Home / Romansa / Sentuhan Lembut Om Duda / CHAPTER 19: Ayo Kita Akhiri

Share

CHAPTER 19: Ayo Kita Akhiri

Author: Heiho
last update Last Updated: 2025-11-22 10:00:54
Napas Rara memburu.Tubuhnya perlahan berhenti gemetar. Ia mengeratkan pelukannya di tubuh Jefri. Beberapa tetes air mata tanpa disadari mengalir ke pipinya karena perasaan lega yang melingkupi hatinya.

Rara melepaskan pelukannya ketika Jefri membalikkan badan. Ia menundukkan kepala, tak berani menatap ekspresi Jefri. Ia baru sadar tindakannya sangat keterlaluan sekarang. Tidak seharusnya ia menyeret Jefri ke dalam masalahnya ini!

Tapi, pikirannya yang kalut tadi hanya membuatnya teringat dengan sosok pria ini.

Tangan Jefri yang menepuk bahu Rara menyadarkannya dari lamunan. Ia mendongak dan melihat Jefri tersenyum teduh padanya.

“Pindah ke belakang, Ra,”

Rara mengikuti dengan patuh. Ia takut-takut menatap Satrio yang kini wajahnya menggelap. Tanpa sadar, ia mencengkram jas Jefri.

“Gimana caranya kamu bisa masuk ke sini?” tanya Jefri tenang ke Satrio.

Satrio mendengus, “Kayaknya itu bukan urusan anda, deh,”

“Saya pemilik hotel ini,”

“Terus?” Satrio mengangkat kedua bahunya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 49: Jarak di Antara Kita

    Rara dan Septa ikut menolehkan kepala ketika mendengar suara riuh para tamu ke pintu aula hotel. Napas Rara tercekat ketika melihat Jefri melangkah masuk bersama Rachel dan Hani. Ketiganya berpegangan tangan dengan posisi Hani berada di tengah.Warna busana mereka adalah merah maroon. Jefri menggunakan kemeja merah maroon yang dibalut dengan vest dan jas hitam. Ia memadukannya juga dengan celana berwarna hitam yang senada dengan jasnya. Berbeda dengan pesta sebelumnya di hotel Rubi, kali ini pria itu meng-style rambutnya. Rara tidak tahu namanya apa, tapi ia bisa melihat bagian atas rambut Jefri disisir ke belakang dengan belahan di samping. Penampilan itu menambah karismatik Jefri, membuat jantung Rara tak berhenti berdebar-debar. Saking kencangnya, ia bahkan merasa dadanya sesak. Di sebelah Jefri, Rachel dan Hani juga tak kalah menawan. Hani kembali mengeritingkan rambutnya, gaya rambut itu memang sangat cocok untuknya. Ia menggunakan gaun ba

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 48: Cantik

    “Kenapa?” tanya Jefri dengan nada rendah. Tatapan mata pria itu berubah tajam, tapi ia masih menatap ke depan. Rara menelan ludah. Kalau boleh jujur, ia selalu ketakutan setiap Jefri bereaksi seperti ini. Ia merasa setiap omongannya akan salah jika berbicara dengan Jefri di mode ini. “Kita kan udah masuk bagian utama, jadi aku merasa udah cukup,” jelas Rara hati-hati. Ia tak berani melihat reaksi Jefri, jadi ikut menatap ke depan. “Bukannya kamu mau ‘kelas’ sampe sebulan?” buru Jefri lagi, nadanya berubah datar sekarang membuat Rara menegang. “Kita masih ada dua pertemuan lagi, Ra,”“Iya, tapi … setelah kupikir-pikir … kayaknya beneran udah cukup, om,”Rara tertawa kaku, berusaha mencairkan suasana tegang di antara mereka. Tapi, Jefri tak bereaksi. Takut-takut, Rara melirik ke pria itu. Wajah Jefri terlihat datar. Bibirnya terkatup rapat dan matanya semakin menatap tajam ke depan. Jari telunjuknya yang berada di setir kini me

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 47: Udahan, Om

    “Kamu dibeliin gaun sama Septa?!” seru Hani dengan mata membelalak, “Buat pesta nanti?!”Rara meringis melihat reaksi Hani. Ia sudah menduga Hani akan bereaksi seheboh ini makanya memutuskan untuk menceritakannya ketika mereka sedang berdua saja di rumah Hani.Hari ini, Hani meminta bantuan Rara untuk memilihkan gaun buat dirinya di pesta nanti. Lebih tepatnya, outfit untuk kembaran bersama Rachel dan Jefri nanti karena mereka berencana untuk memakai baju senada. Seperti selayaknya keluarga.Sudah banyak baju mereka keluarkan hingga memenuhi ruang keluarga, tapi mereka masih belum menemukan yang cocok. Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak dan Rara akhirnya menceritakan perihal agendanya dengan Septa kemarin ke sahabatnya.

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 46: Menjauh

    Rara mungkin sudah tahu dari awal kalau kalimat itu memiliki makna tersirat di baliknya. Dari pertama kali Jefri mengatakannya, Rara tahu itu bukan cuma ucapan kosong. Meski begitu, Rara selama ini menyangkal prasangkanya itu. Lebih tepatnya, ia berharap kalau hal itu tidak benar dan ia hanya terlalu dalam memikirkannya saja. Tapi, ketika mendengar kalimat Jefri sekarang, Rara akhirnya tak bisa menyangkal prasangkanya. Prasangka bahwa Jefri tengah menjodohkannya dengan Septa sekarang. Dan alasan di balik perbuatannya ini merujuk pada satu hal; Jefri sudah mengetahui Rara menyukainya dan berusaha menolak perasaan gadis itu, entah apa pun alasannya. Hati Rara seketika hancur. Air mata segera memenuhi matanya dan berusaha Rara tahan agar tidak jatuh. Tubuhnya lemas, tapi ia tahu harus menguatkan diri dulu agar bisa pergi dari sini. “Ra?” panggil Jefri khawatir. Ia melepaskan pisau di tangannya kemudian mendekati Rara. Tanganny

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 45: Hancurnya Harapan

    “Iya. Pasangan dansa maksudnya, yah!” celetuk Hani, membuat Rara seketika bersyukur karena sahabatnya itu langsung mengklarifikasi. “Septa mau ikutan dansa di acara keluarga kita tahun ini, jadi ajakin Rara buat jadi partner dansanya!”“Oh,” jawab Jefri singkat yang kembali membuat jantung Rara berdebar. Ia tersentak pelan saat Jefri mengalihkan pandangan padanya. Tatapan mata pria itu sekarang tak dapat terbaca olehnya membuat perasaan tak enak memenuhi hatinya. Rara menelan ludah. Mengingat pria itu suka mencocokkannya dengan Septa, semoga dia tidak berpikir hal yang ditakutkan Rara—“Lucu banget! Kalian emang cocok!” seru Rachel tiba-tiba. Septa tertawa, “Tuh kan, Ra! Emang kita paling cocok! Jadi, jawaban kamu apa?”“A-aku bakal jawab nanti!” balas Rara cepat. Ia kembali melirik Jefri yang masih bergeming. Tapi, tak lama, sudut bibir pria itu tertarik sedikit, membuat hati Rara mencelos. Apa maksud dari senyum tipis itu?“Iya, biarin Rara istirahat dulu!” dengus Hani. Ia lalu

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 44: Apa Jawabanmu?

    “Aku nyuruh ayah buat pasangan sama tante Rachel yang juga dateng!”“Oh, nyonya Rachel juga dateng?” ulang Rara lagi dengan senyum terpaksa. Hani mengangguk riang.“Tante Rachel itu tamu kesukaan keluarga kami, jadi dia selalu diajak di acara tahunan ini,” jelas Hani, “Itu karena tante Rachel banyak menjadi klien dan investor di perusahaan keluarga lainnya!”Rara mengangguk-angguk paham. Ia sebenarnya sudah menduga kalau Rachel sangat spesial di keluarga Nicelson dari cerita Septa. Tidak heran jika mereka sangat mendukung hubungan Rachel dan Jefri untuk lebih intim.Tapi, tetap saja rasanya menyakitkan untuk mendengarnya langsung. Ia merasa tembok yang meng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status