SUAMIKU YANG BAPAK HINA

SUAMIKU YANG BAPAK HINA

last updateLast Updated : 2023-07-05
By:  Evie YuzumaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
37Chapters
11.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“Sabar ya, Dek! Maafkan pekerjaan Mas yang tidak keren seperti suaminya Mbak Miranda yang kantoran! Padahal ‘kan pendapatan Mas sekarang saja sudah mulai lebih besar dari pada gaji UMR yang ada! Makanya kamu udah nggak usah jualan sayur lagi! Mending di sini bantuin Mas bikin konten biar lebih menarik lagi,” ujarnya. “Nggak apa, Mas! Biar nanti ketika kita sukses bisa memberikan kejutan yang indah untuk mereka! Biar mereka menganga melihat tukang ngendon dan tukang sayur tapi isi rekeningnya lebih besar dari pada suaminya Mbak Miranda yang pekerja kantoran!” ucapku sambil mencoba tersenyum. Begitulah kehidupan yang dijalani pasangan Abiyasa dan Melati. Tampil alakadarnya dan dikategorikan dibawah garis sederhana padahal sedang memupuk mimpi untuk meraih tangga tertinggi sesuai yang mereka inginkan. Namun pemikiran yang kolot dari mertua Yasa di mana hanya menganggap menantu yang bekerja sebagai pegawai kantoran saja, akhirnya membuat Yasa keluar dari rumah. Dia mencoba peruntungan di luar rumah dengan membuat konten yang menarik dibantu oleh sahabat dan adik sahabatnya yang seorang model dan sedang naik daun. Hampir satu tahun menghilang dan putus komunikasi dengan Melati. Yasa dianggap sudah meninggal oleh mertuanya dan Melati akan dinikahkan dengan lelaki pilihan Pak Sugeng. Lelaki yang menyelamatkan kehormatan Melati ketika Hasim---kakak ipar Melati hendak melampiaskan nafsu bejatnya. Akankah Yasa kembali dalam waktu yang tepat dan menghentikan pernikahan itu? Ataukah semuanya terlambat dan semua pengorbanan yang mereka lakukan harus berakhir sia-sia?

View More

Chapter 1

Bab 1

“Percuma kamu punya suami modal tampang doang! Memangnya hidup mau kenyang hanya cuma makan cinta? Tiap hari kerjanya hanya ngendon di kamar dan jalan-jalan keliling komplek bawa kamera!” hardik Bapak sambil melempar sayuran sisa jualanku hari ini.

Aku hanya terdiam. Sudah bosan beradu debat dengan Bapak yang selalu merendahkan dan menghina Mas Yasa. Lelaki yang sudah dua tahun terakhir ini menjadi suamiku. Pekerjaan Mas Yasa memang hanya serabutan. Namun akhir-akhir ini sebetulnya kondisi ekonomi kami sudah mulai membaik. Mas Yasa sudah berhasil memonetisasi channel Yutub yang digarapnya. Dia memang sejak dulu sangat suka membuat konten-konten menarik.

“Yang penting aku dan Mas Yasa tidak merepotkan Bapak dan Ibu lagi! Sejak kami menikah cuma hitungan jari aku meminta bantuan kalian ataupun saudara yang lainnya! Itupun waktu Alika sakit. Selebihnya kami berjuang dan berdiri di atas kaki sendiri!” ucapku.

“Kamu itu masih saja belain si Yasa itu! Lelaki yang bertanggung jawab itu harus punya pekerjaan tetap! Beliin kamu rumah! Bukannya dua setengah tahun terus-terusan ngendon di pondok mertua indah!” Mbak Miranda yang baru datang turut menceramahiku. Dia kakak satu ayah tapi beda ibu. Rumah Mbak Miranda hanya terhalang dua rumah dari rumah Bapak dan Ibu.

“Mbak, apa kamu gak bosan menghina suamiku terus? Kami tidak pernah merepotkan kalian! Bahkan tiap hari aku juga turut andil dalam urusan dapur! Kalian tidak sadar kalau setiap sore kalian juga ikut menikmati sayuran gratis sisa jualanku! Bahkan seringkali kalian mengambil sayuran dari tudung saji rumah ini!” ucapku dengan dada menahan sesak.

“Tuh, Pak! Si Mela makin gak tahu diri saja! Cuma sayuran sisa saja ddiungkit-ungkit terus!” cebiknya sambil menginjak seikat kangkung yang tadi dilempar Bapak.

Nyess!

Hatiku terasa nyeri. Bapak melihat ke arahku dengan tatapan tidak suka juga.

“Kamu itu memang selalu keras kepala, Mel! Dari dulu juga Bapak udah larang kamu nikah sama si Yasa! Orang gak ada kerjaan kayak gitu! Lihat Mbakmu sekarang! Dia sudah punya rumah sendiri dan hidup mapan! Coba kamu dulu mau dilamar sama si Sobir, sekarang kamu sudah jadi istri kepala desa!” ucapnya.

Hidup di kampung seperti ini memang sangat menjadi sorotan ketika suami memang tidak punya pekerjaan. Terlebih Mas Yasa yang memang pekerja seni tidak terlihat kerja kerasnya di depan Bapak.

Dia hanya sesekali dipanggil untuk menyanyi di acara nikahan. Selebihnya dia berkutat dengan laptop dan benda pipih di kamarnya. Membuat konten Youtube yang katanya suatu hari nanti bisa jadi pasif income. Benda-benda mahal itu dia sudah miliki jauh sebelum dia menikah denganku.

Mas Yasa bukan orang pendidikan rendah. Namun karena pilihan profesi yang tidak nyata ini, dia selalu direndahkan. Bukan hanya dari pihak keluargaku, dari keluarganya juga. Bahkan saat kami menikah, tak ada satupun keluarga besarnya dari Surabaya yang datang ke sini.

“Sekarang ke mana lagi si Yasa pengangguran itu? Masih ngendon aja di kamar? Malah relain istri keliling jualan! Memang menantu miskin gak tahu diri!” gerutu Bapak.

Aku menyeka air mata. Kupunguti sayuran yang tadi dilemparkan Bapak. Sementara Mbak Miranda masuk ke dalam dan pastinya langsung membungkus masakan yang tersisa. Dia paling malas masak dan sukanya menghabiskan stock yang ada di rumah.

“Mbak, sisain ayamnya! Itu sengaja kugoreng lembek buat Alika, biar gampang nanti dilembutkannya!” ucapku. Alika putriku yang usianya sudah satu setengah tahun lebih.

“Alaah! Pelit banget kamu, Mel! Sudah miskin terus pelit nanti seret lho rejekinya!” Dia tidak menggubris. Lalu pergi setelah misinya berhasil. Mengeruk isi dari tudung saji.

Aku hanya mengelus dada. Lalu berjalan ke kamar kami yang ada di belakang. Kubuka pintunya tampak Alika tengah duduk di punggung Mas Yasa yang sedang fokus sama laptopnya. Dia sedang mainkan rambut ayahnya.

“Mas, udah makan?” tanyaku.

“Belum, Mel! Ini tanggung konten aku sebentar lagi selesai! Ini sudah banyak subscriber dan jam tayangnya sudah lumayan! Semoga mimpiku bisa segera jadi nyata! Aku bisa menjadi seperti Atta halilintar yang kaya raya hanya dengan hasil ngonten, Dek!” ujarnya.

“Iya, Mas! Aku doakan! Pengen cepetan punya rumah sendiri dan pindah dari sini!” ucapku sambil terduduk di samping Mas Yasa.

“Sabar, ya, Dek! Bulan ini kan penghasilanku sudah lumayan. Hanya memang butuh untuk fokus dan konsisten saja! Kamu juga gak perlu jualan sayur lagi, Dek! Uang kita bisa cukup hanya untuk menyambung hidup!” ucapnya sambil tersenyum dan menoleh ke arahku.

“Gak apa, Mas! Aku bosan juga di rumah! Lagian para pelanggan aku sudah banyak dan untungnya lumayan, jadi uang hasil dari yutub kamu nanti bisa ditabung!” ucapku.

“Iya, semoga segera terlaksana, Dek! Ini rumah impian untuk kita nanti!” ujarnya sambil menunjukkan sebuah gambar yang terpampang pada wallpaper laptopnya.

Brakk!

“Duh aduh aduh! Pasangan tukang ngimpi emang! Ngarepin bisa beli rumah besar tapi gak mau kerja!” tanpa kukira Mbak Miranda sudah berdiri lagi di ambang pintu kamar kami. Tidak sopan memang.

“Mbak, jangan hinakan mimpi kami! Lagian kamu ngapain balik ke sini lagi? Bukannya isi tudung saji sudah bersih?” pekikku.

“Aku lupa, belum masak nasi! Jadi mau ambil sekalian! Masa kamu saja yang nikmati nasi dari hasil kerja keras Bapak! Enak banget numpang teruuuus!” ucapnya sambil mencebik. Lalu berjalan meninggalkanku dan Mas Yasa yang saling bertukar pandang.

“Sabar, ya, Dek! Maafkan pekerjaan Mas yang tidak keren seperti suaminya Mbak Miranda yang kantoran! Padahal kan pendapatan Mas sekarang saja sudah mulai lebih besar dari pada gaji UMR yang ada! Makanya kamu udah gak usah jualan sayur lagi! Mending di sini bantuin Mas bikin konten biar lebih menarik lagi,” ujarnya.

“Gak apa, Mas! Biar nanti ketika kita sukses bisa memberikan kejutan yang indah untuk mereka! Biar mereka menganga melihat tukang ngendon dan tukang sayur tapi isi rekeningnya lebih besar dari pada suaminya Mbak Miranda yang pekerja kantoran!” ucapku sambil mencoba tersenyum.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
edwartz27
author kga niat. cerita putus bgtu aja gk ada lanjutan sama sekali. sebaiknya jgn dibaca
2025-01-24 20:14:39
0
user avatar
Adhitya Respati
aku suka bacaan yg gak terlalu ber-episode".... biar gak capek nunggu updatenya.... good ... story....
2023-12-23 09:01:30
0
user avatar
Anggiria Dewi
Selalu suka karya mu kak
2023-11-30 05:34:38
0
user avatar
Laksmy Ferrynasari
saya suka ceritanya..lanjuut thor jangan lama lama ya..ditunggu
2023-06-26 07:32:23
0
37 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status