Share

Demam.

"A- Aa!"

"Vi, tenang dulu, sebentar aku panggil Dokter."

Kang Andi pun bergegas untuk memanggil Dokter. Setelah Dokter dan Suster datang mereka meminta kami untuk keluar sebentar, sementara hape Kang Andi terus saja bunyi, kulihat Kang Andi mulai gelisah. Tapi aku tak perduli aku lebih gelisah lagi dengan keadaan Aa.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dokter?" tanyaku setelah Dokter keluar dari ruang perawatan.

"Tenang, Bu. Semua baik-baik saja, itu hanya pengaruh obat saja, anak Ibu tetap bisa pulang besok."

"Alhamdulillah, apa kami boleh melihatnya, Dok?"

"Tentu saja, silahkan. Oh iya ini resep obat yang harus anda tebus."

"Baiklah, Dok. Terimakasih."

Setelah Dokter pergi aku pun bergegas masuk, kulihat Aa masih memejamkan matanya.

"Kang, daritadi hape kamu bunyi terus, lebih baik kamu pulang saja, kami baik-baik saja, kok," usirku secara halus.

Kulirik sekilas Kang Andi nampak mematikan hapenya.

"Aku akan tetap di sini sampai mengantar kalian pulang."

Hatiku pun bersorak mendengar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status