+6281****123 Saya dapat nomor ini dari seorang mucikari bernama Yasa. Dia bilang kamu free malam ini. Saya ingin booking. Jam sepuluh malam di apartemen saya. Ini alamat saya. Kening Sitta berkerut. Ada segelintir amarah yang meletup di dadanya begitu selesai membaca isi pesan tersebut. Tanpa membalas pesan nyasar itu, Sitta langsung menghapusnya. Hingga pesan kedua pun masuk. Masih tetap dari nomor yang sama dengan isi pesan yang sama juga, namun kali ini si pengirim pesan menambahkan kata "Balas secepatnya" di akhir pesan yang dia kirim. Hal ini jelas membuat Sitta menjadi geram. Hingga Sitta pun menelepon balik nomor itu. Dering pertama tidak diangkat. Dering kedua pun masih belum diangkat. Hingga di dering ketiga akhirnya panggilan Sitta pun dijawab juga. "Heh, gue bukan Lonte, anj***!" Maki Sitta kesal dan langsung menutup kembali teleponnya.
View MoreEleanor's POV
"Let me go," I tried to yank my hands off his grip but he was holding me very firmly. He was obviously stronger than me. Why did he show up after several months? My heart hurts just with the way he was holding me. Everything about him disgusts me.
He smirked and said," Just because I cheated on you doesn't mean I'm the most disgusting thing on earth." He added proudly, "it wouldn't have happened if you had let me fuck you then but you were acting as the holiest of all."
"Fuck you!" I yelled and bite his hands, he released me at once and as I tried to run away from him, his voice came through very hardly.
"No one likes you cause you are nothing but a peice of shit," I don't know why he said this but it hurts me so bad. I paused in my track and turned to him with an evil smirk on my face.
"Really? You think I am too ugly to be loved by another guy...." I giggled, actually, the laughter was only to cover up for the pain that was surging through my heart.
I sighted a tall and muscular boy from afar, he was leaning by a locker and had a cap on his head that makes it difficult to recognize who he was.
A silly idea came to my head and I paused laughing at once," I have a boyfriend."
"The fuck!" Charles exclaimed. "Are you seriously kidding me right now?" He scoffed.
"He's right there," I said and walked towards the guy I had sighted.
I could feel Charles looking at me as I walked to the boy.
Once I got before him, I smiled and requested," handsome, pretend as my boyfriend for two minute, please."
I need to use him to get rid of my ex boyfriend, Charles. Charles and I dated for six months and I loved him, however, probably because I wouldn't let him have sex with me, I caught him literally cheating on me and he didn't even feel remorseful about it at all.
The unrecognizable guy curved his arms around my waist and pulled me closer to him that I stumbled on his hard chest.
"Anything for you, my little cupcake," he said with a very deep voice.
He smells very nice and I couldn't bring myself to look at his face at all, infact, I don't want to know who he was. I was only using him.
"You!" We suddenly heard Charles's voice as he walked towards us, he was poiting at the unrecognizable guy. "How dare you hug my girlfriend that way?"
"We have broken up and I'm not your girlfriend, stay away from me. He's my new boyfriend," I shouted at Charles.
"The fuck! Your new boyfriend. Are you out of your mind? How can Henry Fred be your boyfriend?" Charlie's asked and I almost fall off his grip.
Excuse me? Was I dreaming? Henry Fred! The only guy I hate in this school! What! Does this mean I'm currently in the arms of the guy I detest the most.
Holly shit! I cursed underneath my breath, I wanted to withdraw thinking that the prank I tried to pull didn't work but Herny pulled me closer to him and kissed my forehead, he even ruffled my hair playfully and lifted my chin up.
When my face collided with his, I almost melted away. Damn it, this idiot is too handsome.
"Sweetheart, is this your silly ex boyfriend that you told me about?" Henry asked.
I was confused for a moment, we have never even spoken. How come he was asking such question. I quicky reasoned that he must be trying to help me out.
Oh! This idiot was actually smart. "Yes, " I answered, I quicky played along. "He was the one. He cheated on me with my sister and still had the gut to refer to himself as my boyfriend, can you imagine?"
"He's shameless, " Herny said, smiling flirtatiously. Sincerely, I must confess that his smile is so seducing and making me feel...wet, maybe. I should have stopped looking at his face but we are currently playing a short term game that's about to work out really fine. "Should I teach him a lesson, then?"
