RACUN BERUPA MADU

RACUN BERUPA MADU

By:  Milla Dwi  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings
119Chapters
3.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

PROLOG Dua belas tahun menikah, Adelia putry belum juga dikaruniai anak. Berbagai cara telah dilakukan, tapi belum juga mendapatkan hasil. Ketika masih ada keinginan untuk terus berusaha mendapatkan momongan, ternyata Adelia divonis terkena kanker pa****ra stadium tiga. Sedih? Sudah pasti. Belum hilang rasa sedih karena penyakitnya, Dia mendapati sang suami punya wanita lain. Terasa hancur dunianya. Ditengah kekalutan itu, Adelia mendapati kenyataan bahwa dirinya hamil. Dan lebih mengejutkan lagi, Orang pertama yang tau tentang kehamilannya, adalah sang tunangan, yang dulu pernah menghilang tanpa kabar apapun. Bagaimana Adelia menghadapi semuanya? Apa yang akan terjadi selanjutnya?

View More
RACUN BERUPA MADU Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nur Wenda
ceritanya seru kak, semangat ...
2023-12-31 21:24:43
0
user avatar
Suare Hening
Semangat Kak Author
2023-12-19 15:30:55
0
user avatar
Mama fia
Cerita yg menarik. Semangat update ya Thor ......
2023-11-19 14:45:53
1
user avatar
Rara Arrazaq
Alurnya mantap, penulisannya juga bgs. Novel yang recommended.
2023-11-19 14:28:03
1
user avatar
Dea Safitri
haiiii semangat yaaaa
2023-09-25 11:25:55
1
user avatar
Eleena Edeline
semangat kakkk
2023-09-15 12:21:34
1
user avatar
Devi
semangat up ya kk, aku tunggu setiap episodenya...
2023-09-07 21:14:49
2
user avatar
Pena Ilusi
Semangat berkarya, Kak. Semoga lancar dan sukses
2023-09-06 01:54:35
1
user avatar
KarRa
semangat untuk novel pertamanya, Mbak ......... rutin2 up date
2023-09-05 16:01:22
1
119 Chapters
BAB 1. SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA
Adelia turun dari taksi sambil memegang kertas hasil tes kesehatannya. Dia ingin secepat mungkin berbagi cerita tentang penyakit kanker payudara yang dideritanya ke Arga. Berharap supaya bisa cepat mendapat solusi dari suaminya itu."Ternyata Mas Arga sudah dirumah. Kenapa hari ini dia cepat sekali pulangnya? Jangan-jangan dia sakit," ucap pelan Adelia. Dia memasuki halaman rumah, dan melihat mobil suaminya sudah terparkir di garasi. Tanpa pikir panjang, Adelia langsung mempercepat langkahnya karena ingin segera memberitahu Arga tentang kesedihannya, juga khawatir suaminya kenapa-kenapa."Kalau dia sakit, kenapa gak kasih tau? Atau dia takut aku khawatir mungkin ya?" ucapnya lagi. Dengan cepat Adelia masuk kerumah. Arga tidak ada diruang tamu, rumah pun terlihat sepi, kosong tidak ada siapa-siapa."Mungkin Mas Arga di kamar, sedang istirahat. Kasihan dia pasti kelelahan karena sering lembur." ucapnya dalam hati.Dia melanjutkan langkahnya ke lantai dua. Baru saja sampai di depan ka
Read more
BAB 2. TERUSIR DARI KAMAR SENDIRI
Adelia tak bergeming dari tempatnya duduk. Dipeluknya kedua lutut, serta dibenamkan wajahnya di sana. Dia menangis, mengeluarkan sesak yang begitu menghimpit dada.Pintu kamar terbuka kembali dan muncul Arga dari sana. Adelia yang baru saja ingin menoleh ke arah pintu itu, jadi terkejut karena tiba-tiba Arga melemparkan dua koper besar ke hadapannya."Itu semua barang-barang kamu yang ada di kamar ini! Silahkan bawa ke kamar lain, dan mulai saat ini, kamu tidak berhak lagi untuk masuk ke kamar ini!" bentak Arga.Adelia tidak menjawab apapun, dia hanya diam dan memandangi dua koper yang ada di hadapannya. Hatinya terlalu sakit, perasaan yang selama ini tumbuh subur untuk Arga, kini sudah berubah menjadi sayatan-sayatan luka tak kasat mata. Tidak ada sedikitpun keinginan Adelia untuk menjawab. Seketika itu juga hatinya telah mati untuk laki-laki yang ada di depannya."Del, aku akan tetap menyayangi kamu seperti sebelum-sebelumnya. Tapi aku mohon sama kamu, tolong bersikap baik ke Inda
Read more
BAB 3. MENJADI PEMBANTU DI RUMAH SENDIRI
Arga semakin kalap memukuli Adelia, bahkan sampai menendang dan menginjak punggungnya. Wanita itu hanya menggigit bibirnya, agar bisa menahan rasa sakit dan tidak mengeluarkan suara. Setelah puas menyiksa Adelia, laki-laki itu pergi meninggalkan rumah dan kembali ke rumah sakit. "Dasar wanita sialan! Bisa-bisanya dia diam saja, padahal sudah ku siksa separah itu!" dengus Arga. Dia pun membawa mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. "Allah ... ampuni semua dosaku. Tidak ada yang bisa aku minta pertolongan selain kepadaMU," bisik Adelia lemah. Susah payah Adelia berusaha bangun. Dengan langkah sempoyongan, akhirnya bisa sampai ke tempat tidur juga. Serasa remuk seluruh badan, Arga benar-benar sadis menyiksanya. Dia duduk bersandar pada headboard, kepala terasa pusing, perutnya mual, pandangan mulai kabur. Pada akhirnya, Adelia jatuh pingsan tanpa seorangpun tau. "Bangun perempuan sialan! Enak banget tidur nyenyak semalaman, setelah kamu bunuh anakku!" bentak Arga. Di
Read more
BAB 4. Pelakor Jadi Nyonya
Adelia tergeletak pingsan di lantai, dan Arga sama sekali tidak peduli dengan kondisi istrinya itu. Dia pergi meninggalkan Adelia yang terbaring sendiri dalam keadaan pingsan. Entah berapa lama Adelia pingsan, hingga tiba-tiba byur! Seseorang menyiramkan air ke tubuhnya. Pelan-pelan Adelia membuka matanya, akan tetapi sebelum dia sadar sepenuhnya, tiba-tiba seseorang telah menjambak rambutnya dengan kasar. "Woy! Bangun kamu perempuan mandul!" teriak orang itu yang ternyata Indah. Dengan kasar dia menarik rambut Adelia supaya bangun. "Denger baik-baik ya perempuan bodoh! Mulai sekarang, akulah nyonya di rumah ini! Dan kamu itu cuma pantas jadi babu!" sungut Indah, seraya menghentakkan kepala Adelia hingga wanita itu terhuyung. Sakit! Itu yang Adelia rasakan. Bukan cuma fisik yang disakiti, tapi mental pun dipermainkan. Untungnya, sejak kedua orang tuanya meninggal saat dia berumur dua belas tahun, Adelia tumbuh jadi orang yang kuat dan tak mudah menyerah. "Perempuan mandul! Sana pe
Read more
BAB 5. TERKURUNG
Prang! Prang! Tiba-tiba jendela kamar Adelia pecah, dihantam kursi oleh Arga dan Indah. Tak lama kemudian kedua orang itu masuk lewat jendela, dan menghampiri Adelia."Bangun bangsat! Perempuan mandul tidak tau diri!" bentak Arga. Tangannya langsung bergerak meraih rambut Adelia, dan menjambak wanita itu dengan sangat kasar."Ah!" jerit Adelia yang merasakan perih karena rambutnya ditarik dengan kuat oleh Arga."Ternyata kamu masih bisa merasakan sakit juga hah! Katakan di mana surat-surat penting itu disimpan!" murka Arga.Adelia hanya mengatupkan bibir dan berusaha menahan rasa sakit agar tidak berteriak, karena semakin Adelia terlihat kesakitan, Arga dan Indah akan semakin kasar padanya."Mas, kalau cuma dibentak, dia mana mau ngasih tau kita! Pukul dong biar dia jera!" bentak Indah.Arga tidak menjawab ucapan Indah, tapi tangannya langsung bergerak menampar pipi Adelia berkali-kali sampai bibir wanita itu pecah dan berdarah. Tak puas dengan menampar, laki-laki itu mencengkram dagu
Read more
BAB 6 : Kabur
Adelia bangun dengan kondisi semua badan terasa sakit, dan tulang-tulangnya seperti remuk. Dengan sisa tenaga yang ada, dia berusaha untuk kembali mencari jalan keluar, tapi hasilnya tetap nihil. Gudang itu benar-benar tanpa jalan keluar, karena satu-satunya jalan, adalah jendela yang berteralis. Adelia terus berpikir keras, bagaimana caranya supaya bisa keluar dari tempat itu. "Allah ... gimana caranya aku bisa keluar dari sini?" gumam Adelia. Dia duduk kembali, sambil terus memikirkan cara untuk keluar. Penyiksaan yang dia alami, meninggalkan rasa sakit yang luar biasa. Bukan cuma fisik yang tersakiti, tapi luka dalam hatinya jauh lebih parah. "Bagaimana caranya aku minta tolong? Dan pada siapa?" gerutu wanita itu. Terdengar suara langkah-langkah kaki, mendekati ruangan tempatnya berada. Adelia dengan cepat bereaksi, dia celingukan mencari sesuatu, sebagai alat untuk melindungi dirinya. Langkah kaki itu semakin dekat, tapi Adelia belum juga menemukan sesuatu yang bisa digunakan.
Read more
BAB 7 : Kenyataan Tentang Adelia
Sang Bos, berjalan memasuki ruangan, begitu sampai di samping ranjang pasien, matanya membulat sempurna, mulutnya menganga, dan tubuhnya terpaku. "A ... Adelia? Benarkah ini Adelia?" ucap Lelaki itu, ragu. "Bos kenal wanita ini?" tanya Pak Isman. "Gimana ceritanya, Pak Isman bisa sampai bertemu dia dan menolongnya?" tanya si Bos, tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan sang sopir. Pak Isman pun menceritakan semua detail kejadian, yang barusan dialami, hingga akhirnya dia memutuskan untuk membawa Adelia ke Rumah Sakit. Bosnya mendengarkan dengan seksama. "Apa Bos tau siapa wanita ini?" tanya Pak Isman, memberanikan diri, bertanya kembali. "Apa Bapak sudah lupa dengan Dia?" tanya balik Bosnya. Pas Isman yang mendapatkan pertanyaan, kembali memandang wanita malang yang ada di hadapannya. Dia me mengernyitkan alis, mencoba untuk mengingat, tapi tidak juga bisa mengingat siapa orang itu. Pak Isman, membuka mulutnya, ingin menanyakan kembali ke Bosnya, tapi suara pintu dibuka, membu
Read more
BAB 8 : Kepanikan di Rumah Sakit
Dengan enggan Arga melangkah ke arah pintu. Tidak lama kemudian dia kembali lagi bersama Indah dan Roni."Siapa Mas?" tanya Indah."Pak RT, ngasih undangan buat pertemuan rutin lingkungan sini," jelas Arga, tanpa menunggu ditanya kembali.Indah hanya mengangguk saja, tidak menjawab kembali ucapan Arga. Sementara Roni, duduk diam sambil memperhatikan interaksi antara Arga dan Indah.Di Rumah Sakit, Syafiq duduk terpaku di samping tempat tidur pasien. Matanya menatap lekat, pada tubuh kurus yang belum juga sadarkan diri. Kedua tangannya menggenggam erat tangan kanan Adelia."Sayang, bangunlah. Kamu harus ceritakan semuanya padaku. Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan semua ini padamu?" gumam Syafiq, pilu.Lelaki itu selalu berusaha untuk mengajak bicara Adelia, dengan harapan, wanita itu mendengar semuanya, tetapi lagi-lagi dia masih harus bersabar, karena yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Adelia masih terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit, dengan mata terus terpejam.Sy
Read more
BAB 9 : Adelia Sadar
"Adeliaaaaaa ...!" teriak Syafiq, sekeras yang dia bisa.Syafiq memejamkan matanya, dan tertunduk lesu di lantai. Kedua tangannya terkepal kuat, hatinya hancur karena tidak bisa menolong orang yang sangat dicintainya itu. Untuk beberapa saat Syafiq larut dalam kesedihan, hingga dia tersadar dan langsung mengangkat kepalanya, lalu mengarahkan pandangannya ke arah Adelia terjatuh.Lelaki itu terperangah melihat pemandangan di depan matanya. Ternyata ranjang yang membawa Adelia tersangkut, dan tidak jatuh ke dasar gedung. Dengan cepat Syafiq berdiri, lalu berlari ke arah ranjang itu."Adelia, mana Adelia?" ucap gugup Syafiq, begitu melihat ranjang itu kosong.Hatinya hancur ketika tidak mendapati Adelia di ranjangnya. Dalam pikirannya, Adelia terpelanting dari ranjang, dan jatuh ke bawah. Hatinya tiba-tiba hancur, dan harapannya sirna seketika. Dengan pelan, Syafiq mendekati seorang Ibu yang ikut berkerumun disitu, dan menanyakan tentang Adelia padanya. "Pak, Bu, di mana pasien yang ter
Read more
BAB 10 : Trauma.
Saat ini, yang ada dalam hati Adelia adalah rasa ketakutan yang luar biasa, akan semua siksaan yang dia terima selama ini. Dan akibatnya, dia jadi memasang sikap waspada ke siapa pun, apa lagi ke Syafiq, orang yang baru dia lihat saat ini. Tapi melihat ke sekeliling, cuma ada lelaki itu yang selalu merawatnya, jadi pelan-pelan, wanita itu berusaha mempercayai lelaki itu.Kembali Adelia menatap wajah Syafiq, dia tersenyum, lalu berkata," Aku takut, tolong jangan tinggalkan aku sendirian.""Kamu tenanglah, aku pasti akan menolong dan melindungi mu, jangan takut," ucap Syafiq, sambil membawa Adelia ke dalam pelukan posesifnya.Adelia mengangguk, kemudian menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Syafiq, dan mencari rasa nyaman di sana. Wanita itu merasa terlindungi, saat merasakan pelukan hangat dari Syafiq.Lelaki itu mengelus lembut punggung Adelia. Dia tersenyum samar, lalu memejamkan mata. Tanpa terasa ada bulir bening muncul dari sudut matanya. Syafiq merasakan sesak dan nyeri dalam
Read more
DMCA.com Protection Status