Pesona Panas Asisten Dingin

Pesona Panas Asisten Dingin

last update최신 업데이트 : 2025-02-21
에:  Miss Kay연재 중
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
평가가 충분하지 않습니다.
22챕터
159조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

Celin Luis memiliki segalanya, kecuali cinta dari Abizar Yased--asisten dingin sang kakak yang merangkap sebagai pengawalnya! Entah mengapa, Abizar seolah menutup diri dari wanita, termasuk Celin! Lantas, bagaimana nasib Celin? Mampukah dia meruntuhkan tembok Abizar dan membuat pria dingin itu menjadi sepanas dirinya? Let's see the story guys ... Fb : kaykokayko Ig : @mela_ir

더 보기

1화

Bab 1

Celine Luis menatap keluar jendela dengan bosan. Langit sore di Jakarta tampak biasa saja, dengan lalu lintas yang padat seperti biasa. Tangan rampingnya memainkan ujung gaun yang ia kenakan, sementara pikirannya melayang ke satu sosok yang akhir-akhir ini memenuhi kepalanya-Abizar Yazid.

Pria itu selalu ada di sekitar kakaknya, Darwin. Asisten pribadi sekaligus pengawal yang lebih terlihat seperti patung berjalan daripada manusia. Dengan rahang tegas, sorot mata dingin, dan bibir yang hampir tidak pernah tersenyum, Abizar seperti tembok besar yang sulit ditembus.

Celine bergumam pelan. “Kenapa sih, dia harus sedingin itu.”

“Siapa?” Suara kakaknya, Darwin, terdengar dari belakang.

Celine tersentak kaget sebelum cepat-cepat mengubah mimik wajahnya. “Tidak ada. Cuma bicara sendiri.”

Darwin menatap curiga, tapi sebelum ia sempat bertanya lebih lanjut, ponselnya berbunyi. Celine menarik napas lega dalam hati.

Namun, saat ia hendak berbalik menuju kamarnya, sosok yang mengisi pikirannya tiba-tiba muncul di ambang pintu. Abizar berdiri di sana dengan setelan jas hitam yang rapi, wajahnya tetap datar dan dingin seperti es.

“Tuan Darwin, mobil sudah siap.”

Suaranya dalam dan tegas, seolah tidak ada hal di dunia ini yang bisa melawannya.

Celine mengangkat sebelah alis, menatap pria itu penuh minat. “Oh, jadi kamu bisa bicara juga rupanya?”

Abizar hanya meliriknya sekilas sebelum kembali fokus pada Darwin. Tidak ada jawaban. Tidak ada senyuman hangat. Seolah keberadaan Celine tidak terlihat di matanya.

Dan sikapnya itu membuat Celine semakin tertarik.

***

Suara musik berdentum keras di dalam ruangan penuh manusia yang menari dan tertawa tanpa beban. Cahaya lampu berwarna-warni bergerak dengan cepat, menerangi wajah-wajah yang hanyut dalam pesta. Di sudut ruangan, Celine Luis duduk di sofa dengan gelas di tangannya, bibirnya menyunggingkan senyum tipis saat menyesap minuman yang diberikan temannya.

Dia tidak menyadari sesuatu yang berbeda dalam minumannya. Rasanya sedikit lebih manis, tapi tidak mencurigakan. Beberapa menit berlalu, dan tubuhnya mulai terasa aneh-panas, gelisah, dan denyut jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.

Di luar gedung pesta, Abizar memarkirkan mobilnya di lobi. Malam ini, ia menerima perintah langsung dari Darwin Luis untuk menjemput adik perempuannya yang keras kepala. Dengan langkah lebar dan tegap, dia memasuki bar, matanya mengamati sekeliling ruangan, mencari sosok Celine di antara kerumunan.

Saat menemukannya, alisnya langsung berkerut. Celine tampak berbeda, wajahnya memerah, matanya memancarkan keanehan dan tubuhnya terlihat sedikit gelisah. Dia menunduk, menekan jemarinya di pelipis seperti berusaha menahan sesuatu.

Abizar segera mendekat menghampirinya, menarik perhatian Celine yang langsung terkejut saat melihatnya. "Abizar..." suaranya terdengar lebih lembut, hampir mendesah. "Sedang apa di sini? Kau datang menjemputku?"

"Kita pulang," kata Abizar tegas, meraih lengannya.

Celine tertawa kecil, terlihat ada gairah di wajahnya yang membuat Abizar semakin curiga. "Kenapa pulang? Pesta baru saja dimulai," bisiknya sambil menyandarkan kepalanya di dada pria itu.

Abizar mengencangkan rahangnya. Celine bukan tipe wanita yang mudah mabuk, dan ada sesuatu yang terasa janggal dari sikapnya. Tanpa banyak bicara, ia menyampirkan lengan Celine di bahunya dan membawanya keluar, mengabaikan tatapan penasaran dari teman Celine dan beberapa orang di sekitar mereka.

Saat mereka sampai di mobil, Celine menggeliat di dalam bangku samping kemudi, menarik napas berat. "Abizar... panas..." keluhnya, tangannya meraih leher gaunnya sendiri, ingin melonggarkannya.

Abizar menghembuskan napas panjang. Sekarang dia yakin—Celine telah dijebak. Seseorang telah mencampurkan sesuatu ke dalam minumannya.

"Nona Celine, dengarkan aku," ujarnya, menahan tangannya agar tidak membuka kancing depan gaunnya. "Tahan! Saya akan membantu, Nona."

Celine memejamkan mata, tubuhnya semakin panas, tangannya tanpa sadar meremas lengan Abizar dengan erat. "Abizar... tolong... aku tidak tahan..."

Abizar menatap wajah Celine yang berkeringat. Dia harus membawanya ke tempat aman sebelum efek obat itu semakin parah.

Tanpa berpikir panjang, ia menyalakan mesin mobil dan melaju ke hotel terdekat. Mengabaikan suara desahan Celine yang mengganggu telinganya.

Sesampainya di kamar hotel, Abizar membawa Celine ke kamar mandi. Dengan cepat, dia menyalakan keran air dan membiarkan air dingin mengalir. "Nona Celine, ini akan membantumu," katanya, berusaha tetap tenang saat dia membawa wanita itu ke bawah pancuran.

Air dingin mengguyur tubuh Celine, membuatnya sedikit tersentak. Namun, bukannya mereda, tubuhnya justru semakin berhasrat, dan matanya menatap Abizar dengan tatapan yang sulit diartikan. "Abizar... bantu aku. Aku mohon," bisiknya, tangannya terangkat, menyentuh dada pria itu yang basah terkena percikan air.

Abizar menegang menahan tangan Celine. "Nona Celine, tenanglah. Kau harus menghilangkan efek obat ini."

Celine malah mendekat, jemarinya menyusuri garis rahang tajam Abizar. "Mungkin ada cara lain yang lebih cepat..." bisiknya nakal.

Abizar menggeram pelan, mencoba mengendalikan dirinya. "Nona Celine, jangan main-main."

Namun Celine hanya tersenyum, matanya berkilat penuh godaan. “Kenapa? Kau tak mau... ayolah Abizar... puaskan aku.”

Abizar menarik napas dalam, berusaha meredam keinginan yang mulai merayap di benaknya. "Nona Celine, kau tidak sadar dengan apa yang kau lakukan sekarang. Aku tidak akan memanfaatkan keadaan ini."

Celine mengedipkan mata, bibirnya mengerucut sedikit. "Aku sadar, Abizar. Sangat sadar... dan aku menginginkanmu."

Pria itu mengepalkan tangannya. Ternyata air dingin sudah cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya sendiri. Dengan gerakan cepat, ia menarik handuk dan memakaikannya ke tubuh Celine, lalu berbalik, memberikan jarak.

"Sepertinya efek obat itu sudah hilang," katanya akhirnya, suaranya lebih rendah dari biasanya.

Celine menatap punggung Abizar dengan pandangan penuh arti, lalu tersenyum menyeringai. "Saat ini mungkin. Tapi jangan berpikir kau bisa menghindar dariku, Abizar."

Abizar tak menjawab, hanya melangkah keluar dari kamar mandi dengan langkah cepat, ia menyadari cobaan malam ini begitu berat untuknya.

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

더보기

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

댓글 없음
22 챕터
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status