*Cerita Romantis Ringan* SEASON 1 : Aluna hamil. Namun Tommy, pacarnya, enggan untuk bertanggung jawab. Dengan perasaan kalut, tanpa sengaja ia malah mencurahkan kegundahan hati kepada bosnya, Gevan Ahza Samudra. Dan si bos yang ganteng tapi pelit senyum itu, owner sekaligus CEO Samudra Corporation, tiba-tiba saja mengajaknya untuk menikah! "Kenapa?" tanya Aluna tidak mengerti. "I have my own reason," jawab Gevan datar. "So, would you be my marriage partner, Aluna?" SEASON 2 : Adam James Wrighton, sang Chief Marketing Officer ditugaskan untuk menggantikan Gevan sebagai CEO Samudra Corp karena sedang berbulan madu, tanpa sadar menjadi dekat dan jatuh cinta dengan Flora, sang sekretaris CEO yang tomboy, cuek dan ceplas-ceplos. Namun masalah pun muncul ketika Flora mengetahui masa lalu Adam yang rumit dan membingungkan, yaitu kisah cinta pertama lelaki itu yang tak sampai, dan wanita yang dulu pernah membuat Adam jatuh cinta... telah menjadi ibu tirinya. ***
더 보기Damned it!Adam mengacak rambut pirang gelapnya dengan frustasi, tak peduli jika penampilannya menjadi berantakan karenanya. Bahkan sejak ia memasuki ruang kerja CEO tempatnya bekerja untuk sementara ini, Adam telah membuka jas dan melemparnya sembarangan ke atas sofa. Dasi bercorak navy abstrak pun ia longgarkan, untuk akhirnya ikut ditanggalkan dan kini juga telah teronggok di sofa menyusul jas dengan warna yang senada itu. Hempasan napas kasar terhela darinya, yang saat ini sedang memandang ke luar jendela kaca besar yang memperlihatkan pemandangan kota dari ketinggian 35 lantai.Adam pun membiarkan pikirannya mengembara, kembali pada saat Flora mengatakan bahwa apa yang ada di antara mereka telah usai. Mereka bahkan belum memulai apa pun! Adam belum menunjukkan apa pun pada Flora, belum memberikan apa pun yang ingin ia beri kepada Flora.Erangan keras penuh rasa frustasi pun kembali terlontar dari bibirnya. Sial. Ini semua karena dirinya yang dengan bodoh menunjukkan sediki
"Perkenalkan, ini calon istriku, Flora Shalsabilla."Flora mencubit lengan Adam sebagai kode untuk menurunkan tubuhnya dari pundak lelaki itu. Ia benar-benar tak habis pikir dengan apa yang ada di otak Adam, membawa dirinya dalam gendongan ala karung beras saat menghadap dan memperkenalkan Flora kepada orang tuanya? Gila.Meskipun enggan, Adam pun akhirnya menuruti Flora dan menurunkan tubuh gadis itu dengan perlahan, sambil mengawasi Flora agar tidak kabur lagi.Flora benar-benar lega saat akhirnya kakinya menginjak lantai juga, namun sontak terdiam dan tercekat ketika menatap sosok berwajah aristokrat dingin di hadapannya.Lelaki berusia lima puluhan tahun itu tersenyum tipis menatap Flora, seakan sama sekali tidak terpengaruh dengan perbuatan aneh anaknya yang membawa Flora masuk ke ruangan dengan bopongan. "Halo, Nona Flora Shalsabilla. Perkenalkan namaku Noah, dan ini istriku Anya." Seorang wanita cantik yang masih sangat muda--mungkin hampir seusia dengan Flora--menatapnya d
