Oryza Sativa, Osa, adalah seorang gadis yang menderita penyakit glaukoma, hingga membuatnya buta secara perlahan. Ia tak memiliki cita-cita, namun punya harapan besar untuk bisa melakukan perjalanan ke Negeri Timur Indonesia. Bersama Agra, pria pendiam yang memiliki sejuta misteri, Alma si wanita menor dan besar omong, Aysiah si wanita rendah hati dan penyabar, hingga Raka si petualang, perjalanan mereka realisasikan. Kisah cinta, pertikaian, persahabatan, dan pengorbanan mengiringi perjalanan itu. Di samping petualangan mereka itu, sebuah rahasia kelam masa lalu Osa mulai tersingkap, dan kemunculan The Clausa Baroon membuat masa itu sepenuhnya terbuka. Ayahnya, ibunya, dan seorang yang sama dengannya, menjadikan titik kekecewaan terbesar Osa meledak. Sementara Agra, si pria misterius, secara tiba-tiba menghilang, meninggalkan sepucuk tanda tanya besar dalam hidup Osa. Dan sebelum pencarian Agra dilakukan, pandangan Osa; warna, bentuk, dan memori, semuanya menghilang. Semuanya samar.
View MoreAilina’s POV:
“Ah…”
I held my head and groaned in pain…
I felt as if a truck had just run over me… it’s very painful…
‘Painful?’ I startled…
‘Why I am still feeling pain? Didn’t I just jump from the building and die?’ I thought.
Thinking that, I supported my weight on my hands and tried to get up… However as soon as I did… I was dumbfounded…
I sat up without any difficulty…
Stunned, I quickly lifted the quilt… seeing my intact right leg… I almost screamed in joy…
‘My leg… my leg is fine…’
With trembling hands, I touched my leg… “It’s true… my leg is fine…”
Almost immediately, I got out of bed and jumped twice… Feeling excited…
“What… Aren’t you satisfied last night? So, you are seducing me early in the morning…”
As I was lost in my joy, suddenly a low and magnetic voice came from behind me…
Hearing that voice, I stopped jumping and slowly turned around to see the source of the voice…
However, as soon as I did… I was shocked…
I saw a God-like man sitting on the bed. He has thick eyebrows, with a pair of deep black eyes… a straight nose, thin lips…. In short, he looked like some Greek God.
As my eyes moved down, I saw broad shoulders and a narrow waist… the eight paces on the abdomen were as if someone had painted them very carefully… they didn’t seem to look real at all…
Looking at the man in front of me, there are only two words that came into my mind… ‘Too Handsome!’
“Have you seen enough?”
Hearing the man’s voice again, I came to my senses and looked at him…
As he looked at me, his eyes were filled with mockery and sarcasm…
Realizing that something was not right, I looked down at my body and my eyes widened in disbelief…
I am standing in front of him, completely naked…
Seeing this, I quickly reacted and snatched the quilt from the bed to cover myself… At that moment, I didn’t even need to look at my face to see how red it was…
In my keen excitement of having my leg, I didn’t even notice that I was not wearing anything…
However, as soon as I snatched the quilt, the man's whole body was exposed in the air… he was also completely naked…
Seeing this I quickly turned around, my face was burning hot…
Then, I quickly looked at the interior of the room… and the more I looked at it the more shocked I became…
Even though I had only come here once in my life, this room is something that I am too familiar with…
This is the hotel room where I lost my virginity…
‘What’s going on? Why I am in this room? And how came I got my leg back?’ Didn't i lost my leg in order to save that sumbug?'
Then thinking of something my eyes suddenly widened in disbelief… “Could it be that I am reborn?’
Thinking that I picked up my phone and as expected… it was xx years… I had indeed come five years back in a time…
I had only seen this kind of thing in drama and never in my life I had thought that something like this would happen to me…
However, when I thought about how I died in my previous life, my eyes suddenly turned cold…
‘Hallie… Darren… Since God give me the second chance… I will certainly make you pay for what you have done to me…’
“I am sorry for the last night… I am willing to take responsibility and marry you…”
Hearing the man’s low voice, I came back to my senses and turned to look at him.