Heny Fred had got into fights with many guys in school and he always win. Although Charlie's hurt me but I won't resort to violence to hurt him back.
I placed my hand on his shoulder and said very softly," perhaps, a warning will do."
He smiled and then faceys Charles. Once his face fell on Charle's, it changed at once to a murderous one that even I, became scared of him.
"Let this be the last time you will ever touch her. If I see you around her next time by mistake, I will break your bones and feed your body to the eagles." Henry warned Charles.
"This is incredible!" Charles said, he looked so shocked. Charlies took his face away from him and set it on me. He bite his lips, turned and walked away.
Once I noticed Charles had faded out of my sight, I pulled out from Henry's hug at once and said clumsily," hey, thanks for helping me but please let us act like this never happened."
I don't want to engage in too much conversation with him at all, I turned without waiting for response and began to walk away.
As I walked, it felt like his eyes were boring hole literally into me. I was cautious of all my steps that I almost fell at some point.
Oh gosh! Is he still watching me? I swallowed the lump on my throat and turned to him and I saw him staring lustfully at me. He was a playboy anyways so I didn't expect anything less.
Gosh! Why does it have to be him? I hope he forgets about my existence. I turned and took faster steps away.
"Ada laporan penting apa saja hari ini, Lex?" tanya Reygan pada sang asisten saat dirinya baru saja selesai menghadiri rapat pemegang saham pagi ini."Investasi tambang batu bara di kalimantan untuk dana properti apartemen Red Cherry, disetujui oleh bagian pembukuan, Rey," lapor Alex pada sang atasan.Reygan mengangguk paham. Menoleh ke atas meja kerjanya, Reygan tampak membuka sebuah berkas di sana."Bagaimana dengan pelelangan karya seni AGB Grup di pusat kota?" Tanya Reygan kemudian."Soal itu, barangnya berpindah tangan dan dialihkan ke Galeri lain yang memungkinkan terjadinya pelelangan dengan cakupan yang lebih besar, jadi, pelelangan di pusat kota resmi dibatalkan lusa kemarin," jawab Alex lagi."Oke, bagus. Dengan begitu keuntungan yang dihasilkan bisa lebih besar tentunya," sahut Reygan dengan tatapannya yang masih berpusat di lembar berkas di atas meja. "Ini, berkas pengunduran diri Resti?" kening Reygan tampak berkerut."Ya benar. Resti mengundurkan diri perakhir bulan ini,
Flash back on...Setelah mengetahui kebenaran tentang Tia dari anak buahnya yang berhasil menemukan buku diary milik sang asisten, Bulan pun berhasil menemukan cara jitu untuk mengecoh Tia agar wanita itu mau mengakui bahwa dialah yang sudah meracuni otak Zarina untuk membunuh Aidil."Mba, Mba Tia tahu kan kalau sebentar lagi Ayah akan bebas?" ucap Bulan di hadapan Tia sewaktu dirinya mendatangi Tia di dalam gudang tua, di mana mayat Aidil dikuburkan."Ya, Tuan Azzam akan bebas sebentar lagi. Lalu, apa maksud Nona melakukan ini pada saya?" tanya Tia dengan posisi kedua tangan dan kakinya yang terikat dan didudukkan di atas kursi besi."Mba Tia tau kan, kalau saya sangat membenci Ayah selama ini?" Tatapan Bulan tertuju lurus pada sosok Tia di hadapannya. Sinis, dingin, dan tajam.Tia tidak menjawab."Jadi, saya tidak rela jika Ayah bebas dengan mudah. Itulah sebabnya, saya ingin membuat cerita rekayasa baru untuk memutar balikkan fakta mengenai kasus kematian Om Aidil, agar hukuman Aya