Flora dan Adam telah berada di meja makan untuk sarapan bersama. Hari ini rencananya Flora akan ikut pergi bekerja, karena Adam sudah menugaskan seorang bodyguard wanita untuk menjaga Amanda. Flora masih merona malu mengingat kejadian tadi pagi di kamar mandi. Adam benar-benar membuatnya ketakutan dan mengira lelaki itu akan menyerangnya di kamar mandi, apalagi pria itu langsung mengunci pintunya dari dalam dan sengaja menaruh kuncinya di atas ventilasi yang tidak tergapai oleh tinggi tubuh Flora! Namun ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. Alih-alih Adam menyerang Flora, yang ada justru lelaki itu berdiri menjauh dari gadis itu, dan tiba-tiba saja ia membuka celana boxernya lalu mandi dengan santai di bawah shower tanpa sehelai benang pun yang menutupi. Flora lagi-lagi menjerit sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, bahkan tak berani untuk sekedar mengintip dari sela-sela jarinya. Takutnya sih khilaf. "Cepetan makannya," perintah Adam membuyarkan lamunan Flora, s
Malamnya, Flora memutuskan untuk menemani Amanda makan malam di dalam kamarnya. Bagaimana pun menyebalkannya wanita itu, tetap saja Flora merasa bertanggung jawab karena Pak Adam telah meminta Flora untuk menjaga sepupunya.Suasana hati Flora yang sedang baik setelah hubungannya dengan Adam kini telah berganti status menjadi pacaran, membuatnya tak bisa berhenti untuk diam-diam menyunggingkan senyum konyol. Bahkan Amanda yang tak peduli dengan orang lain selain dirinya pun ikut menyadarinya, membuat Flora menjadi sasaran olok-olok Amanda. Tapi khusus kali ini gadis berambut ikal kemerahan itu tidak merespon semua ejekan itu dan memilih diam, mengabaikan serta memakan makan malamnya dengan tenang hingga selesai."Nona, kamar Anda di sebelah sini." Seorang maid mengantarkan Flora yang terlihat sudah mengantuk setelah asik menonton televisi di lantai bawah. "Apa ada baju ganti untukku?" Tanya Flora pada maid yang sedang mengantarnya ke lantai dua. "Ada, Nona. Nanti di kamar Anda su
"Pak, tolong lepasin saya!" Flora mencoba berontak, saat Adam yang tanpa peduli terus menarik tangannya dan menyeretnya keluar dari kamar Amanda--yang langsung segera ia kunci kembali--menuju ke kamar paling ujung yang masih berada di lantai dua juga. "Pak Adam! Saya tuh masih pegang tongkat baseball ya! Kalau Pak Adam bersikap nyebelin atau berani berbuat tak senonoh lagi, saya tidak akan segan untuk menggunakannya!" Teriak Flora lagi sambil mengancam, saat Adam menariknya masuk ke dalam sebuah kamar besar bercat krem muda dengan karpet tebal senada cat temboknya. Sejenak Flora mengedarkan pandangan kagum di kamar yang sama mewahnya dengan seisi rumah tiga lantai tersebut. Ia suka dengan warna-warna soft namun tetap berkesan maskulin yang mendominasi di sana. Belum lagi pintu kaca geser yang mengarah ke balkon luas dengan pemandangan ke taman belakang yang asri serta kolam renang. Pasti menyenangkan jika duduk bersantai di sana sambil membaca buku. Namun khayalan Flora seg
Melamun kayak orang bego.Itulah yang terjadi pada tokoh utama wanita di novel ini sejak sang Adam meninggalkannya untuk kembali ke kantor. Flora masih duduk terdiam di depan kebun belakang, duduk di kursi malas dan menatap kosong ke arah kolam renang luas di hadapannya. Sebelum kembali ke kantor, Adam meminta Flora untuk mempertimbangkan dirinya.Masalahnya adalah, apanya yang harus dipertimbangkan sih?? Jujur saja Flora masih tidak mengerti!! Tidak mungkin kan, kalau si bos bule itu berniat serius??!Flora pun menggelengkan kepala dengan dramatis sambil berdecih. 'Hah, mana mungkin! Pak Adam itu kan playboy, mana ada cowok seperti itu mendadak insyaf hanya dalam beberapa hari?' Tidak. Flora juga tidak akan sepercaya diri itu berpikir bahwa dirinya yang biasa saja seperti ini bisa menjadi pasangan seseorang seperti Pak Adam. Lagipula, mana mau Flora memiliki suami yang berpredikat playboy dan doyannya gonta-ganti pasangan?? Dih, yang ada malah bikin makan hati!!Apa jangan-janga
Flora membelalakkan mata serta membuka mulutnya dengan lebar ketika mendengar cerita Adam mengenai Aluna yang telah mengandung, dan Gevan bukanlah ayah dari anak yang dikandungnya. "Jadi alasan Pak Gevan menikahi Aluna karena ingin melindunginya?" Tanya Flora tak percaya. "Aaaaaakkkk!!! Gak nyangka banget Pak Gevan yang super galak kaya siluman raja rimba ternyata bisa seromantis ituuuh!" Seru Flora sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi dengan mata berbinar-binar. Adam menatap gadis berambut ikal merah panjang yang dikuncir satu di depannya itu dengan tatapan datar. "Ck. Itu sih bukan romantis, Maemunah! Tapi goblok!" Cetusnya nggak ada akhlak. "Cari penyakit namanya, menikahi wanita yang sudah jelas punya anak dari cowok lain!" Dengus Ada. kasar. Hah. Untung saja dulu ia mundur teratur untuk mendapatkan Aluna saat Gevan mengancamnya. Dan sekarang Adam benar-benar berterima kasih pada temannya itu, karena sudah bisa dipastikan ia tidak akan bisa seperti Gevan yang
Adam menggeram kesal karena kegiatan menyenangkannya terganggu akibat suara dering ponselnya yang berbunyi nyaring. Masalahnya bunyi itu bukanlah dering ponsel biasa, melainkan nada khusus yang memang sengaja ia setel khusus untuk panggilan dari Gevan. Dan jika Gevan sengaja meneleponnya di tengah honeymoon dengan istrinya, pastilah ada sesuatu yang sangat urgent. Adam sangat mengenal Gevan, yang jika sedang dimabuk cinta maka tak ingin ada seorang pun yang mengganggunya. Jadi bisa dipastikan, kalau Gevan saat ini memang membutuhkannya. Damned! Seharusnya Adam segera menyudahi kecupan-kecupan basahnya di leher Flora yang beraroma mawar segar itu, namun reaksi tubuhnya menolak pemikiran akal sehatnya. Hingga akhirnya Flora-lah yang mengakhirinya dengan mendorong kuat bahu Adam, namun lelaki itu sama sekali tidak bergeming dan terus memagut bibir Flora dengan membabi-buta. "Pak Adam! Hhh... Ponselnya... terus berbunyi..." Ucapnya dengan napas yang terengah. Flora menjauhka
Selama di perjalanan kembali menuju kantor, Flora hanya duduk dalam diam. Ia masih benar-benar kesal karena Adam telah menciumnya meskipun melalui virtual, ditambah lagi dengan seenaknya lelaki itu mengatakan kalau mereka telah berpacaran. Hah, mengingat yang telah terjadi benar-benar membuat Flora gusar! Perasaan Flora pun sangat berbanding terbalik dengan lelaki yang berada di sebelahnya, Adam James Wrighton. Suasana hati lelaki itu sepertinya sedang gembira, dilihat dari senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya dan siulan pelannya yang terdengar sangat menyebalkan bagi Flora. Bahkan ketika mereka telah sampai di gedung Samudra Corp., Flora masih saja tetap diam dan menekuk wajahnya. "ADAAM!" Flora mengernyitkan keningnya dalam-dalam, saat melihat sesosok wanita seksi berambut ikal panjang yang barusan memanggil Pak Adam telah ikut masuk ke dalam lift VIP, tepat ketika pintu lift hampir menutup. "Hei, handsome." Seuntai senyum cantik pun terurai dari bibir berli
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.