Wearing a bathrobe, a man stood in front of me, executing a noble aura… However, his face is as cold as ice… as if he is a king, looking down on other people…
‘What did he mean my take responsibility? What did he think he is? Did he think he can get away like that after taking advantage of me?’
How I wish, I could be reborn a little earlier… even if it is just one day…
In my last life, when I woke up, the man was not in the room. And after that, I had never entered this hotel… let alone find the person who took advantage of me…
However, since I met him this time, I didn’t want to let him go just like that…
“Take responsibility? Marry me? What do you take of me? Do you think I will let go of you after what you have done to me…”
“Mister let me tell you…. you had raped me and I am going to sue you for this… don’t even think about escaping just like this…”
Even though I was a little scared by his cold aura, I couldn’t help but straighten my back and look into his eyes…
However, he didn’t seem too afraid, instead, a mocking smile appeared on his face…
“Sue me?” Saying that he walked towards me step by step, exuding a cold aura…
Seeing him like this, I subconsciously retreated… until my back was pressed against the cold wall…
Now I am trapped between the man’s chest and wall… nowhere to escape…
“I think you have forgotten that it was you who broke into my room last night and threw yourself in my arms… What’s more… do you even know how much I have lost I have to bear because of you?’ the man asked. His voice is as cold as ice.
Hearing his words, I felt even more angry! ‘What did he mean my throw myself into his arms? It was pretty obvious that I was drugged…’
“I was drugged. Don’t you think you should have to take me to the hospital instead of taking advantage of me?” I asked angrily.
“Why should I? It was you who took the initiative and I had no obligation to take you to the hospital!”
The man’s whole body is exuding a cold and fierce aura, like ice and snow that had not been melted for thousands of years.
So, even though I am angry, I am also afraid of him. So, I just stood against the wall, not even daring to breathe loudly.
Sebuah lembaran-lembaran kelam tentang The Clausa Baroon kembali terkembang. Kenangan-kenangan usang yang sudah lama terkunci kini kembali tersingkap. Alam yang terus tumbuh dari masa ke masa, kini terbang bersama angin menuju masa lalu. Masa itu ....Kisah Olm, Osa si Slamander sudah tertutup. Konflik batin dan konflik sosial menjadi tantangan Osa untuk menemukan takdir dirinya sebenarnya. Dan sekarang, dia sudah mendapatkan semuanya: kemelaratan dan kepuasan.Osa telah kehilangan semua teman-teman dekatnya: Raka yang merantau ke Australia, Aisyah yang telah meninggal dunia di masa pendakian, Alma menuntut pendidikan lebih di Paris, dan Agra hilang secara misterius. Semua itu tidak lepas dari pengaruh Osa.Namun seorang yang sama sepertinya muncul di tengah-tengah kesedihan, membuat kesedihan akan penglihatan Osa yang telah hilang, kembali menyiratkan kebahagiaan walau secuil.Banyak pertanyaan-pertanyaan dan kegantungan yang ditinggalkan Agra dan papa d
Waktu terus bergulir menuju akhir perjalanan. Sebuah lorong hampa diisi dengan limit-limit batas dari usaha untuk menjadi insan terbaik semesta. Pohon beringin yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang, kini semakin menua—menggugurkan daun-daun kering yang penuh dengan memori masa lampau.Tiga ratus enam puluh lima hari kemudian. Masa sudah berubah, kenangan setahun yang lalu sudah mulai terkubur bersama sisa memori lainnya. Aisyah sudah tenang di sisi-Nya. Raka sedang berjuang di negeri asing tempatnya bermuara. Alma melanjutkan pendidikannya di kota di mana Menara Eifel berada. Hanya satu orang yang masih berada di sisiku: Agra."Coba kamu mutar, jalan ke sini sedikit ... ke situ ... sekarang, berhenti!" Tidak! Ini bukanlah kisah romantis dengan adegan memberi kejutan. Melainkan aku sedang berada di Puncak Carstensz Pyramid. Iya! Aku melihat salju abadi itu di sekeliling, dan kak Yewen yang menuntunku sampai ke sini.Aku melihat Kak Yewen dan para penda
