*Komedi Romantis* SEASON 1 : Aluna hamil. Namun Tommy, pacarnya, enggan untuk bertanggung jawab. Dengan perasaan kalut, tanpa sengaja ia malah mencurahkan kegundahan hati kepada bosnya, Gevan Ahza Samudra. Dan si bos yang ganteng tapi pelit senyum itu, owner sekaligus CEO Samudra Corporation, tiba-tiba saja mengajaknya untuk menikah! "Kenapa?" tanya Aluna tidak mengerti. "I have my own reason," jawab Gevan datar. "So, would you be my marriage partner, Aluna?" SEASON 2 : Adam James Wrighton, sang Chief Marketing Officer ditugaskan untuk menggantikan Gevan sebagai CEO Samudra Corp karena sedang berbulan madu, tanpa sadar menjadi dekat dan jatuh cinta dengan Flora, sang sekretaris CEO yang tomboy, cuek dan ceplas-ceplos. Namun masalah pun muncul ketika Flora mengetahui masa lalu Adam yang rumit dan membingungkan, yaitu kisah cinta pertama lelaki itu yang tak sampai, dan wanita yang dulu pernah membuat Adam jatuh cinta... telah menjadi ibu tirinya. ***
Lihat lebih banyakSuara sorak sorai tamu dan lagu Happy Birthday pun mengalun merdu mengiringi langkah kaki Adam, yang saat ini sedang membawakan kue ulang tahun super besar yang penuh dengan hiasan bunga berwarna gradasi merah dan emas untuk sepupunya.Dengan wajah cantiknya yang terlihat berseri-seri, Amanda menatap lilin berbentuk angka 26 di atas kue tersebut dengan penuh senyuman yang terukir di bibir."Make a wish, Amanda!" Teriak seseorang, saat lagu Happy Birthday telah selesai dinyanyikan.Senyuman di bibir merah ceri milik Amanda pun semakin lebar, dengan mata kucingnya yang menawan pun seketika memejam dengan perlahan. 'I want Gevan's heart,' bisiknya penuh harapan dalam hati.Lalu Amanda pun meniup api di lilinnya hingga padam, membuat sorak sorai dan gemuruh tepuk tangan kembali terdengar saling bersahut-sahutan.Musik yang hingar-bingar pun kembali terdengar. Pesta yang sesungguhnya pun telah dimulai. Amanda terlihat gembira dan bersenang-senang, larut dalam suka cita hingga malam yang s
Tak bisa berkata-kata. Itulah yang sedang dirasakan oleh seorang Gevan Ahza Samudra saat ini. Ia terdiam dan tak mampu bergerak, dengan seluruh jiwa dan raga yang hanya bisa terpusat kepada Aluna. Gevan benar-benar terpukau, larut dalam pesona mematikan Aluna hanya dengan sikapnya yang lugu dan polos. Jika saja sebelumnya Gevan belum jatuh cinta kepada gadis ini, maka sekaranglah saatnya. Ia telah benar-benar jatuh dan terperosok ke dalam dunia menakjubkan ini, yang hanya akan terbentuk dari kerlingan mata indah milik Aluna.Gadis itu terlalu cantik dan terlalu menggemaskan untuk di abaikan, apalagi penampilan Aluna sekarang benar-benar mirip dengan lukisan Gevan yang menggambarkan imajinasi lelaki itu tentang Aluna yang seperti peri hutan.Rangkaian bunga putih di kepalanya, sebuket bunga warna-warni di tangannya, serta glitter kuning yang ia tiupkan dari telapak tangannya, sebagai simbol kunang-kunang yang hinggap di jarinya.Gevan bahkan belum sempat bertanya tentang lukisan it
Aluna hanya bisa menelan ludahnya dan menatap nanar saat dirinya dan Gevan akhirnya telah sampai di rumah Amanda. Saat ini hari sudah menjelang sore, dan rumah Amanda yang luar biasa besar itu pun dipenuhi oleh orang-orang yang sering wira-wiri di televisi. Rasanya Aluna hampir tak percaya kalau dirinya saat ini dikelilingi oleh wajah-wajah rupawan para selebriti!Amanda memang bukan model sembarangan, tentu saja circle-nya pun juga diisi oleh orang terkenal."Jangan takut Al. Mau kamu menang atau kalah puntetap saja nggak akan ada yang berubah kok," tukas Gevan saat melihat ekspresi Aluna yang mendadak pucat pasi. "Apa pun yang terjadi, nggak akan ada yang bisa membatalkan pernikahan kita besok," tambah pria itu lagi dengan penuh keyakinan.Aluna mengalihkan wajahnya kepada calon suaminya yang sekarang sudah terlihat jauh lebih santai daripada beberapa jam sebelumnya. "T-tenang aja, Mas. Aku pasti menang kok," sahut Aluna gugup. Gevan mendengus geli melihat kekeras-kepalaan calon
"Aaah... jadi ini yang namanya Aluna?" Wanita itu berjalan mendekati Aluna yang masih duduk dan terdiam di sofa. Lalu senyum memikat dari bibir yang terpulas lipstik merah ceri itu pun mengurai dengan sangat cantiknya."Halo, Aluna. Namaku Amanda, cinta pertamanya Gevan," ucapnya ringan bagaikan bulu, dengan suara yang lembut bagaikan belaian sutra.Mata bulat Aluna pun makin membola mendengar perkataan yang keluar dari bibir wanita yang berpenampilan bak model itu. Siapa tadi namanya? Amanda? Dan dia adalah cinta pertama Gevan?Cih, sombong.Jelas-jelas tadi Gevan membentak serta mengusirnya, tapi wanita ini dengan tidak tahu malu malah bersikap keras kepala dan berusaha merayu calon suami Aluna!'Nggak bisa dibiarkan nih!' batin Aluna gemas.Ia memang tidak tahu kebenaran yang sesungguhnya siapa Amanda, tapi Gevan tidak terlihat membantah saat wanita itu mengatakan bahwa dirinya cinta pertama Gevan. 'Hm... mungkin cinta pertama yang gagal move on,' cibir Aluna dalam hati.Aluna m
Akhirnya setelah dua setengah jam yang sangat menyiksa dan membuat Aluna keringat dingin serta berkali-kali menelan ludah menahan gairah, dirinya dan Gevan pun check out dari hotel dan kembali berkendara pulang menuju Jakarta. Untuk kali ini Aluna pun dapat bernapas lega karena Gevan tidak berbuat macam-macam padanya, ia hanya sedikit menggoda Aluna saja dan tak berapa lama lelaki itu pun tertidur. Sepertinya Gevan memang benar-benar mengantuk. "Mau ngapain ke sini, Mas?" Aluna mengerutkan dahinya saat tiba-tiba saja Gevan membelokkan mobil ke jalur drive thru sebuah restoran makanan cepat saji."Lagi kepengen burger sama kentang goreng," sahut Gevan sambil memandang menu-menu makanan yang terpampang di baliho. "Kamu mau pesan apa, Al?"Aluna menggeleng perlahan. Perutnya masih terasa kenyang setelah memakan beberapa tusuk yakitori buatan Tommy tadi."Minum aja kalau gitu ya? Milkshake mau nggak?" Tawar Gevan lagi, namun Aluna masih saja tetap menggeleng. "Kamu tuh kan lagi hamil,
"Mungkin lebih tepatnya memaafkan, melupakan, dan memberikan kesempatan kedua. Bukan untuk kami kembali bersama--karena besok aku akan jadi istri kamu--tapi untuk dia agar membenahi diri. Aku rasa, setiap orang yang pada dasarnya memiliki kebaikan hati dan mau menyadari kesalahannya berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua, ya kan?"Ucapan penuh pengampunan dari Aluna itu tak pelak membuat Gevan tercenung sesaat, sebelum kemudian ia mengerutkan keningnya."Jadi karena itu ya? Bukan karena kamunya aja yang memang masih ada rasa sama dia?" Pertanyaan Gevan yang bernada skeptis itu membuat Aluna membalas menatapnya dengan jengkel. "Ya enggaklah, Mas! Kalau aku masih ada rasa sama Tommy, pasti tadi itu kita udah kabur ke Bali atau Maldives atau kemana gitu, yang jauhan dikit biar gak gampang ditemukan!" Tukasnya ketus.Gevan berdecak kesal dan menyentil kening Aluna dengan gemas. "Ck, mana ada! Mau ke Bali kek, Maldives kek, atau ke Kutub Utara sekalian, kamu nggak bakalan bisa kabur, A
"Kamu nggak laper, Tom?" Aluna menaikkan alisnya menatap Tommy dengan mulut yang masih saja sibuk mengunyah.Tommy tersenyum. Menatap Aluna yang memakan hasil jerih payah masakannya dengan nikmat saja sudah membuatnya bahagia."Kamu inget nggak... dulu kita pernah jalan-jalan ke Taman Safari, terus kamu bilang kalau tempat itu cocoknya untuk keluarga yang punya anak kecil?" Tommy mengabaikan pertanyaan Aluna sebelumnya, dan malah melemparkan sebuah kenangan manis pada masa-masa pacaran mereka dahulu. "Uung... iya, aku ingat. Yang waktu itu ban mobil kamu tiba-tiba saja pecah dan bocor di habitat singa, kan?" Cetus Aluna sambil terbahak. "Wajah kita berdua langsung pucat ketakutan. Untung aja mobilnya masih bisa dipaksain jalan!"Mereka berdua pun sama-sama menertawakan kenangan itu, untuk sesaat bahkan lupa kalau mereka adalah seorang penculik dan korban yang diculik."Kamu... bener-bener nggak bisa ngasih aku satu kesempatan lagi, ya?" Tommy tiba-tiba bertanya dengan nada sendu, sete
"Aaaargghh!!" Gevan mengacak-acak rambutnya dengan gusar. Kedatangan Amanda barusan sukses membuat moodnya jadi benar-benar jelek sekarang. Entah untuk apa pula perempuan itu kembali, yang pasti Gevan sudah sangat muak padanya. Hahh, awas saja kalau Amanda bermaksud untuk mengganggu pernikahannya dengan Aluna yang hanya tinggal menghitung hari ini. Ia tidak akan pernah tinggal diam!Merasa tidak bisa lagi berkonsentrasi bekerja, Gevan pun meraih ponselnya.Ia memutuskan untuk menelepon Aluna dan bertanya apakah gadis itu sudah menerima lukisan dirinya. Gevan sengaja membuat lukisan itu pada saat Aluna sedang lelap tertidur.Melihat wajah cantik yang sangat pulas itu tiba-tiba saja melambungkan imajinasinya, membuat Gevan tergerak untuk mencari kanvas dan menyapukan kuas serta warna-warna indah di atasnya. Dalam bayangan Gevan, ia mengimajinasikan Aluna bagaikan seorang peri hutan yang cantik. Dengan gaun kuning yang berkibar ditiup angin, bando bunga putih yang melingkari kepalany
BRAAAKKKK!!!Amanda membuka pintu dengan kasar, dan masuk begitu saja ke dalam ruangan kerja Adam tanpa permisi sambil berkacak pinggang. Wajahnya terlihat merah padam menahan amarah.Adam yang saat ini sedang melakukan rapat kecil internal koordinasi dengan bawahannya, sontak saja sangat kaget ketika melihat sepupunya yang menerobos masuk ke dalam tanpa permisi dan mengetuk pintu."Amanda? Kamu sudah sampai di Indonesia?" Cetusnya kaget. "Kita harus bicara, Dam!" Sergah Amanda, sembari mendengus dan menatap jijik pada para lelaki bawahan Adam yang memandangi dirinya, dengan air liur yang menetes penuh kekaguman. Adam menghela napas pelan. "Kita lanjutkan lagi nanti," ucapnya pada semua yang sedang berada di situ."Nggak nyangka bisa secepat ini kamu datang, Nda," Adam tersenyum kepada sepupunya itu. "Duduklah."Amanda menghempaskan napas kasar dan duduk di sofa di hadapan Adam sambil menyilangkan kakinya."Udah ketemu sama Gevan?""Cih. Dia bahkan sudah mengusir aku, Adam!" Cetus Am
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.