Rahasia Kematian Syakila

Rahasia Kematian Syakila

Oleh:  aleevani  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
107Bab
5.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Di hari pernikahan sang kakak, Arsyila justru menemukan kakaknya, Syakila bunuh diri di dalam balutan gaun pengantinnya. Belum cukup terguncang atas kematian Syakila, Arsyila malah di dorong untuk menggantikan posisi pengantin wanita dan menikah dengan Reyga Doulger, pria tampan yang seharusnya menjadi kakak iparnya. Bagaimanakah kehidupan yang akan dijalani Arsyila selanjutnya? Bagaimana nasib pernikahannya dan apakah Arsyila bisa menemukan alasan kematian Syakila? Terlebih setelah Arsyila menemukan test pack bergaris dua di kamar Syakila. Bisakah Arsyila mengungkap satu per satu rahasia yang telah disembunyikan Syakila?

Lihat lebih banyak
Rahasia Kematian Syakila Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
yenyen
Sukaaaaaaaaaaaaaaaaa
2024-02-07 11:42:55
1
107 Bab
Bab 1 ; Pengantin Bermandi Darah
Senyum Arsyila merekah saat mengambil satu buket bunga lily putih yang dia temukan di depan rumahnya pagi ini. “Astaga, bahkan kakak ipar masih mengirim bunga saat hari pernikahannya!” teriak Arsyila sambil nggoyang-goyangkan buket bunga di tangannya mendapat sorakan dari orang-orang di rumahnya. “Berdoalah kau bisa mengikuti jejak kakakmu, dia sangat beruntung mendapatkan pria tampan dan sangat perhatian seperti tuan muda Reyga!” Gadis bersurai coklat itu tertawa sambil geleng-geleng kepala mendapat sahutan dari bibi Megy yang merupakan adik dari ibunya.“Bilang saja Bibi pasti iri dengan kakakku kan?” Semua orang tertawa mendengar jawaban Arsyila yang menggoda sang bibi, tak terkecuali sang bibi. Mendengar suara gaduh di ruang tamunya, nyonya Derin yang baru muncul dari biliknya keluar dengan kedua tangan memegangi keningnya. Kelelahan tergambar jelas di raut wajahnya.“Kita sangat sibuk hari ini, tidak bisakah kalian pelankan suara kalian dan berhenti main-main?!” hardik Nyonya
Baca selengkapnya
Bab 2 ; Seminggu Sebelum Pernikahan (1)
“Kau hanya boleh daftar kuliah universitas Aston, selain itu aku tak sudi membayar uang kuliahmu!” seru nyonya Derin membuat Arsyila mengerucutkan bibirnya.“Tapi disana tidak ada jurusan tata busana. Aku sangat ingin belajar fashion, bu,” rengek Arsyila dihadiahi jitakan oleh nyonya Derin. Arsyila mengaduh, ingin mengomel namun tatapan tajam sang ibu membuat Arsyila memilih melipat bibirnya.“Jangan bertingkah! Ikuti saja jejak kakakmu. Ambil jurusan akutansi dan ikut bekerja dengan ayahmu! Itu jauh lebih menjanjikan!” “Tapi, aku—“ “Aku tidak mau lagi berdebat! Jika kau masih bicara, jangan salahkan aku jika ada panci melayang!” potong nyonya Derin yang sedang mengaduk supnya. Arsyila yang tengah duduk di kabinet dapur cepat-cepat turun sambil membungkam mulutnya. Ancaman nyonya Derin selalu ampuh untuk menutup mulut putri-putrinya saat mereka berdebat. “Aku yang akan mengurus makan malamnya. Kau pergi dan susul kakakmu! Aku menyuruhnya membeli bumbu dapur di swalayan. Tapi suda
Baca selengkapnya
Bab 3 ; Seminggu Sebelum Pernikahan (2)
Tuan Derin yang makan dengan tenang seketika menjatuhkan sendoknya, nafsu makannya langsung menghilang saat melihat putri tertuanya tiba-tiba muntah tepat di seberang mejanya. Nyonya Derin yang hendak duduk di samping tuan Derin kembali berdiri, kedua matanya melotot menatap Syakila. Arsyila yang berada di samping Syakila terlihat panik. Gadis itu segera berdiri memegangi tubuh Syakila yang hendak limbung setelah muntah di depan semuanya.“Astaga, Kila!” teriak nyonya Derin terburu-buru menghampiri Syakila.“Apa yang terjadi padamu?!” tanya nyonya Derin menggantikan Arsyila memegangi tubuh Syakila yang lemas.“Aku akan membersihkan semuanya!” Arsyila yang melihat bekas muntahan Syakila di lantai segera berlari ke belakang untuk mengambil ember dan kain pel.“Aku minta maaf,” sesal Syakila melihat wajah panik keluarganya. Harusnya ini jadi makan malam yang tenang di keluarganya, namun karena ulahnya sekarang makan malam mereka kacau.“Sudah, jangan meminta maaf! Aku akan memapahmu ke k
Baca selengkapnya
Bab 4 ; Tiga Hari Sebelum Pernikahan
Arsyila memeluk erat bantal milik Syakila sambil membenamkan wajahnya. Sejak mengetahui perpisahannya dengan Syakila, gadis itu terus menempel pada kakaknya. Hari pernikahan Syakila tinggal tiga hari lagi. Semakin sedikit waktu yang tersisa untuk menghabiskan waktu bersama sang kakak membuat Arsyila semakin frustasi. “Aku tidak bisa hidup tanpamu, kak,” rengek Arsyila kini melompat ke arah Syakila dan menjadikannya pengganti bantal yang dia peluk sebelumnya. Syakila yang sudah terbiasa dengan tingkah manja Arsyila hanya tersenyum. Satu tangannya membelai rambut coklat Arsyila lembut.“Apa kau sudah memutuskan ingin kuliah dimana?” tanya Syakila membuat Arsyila melepaskan pelukannya. Gadis itu mengerucutkan bibirnya, mengundang tawa renyah dari bibir Syakila.“Kurasa aku tidak punya pilihan lain selain universitas Aston. Aku akan ambil jurusan akutansi, sama seperti kakak,” jawab Arsyila lesu.“Bukankah kau pernah bilang sangat ingin belajar fashion? Apa kau sudah menyerah?”“Ya, aku
Baca selengkapnya
Bab 5 ; Malam Sebelum Pernikahan
Arsyila menggeliat dalam tidurnya. Sudah lima malam Arsyila tidak menggunakan kasur di kamarnya. Gadis itu memilih tidur bersama Syakila di kamar sang kakak. Awalnya Syakila menolaknya, tapi karena Arsyila yang memaksa akhirnya mereka memutuskan tidur sambil berdesakan di atas kasur sempit Syakila. Begitu pula malam ini, Arsyila tidur sambil mendekap erat Syakila karena ini adalah malam terakhir sebelum Arsyila berpisah dengan sang kakak. Berbeda dengan malam-malam sebelumnya, Arsyila tak pernah terbangun di tengah malam selama tertidur di kamar Syakila. Namun malam ini sesuatu mengusik tidurnya. Samar-samar Arsyila mendengar suara isakan. Awalnya Arsyila mengabaikannya, namun lama-lama suara isak tangis itu semakin terdengar jelas. Mata coklat Arsyila terbuka. Menoleh, menatap rambut hitam Syakila yang sedang tidur memunggunginya. Meski dalam gelap Arsyila masih bisa melihatnya. Suara isak tangis itu kembali terdengar, bersamaan dengan punggung Syakila yang mulai terguncang. Syakil
Baca selengkapnya
Bab 6 - Menit Sebelum Pernikahan
Arsyila membatu. Mata coklatnya tak lepas dari cermin yang memantulkan bayangannya menggunakan gaun pengantin. Seharusnya Syakila yang dia lihat di dalam cermin itu sekarang. Tapi kenapa? Tubuh Arsyila hampir ambruk saat merasakan kakinya yang mendadak lemas. Beruntung bibi Megy bergerak lebih cepat menopang tubuh Arsyila.“Sudah kubilang jangan bergerak dulu!”tegur bibi Megy menggotong tubuh lemas Arsyila dibantu para perias pengantin yang mendandani Arsyila. Mereka membawa Arsyila kembali ke atas ranjangnya. Sesaat Arsyila terlihat linglung. Gadis itu menggeleng saat bibinya menyodorinya minum. Mata Arsyila yang di penuhi kebingungan menatap sekelilingnya dengan panik.“Di-dimana Kak Kila?”tanya Arsyila pada sang bibi dengan suara bergetar. Bibi Megy tampak terdiam, ekspresi wajahnya berubah jadi tegang. Arsyila mengguncang tubuh sang bibi sambil terus bertanya, namun bibi Megy sama sekali tak menjawab. Air mata yang turun dari sepasang mata wanita itu seolah menjawab
Baca selengkapnya
Bab 7 ; Hari Pernikahan