Pagi ini, rintik-rintik sendu tercurah dari gerimis di langit Papua. Aku dan Agra sedang menatap kosong ke arah makan Aisyah. Aisyah dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum Papua, karena dia adalah gadis sebatang kara tanpa keluarga.Rerumputan hijau di tengah pemakaman membuat semerbak aroma hujan yang jatuh ke atasnya terasa sedap dihirup. Aku terduduk lemas di tanah sambil terus menangisi Aisyah yang sudah tidak di bumi. Agra berdiri mematung sambil memegangi payung agar aku tidak kehujanan."Se-seandainya aja gu-gue gak seegois ini," isak tangis membuat suaraku meringis tidak jelas. "Kalau saja pendakian itu gue batalin, pasti Aisyah enggak kayak gini."Agra mulai berjongkok di samping sambil mengelus-elus pundakku. "Jangan pernah menyesal untuk hal yang udah berlalu. Sebab, lo gak akan bisa membatalkan kejadian itu dengan menyesal." Dia mendeham suaranya yang sedikit serak, lalu melanjutkan, "Sa, gue tahu keinginan lo buat trip ini sama muli
Seperti yang sudah disampaikan oleh Kak Yewen selaku pemimpin. Hari ini ditargetkan kami akan tiba di Kamp 2. Sudah 8 hari ekspedisi menuju Carstensz Pyramid kami lalui. Puncak-puncak bersalju sudah mulai kelihatan di atas sana, namun belum bisa kami rasakan. Kawah-kawah tebing berbatu yang kering masih menemani perjalanan. Tidak ada candaan, tidak ada senyum kegembiraan, semua itu sudah sirna tertelan kejenuhan, kepenatan, hingga kebosanan bebatuan yang menjadi panorama satu-satunya. Monoton. "Kita naik sedikit ke sana, dan akan sampai di Kamp 2," Kak Yewen menunjuk tebing di hadapan menggunakan trekking pole. Tampak dari bawah sini pamflet besar bertuliskan "Kamp 2| 2.000 mdpl" teronggok tegas bersama bendera sang Saka Merah Putih. "Hufftt ...." Semuanya menghela napas panjang. Penantian hanya untuk mencapai kamp yang berjalan lama pun akhirnya terwujud. Beberapa pendaki juga sibuk mendahulukan rombongan demi cepat-cepat sampai Kamp 2 untuk beristirah
"Bangun! Cepat pergi sarapan. Perjalanan akan kita lenjutkan sebentar lagi." Tubuhku tersentak ketika porter Aisyah—si Bongsor—nyelonongmasuk ke tenda kami. AIsyah langsung terburu-buru mengenakan jilbabnya sesaat sebelum si Bongsor masuk.Di saat itu juga, aku langsung mengganti pakaian—tidak mandi—kemudian pergi ke luar tenda untuk membasuk wajah.Di Kamp 1 ini, berbagai rombongan pendaki berkumpul padu menjadi satu. Perapian yang terbuat dari kayu kering yang dibakar, terlihat menerangi waktu subuh. Matahari belum terbit, itu sebabnya orang-orang masih bisa berleha-leha di tenda masing-masing. Karena setelah matahari menunjukkan eksistensinya, di saat itu juga pendakian yang penuh perjuangan kembali dilanjutkan."Sa, sini gabung!" tegur Aisyah yang sudah berkumpul bersama Alma dan Agra, juga para porter kami masing-masing—termasuk Kak Yewen.Aku menuruti teguran Aisyah, kemudian berlari kecil menuju me
"Ayo Sa, buruan. Kita udah ketinggalan mereka." Tiba-tiba saja seseorang mengacaukan pikiranku yang sedang membayang. "Eh, i-iya...." Aisyah menarik tanganku agar segera bergegas. Langkah kaki kami percepat, menyusul para pendaki lain yang sudah lumayan jauh di depan sana. Semak-semak rimbun berkeresak ketika kami melewatinya. Napasku semakin berembun. Dan sekarang rambutku kini mulai mengering dan dingin—kaku. Semakin jalan menanjak, semakin berkabut pula udara. Untungnya kami sudah kembali ke barisan. Bulu kudukku semakin merinding kala kami tiba di Sungai Ugimba. Kali ini sebagian besar permukaan sungai sudah membeku. Bantaran sungainya san
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments