pasi. "Winda! Semoga kamu cepat sehat setelah menikah malam ini dengan Ahmad." Pak Zainuddin
Jangan Larang Aku Menikah!Part 24: Ijab Sah Kedua GagalCuma kamu salah ucap bagian binti-nya saja," jawab pak penghulu.'Astagfirullah! Kenapa aku bisa salah ucap. Apa karena Bu Nadya mengancam aku di depan pintu sana,' ucap Ahmad dalam hati.Di depan pintu ruangan, Om Parto dan Bu Nadya mengancam Ahmad dengan Pisau lipat di arahkan ke leher. Jika Ahmad mengucap ijab sah dengan benar, maka nyawanya taruhannya. Bu Nadya sengaja mengganggu konsentrasi Ahmad."Alhamdulillah, rencana kita berhasil Om Parto. Sekarang cepat kamu pikirkan rencana selanjutnya apa yang akan kita lakukan."Tiba-tiba, pesanan kue kotak dan nasi kotak datang."Maaf permisi, Bu, Pak. Izin bertanya, apa benar acara ijab kabul Ahmad dan Winda di ruangan ini?"Seorang petugas catering bertanya dengan nada lembut, namanya Iqbal terlihat jelas di atas sa
Jangan Larang Aku Menikah!Part 24: Ijab Sah Kedua Gagal"Aku mau menikahkan putri kawanku lagi besok pagi di kampung sebelah dan sudah berjanji sama beliau. Kalau ijab sah ini ditunda lama, aku takut hari semakin larut, alangkah baiknya kita lanjutkan saja segera."Om Parto duduk di belakang dan menghela napas. Keringat dingin mengalir deras di keningnya. Dia gemetar, kalau dirinya ikut menyaksikan pernikahan bidadari yang selama ini di impikan menjadi istrinya."Boleh ... boleh ... boleh, Pak!" jawab bapak."Apakah Ahmad sudah tenang dan tidak grogi lagi?" tanya pak penghulu.Ahmad membaca istighfar berkali-kali dalam hati lalu menjawab pertanyaan pak penghulu."Mudah-mudahan tidak lagi, Pak."Dia menghembuskan napas kasar, sesekali dia menatap wajah tantenya. Dia takut gagal kedua kalinya sehingga membuat orang kecewa."Syukurlah! Baik kalau begitu. Ikuti apa kataku, jan
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada Ibunya"Ya, Dek!" Ahmad beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju kamar mandi. Dia tidak peduli kalau dirinya tidak memakai sandal. Tamu undangan tersenyum melihat kelakuan Ahmad yang konyol dan percaya diri.Sementara Bu Nadya senyum bahagia melihat pernikahan buah hatinya gagal.Tamu undangan satu persatu mulai pergi.Suara pintu terbuka, "bapak ...!" Ahmad berlari menghampiri calon mertuanya.Pak Zainuddin sudah terlentang di dalam kamar mandi. Air kamar mandi terus mengalir. Hampir saja Ahmad terpeleset akibat genangan air di lantai."Bapak ... bangun, Pak!"Ahmad menggoyang tubuh Pak Zainuddin. Namun, tidak ada sama sekali dia bangun. Ahmad mulai panik, bibirnya kelu tidak tahu mau berkata apa."Bang Ahmad!" teriak Winda.Ahmad sadar dan dia membopong Pak Zainuddin keluar dari kamar mandi. Dia meletakkan tubuh Pak Z
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada Ibunya"Ya, Dek!" Ahmad beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju kamar mandi. Dia tidak peduli kalau dirinya tidak memakai sandal. Tamu undangan tersenyum melihat kelakuan Ahmad yang konyol dan percaya diri.Sementara Bu Nadya senyum bahagia melihat pernikahan buah hatinya gagal.Tamu undangan satu persatu mulai pergi.Suara pintu terbuka, "bapak ...!" Ahmad berlari menghampiri calon mertuanya.Pak Zainuddin sudah terlentang di dalam kamar mandi. Air kamar mandi terus mengalir. Hampir saja Ahmad terpeleset akibat genangan air di lantai."Bapak ... bangun, Pak!"Ahmad menggoyang tubuh Pak Zainuddin. Namun, tidak ada sama sekali dia bangun. Ahmad mulai panik, bibirnya kelu tidak tahu mau berkata apa."Bang Ahmad!" teriak Winda.Ahmad sadar dan
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada IbunyaAhmad dan dokter berjalan menghampiri Pak Zainuddin yang sudah terbaring di atas brangkar."Dokter! Tolong selamatkan Bapakku. Aku mau menikah soalnya, Dok."Winda tidak sabar. Ia tidak mau kalau pernikahannya gagal dan gagal terus menerus."Sabar, saya mohon jangan panik. Biarkan saya bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada saya," ucap dokter Faisal.Dokter Faisal mengecek keadaan suhu Pak Zainal. Ruangan terasa hening dan hampa. Hanya suara jam dinding yang terdengar di atas nakas."Sepertinya beliau keracunan makanan. Makanan apa saja yang dikonsumsi beliau satu kali dua puluh empat jam?" tanya dokter Faisal.Winda terkejut mendengar perkataan dokter Faisal. Seketika mulutnya menganga."Ini tidak mungkin!" ucap Winda sambil memeluk tubuh Pak Zainuddin.Om Parto
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada Ibunya'Sial! Kenapa aku kesannya membela Ahmad. Padahal dari dulu aku nggak suka sama dia,' ucap Bu Nadya dalam hati.Bu Nadya berkacak pinggang, dia berpikir keras mencari alasan bagaimana caranya agar Om Parto tidak berang."Ma-maksud aku nggak seperti itu, Om Parto."Bu Nadya ngeles dan mengelus punggung Om Parto."Pokoknya, ibu calon mertua kudu tanggungjawab atas ...."Om Parto menjeda ucapannya, hampir saja dia keceplosan. Dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Matanya menyalang takut ketahuan."Om Parto! Maksudnya tanggungjawab atas apa? Apa jangan-jangan biang kerok semua ini kalian berdua?" tuduh Ahmad dengan sedikit mengancam agar Om Parto mengaku.Sejak dahulu, Ahmad sudah menaruh curiga kepada Bu Nadya dan Om Parto.