Sebagian besar wanita akan menganggap hari pernikahan mereka adalah salah satu hari paling bersejarah dalam hidupnya. Dimana itu mungkin hanya akan terjadi sekali dalam hidup mereka.Ya, tentu saja! Itulah kenapa semua wanita ingin menjadi wanita yang paling cantik di hari pernikahannya. Sudah seharusnya begitu. Sayangnya itu tidak akan berlaku untuk Arsyila. Karena Arsyila tidak pernah mengira bahwa hari ini dirinya akan menjadi pengantin wanita, menggantikan sang kakak. Penampilan pengantin wanita sungguh jauh dari kata sempurna. Rambut coklat Arsyila dibiarkan terurai bebas. Mereka bahkan masih terlihat kusut meski Arsyila memakai veil di kepalanya. Para perias tidak memiliki waktu yang cukup untuk menata rambut Arsyila. Riasan di wajah Arsyila juga tidak sempurna. Sebagian riasannya terhapus karena air mata Arsyila. Jika bercermin sekarang, Arsyila pasti akan mengasihani dirinya. Dirinya terlihat menyedihkan meski memakai gaun pengantin yang mewah. Arsyila bel
Baca selengkapnya
Bab 8 ; Hari Pemakaman
Dingin. Itulah yang dirasakan Arsyila saat menyentuh kulit pucat Syakila dan mencium kening sang kakak untuk terakhir kali. Dimata Arsyila saat ini Syakila seperti seperti seorang putri tidur dalam dongeng. Syakila tampak cantik dalam balutan gaun warna putih dengan senyum yang menghias wajahnya. Dia seperti sedang menunggu pangeran menciumnya dan membebaskanya dari kutukan. Tunggu sebentar! Jika ini sama seperti cerita dongeng, mungkinkah mata amber Syakila akan kembali terbuka?“Bisakah Anda mencium kakakku?”tanya Arsyila pada Reyga yang masih setia berdiri di samping peti sang kakak. Hanya pria itu satu-satunya orang yang ada bersamanya sekarang. Meskipun tanpa menoleh ke arah Reyga, Arsyila yakin pria itu mendengar permintaannya. Tapi pria itu hanya diam saja. Arsyila tertawa pelan, mentertawakan kebodohannya. Sepertinya dirinya sudah tidak waras dengan menyuruh orang lain mencium seorang mayat. Sebuah tangan terulur di depan wajah Arsyila, membantu Arsyila b
Baca selengkapnya
Bab 9 ; Sementara Tinggal
Tangan Arsyila yang menggenggam bunga lily putih terlepas, bersamaan dengan suara pintu kamar yang diketuk dari luar. Gadis itu terkesiap, secara reflek berbalik menatap sumber ketukan yang mengejutkannya.“Syila, keluarlah untuk makan!”suara cemas nyonya Derin dari balik pintu terdengar. Arsyila menghela napasnya. Gadis itu segera duduk di atas ranjang Syakila saat nyonya Derin membuka pintu kamar.“Aku akan turun nanti, aku ingin sendiri sekarang,” jawab Arsyila dingin tanpa menoleh ke arah nyonya Derin. Nyonya Derin menghela napasnya, menatap Arsyila sedih. Biasanya wanita paruh baya itu akan mengomeli Arsyila, tapi mungkin mulai hari ini wanita itu tidak akan melakukannya. Tanpa mengatakan apa-apa nyonya Derin kembali menutup pintu kamar, meninggalkan Arsyila sendirian.“Tidak mungkin,” gumam Arsila mirip sebuah bisikan. Tangannya menggenggam erat seprai yang didudukinya. Mata coklat Arsyila menatap horor bunga lily yang tergeletak di bawah kakinya. Ar
Baca selengkapnya
Bab 10 ; Laci Rahasia Syakila
Lampu kamar menyala, sosok nyonya Derin tampak berdiri di depan pintu setelah pintu kamar Syakila benar-benar terbuka. Arsyila menutup kedua matanya rapat, berusaha mungkin menenangkan jantungnya yang berdetak cepat.“Tidak ada apa-apa. Biarkan dia istirahat. Kau pasti salah dengar.” Suara tuan Derin terdengar menenangkan nyonya Derin yang gelisah.“Aku mendengar suara benda jatuh tadi,” ucap nyonya Derin hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Namun tuan Derin mencekal tangan istrinya. “Sudah malam, kita juga harus istirahat.”Nyonya Derin kembali melangkah mundur. Menurut saat tuan Derin menariknya keluar kamar. Tak lama lampu kamar kembali dimatikan, suara pintu kamar yang ditutup terdengar.Arsyila menghembuskan napasnya, sepasang matanya telah terbuka. Tadi saat melihat gagang pintu yang bergerak, Arsyila dengan cepat melompat ke ranjang. Menutupi tubuhnya dengan selimut dan kembali berpura-pura terlelap. Beruntung waktunya pas.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status