Semuanya seperti mimpi bagi Sitta.Di saat dirinya mulai menemukan kebahagiaan dalam hubungan rumah tangganya dengan Kahfi saat ini, kenyataan pahit harus kembali menghantam Sitta dengan hebatnya atas fakta, bahwa sang ayah ternyata sudah meninggal.Sesampainya dia di rumah, disambut oleh senyum tipis Ranti, dan Laras yang memang selalu mengunjungi Ranti setiap hari.Mereka duduk saling berhadapan dengan Ranti yang duduk di sisi Sitta untuk mulai menceritakan semuanya pada Sitta.Tentang semua kisah masa lalu yang terjadi di antara dirinya, Aidil, Azzam, Zarina dan juga Tia.Hingga akhirnya, mereka pun berakhir di sisi makam Aidil saat ini."Maafkan Bunda Sitta, semua memang salah Bunda," ujar Ranti usai dirinya dan Sitta membacakan doa untuk sang Almarhum. "Mungkin, jika dulu Ibu mempercayai ayahmu, dan mau memaafkan dia, maka ayahmu tidak akan pergi menemui Zarina dan dia tidak akan mati ..." Ranti kembali menangis. Penyesalan di dalam hatinya setelah mengetahui bahwasanya Aidil mem
Suasana berkabung masih nampak nyata di ruko milik Ranti.Toko Laundry itu hari ini tutup setelah kasus menghilangnya Aidil akhirnya terungkap.Berkat kesaksian Tia yang berhasil melarikan diri dari tawanan anak buah Bulan, kini Ranti pun bisa mendapatkan titik terang mengenai di mana sebenarnya sang suami berada saat ini.Meski, pada akhirnya harapan Ranti harus pupus tatkala mengetahui bahwasanya, sang suami telah meninggal dunia sejak belasan tahun yang lalu.Kerangka mayat Aidil ditemukan terkubur di belakang kediaman lama Zarina dan Azzam yang kini sudah dibangun gudang penyimpanan barang-barang tak terpakai.Setelah proses autopsi selesai oleh tim forensik, yang akhirnya menyatakan bahwa Aidil tewas setelah mendapat luka tusukan berkali-kali di bagian perut dan dada serta leher korban, tersangka Zarina lantas menguburkan Aidil di lahan kosong belakang rumahnya.Itulah kiranya cerita yang Tia sampaikan di hadapan pihak kepolisian hari itu.Tia mendatangi kantor polisi dan mengaku
"Maksudnya, lo maen bareng sama Reygan dan cewek itu? Salome?"Kahfi menepuk jidat frustasi karena lagi-lagi Sitta memotong ucapannya sebelum dia sempat menyelesaikan ceritanya."Nggak Ta, Reygan pesen dua cewek waktu itu dan kita juga mainnya di kamar terpisah. Rumah Reygan di Bandung udah kayak lapangan golf, Ta. Kamu kalau jalan sendirian di sana pasti kesasar.""Jadi, lo pertama gituan sama pela*cur?""Nggak," jawab Kahfi dibarengi gelengan kepala."Ya terus sama siapa dong?""Waktu itu, aku belum berani main sampe ke tahap itu, Ta. Karena aku emang sama sekali nggak punya pengalaman. Alhasil, aku cuma main-main aja sama tuh cewek, main luar. Make out," beritahu Kahfi lebih lanjut.Kali ini, Sitta diam dan memilih menunggu Kahfi melanjutkan ceritanya ketimbang bertanya terus menerus."Dan karena Jessica lah, awalnya hubungan persahabatan aku sama Reygan mulai renggang," ucap Kahfi dengan tatapan yang mengawang jauh. Seakan bernostalgia ke masa-masa SMA nya dahulu."Dulu, aku emang
"Masih sakit? Nggak, kan?" tanya Kahfi saat dirinya dan Sitta baru saja selesai menunaikan aktifitas panas mereka pagi ini.Hawa sejuk sepoi-sepoi angin pantai yang berhembus dari arah balkon, dengan awan mendung yang membuat cuaca terlihat syahdu di luar sana, menjadikan kegiatan pagi ini terasa lebih romantis.Sitta dan Kahfi masih asik merebahkan diri di tempat tidur dalam keadaan mereka yang tak berbusana. Menutupi rapat-rapat tubuh mereka dengan selimut, mereka tidur dengan posisi Sitta yang menyandarkan kepalanya di bahu Kahfi."Hm, sedikit sih, agak aneh kalau dibawa jalan," aku Sitta dengan polosnya.Kahfi mencuil ujung hidung Sitta yang lancip, "makanya, sering-sering aja, nanti juga lama-lama terbiasa."Sitta langsung mengerucutkan bibir dengan tangan yang reflek memukul dada sang suami."Huh, itu sih mau nya lo.""Kamu, Ta, jangan lo-gue lagi," protes Kahfi kemudian."Emang kenapa?""Ya nggak enak aja di dengernya. Nggak romantis tau nggak?""Tapi gue kan nggak terbiasa ngo
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments